Vous êtes sur la page 1sur 32

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Identitas Klien

Nama : Ny. F Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 67 tahun Suku : Jawa

Alamat : Suronatan Agama : Islam

Pendidikan : SMA Statua perkawinan : Janda

Tgl masuk panti: 7 November 2012 Tanggal pengkajian : 17 November 2012

Status Kesehatan

Saat ini klien merasa nyeri pada persendian pada lutut, nyeri dirasa saat klien duduk
dian, namun rasa nyeri hilang saat klien beraktifitas, rasa nyeri seperti kaku pada
daerah persenduan dengan skala nyeri sedang dan dirasa hilang timbul tidak pasti.

Riwayat Kesehatan Dahulu

Riwayat alergi

Klien mengatakan, ia tidak ada pantangan / alergi terhadap obat, makanan,


binatang maupun lingkungan.

Riwayat penyakit

Pada saat muda klien sering pingsan karena sakit perut, klien juga sering terjatuh.
Pada tahun 2007 klien pernah melakukan operasi untuk menaikan ginjal klien,
karena turunya ginjal klien dari posisi sesungguhnya

Kebiasaan

Klien mengatakn klien tidak memiliki kebiasaan merokok, minum kopi, minum
alcohol, dan makan obat tidur
Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga klien tidak ada masalah kesehatan seperti kanker, DM, penyakit
jantung, epilepsi, dll

Keterangan :

: Anggota keluarga laki-laki yang meninggal

: Anggota keluarga perempuan yang meninggal

: Suami (meninggal)

: Pasien
Tinjauan Sistem

Keadaan umum

Keadaan Ny. F tampak sehatdan bugar dan tampak memegangi kaki kanannya
sesekali. Kesadaran Compos Mentis.

Intergumen

a. Inspeksi

Kebersihan baik, kulit klien terlihat keriput, turgor kulit lembab hangat
berwarna kuning langsat, tidak ada kelainan dan masalah keperawatan

b. Palpasi

Turgor kulit elastic, tidak terdapat edema

Kepala

Bentuk kepala tampak bulat, tidak ada lesi dan benjolan, rambut tampak beruban,
rambut lurus. Penyebaran tidak merata.

Mata

Klien menggunakan kaca mata, Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
pupil isokhor, mata klien tampak sering berair, pergerakan bola mata simetris.
Klien dapat membaca hanya dalam jarak 30 cm.

Telinga
Bentuk telinga simetris, pendengaran baik di periksa dengan detik jam, secret,
serumen, benda asing tidak ada.

Mulut dan tenggorokan

Keadaan bibir lembat, keadaan gigi dan gusi bersih, bau mulut, stomatitis tidak
ada, gigi klien tidak lengkap.

Leher
Tidak teraba ada pembesaran kelenjar getah bening.

Payudara

Tidak ada masalah

Sistem pernafasan
Inspeksi

Bentuk thoraxs normal 2:1, pernafasan 20 x/I tidak ada kesulitan bernafas
tidak ada usaha dengan menggunakan otot bantu pernafasan, tidak ada
pernafasan cuping hidung. Tidak terdapat sianosis pada bibir dan keadaan
kuku normal.

Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, pengambangan dada simetris premitus taktil .

Perkusi
Tidak terdapat odema, bunyi resonan.
Auskultasi
Tidak terdapat suara tambahan, bunyi jantung normal (lub-dub), tidak ada
masalah keperawatan
Sistem kardiovaskular
Perkusi

Perkusi jantung terdengar pekak.

Auskultasi
Irama jantung terdengar regular TD 110/70 mmHg
Sistem gastrointestinal
Inspeksi
Perut buncit umbilicus tidak menonjol tidak terlihat benjolan masa

Auskultasi
Peristaltik usus 8x/menit normalnya 5-25x/m

Palpasi
Nyeri tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites
tidak ada
Sistem urinaria
Ny. F BAK dengan frekuensi tidak tentu ± setiap 6-8jam sekali, pada wktu mlm

klien sering terbangun untuk BAK ± 2-3 kali, klien mengatakn klien mampu
menahan BAK selama klien inginkan tidak sakit saat BAK dan lancar. Klien
mengatakan pernah mengalami kesulitan untuk defekasi karena sering menahan
untuk untuk defekasi.
Sistem genetoreproduksi
Klien mengatakan klien tidak memiliki anak, klien pernah mengandung namun
pada usia kehamilan 2 bulan klien mengalami keguguran, klien juga mengatakan
menurut pemeriksaan dokter suami klien difonis mandul
Sistem muskulosceletal
Kedua kaki dan tangan Ny. F tampak sejajar dan sama besar dan panjang, tampak
adanya scoliosis. Kemampuan mengubah posisi baik, pergerakan kedua tangan
dan kaik baik, kekuatan otot baik, tetapi kaki kanan dan persendian klien sering
merasa linu dan kesemutan.
Sistem syaraf pusat
Tidak ada cedera kepala, tidak ada peningkatan TIK, tidak memiliki riwayat
kejang
Sistem endokrin
Ny. F mengatakan tidak mempunyai penyakit gula dan gondok.

Pengkajian Psikososial & Spiritual


Psikososial
Ny. F mengatakan dapat bersosialisasi dengan penghuni panti yang lainnya.
Emosional
Status emosi Ny. F stabil dan kooperatif saat diajak bicara, sikap klien terhadap
penghuni panti lainnya baik. Klien mengatakan klien mrngalami sesulitan tidur,
klien merasa gelisah dan memikirkan bayak masalah, klien mengatakan ini sudah
terjadi lebih dari satu kali dalam sebulan, bila tidak bisa tidur klien memilih untuk
membaca doa-doa
Spiritual
Ny. F beragama Islam, dan mengatakan selalu menjalankan ibadah sholat lima
waktu. Selain itu juga mengikuti bimbangan rohani dan seluruh kegiatan yang
diadakan di panti. Harapan klien meninggal dengan khusnul khotimah
Pengkajian Depresi
Inventaris Depresi Beck
Kesedihan : klien merasa sedih
Pesimisme : klien merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan, klien
mengatakan “bila sudah tinggal dipanti ya sudah tidak pnya masa depan “
Rasa kegagalan : klien merasa benar-benar gagal sebagai seorang perempuan karena
klien tidak mempunyai keturunan
Ketidakpuasan : klien mengatakan tidak puas dengan segalanya, klien mengatakan
sudah melalukan yang terbaik tetapi balasan orang dan keluarga saya tidak sebanding
Rasa bersalah : klien tidak merasa benar benar bersalah
Tidak menyukai diri sendiri : klien tidak merasa kecewa dengan dirinya sendiri
Membahayakan diri sendiri : klien tidak punya pikiran-pikiran yang membahagiakan
diri sendiri
Menarik diri dari soaial : klien tidak kehilangan minat pada orang lain
Keragu-raguan : klien membuat keputusan dengan baik
Perubahan gambaran diri : klien tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari
sebelumnya
Kesulitan diri : klien dapat bekerja sebaik sebelumnya
Keletihan : klien lelah lebid dari biasanya
Anoreksia : nafsu makan klien tidak buruk dari biasanya
Jumlah : 10 Depresi sedang
Skala Depresi Geriatrik (YESAVAGE)
Pada dasarnya klien tidak puas dengan kehidupanya
Klien merasa telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau kesenanganya
Klien merasa bahwa hidup klien kosong
Klien sering merasa bosan
Klien pnya semangat yang baik setiap saat
Klien takut sesuatu yang buruk akan terjadi padanya
Klien merasa bahagia disebagian besar hidup klien
Klien tidak merasa tidak berdaya
Klien tidak lebih senang tinggal dirumah daripada pergi keluar dan mengerjakan
sesuatu yang baru
Klien tidak merasa memiliki masalah dengan daya ingat dibanding kebanyakan orang
Klien berfikir bahwa hidup klien sekarang ini menyenangkan
Klien tidak merasa tidak berharga
Klien merasa penuh semangat
Klien merasa bahwa keadaan klien tidak memiliki harapan
Pengkajian Fungsional Klien
Katz index
Bantuan
No. Kegiatan Mandiri Bantuan Penuh
Sebagian
1. Mandi V
2. Berpakaian V
3. Ke Kamar Kecil V
4. Berpindah V
Tempat
5. BAK/BAB V
6. Makan/Minum V
Ny. F dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan, atau
bantuan aktif dari orang lain.

2. Barthel index
No Kegiatan Dengan Mandiri
. Bantuan
1. Makan/Minum 0 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat 0 15
tidur/sebaliknya
3. Kebersihan diri (cuci muka, gosok gigi, 0 5
menyisir rambut)
4 Keluara masuk kamar mandi (menyeka 0 10
tubuh, menyiram, mencuci baju)
5. Mandi 0 15
6. Jalan-jalan di permukaan datar 0 5
7. Naik turun tangga 0 10
8. Memakai baju 0 10
9. Kontrol BAK 0 10
10. Kontrol BAB 0 10
Jumlah 0 100
Kesimpulan:
Jumlah skor 100 = mandiri

Pengkajian Status Mental


Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)
Bena Salah No. Pertanyaan
r
√ 1. Tanggal berapa hari ini?
√ 2. Hari apa sekarang?
√ 3. Apa nama tempat ini?
√ 4. Dimana alamat anda?
√ 5. Berapa umur anda?
√ 6. Kapan anda lahir?
√ 7. Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 9. Siapa nama ibu anda?
√ 10. Kurangi 3 dari 20 & tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara berurutan
10 Jumlah
Total Skor: 10 Fungsi intelektual tubuh

Pengkajian Aspek Kognitif Dari Fungsi Mental


No. Aspek Nilai Nilai Klien Kriteria
Kognitif Maksimal
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
Negara Indonesia
Propinsi Jabar
Kota Bogor
Panti
2. Registrasi 5 5 Pemeriksa mengatakan nama 3
No. Aspek Nilai Nilai Klien Kriteria
Kognitif Maksimal
objek selama 1 detik kemudian
klien mengulang nama objek
tersebut
kursi
meja
buku
3. Perhatian 5 5 Minta klien untuk memulai dari
& angka 100 kemudian dikurangi 7
Kalkulasi sampai 5 tahap
100
93
86
79
72
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk menyebutkan
atau mengulang ketiga objek
pada no.2
kursi
meja
buku
5. Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu
benda (2 objek) tanyakan
namanya!
Objek sepatu
Objek sandal
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut:
Ambil kertas di tangan anda
Lipat dua
Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai 1)
No. Aspek Nilai Nilai Klien Kriteria
Kognitif Maksimal
Tutup mata anda
Perintahkan pada klien menilai
satu kalimat dan menyalin
gambar:
Tulis satu kalimat
Menyalin gambar
Total Nilai 30
Interpretasi hasil :
Nilai >23 = aspek kognitif dari fungsi mental baik
Pengkajian Skala Resiko Dekubitus
Pengkajian skala resiko dekubitus menurut Braden
Persepsi sensori : tidak terbatas
Kelembapan : jarang lembab
Aktifitas : jalan keluar ruang
Mobilisasi : tidak terbatas
Nutrisi : sempurna
Gesekan dan cubitan : tidak ada masalah. Total skor : 23
Pengkajian skala resiko dekubitus menurut Norton
Kondisi fisik : baik
Kesadaran : CM
Aktifitas : mandiri
Mobilitas bebas
Inkontenensia : tidak ada
Total skor : 20
Pengkajian Resiko jatuh
Postural Hipotensi
Tidur : 110/70 mmHg
Duduk : 110/70 mmHg
Berdiri : 110/70 mmHg
Fungsional reach (FR) test
Klien mampu berdiri condong selama satu menit dengan jarak 5 inchi
The timed up and go (TUG) test
Klien mampu berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah, kembali ke kursi,
mengangkat satu kaki setinggi langkah dan duduk kembali
Ukuran waktu dalam detik : > 10 detik mobilisasi bebas

Factor resiko jatuh akibat mobilisasi


Keterangan Kriteria Skore
Usia 60-70 tahun V
> 70
Status mental * Binggung terus menerus
Kadang kadang binggung
Penurunan tingkat kooperatif
Riwayat jatuh 1-2 kali
Berulang
dalam 1 bulan
Pakai kateter/ ostomi
Kebutuhan eliminasi
Incontinensia
Gangguan
penglihatan *
Mobilisasi Tidur berbaring di tempat tidur/ duduk dikursi
Gaya berjalan, melangkah lebar
Kehilangan keseimbangan berdiri dan berjalan
*
Penurunan koordinasi otak
Kesukaran berjalan, sempoyongan
Menggunakan alat bantu : kruk, walker
Obat beresiko Menggunakan 1 obat
Hospitalisasi 3 hari dirawat sejak masuk/ dirujuk
2 hari pembedahan atau melahirkan
Persiapan alat IV line
Therapy anti embolitik
Total skore : 1

Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Ds : Nyeri kronik ketunadayaan fisik (artritis)
P : Saat ini klien merasa
nyeri pada persendian
Q : Nyeri dirasa saat klien
duduk diam, namun
rasa nyeri hilang saat
klien beraktifitas
Data Masalah Etiologi
R : Rasa nyeri seperti kaku
pada daerah
persendian
S : Dengan skala nyeri
sedang
T : Dirasa hilang timbul
tidak pasti.
Do :
Klien terlihat
memegangi kakinya
sesekali
Bentuk tulang klien
scoliosis
Klien terlihat
meringis
Ds :
Klien mengatakan klien Gangguan pola tidur insomnia dalam waktu lama,
mengalami sesulitan terbangun lebih awal dan
tidur penurunan kemampuan
klien merasa gelisah fungsi yng ditandai dengan
dan memikirkan bayak penuaan perubahan pola tidur
masalan dan cemas
klien mengatakan ini
sudah terjadi lebih dari
satu kali dalam sebulan
klien mengatakan bila
tidak bisa tidur klien
memilih untuk
membaca doa-doa
Do :
klien terlihat tidur siang
klien tampak
mengantuk di pagi hari.
Intervensi
No. Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri kronik berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pain Management
dengan ketunadayaan fisik keperawatan selama 3 × 24 jam Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
atau psikososial kronis pasien diharapkan nyeri hilang lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
(misalnya, kanker dengan criteria : presipitasi
metastasis, cedera Kontrol nyeri Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan
neurologis dan artritis) Mengenali faktor penyebab teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
Mengenali onset (lamanya nyeri pasien
sakit) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Menggunakan metode Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
pencegahan Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Menggunakan metode Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
nonanalgetik untuk Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
mengurangi nyeri Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
Menggunakan analgetik nyeri tidak berhasil
sesuai kebutuhan Analgesic Administration
Mengenali gejala-gejala Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
nyeri pemberian obat
Mencatat pengalaman nyeri Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
sebelumnya Cek riwayat alergi
Melaporkan nyeri sudah terkontrol Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
No. Diagnosa NOC NIC
Tingkatan nyeri ketika pemberian lebih dari satu
Melaporkan adanya nyeri Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
frekuensi nyeri dan panjangnya Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
episode nyeri Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
ekspresi nyeri pada wajah Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
kurangnya istirahat
ketegangan otot
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Tidur
berhubungan dengan keperawatan selama 3 × 24 jam Tetapkan pola kegiatan dan tidur pasien
insomnia dalam waktu pasien diharapkan dapat Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
lama, terbangun lebih awal memperbaiki pola tidurnya dengan Jelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress fisik
atau terlambat bangun dan criteria : Bantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum
penurunan kemampuan Mengatur jumlah jam jam tidurnya
fungsi yng ditandai dengan tidurnya
penuaan perubahan pola Tidur secara rutin
tidur dan cemas Miningkatkan pola tidur
Meningkatkan kualitas tidur
Tidak ada gangguan tidur

3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
1. 19-11-2012 Pain Management Subjektif:
09.45 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif Klien mengatakan masih merasakan nyeri di
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas bagian lutut, munculnya nyeri biasanya setelah
dan faktor presipitasi beraktifitas. Saat aktifitas nyeri tidak dirasakan,
09.50 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan tetapi saat duduk baru nyeri dirasakan, bila
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk dibawa istirahat (tidur) nyeri berkurang.
mengetahui pengalaman nyeri pasien Klien mengatajakan nyeri dirasakan skala 6
09.53 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan (sedang), munculnya nyeri tidak pasti.
intervensi Klien mengatakan mengerti cara mengurangi
09.55 Mengajarkan tentang manjemen nyeri : kompres hangat. nyeri dengan cara kompres air hangat.
11.20 Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri Objektif:
13.45 Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri Klien tampak memegang lututnya dan meringis
nyeri.
Klien tampak mengerti menajemen nyeri
(kompres hangat) yang diajarkan oleh perawat.
Klien tampak belum bisa mengontrol nyeri dan
belum bisa melakukan manejemen nyeri yang
diajarkan perawat.
Asasment:
Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
Masalah nyeri belum teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
Melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Mengajarkan tentang manjemen nyeri :
Kompres hangat.
Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
2. 19-11-2012 Peningkatan Tiidur Subjektif:
Menetapkan pola kegiatan dan tidur pasien Klien mengatakan biasanya tidur siang setelah
Memonitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya shalat zuhur dan bangunnya kadang-kadang
Menjelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress sebelum shalat asyar.
fisik Klien mengatakan saat tidur malam hanya 3 - 4
Membantu pasien untuk menghilangkan situasi stress jam, sering terbangun saat malam (biasanya
Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
sebelum jam tidurnya (saat tidur siang) BAK, sahalat tahajut, membaca AL_Qur’an)
dan susah untuk tidur lagi.
Klien mengatakan sulit untuk tidak memikirkan
masalah yang dialaminya (memikirkan keluarga
yang tidak sesuai dengan harapan klien).
Sehingga hal tersebut membuatnya terbangun
saat tidur dan sulit untuk tidur lagi.
Klien mengatakan mengerti pentingnya tidur
yang cukup untuk kesehatan tubuh.
Objektif:
Klien sudah memiliki jadwal harian.
Klien tampak tidur saat jam 12.43
Klien tampak mengerti dengan penjelasan
perawat tentang pentingnya pola tidur yang
cukup.
Assesment:
Masalah Gangguan pola tidur teratasi sebagian.

Planning:
Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
Lanjutkan Intervensi:
Memonitor pola tidur pasien dan jumlah jam
tidurnya
Membantu pasien untuk menghilangkan situasi
stress sebelum jam tidurnya (saat tidur siang)
Menetapkan pola kegiatan dan tidur pasien
3. 20-11-2012 Manajement Pain Subjektif:
08.00 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif Klien mengatakan masih merasakan nyeri di
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas bagian lutut, munculnya nyeri setelah
dan faktor presipitasi beraktifitas (senam pagi). Saat aktifitas nyeri
08.05 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan tidak dirasakan, tetapi saat duduk baru nyeri
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk dirasakan, bila dibawa istirahat (tidur) nyeri
mengetahui pengalaman nyeri pasien berkurang.
08.06 Mengajarkan tentang manjemen nyeri : Kompres hangat.
Klien mengatajakan nyeri dirasakan skala 6
(mempraktekkan secara langsung kepada pasien)
(sedang), munculnya nyeri tidak pasti.
11.30 Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
12.00 Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri Klien mengatakan mengerti cara mengurangi
nyeri dengan cara kompres air hangat.

Klien mengatakan nyeri berkurang setelah


Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
dilakukan kompres air hangat.

Objektif:
Klien tampak memegang lututnya dan meringis
nyeri.

Klien tampak mengerti menajemen nyeri


(kompres hangat) yang diajarkan oleh perawat.

Klien sudah bisa mengontrol nyeri


Asasment:
Masalah nyeri belum teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
Melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
Mengajarkan tentang manjemen nyeri : Tehnik
distraksi.
Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.
4. 20-11-2012 Peningkatan Tidur Subjektif:
Memonitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya Klien mengatakan biasanya tidur siang setelah
Membantu pasien untuk menghilangkan situasi stress shalat zuhur dan bangunnya kadang-kadang
sebelum jam tidurnya (saat tidur siang) sebelum shalat asyar.
Menetapkan pola kegiatan dan tidur pasien. Klien mengatakan tadi malam tidurnya 4 – 5
Jam, karena sering terbangun saat malam
(biasanya BAK, sahalat tahajut, membaca
AL_Qur’an) dan susah untuk tidur lagi.
Klien mengatakan sulit untuk tidak memikirkan
masalah yang dialaminya (memikirkan keluarga
yang tidak sesuai dengan harapan klien).
Sehingga hal tersebut membuatnya terbangun
saat tidur dan sulit untuk tidur lagi.
Objektif:
Klien tampak mengantuk saat pagi hari
Klien sudah memiliki jadwal harian.
Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
Klien tampak tidur saat jam 13.00
Assesment:
Masalah Gangguan pola tidur teratasi sebagian.
Planning:
Lanjutkan Intervensi:
Memonitor pola tidur pasien dan jumlah
jam tidurnya
Membantu pasien untuk menghilangkan
situasi stress sebelum jam tidurnya (saat
tidur siang)
Menetapkan pola kegiatan dan tidur pasien
5. 21-11-2012 Pain Management Subjektif:
Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif Klien mengatakan masih merasakan nyeri di
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas bagian lutut, munculnya nyeri setelah
dan faktor presipitasi beraktifitas (senam pagi). Saat aktifitas nyeri
Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan tidak dirasakan, tetapi saat duduk baru nyeri
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk dirasakan, bila dibawa istirahat (tidur) nyeri
mengetahui pengalaman nyeri pasien berkurang.
Mengajarkan tentang manjemen nyeri : Kompres hangat.
Klien mengatajakan nyeri dirasakan skala 6
(mempraktekkan secara langsung kepada pasien)
Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri (sedang), munculnya nyeri tidak pasti.
Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.
Klien mengatakan mengerti cara mengurangi
nyeri dengan cara kompres air hangat.

Klien mengatakan nyeri berkurang setelah


dilakukan kompres air hangat.

Objektif:
Klien tampak memegang lututnya dan meringis
nyeri.

Klien tampak mengerti menajemen nyeri


(kompres hangat) yang diajarkan oleh perawat.

Klien sudah bisa mengontrol nyeri


Asasment:
Masalah nyeri belum teratasi
Planning:
Lanjutkan itervensi:
Melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Mengajarkan tentang manjemen nyeri :
Kompres hangat. (mempraktekkan secara
langsung kepada pasien)
Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri.

6. 21-11-2012 Peningkatan Tidur Subjektif:


Memonitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya Klien mengatakan biasanya tidur siang setelah
Membantu pasien untuk menghilangkan situasi stress shalat zuhur dan bangunnya kadang-kadang
sebelum jam tidurnya (saat tidur siang) sebelum shalat asyar.
Menetapkan pola kegiatan dan tidur pasien Klien mengatakan tadi malam tidurnya 4 – 5
Jam, karena sering terbangun saat malam
(biasanya BAK, sahalat tahajut, membaca
AL_Qur’an) dan susah untuk tidur lagi.
Klien mengatakan sulit untuk tidak memikirkan
Tanggal/
No. Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Waktu
masalah yang dialaminya (memikirkan keluarga
yang tidak sesuai dengan harapan klien).
Sehingga hal tersebut membuatnya terbangun
saat tidur dan sulit untuk tidur lagi.
Objektif:
Klien tampak mengantuk saat pagi hari
Klien sudah memiliki jadwal harian.
Klien tampak tidur saat jam 13.00
Assesment:
Masalah Gangguan pola tidur teratasi sebagian.
Planning:
Lanjutkan Intervensi:
Memonitor pola tidur pasien dan jumlah jam
tidurnya
Membantu pasien untuk menghilangkan
situasi stress sebelum jam tidurnya (saat
tidur siang)
Menetapkan pola kegiatan dan tidur pasien
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas masalah yang dijumpai selama melaksanakan Asuhan
Keperawatan Pada Klien Ny. F Dengan Diagnosa Medis rematoid arthritis di wisma bougenfil
PSTW Budi luhur”
Penulis memberikan Asuhan Keperawatan pada klien selama 3 hari sejak 19 November
2012 sampai 21 November 2012 dimana penulis menggunakan metode pendekatan proses
keperawatan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah keperawatan.
Pengkajian
Identitas Klien.
Pada tinjauan teori dan kasus yang perlu dikaji dari identitas klien adalah nama,
jenis kelamin, pendidikan, umur, suku status, pekerjaan, alamat, agama, tanggal masuk
rumah sakit, ruangan, kamar klien, nomor register, dan penanggung jawab dalam
perawatan. Hal ini berguna agar Asuhan Keperawatan yang tepat dapat dilakukan sesuai
dengan individu yang bersangkutan.
Semua data diatas merupakan indikator penting bagi klien yang mengalami
masalah sistem neorologi, yang merupakan penyebab kematian utama
Pada kasus usia, jenis kelamin dan suku juga sangat mempengaruhi karena
semakin tua usia seseorang resiko mengidap suatu penyakit semakin tinggi pula, jenis
kelamin dan suku juga sangat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Sehingga dapat kita
ketahui seberapa besar klien beresiko mengidap suatu penyakit
Keluhan Utama.
Keluhan utama yang muncul pada klien dengang rematik kami temukan pada hari
adalah nyeri dan gangguan tidur
Pemeriksaan Fisik.
Pada pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe. Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui status kesehatan klien dan dapat membuat rencana tindakan keperawatan
serta melaksanakannya dengan tepat.
Pada pemeriksaan fisik di tinjauan kasus adanya, nyeri klien mengeluh nyeri pada
persendian kedua lututnya
Pengkajian Depresi
Pada tinjuan kasus ditemukan klien mengalami depresi sedang, klien
sering merasa kosong dn bosan, tidak memiliki harapan untuk hidupnya kesepan, klien
hanya berharap dapat meninggal dalam khusnul khotimah

Diagnosa Keperawatan.
Pada tinjauan teoritis diagnose yg mungkin muncul adalah

Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi dan penurunan
integritas tulang
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan
energi, ketidakseimbangan mobilitas.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama, terbangun lebih
awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi yng ditandai dengan
penuaan perubahan pola tidur dan cemas
Pada tinjauan kasus penulis menemukan tiga diagnosa keperawatan yang muncul
yaitu :

Nyeri kronis berhubungan dengan ketunadayaan fisik (artritis)


Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama, terbangun
lebih awal dan cemas
Dari perbandingan pada klien dengan stroke ada 5 masalah, akan tetapi pada kasus hanya
terdapat 2 sesuai dengan data yang mendukung untuk di tegakkannya diagnosa keperawatan.

Perencanaan Keperawatan
Dalam tinjauan teoritis perencanaan keperawatan ditujukan pada setiap masalah yang
muncul, sedangkan pada kasus penulis menambahkan jangka waktu pencapaian tujuan. Hal
ini juga penting untuk mengevaluasi tindakan yang diberikan pada klien untuk mengetahui
perkembangan status kesehatan klien. Perencanan dari tidakan yang di fokuskan adalah pada
masalah nyeri agar nyeri tidak mengakibatkan gangguan mobilisasi pada klien dan gangguan
pola tidur klien agar klien memperoleh waktu istirahat yang berkualitas.

Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap ini sangat diperlukan pendekatan dengan klien, kerja sama sangat
diperlukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi. Tindakan yang dilakukan
disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah
yang dirasakan saat ini berdasarkan prioritas masalah dan diagnose yang ditegakkan yaitu
nyeri berhubungan dengan ketunadayaan fisik dan gangguan pola tidur berhubungan dengan
insomnia. Penatalaksaanan dapat berjalan lancar karena klien mau diajak bekerja sama klien
mampu melakukan manajemen nyeri dan mengerti pentingnya istirahat tidur dan berusaha
untuk menghilangkan situasi stress. Namun kelompok mengalami kesulitan dalam
penanganan depresi klien

Evaluasi
Evaluasi merupakan pencapaian tujuan dari proses keperawatan dimana penulis
melakukan evaluasi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan pada tujuan dan hanya
dilakukan pada masalah yang terdapat pada kasus. Penulis melakukan evaluasi setiap hari
pada catatan perkembangan agar lebih efektif dalam mengevaluasi perkembangan yang
terjadi pada klien.

Pada hari pertama hingga hari ketiga intervensi, klien masih merasakan adanya nyeri
namun rasa nyeri masih dapat terkontrol rasa nyeri tersebut juga timbul sewaktu- waktu tidak
secara terus menerus. Gangguan pola tidur klien berangsur-angsur hilang namun belum
sepenuhnya klien masih sulit tertidur namun dalam rentang waktu yang lebih sedikit

Jurnal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Armi Kurnia Tarbiyati Dan Soewadi, Sumarni di
kecamatan mergangsan yogyakarta pada tahun 2004 dengan judul hubungan antara insomnia
dan depresi pada lanjut usia di kecamatan mergangsan Yogyakarta, terdapat pengaruh antara
terjadinya depresi pada lansia terhadap insomnia, begitu juga yang terjadi pada klien kami
Ny. F menurut hasil pengajian skala depresi klien mengalami depresi sedang,dan kesulitan
untuk tidur (insomnia) klien merasa, tidak memiliki harapan hidup kedepan, klien juga
merasa kosong, klian sering memikirkan masalah dalam keluarganya sebelum klien tidur,
klien juga sering terbangun dimalah hari namun sulit untuk tidur lagi.

Depresi pada lansia kadang-kadang tidak terdiagnosis dan tidak mendapatkan


penanggungan yang semestinya karena gejala-gejala yang muncul seringkali dianggap
sebagai proses penuaan yang normal. Dalam masyarakat perempuan lebih besar mengalami
depresi dibandingkan dengan laki-laki, ini disebabkan karena ada perempuan yang bekerja
dan mengurus rumah tangga, maka peluang muncul masalah yang dihadapi lebih banyak
sehingga dapat mengganggu pikiran dan dapat mencetuskan terjadinya depresi dan insomnia.

Proses menjadi lansia akan membawa perubahan pola tidur. Gangguan yang sering
dijumpai pada lansia adalah insomnia. Sepertiga dari populasi yang lebih tua dari 65 tahun
mengalami insomnia.
Penelitian oleh Suryo 2003 menyatakan bahwa dibandingkan dengan cemas dan nyeri
maka kejadian depresi pada lansia dengan insomnia adalah yang terbanyak. Marchia
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat depresi semakin besar kemungkinan mengalami
insomnia.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Sumirta tahun 2008 tentang
hubungan antara aktifitas fisik dengan depresi pada lansia dipanti pelayanan lanjut usia wana
seraya denpasar hal ini bertolak belakang dengan klien kami Ny F. Ny F masih dapat
melakukan aktifitas secara mandiri dan dapat beraktifitas secara normal bebas tanta adanya
masalah pada mobilisasi klien, hasil studi yang dilakukan oleh I Nengah Sumarti tahun 2008
dan Bondan tahun 2005 yang menyatakan keterbatasan melakukan aktifitas dapat
menyebabkan depresi, depresi juga dapat menyebabkan disabilitas fisik. Namun berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Ariawan tahun 2000 faktor factor yang dapat menimbulkan
depresi pada lansia adalah stress psikologi, keterbatasan melakukan ADL dan aktifitas
kegiatan instrument setiap hari Dan klien kami Ny F mengalami gangguan depresi
dikarenakan masalah psikologi
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan rematoid astritis maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kesenjangan antara teori dan kasus pada
pengakajian tidak ditemukan semua tanda dan gejala hanya beberapa yaitu nyeri kronis
berhubungan dengan krtunadayaan fisik (artritis) dan gangguan pola tidur berhubungan
dengan insomnia
Pada penatalaksanaan yang terjadi dilapangan klien Ny. F kooperatif dan mau diajak
bekerja sama sehingga memudahkan proses keperawatan
Saran.
Berdasarkan hasil penerapan kasus yang telah dilakukan pada klien, maka penulis
memberikan beberapa saran yang kiranya berguna bagi kita semua untuk perbaikan dimasa
yang akan datang.

Untuk pelaksana praktek


Dalam melakukan pengkajian pada klien hendaknya dilakukan dengan secara teliti
sehingga diperoleh data yang akurat untuk dapat menegakkan diagnosa
keperawatan.
Dalam menetapkan perencanaan hendaknya perawat memperhatikan seluruh aspek
perawatan yaitu bio, psiko, sosio dan spiritual, sehingga Asuhan Keperawatan
dapat diberikan secara komprehensif.
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan diperlukan kerjasama dengan tim
kesehatan lainnya untuk penunjang pelaksanaan keperawatan yang menyeluruh
terhadap klien dan dilakukan berdasarkan prioritas masalah.
Dalam melakukan evaluasi hendaknya perawat dapat melakukan perbandingan
antara tujuan dan kriteri hasil yang telah ditetapkan dengan hasil yang ditemui
pada klien, apakah masalah dapat teratasi seluruhnya atau sebagaian saja atau
mungkin tidak teratasi sama sekali.

Untuk klien
Klien hendaknya tidak memikirkan permasalahan- permasalahan yang dapat mengganggu
kesehatanya
Klien hendaknya lebih memiliki harapan dan menghilangkan rasa kosong yang ada
didalam diri klien.
Klien hendaknya terus melatih kekuatan seluruh otot ekstrimitasnya dan beraktifitas
secara normal dan istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan klien
DAFTAR PUSTAKA
Gloria, M.B. (2004). Nursing Intervention Classification. America: Mosby Elsevier.
Herdman, T.H. (2009). NANDA International Nursing Diagnoses: Defenitions and Classification
edition 2009-2011. United Kingdom: Willey Blackwell.
http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-oa/, diakses 17
Oktober 2011
http://www.slideshare.net/sibermedik/osteoartritis-2809824, diakses 17 Oktober 2011
http://mukipartono.com/osteoartritis/ diakses 17 Oktober 2011
Lueckenotte, A.G. (1996). Gerontologic Nursing. America: Mosby.
Masjoer, A, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran (edisi ketiga). Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Media Aesculapius.
Moorhead. (2004). Nursing Outcomes Classification (fourth edition). America: Mosby Elsevier
Purwoastuti, E. (2009). Waspadai Gangguan Rematik. Yogyakarta: Kanisius.
Wiyayakusuma, H. (2007). Atasi Rematik dan Asam Urat Ala Hembing. Jakarta: Puspa Swara.

Vous aimerez peut-être aussi