Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Identitas Klien
Status Kesehatan
Saat ini klien merasa nyeri pada persendian pada lutut, nyeri dirasa saat klien duduk
dian, namun rasa nyeri hilang saat klien beraktifitas, rasa nyeri seperti kaku pada
daerah persenduan dengan skala nyeri sedang dan dirasa hilang timbul tidak pasti.
Riwayat alergi
Riwayat penyakit
Pada saat muda klien sering pingsan karena sakit perut, klien juga sering terjatuh.
Pada tahun 2007 klien pernah melakukan operasi untuk menaikan ginjal klien,
karena turunya ginjal klien dari posisi sesungguhnya
Kebiasaan
Klien mengatakn klien tidak memiliki kebiasaan merokok, minum kopi, minum
alcohol, dan makan obat tidur
Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada masalah kesehatan seperti kanker, DM, penyakit
jantung, epilepsi, dll
Keterangan :
: Suami (meninggal)
: Pasien
Tinjauan Sistem
Keadaan umum
Keadaan Ny. F tampak sehatdan bugar dan tampak memegangi kaki kanannya
sesekali. Kesadaran Compos Mentis.
Intergumen
a. Inspeksi
Kebersihan baik, kulit klien terlihat keriput, turgor kulit lembab hangat
berwarna kuning langsat, tidak ada kelainan dan masalah keperawatan
b. Palpasi
Kepala
Bentuk kepala tampak bulat, tidak ada lesi dan benjolan, rambut tampak beruban,
rambut lurus. Penyebaran tidak merata.
Mata
Klien menggunakan kaca mata, Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
pupil isokhor, mata klien tampak sering berair, pergerakan bola mata simetris.
Klien dapat membaca hanya dalam jarak 30 cm.
Telinga
Bentuk telinga simetris, pendengaran baik di periksa dengan detik jam, secret,
serumen, benda asing tidak ada.
Keadaan bibir lembat, keadaan gigi dan gusi bersih, bau mulut, stomatitis tidak
ada, gigi klien tidak lengkap.
Leher
Tidak teraba ada pembesaran kelenjar getah bening.
Payudara
Sistem pernafasan
Inspeksi
Bentuk thoraxs normal 2:1, pernafasan 20 x/I tidak ada kesulitan bernafas
tidak ada usaha dengan menggunakan otot bantu pernafasan, tidak ada
pernafasan cuping hidung. Tidak terdapat sianosis pada bibir dan keadaan
kuku normal.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, pengambangan dada simetris premitus taktil .
Perkusi
Tidak terdapat odema, bunyi resonan.
Auskultasi
Tidak terdapat suara tambahan, bunyi jantung normal (lub-dub), tidak ada
masalah keperawatan
Sistem kardiovaskular
Perkusi
Auskultasi
Irama jantung terdengar regular TD 110/70 mmHg
Sistem gastrointestinal
Inspeksi
Perut buncit umbilicus tidak menonjol tidak terlihat benjolan masa
Auskultasi
Peristaltik usus 8x/menit normalnya 5-25x/m
Palpasi
Nyeri tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites
tidak ada
Sistem urinaria
Ny. F BAK dengan frekuensi tidak tentu ± setiap 6-8jam sekali, pada wktu mlm
klien sering terbangun untuk BAK ± 2-3 kali, klien mengatakn klien mampu
menahan BAK selama klien inginkan tidak sakit saat BAK dan lancar. Klien
mengatakan pernah mengalami kesulitan untuk defekasi karena sering menahan
untuk untuk defekasi.
Sistem genetoreproduksi
Klien mengatakan klien tidak memiliki anak, klien pernah mengandung namun
pada usia kehamilan 2 bulan klien mengalami keguguran, klien juga mengatakan
menurut pemeriksaan dokter suami klien difonis mandul
Sistem muskulosceletal
Kedua kaki dan tangan Ny. F tampak sejajar dan sama besar dan panjang, tampak
adanya scoliosis. Kemampuan mengubah posisi baik, pergerakan kedua tangan
dan kaik baik, kekuatan otot baik, tetapi kaki kanan dan persendian klien sering
merasa linu dan kesemutan.
Sistem syaraf pusat
Tidak ada cedera kepala, tidak ada peningkatan TIK, tidak memiliki riwayat
kejang
Sistem endokrin
Ny. F mengatakan tidak mempunyai penyakit gula dan gondok.
2. Barthel index
No Kegiatan Dengan Mandiri
. Bantuan
1. Makan/Minum 0 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat 0 15
tidur/sebaliknya
3. Kebersihan diri (cuci muka, gosok gigi, 0 5
menyisir rambut)
4 Keluara masuk kamar mandi (menyeka 0 10
tubuh, menyiram, mencuci baju)
5. Mandi 0 15
6. Jalan-jalan di permukaan datar 0 5
7. Naik turun tangga 0 10
8. Memakai baju 0 10
9. Kontrol BAK 0 10
10. Kontrol BAB 0 10
Jumlah 0 100
Kesimpulan:
Jumlah skor 100 = mandiri
Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Ds : Nyeri kronik ketunadayaan fisik (artritis)
P : Saat ini klien merasa
nyeri pada persendian
Q : Nyeri dirasa saat klien
duduk diam, namun
rasa nyeri hilang saat
klien beraktifitas
Data Masalah Etiologi
R : Rasa nyeri seperti kaku
pada daerah
persendian
S : Dengan skala nyeri
sedang
T : Dirasa hilang timbul
tidak pasti.
Do :
Klien terlihat
memegangi kakinya
sesekali
Bentuk tulang klien
scoliosis
Klien terlihat
meringis
Ds :
Klien mengatakan klien Gangguan pola tidur insomnia dalam waktu lama,
mengalami sesulitan terbangun lebih awal dan
tidur penurunan kemampuan
klien merasa gelisah fungsi yng ditandai dengan
dan memikirkan bayak penuaan perubahan pola tidur
masalan dan cemas
klien mengatakan ini
sudah terjadi lebih dari
satu kali dalam sebulan
klien mengatakan bila
tidak bisa tidur klien
memilih untuk
membaca doa-doa
Do :
klien terlihat tidur siang
klien tampak
mengantuk di pagi hari.
Intervensi
No. Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri kronik berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pain Management
dengan ketunadayaan fisik keperawatan selama 3 × 24 jam Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
atau psikososial kronis pasien diharapkan nyeri hilang lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
(misalnya, kanker dengan criteria : presipitasi
metastasis, cedera Kontrol nyeri Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan
neurologis dan artritis) Mengenali faktor penyebab teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
Mengenali onset (lamanya nyeri pasien
sakit) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Menggunakan metode Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
pencegahan Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Menggunakan metode Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
nonanalgetik untuk Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
mengurangi nyeri Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
Menggunakan analgetik nyeri tidak berhasil
sesuai kebutuhan Analgesic Administration
Mengenali gejala-gejala Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
nyeri pemberian obat
Mencatat pengalaman nyeri Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
sebelumnya Cek riwayat alergi
Melaporkan nyeri sudah terkontrol Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
No. Diagnosa NOC NIC
Tingkatan nyeri ketika pemberian lebih dari satu
Melaporkan adanya nyeri Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
frekuensi nyeri dan panjangnya Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
episode nyeri Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
ekspresi nyeri pada wajah Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
kurangnya istirahat
ketegangan otot
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Tidur
berhubungan dengan keperawatan selama 3 × 24 jam Tetapkan pola kegiatan dan tidur pasien
insomnia dalam waktu pasien diharapkan dapat Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
lama, terbangun lebih awal memperbaiki pola tidurnya dengan Jelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress fisik
atau terlambat bangun dan criteria : Bantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum
penurunan kemampuan Mengatur jumlah jam jam tidurnya
fungsi yng ditandai dengan tidurnya
penuaan perubahan pola Tidur secara rutin
tidur dan cemas Miningkatkan pola tidur
Meningkatkan kualitas tidur
Tidak ada gangguan tidur
Planning:
Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
Lanjutkan Intervensi:
Memonitor pola tidur pasien dan jumlah jam
tidurnya
Membantu pasien untuk menghilangkan situasi
stress sebelum jam tidurnya (saat tidur siang)
Menetapkan pola kegiatan dan tidur pasien
3. 20-11-2012 Manajement Pain Subjektif:
08.00 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif Klien mengatakan masih merasakan nyeri di
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas bagian lutut, munculnya nyeri setelah
dan faktor presipitasi beraktifitas (senam pagi). Saat aktifitas nyeri
08.05 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan tidak dirasakan, tetapi saat duduk baru nyeri
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk dirasakan, bila dibawa istirahat (tidur) nyeri
mengetahui pengalaman nyeri pasien berkurang.
08.06 Mengajarkan tentang manjemen nyeri : Kompres hangat.
Klien mengatajakan nyeri dirasakan skala 6
(mempraktekkan secara langsung kepada pasien)
(sedang), munculnya nyeri tidak pasti.
11.30 Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
12.00 Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri Klien mengatakan mengerti cara mengurangi
nyeri dengan cara kompres air hangat.
Objektif:
Klien tampak memegang lututnya dan meringis
nyeri.
Objektif:
Klien tampak memegang lututnya dan meringis
nyeri.
Dalam bab ini penulis membahas masalah yang dijumpai selama melaksanakan Asuhan
Keperawatan Pada Klien Ny. F Dengan Diagnosa Medis rematoid arthritis di wisma bougenfil
PSTW Budi luhur
Penulis memberikan Asuhan Keperawatan pada klien selama 3 hari sejak 19 November
2012 sampai 21 November 2012 dimana penulis menggunakan metode pendekatan proses
keperawatan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah keperawatan.
Pengkajian
Identitas Klien.
Pada tinjauan teori dan kasus yang perlu dikaji dari identitas klien adalah nama,
jenis kelamin, pendidikan, umur, suku status, pekerjaan, alamat, agama, tanggal masuk
rumah sakit, ruangan, kamar klien, nomor register, dan penanggung jawab dalam
perawatan. Hal ini berguna agar Asuhan Keperawatan yang tepat dapat dilakukan sesuai
dengan individu yang bersangkutan.
Semua data diatas merupakan indikator penting bagi klien yang mengalami
masalah sistem neorologi, yang merupakan penyebab kematian utama
Pada kasus usia, jenis kelamin dan suku juga sangat mempengaruhi karena
semakin tua usia seseorang resiko mengidap suatu penyakit semakin tinggi pula, jenis
kelamin dan suku juga sangat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Sehingga dapat kita
ketahui seberapa besar klien beresiko mengidap suatu penyakit
Keluhan Utama.
Keluhan utama yang muncul pada klien dengang rematik kami temukan pada hari
adalah nyeri dan gangguan tidur
Pemeriksaan Fisik.
Pada pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe. Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui status kesehatan klien dan dapat membuat rencana tindakan keperawatan
serta melaksanakannya dengan tepat.
Pada pemeriksaan fisik di tinjauan kasus adanya, nyeri klien mengeluh nyeri pada
persendian kedua lututnya
Pengkajian Depresi
Pada tinjuan kasus ditemukan klien mengalami depresi sedang, klien
sering merasa kosong dn bosan, tidak memiliki harapan untuk hidupnya kesepan, klien
hanya berharap dapat meninggal dalam khusnul khotimah
Diagnosa Keperawatan.
Pada tinjauan teoritis diagnose yg mungkin muncul adalah
Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi dan penurunan
integritas tulang
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan
energi, ketidakseimbangan mobilitas.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama, terbangun lebih
awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi yng ditandai dengan
penuaan perubahan pola tidur dan cemas
Pada tinjauan kasus penulis menemukan tiga diagnosa keperawatan yang muncul
yaitu :
Perencanaan Keperawatan
Dalam tinjauan teoritis perencanaan keperawatan ditujukan pada setiap masalah yang
muncul, sedangkan pada kasus penulis menambahkan jangka waktu pencapaian tujuan. Hal
ini juga penting untuk mengevaluasi tindakan yang diberikan pada klien untuk mengetahui
perkembangan status kesehatan klien. Perencanan dari tidakan yang di fokuskan adalah pada
masalah nyeri agar nyeri tidak mengakibatkan gangguan mobilisasi pada klien dan gangguan
pola tidur klien agar klien memperoleh waktu istirahat yang berkualitas.
Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap ini sangat diperlukan pendekatan dengan klien, kerja sama sangat
diperlukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi. Tindakan yang dilakukan
disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah
yang dirasakan saat ini berdasarkan prioritas masalah dan diagnose yang ditegakkan yaitu
nyeri berhubungan dengan ketunadayaan fisik dan gangguan pola tidur berhubungan dengan
insomnia. Penatalaksaanan dapat berjalan lancar karena klien mau diajak bekerja sama klien
mampu melakukan manajemen nyeri dan mengerti pentingnya istirahat tidur dan berusaha
untuk menghilangkan situasi stress. Namun kelompok mengalami kesulitan dalam
penanganan depresi klien
Evaluasi
Evaluasi merupakan pencapaian tujuan dari proses keperawatan dimana penulis
melakukan evaluasi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan pada tujuan dan hanya
dilakukan pada masalah yang terdapat pada kasus. Penulis melakukan evaluasi setiap hari
pada catatan perkembangan agar lebih efektif dalam mengevaluasi perkembangan yang
terjadi pada klien.
Pada hari pertama hingga hari ketiga intervensi, klien masih merasakan adanya nyeri
namun rasa nyeri masih dapat terkontrol rasa nyeri tersebut juga timbul sewaktu- waktu tidak
secara terus menerus. Gangguan pola tidur klien berangsur-angsur hilang namun belum
sepenuhnya klien masih sulit tertidur namun dalam rentang waktu yang lebih sedikit
Jurnal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Armi Kurnia Tarbiyati Dan Soewadi, Sumarni di
kecamatan mergangsan yogyakarta pada tahun 2004 dengan judul hubungan antara insomnia
dan depresi pada lanjut usia di kecamatan mergangsan Yogyakarta, terdapat pengaruh antara
terjadinya depresi pada lansia terhadap insomnia, begitu juga yang terjadi pada klien kami
Ny. F menurut hasil pengajian skala depresi klien mengalami depresi sedang,dan kesulitan
untuk tidur (insomnia) klien merasa, tidak memiliki harapan hidup kedepan, klien juga
merasa kosong, klian sering memikirkan masalah dalam keluarganya sebelum klien tidur,
klien juga sering terbangun dimalah hari namun sulit untuk tidur lagi.
Proses menjadi lansia akan membawa perubahan pola tidur. Gangguan yang sering
dijumpai pada lansia adalah insomnia. Sepertiga dari populasi yang lebih tua dari 65 tahun
mengalami insomnia.
Penelitian oleh Suryo 2003 menyatakan bahwa dibandingkan dengan cemas dan nyeri
maka kejadian depresi pada lansia dengan insomnia adalah yang terbanyak. Marchia
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat depresi semakin besar kemungkinan mengalami
insomnia.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Sumirta tahun 2008 tentang
hubungan antara aktifitas fisik dengan depresi pada lansia dipanti pelayanan lanjut usia wana
seraya denpasar hal ini bertolak belakang dengan klien kami Ny F. Ny F masih dapat
melakukan aktifitas secara mandiri dan dapat beraktifitas secara normal bebas tanta adanya
masalah pada mobilisasi klien, hasil studi yang dilakukan oleh I Nengah Sumarti tahun 2008
dan Bondan tahun 2005 yang menyatakan keterbatasan melakukan aktifitas dapat
menyebabkan depresi, depresi juga dapat menyebabkan disabilitas fisik. Namun berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Ariawan tahun 2000 faktor factor yang dapat menimbulkan
depresi pada lansia adalah stress psikologi, keterbatasan melakukan ADL dan aktifitas
kegiatan instrument setiap hari Dan klien kami Ny F mengalami gangguan depresi
dikarenakan masalah psikologi
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan rematoid astritis maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kesenjangan antara teori dan kasus pada
pengakajian tidak ditemukan semua tanda dan gejala hanya beberapa yaitu nyeri kronis
berhubungan dengan krtunadayaan fisik (artritis) dan gangguan pola tidur berhubungan
dengan insomnia
Pada penatalaksanaan yang terjadi dilapangan klien Ny. F kooperatif dan mau diajak
bekerja sama sehingga memudahkan proses keperawatan
Saran.
Berdasarkan hasil penerapan kasus yang telah dilakukan pada klien, maka penulis
memberikan beberapa saran yang kiranya berguna bagi kita semua untuk perbaikan dimasa
yang akan datang.
Untuk klien
Klien hendaknya tidak memikirkan permasalahan- permasalahan yang dapat mengganggu
kesehatanya
Klien hendaknya lebih memiliki harapan dan menghilangkan rasa kosong yang ada
didalam diri klien.
Klien hendaknya terus melatih kekuatan seluruh otot ekstrimitasnya dan beraktifitas
secara normal dan istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan klien
DAFTAR PUSTAKA
Gloria, M.B. (2004). Nursing Intervention Classification. America: Mosby Elsevier.
Herdman, T.H. (2009). NANDA International Nursing Diagnoses: Defenitions and Classification
edition 2009-2011. United Kingdom: Willey Blackwell.
http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-oa/, diakses 17
Oktober 2011
http://www.slideshare.net/sibermedik/osteoartritis-2809824, diakses 17 Oktober 2011
http://mukipartono.com/osteoartritis/ diakses 17 Oktober 2011
Lueckenotte, A.G. (1996). Gerontologic Nursing. America: Mosby.
Masjoer, A, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran (edisi ketiga). Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Media Aesculapius.
Moorhead. (2004). Nursing Outcomes Classification (fourth edition). America: Mosby Elsevier
Purwoastuti, E. (2009). Waspadai Gangguan Rematik. Yogyakarta: Kanisius.
Wiyayakusuma, H. (2007). Atasi Rematik dan Asam Urat Ala Hembing. Jakarta: Puspa Swara.