Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama :
1. Fauzi Ari ( E1G015081 )
2. Lela Marsela ( E1G016002 )
3. Nanda Ayu Andriyandes (E1G016022 )
4. Novia Susanti ( E1G016055)
5. Yola Denita Damayanti ( E1G016021)
Pengendalian mutu (Quality Control) adalah suatu proses yang pada intinya adalah
menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan
produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap produk diperiksa
secara visual, dan biasanya pemeriksaan tersebut menggunakan mikroskop stereo untuk
mendapatkan detail halus sebelum produk tersebut dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang
bertugas untuk mengawasi (inspektur) akan diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-
kecacatan dari produk cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat dirilis), contohnya seperti
keretakan atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output akan beresiko mengalami kecacatan
jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak tercukupi.
Penekanan QC terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk yang cacat.
Dalam pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak
(menggunakan teknik sampling). Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut akan
dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau ditolak.
Hal ini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk meningkatkan dan
menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait) untuk menghindari,
atau setidaknya meminimalkan, isu-isu yang mengarah kepada kecacatan-kecacatan di tempat
pertama, yaitu pabrik. Untuk pekerjaan borongan, terutama pekerjaan-pekerjaan yang
diberikan oleh instansi pemerintah, isu-isu pengendalian mutu adalah salah satu alasan utama
yang menyebabkan tidak diperbaharuinya kontrak kerja.
2. Pengendalian kualitas
Perbedaan yang terdapat pada keduanya yaitu Pengendalian mutu (Quality Control)
adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas
dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi, sedangkan pengendalian kualitas
adalah suatu proses pengaturan bahan baku sampai menjadi produk akhir dengan
memeriksa atau mengecek dan membandingkan dengan standar yang telah diharapkan,
apabila terdapat penyimpangan dari standar, dicatat dan dianalisa untuk menentukan di mana
penyimpangan terjadi, serta faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut.
Perangkat listrik untuk pengendalian serangga, feromon atau perangkap lain dan umpan
harus ditempatkan agar tidak menimbulkan risiko kontaminasi untuk produk, kemasan, wadah
atau peralatan pengolahan. Umpan tidak boleh digunakan di dalam area penyimpanan bahan
atau makanan dan area pengolahan.
7. Ventilasi
Ventilasi yang memadai harus disediakan di area pengolahan dan penanganan yang
tertutup. Kipas extractor dan kanopi harus disediakan di area dimana kegiatan memasak
dilakukan, menghasilkan jumlah besar uap dan harus memiliki beberapa fitur berikut:
Kipas dan ventilasi keluaran harus kedap lalat dan ditempatkan agar tidak menimbulkan
risiko kontaminasi dan sistem tekanan udara positif harus diinstal untuk mencegah
kontaminasi udara.
C. Desain alat yang baik secara higienis
Apa yang persisnya dimaksud oleh peralatan yang dirancang secara higienis :
1. Semua permukaan alat yang berhubungan dengan makanan harus tidak mudah
bereaksi dengan makanan, dan tidak mudah larut / terurai dan diserap oleh makanan.
2. Semua permukaan alat berhubungan dengan makanan harus non-porous dan
sedemikan rupa sehingga partikel unsur makanan yang kecil tidaklah mudah
terperangkap dan menjadi susah untuk dibersihkan.
3. Semua permukaan yang kontak dengan makanan harus dapat terlihat untuk
pemerikasaan atau peralatan harus mudah dibongkar untuk pemeriksaan.
4. Semua permukaan yang kontak dengan makanan harus siap / mampu untuk dapat
dibersihkan secara manual.
5. Semua permukaan bagian dalam yang kontak dengan makanan harus diatur
sedemikian rupa sehingga peralatan dan pengosongan alat itu dpt terjadi dengan
sendirinya.
6. Peralatan harus dirancang untuk melindungi bagian dalam dari kontaminasi luar.
7. Peralatan bagian luar diatur sedemikan rupa untuk mencegah masuknya kontaminan
baik dari tanah, bakteri, tau hama dalam dan luar peralatan, termasuk terjadinya
kontak dengan peralatan lain pada lantai, dinding, atau alat pendukung.
8. Cairan keluar dari bahan makanan harus dapat dibersihkan, membasmi kuman dan
membilas fluida harus dapat diberhentikan dari peralatan yang memungkinkan untuk
dibersihkan.
9. Precaution harus dapat mencegah dari berbagai insekta atau cairan yang masuk
kedalam bagian peralatan yang sulit untk dicapai
10. Peralatan dan mesin harus dirancanag dan dipertimbangkan bahwa tidak terdapat
minyak pelumas lain yang dapat tercampur dengan makanan dan dapat masuk
kedalam bahan makanan.
KEBERSIHAN DAN SANITASI ALAT DAN RUANG PENGOLAHAN MAKANAN
1. BAHAN PEMBERSIH
2.SISTEM PEMBERSIHAN
Pada dasarnya meliputi
• Penghilangan cemaran/kotoran kasar
• Pembersihan residu cemaran
• Pembilasan untuk hilangkan cemaran dan deterjen
Jenis-jenis pembersihan :
Proses pembersihan diikuti dengan proses disinfeksi dengan bahan saniter, jenis
Disinfektan berbahan dasar klorin, Berbahan dasar iodin, Senyawa omonium kuartener
Surfaktan anionik asam
4. SANITASI PERALATAN
1. Frekuensi pembersihan
2. Metode pembersihan
3. Karyawan yang terlibat
6 tahapan pembersihan :
syarat:
Jenis
1. Air tanah (air sumur) adalah air yang diperoleh dari pengumpulan air pada lapisan
tanah yang dalam
2. Air permukaan (sungai, danau) adalah air yang terdapat pada permukaan tanah
1. Syarat lokalisasi
memperhatikan jarak dengan kakus (10m)
dibuat di tempat yang ada airnya
tidak dibuat di tanah yang rendah dan mungkin terendam banjir
2. Syarat konstruksi
Sumur gali tanpa pompa
Sumur gali dengan pompa
Sumur pompa
6. TOILET
1. Kering
Toilet yang basah bisa menjadi tempat tumbuhnya jamur. Toilet juga bisa dirancang
agar cepat kering. “Seharusnya tidak perlu ada bak dan gayung sehingga air tak terlalu banyak
digunakan,”
2.Bebas sentuhan
Ruangan toilet hendaknya tidak terlalu sempit sehingga penggunanya bisa leluasa
bergerak. Toilet juga harus memiliki ventilasi yang baik sehingga terdapat sirkulasi udara.
4.Ramah lingkungan
PEMBUANGAN KOTORAN
PEMBUANGAN SAMPAH
A. Open Dumping
Open dumping atau pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan sederhana
dimana sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi; dibiarkan terbuka tanpa pengamanan
dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut penuh. Masih ada Pemda yang menerapkan cara ini
karena alasan keterbatasan sumber daya (manusia, dana, dll).
Control Landfill
Metoda ini merupakan peningkatan dari open dumping dimana secara periodik
sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi
gangguan lingkungan yang ditimbulkan.
Sanitary Landfill
Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara internsional dimana
penutupan sampah dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan yang timbul dapat
diminimalkan. Namun demikian diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup
mahal bagi penerapan metode ini sehingga sampai saat ini baru dianjurkan untuk kota besar
dan metropolitan
Jenis