Vous êtes sur la page 1sur 3

HIV / AIDS

1. Definisi

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah merupakan kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya umunitas tubuh sebagai akibat dari serangan Human
Imunodeficiency Virus. Karena imunitas tubuh yang diserang oleh virus HIV, maka penderita
mudah diserang berbagai macam penyakit infeksi dan kanker yang tidak biasa. Kasus HIV/AIDS di
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hingga September 2008, penderita AIDS
yang dilaporkan berjumlah 13.958 orang. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (1997-2007)
terjadi peningkatan kasus AIDS lebih dari 40 kali.

2. Kebijakan Pengendalian Penyakit HIV/AIDS


Penyakit AIDS sampai saat ini masih merupakan penyakit dengan jumlah kasus yang masih tinggi
dan menjadi epidemi selama 20 tahun.
Menghadapi percepatan penambahan kasus baru HIV perlu dilakukan akselerasi program
penanggulangan AIDS. Bersamaan dengan itu, akan dibangun sistem penanggulangan AIDS jangka
panjang yang mencakup program pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan. Sistem
harus bersifat komprehensif dan efektif yang jangkauannya diperluas sejak tahun 2007 sampai
tahun 2010.

Secara umum Program Penanggulangan AIDS terdiri dari pengembangan kebijakan, program
pencegahan, program perawatan, dukungan dan pengobatan, serta program mitigasi.

a. Pengembangan Kebijakan
Implementasi program penanggulangan AIDS yang efektif memerlukan dukungan kebijakan,
kejelasan strategi operasional dan panduan teknis. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
mendukung implementasi program adalah sebagai berikut:
1) Penelaahan dan pengembangan kebijakan untuk mendukung beberapa intervensi pokok
untuk penanggulangan AIDS, antara lain kebijakan pemakaian kondom 100%, kebijakan
penanganan penasun dan kebijakan yang menyangkut perawatan, dukungan dan
pengobatan.
2) Fasilitasi untuk pengembangan kebijakan dan kesepakatan pada tingkat provinsi dan
kabupaten/kota dalam bentuk peraturan daerah untuk mendukung implementasi program
penanggulangan AIDS.
3) Pengembangan stategi operasional untuk beberapa intervensi pokok, antara lain strategi
operasional untuk program komunikasi dan intervensi perubahan perilaku, strategi
operasional untuk program penjangkauan orang muda, strategi operasional penjangkauan
di tempat kerja.
4) Penelaahan dan pengembangan panduan teknis untuk intervensi yang spesifik, antara lain
panduan teknis untuk Voluntary Conseling and Testing(VCT), panduan teknis program
penasun di penjara.
5) Pengembangan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan pencapaian target Universal
Akses
6) Pengembangan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan pencapaian target MDG

b. Program Pencegahan
1) Program KIE untuk
I. Peningkatan awareness di sektor layanan kesehatan untuk mengurangi stigma dan
diskriminasi di kalangan petugas kesehatan
II. Peningkatan awareness pada kelompok risiko tinggi dan rentan
2) Program VCT
3) Program pengamanan darah donor terhadap Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV
4) Program Pencegahan Transmisi Seksual
5) Program Pencegahan Transmisi melalui jarum suntik
6) Program Pencegahan Penularan dari Ibu ke bayi
7) Program Pencegahan lainnya :
i. Program untuk sub populasi muda

c. Program Perawatan, Dukungan dan Pengobatan, mencakup


1) Laboratorium
2) Gizi
3) Paliatif
4) Perawatan Berbasis Rumah
5) Hotline Service
6) Dukungan kelompok
7) Terapi Infeksi Oportunistik
8) Terapi Anti Retroviral

d. Implementasi Program
Berdasarkan adanya perbedaan tahapan situasi epidemi AIDS dan konsentrasi populasi risiko
tinggi, maka terdapat 3 pola implementasi program, yaitu program komprehensif di 17 provinsi,
implementasi program di Tanah Papua, dan implementasi program di provinsi lain.

3. Penemuan & Tata Laksana Kasus


Kasus HIV/AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hingga September
2008, penderita AIDS yang dilaporkan berjumlah 13.958 orang. Dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir (1997-2006) terjadi peningkatan kasus AIDS lebih dari 40 kali

a. Gejala dan Tanda


Bila seseorang terserang HIV gejala awalnya sama dengan gajala serangan penyakit yang
disebabkan oleh virus, seperti:
ƒ Demam tinggi
ƒ Malaise, flu, radang tenggorokan, sakit kepala, nyeri perut, pegal-pegal,
ƒ Sangat lelah dan terasa meriang.
ƒ Setelah beberapa hari s/d sekitar 2 (dua) minggu kemudian gejalanya hilang dan masuk ke
fase laten (fase tenang disebut juga fase inkubasi).

Beberapa tahun s/d sekitar 10 (sepuluh) tahun kemudian baru muncul tanda dan gejala sebagai
penderita AIDS. Tanda dan gejala AIDS tersebut diantaranya:
ƒ Mencret sampai berbulan-bulan
ƒ Berat badan menurun drastis
ƒ Infeksi yang tidak kunjung sembuh
ƒ Pucat dan lemah
ƒ Gusi sering berdarah
ƒ Berkeringat waktu malam hari
ƒ Pembesaran di kelenjar getah bening, dll

b. Cara Penularan
1) Hubungan seksual, dengan risiko penularan 0,1-1% tiap hubungan seksual.
2) Melalui darah, yaitu:
ƒ Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan 90-98%
ƒ Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan 0,03%
ƒ Terpapar mukosa yang mengandung HIVm risiko penularan 0,0051%
3) Transmisi dari ibu ke anak
ƒ Selama kehamilan
ƒ Saat persalinan, risiko penularan 50%
ƒ Melalui air susu ibu (ASI) 14%

c. Diagnosis
ƒ Stadium Klinis WHO
ƒ Pemeriksaan diagnostik dengan tiga jenis rapid test HIV yang berbeda.

d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan infeksi HIV/AIDS meliputi fisik, psikologis dan sosial.
Penatalaksanaan medik terdiri atas:
1) Pengobatan suportif
2) Pencegahan serta pengobatan infeksi oportunistik
3) Pengobatan Antiretroviral
Pengobatan antiretroviral dengan Highly Active Anti Retroviral Therapy (HAART) yang
meliputi:

a. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)


ƒ Didanosine (ddI) 1 x 125 mg/hari
ƒ Lamivudine (3TC) 2 x 150 mg/hari atau 1x 300 mg/hari
ƒ Stavudine (d4T) 2 x 30 mg/hari
ƒ Zidovudine (ZDV) atau Azido Deoxy Thymidine (AZT) 2 x 300 mg/hari
ƒ Tenofovir (TDF) 1 x 300mg/hari

b. Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI)


ƒ Efavirenz (EFV) 1 x 600 mg/hari
ƒ Nevirapine (NVP) 1 x 200 mg selama 14 hari pertama, dilanjutkan 2 x
200mg/hari

c. Protease Inhibitor
ƒ Lopinavir/Ritonavir (LPV/r) 2 x (400 mg/100 mg) per hari

Rejimen ARV Lini Pertama di Indonesia :


1. AZT + 3TC + NVP
2. d4T + 3TC + NVP
3. AZT + 3TC + EFV
4. d4T + 3TC + EFV

Rejimen ARV Lini Kedua di Indonesia :


1. TDF + ddI + LPV/r

Sumber : Buku Informasi PP & PL 2008

Vous aimerez peut-être aussi