Vous êtes sur la page 1sur 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan adalah metode sistematis dimana secara langsung perawat bersama
klien secara bersama menentukan perawatan sehingga membutuhkan asuhan keperawatan.
I. Pengkajian
a) Identitas
Identitas klien yang perlu dikaji adalah identitas klien yang meliputi nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan, golongan darah, alamat,
diagnosa medis, tanggal masuk rumah sakit, tinggal pengkajian dan nomor medik. Selain
itu perlu juga dikaji identitas penanggung jawab yang meliputi nama, umur, agama,
pendidikan terakhir, pekerjaan, agama, hubungan dengan klien dan alamat
b) Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
Umumnya beberapa hari periode post partum pervagina ibu merasakan nyeri setelah
melahirkan, nyeri episiotomi atau laserasi dan pembengkakan payudara
 Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan menjabarkan keluhan utama dengan pendekatan P,Q,R,S,T Paliatif
yaitu faktor yang memperberat dan memperingan masalah, Quality yaitu kualitas nyeri,
Regional yaitu daerah yang dirasakan, Scale yaitu skala nyeri, dan Time yaitu waktu yang
dirasakan.
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Fokus pengkajian kesehatan dahul klien adalah lentang faktor predisposisi ada atau
tidaknya masalah kesehatan yang pernah dialami misalnya demam riwayat alergi seperti
obat dan makanan, serta ada tidaknya penyakit menular pada klien. Dari masa prenatal
perlu diketahui adanya masalah kesehatan selama kehamilan yang pernah timbul, seperti :
anemia, hipertensi dalam kehamilan dan diabetes.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Hal yang perlu dikaji tentang kesehatan keluarga mengenal ada tidaknya riwayat
kelahiran, riwayat alergi, dan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan hipertensi.
 Riwayat Genekologi dan Obstetri
Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi
Meliputi menarce, lama haid, siklus haid, sifat darah, ada tidaknya dismenarche,
HpHt dan taksiran partus.
2) Riwayat Perkawinan
3) Meliputi usia klien dan suami saat menikah, perkawinan keberapa bagi klien dengan
suami serta lamanya perkawinan.
4) Riwayat keluarga berencana
5) Meliputi jenis alat kontrasepsi yang pernah digunakan, lama penggunaan, keluhan
selama penggunaan, rencana mempunyai anak dan jenis kontrasepsi yang akan
digunakan setelah bersalin.
Riwayat Obstetri
1) Riwayat kehamilan sekarang
Meliputi keluhan selama hamil, gerakan anak pertama kali dirasakan, imunisasi yang
diperoleh, penambahan berat badan selama hamil, pemeriksaan yang dilakukan
teratur atau tidak serta tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan.
2) Riwayat Persalinan
Meliputi partus keberapa, tanggal partus, jam partus, jenis persalinan, lama
persalinan, jumlah pendarahan selama kehamilan, jenis kelamin bayi, berat badan
bayi, panjang badan bayi, dan apgar skor, menit pertama dan 5 menit pertama.
Normalnya apgar score 7-10.
c) Pemeriksaan Fisik Pada Ibu
 Tanda-tanda vital
Harus dimonitor secara teratur pada masa early postpartum, terutama pengkajian terhadap
adaftasi kardiovasikuler dan tanda-tanda infeksi. Biasanya tanda vital diukur setiap 4 jam
selama 24 jam pertama dan selanjutnya setiap 8 jam.
 Tonus, posisi dan tinggi fundus uterus
Adanya involusio uterus akan teraba bulat dan keras, bila terasa lembek maka resiko
pendarahan. Sedangkan posisi uterus yang tidak digaris tengah menunjukkan adanya
distensi kandung kemih. Berpindahnya uterus karena kandung kemih yang penuh dan
menjadi predisposisi atonia uterus dan pendarahan postpartum. Pada saat palpasi perawat
harus mencatat adanya diastasis rectus abdominis, jika ada ukur panjang dan lebarnya
dengan jari. Umumnya tonus, posisi dan tinggi fundus dikaji tiap 4 jam selama 24 jam
postpartum.
 Jenis dan jumlah lochea
Kaji jumlah, warna, bau dan adanya bekuan darah. Perawat harus menanyakan pada ibu
berapa kali ganti pembalut dan tingkat saturasimya. Aliran lochea sifatnya banyak,
sedang dan ringan. Jika ibu ganti pembalut tiap 2 jam berarti banyak. Jika seperti
mentruasi berarti ringan, jika kurang berarti sedikit. Jika lochea banyak makak
dibutuhkan pengkajian lebih lengkap untuk mengetahui penyebabnya.
 Perubahan payudara
Sebelum terjadi laktasi, payudara terasa lembek. Bila pembesaran terjadi kaji tingkat
kenyamanan ibu. Putting payudara juga perlu diperhatikan apakah ada lecet atau luka,
menonjol atau tidak.
 Kondisi perinium dan Rektum
Dikaji tiap 4 jam selama 24 jam pertama selanjutnya tiap hari. Posisi ibu pada saat
pengkajian adalah miring dengan posisi kaki ditekuk. Jika ibu dilakukan episiotomi,
perawat mengkaji adnya kemerahan (redness), edema, ekimosis, pengeluaran (discharge)
dan approximation pada luka (REEDA).
Jika tidak di episiotomi, kaji adanya edema atau bruising. Tanyakan tingkat kenyamanan
ibu. Adanya bruising, edema dan nyeri mungkin menunjukkan adanya hepatoma.
Sedangkan untuk rektum kaji adanya hemoroid, pastikan sejak kapan hemoroid timbul
dan apakah menimbulkan gangguan terhadap pola BAB.
 Fungsi kandung kemih
Kaji adanya kesulitan BAK dan pengosongan kk yang tidak tuntas. Mungkin perlu
tindakan kateterisasi ibu harus dimotivasi untuk BAK setiap 3 atau 4 jam. Kaji adanya
rasa seperti terbakar bila BAK ini merupakan tanda infeksi saluran kemih.
 Fungsi gastrointestinal
Kaji bising usus, adanya mual muntah,tanyakan apakah ibu sudah flatus atau BAB.
Umumnya dikaji 2 kali sehari sampai kondisi kembali normal. Diet ibu postpartum tinggi
protein dengan pemasukan cairan sekitar 3000 ml per hari untuk membantu proses
penyembuhan dan mencegah konstipasi.
 Ektremitas bawah
Kaji sensainya, peregangan, edema dan tanda-tanda thromboembolishm pada masa
immediate postpartum. Laporkan pada tim kesehatan jika terjadi : kemerahan, rasa hangat
dan nyeri perasan berat pada ekstermitas,tanda homan positif
 Kenyamanan dan istirahat
Yang dikaji pola dan jumlah jam tidur, apa yang dapat dilakukan untuk membantu ibu
meningkatkan istirahat selama di RS. Kaji rasa tidak nyaman yang timbul.
 Aspek psikologis
Yang perlu diperhatikan antara lain respon ibu terhadap persalinan, persepsi ibu terhadap
respon keluarga dan status psikologi yang ditemukan pada saat ini. Penglkajian adaftasi
keluarga meliputi : status psikologi ayah, kemampuan orang tua dalam perawatan anak,
respon keluarga terhadap bayi, dukungan dan bantuan keluarga setelah pulang.

II.2.1 Data Biologis


Mencakup masalah kesehatan dan keperawatan yang lalu, masalah kesehatan yang
dialami dan masalah pola kebiasaan sehari-hari dan masalah yang beresiko untuk klien.
a) Pola Nutrisi
Mencakup kebiasaan makan, frekuensi, jumlah dan jenis makanan yang disukai,
pantangan, porsi makan, kebiasaan umum, frekuensi, jumlah, jenis.
b) Pola Eliminasi
Mencakup kebiasaan BAB, frekuensi, warna, konsistensi, keluhan, kebiasan BAK,
frekuensi, jumlah warna, konsistensi, keluhan.
c) Pola Istirahat dan Tidur
Mencakup tidur malam, waktu dan lama, tidur siang, waktu dan lama.
d) Pola Aktivitas dan latihan
Mencakup kegiatan yang dilakukan dirumah, dan saat dikaji, olahraga, aktivitas rekreasi,
waktu luang.
e) Pola Personal Hyangiene
Mencakup frekuensi mandi, gosok gigi, dan mencuci rambut.

II. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan, luka episiotomi,
involusi uteri, hemoroid, pembengkakan payudara. (Doenges, 2005)
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan cara
perawatan payudara bagi ibu menyusui. (Bobak, 2005)
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan proses persalinan. (Doenges,
2005)
4. Perubahan eliminasi urin berhubunagn dengan efek hormonal, trauma mekanis, edema
jaringan, efek anastesi ditandai dengan distensi kantong kemih, perubahan-perubahan
jumlah/ frekuensi berkemih.
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
darah, muntah dan kurangnya intake ke oral. (Doenges, 2005)
6. Konstipasi behubungan dengan penurunan tonus otot, efek progesterone, dehidrasi, nyeri
perineal ditandai dengan perubahan bising usus, veses kurang dari biasanya.
7. Defisiensi pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurang pemahaman, salah interpretasi tidak tahu sumber-sumber.
8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis, proses persalinan
dan proses melelahkan. (Doenges, 2005)

III. Intervensi

No Diagnosa Noc Nic


1 Nyeri berhubungan NOC: NIC:
1. Pain Level Pain Mangement:
dengan involusi 1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Pain Control
uterus, nyeri setelah secara komprehensif (PQRST)
3. Comfort level
melahirkan, luka 2. Monitor vital sign
Kriteria Hasil:
episiotomi, involusi 1. Mampu mengontrol nyeri 3. Gunakan teknik komunikasi
uteri, hemoroid, (tahu penyebab nyeri,mampu terapeutik untuk mengetahui
pembengkakan menggunakan teknik non pengalaman nyeri pasien

payudara farmakologi untuk 4. Pilih dan lakukan penanganan


mengurangi nyeri, mencari nyeri (Farmakologi non
bantuan) farmakologi dan interpersonal)
2. Melaporakn bahwa nyeri Analgesic Administration
1. Tentukan PQRST sebelum
berkurang dengan
pemberian obat
menggunaka manajemen
2. Tentukan pilihan analgesic
nyeri
tergantung tipe dan beratnya
3. Mampu mengenali nyeri
nyeri
(PQRST)
3. Evaluasi efektifitas analgesic
4. Merasakan rasa nyaman
tanda dan gejala
setalah nyeri berkurang
2 Ketidakefektifan NOC NIC
pemberian ASI 1. Breastfeding ineffective Breastfeding Assistence
berhubungan dengan 2. Bretahing pattern 1. Evaluasi pola menghisap/
kurang pengetahuan ineffective menelan bayi
cara perawatan 3. Breasfeeding interrupted 2. Tentukan keinginan dan
payudara bagi ibu Kriteria hasil: motivasi ibu untuk
menyusui. 1. Kementapan pemberian mrnyusui
ASI: Bayi: perlekatan bayi 3. Kaji kemampuan bayi untuk
yang sesuai pada dan latch on dan menghisap
proses menghisap dari secara efektif
payudara ibu untuk 4. Pantau integritas kulit
memperoleh nutrisi putting ibu
selama 3 minggu pertama 5. Pantau berat badan dan pola
pemberian ASI eliminasi bayi
2. Kemantapan pemberian Breast examination Lactation
ASI:IBU: kemantapan ibu suppression
untuk membuat bayi 1. Sediakan informasi tentang
melekat dengan tepat dan laktasi dan teknik
menyusui dari payudara memompa ASI (secara
ibu untuk memperoleh manual atau dengan pompa
nutrisi selama 3 minggu elektrik) cara
pertama pemberian ASI. mengumpulkan dan
3. Pemeliharaan pemberian menyimpan ASI
ASI: keberlangsungan 2. Ajarkan orang tua
pemberian ASI untuk mempersiapkan,
menyediakan nutrisi bagi menyimpan,
bayi/toddler menghangatkan dan
4. Penyapihan pemberian kemungkinan pemberian
ASI: Diskontinuitas tambahan susu formula
progresi pemberian ASI Lactation Counseling
5. Pengetahuan pemberian 1. Sediakan infromasi tentang
ASI: tigkat pemahaman keuntungan dan kerugian
yang ditunjukan mengenai peberian ASI
laktasi dan pemberian 2. Demonstrasikan latihan
makanan bayi melalui menghisap jika perlu
proses pemberian ASI. 3. Diskusikan metode
6. Ibu mengenali isyarat alternative pemberian
lapar dari bayi dengan makan bayi
segera
7. Ibu mengindikasikan
kepuasan terhadap
pemberian ASI
8. Ibu tidak mengalami nyeri
tekan pada putting
9. Mengenali tanda-tanda
penurunan suplai ASI
3 Resiko tinggi infeksi NOC NIC
berhubungan dengan 1. Immune Status Infection control (control infeksi)
laserasi dan proses 2. Knowledge: Infection 1. Bersihkan lingkungan
persalinan. control setelah dipakai pasien lain
3. Risk control 2. Pertahankan teknik isolasi
3. Gunakan baju, sarung
tangan sebagai lat pelindung
4. Pertahankan lingkungan
aseptic selama pemsangan
alat
5. Monitor tanda gejala infeksi
sistemik dan local
6. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
7. Pertahankan teknik asepsis
pada pasien yang berisiko
8. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
4 Gangguan eliminasi NOC NIC
urie berhubunagn 1. Urinary elimination Urinary retention care
dengan efek 2. Urinary continuence 1. Lakukan penilaian kemih
hormonal, trauma Kriteria hasil yang komprehensif berfokus
mekanis, edema 1. Kandung kemih kosong pada inkontinensia
jaringan, efek secara penuh (misalnya, output urin, pola
anastesi ditandai 2. Tidak ada residu urine berkemih, fungsi kognitif
dengan distensi >100-200 cc dan masalah kencing
kantong kemih, 3. Intake cairan dalam raeksisten)
perubahan- rentang normal 2. Merangsang reflex kandung
perubahan jumlah/ 4. Bebas dari ISK kemih kemih dengan
frekuensi berkemih. 5. Tidak ada spasme bladder menerapkan dingin untuk
6. Balance cairan seimbang perut, membelai tinggi batin
atau air.
3. Sediakan waktu yang cukup
untuk pengosongan
kandung kemih (10 menit)
4. Memantau asupan dan
keluaran
5. Memantau tingka distensi
kandung kemih dengan
palpasi dan perkusi
5 Resiko tinggi NOC: NIC
kekurangan volume 1. Fluid Balance Fluid management
cairan dan elektrolit 2. Hydration 1. Pertahankan catatan intake
berhubungan dengan 3. Nutrisional Status: Food dan output yang akurat
kehilangan darah, and Fluid intake 2. Monitor status hidrasi
muntah dan Kriteria Hasil : (kelembaban membrane
kurangnya intake ke 1. Mempertahankan urine mukosa, nadi adekuat,
oral output sesuai dengan usia tekanan darah ortostatik)
dan BB, BJ, urine normal, jika diperlukan
HT normal. 3. Monitor vital sign
2. Tekanan darah, nadi, suhu 4. Monitor masukan
tubuh dalam batas normal. makanan/cairan dan hitung
3. Tidak ada tanda-tanda intake kalori harian
dehidrasi, elastisitas 5. Monitor status nutrisi
turgor kulit baik, Hypopolemia Management :
membrane mukosa 1. Monitor respon pasien
lembab, tidak ada rasa terhadap penambahan
haus yang berlebihan cairan.
2. Monitor BB
3. Dorong pasien untuk
menambah intake oral
4. Monitor adanya tanda
gagal ginjal
6 Konstipasi NOC NIC
behubungan dengan 1. Bowel Elimination Constipation/Impaction
penurunan tonus 2. Hydration Management
otot, efek Kriteria Hasil: 1. Monitor tanda dan gejala
progesterone, 1. Mempertahankan bentuk konstipasi
dehidrasi, nyeri feses lunak setiap 1-3 hari 2. Monitor bising usus
perineal ditandai 2. Bebas dari 3. Monitor feses : frekuensi,
dengan perubahan ketidaknyamanan dan konsistensi dan volume
bising usus, veses konstipasi 4. Identifikasi factor penyebab
kurang dari 3. Mengidentifikasi indicator dan knstribusi konstipasi
biasanya. untuk mencegah 5. Dukung intake cairan
konstipasi 6. Kolaborasi pemberian
4. Feses lunak dan berbentuk laksatif
7. Pantau tanda-tanda dan
gejala konstipasi
8. Anjurkan pasien/keluarga
mencatat warna, volume,
ferkuensi, dan konstipasi
tinja
9. Ajarkan pasien/ keluarga
tentang kerangka waktu
untuk resolusi sembelit
7 Defisiensi NOC NIC
pengetahuan 1. Knowledge: disease Teaching: Disease Process
(kebutuhan belajar) process 1. Berikan penilaian tentang
mengenai perawatan 2. Konowledge: health tingkat pengetahuan pasien
diri dan bayi behavior tentang proses penyakit
berhubungan dengan Kriteria hasil: yang spesifik
kurang pemahaman, 1. Pasien dan keluarga 2. Gambarkan tanda dan gejala
salah interpretasi menyatakan pemahaman yang biasa muncul dengan
tidak tahu sumber- tentang penyakit kondisi, cara tepat
sumber. prognosis, dan program 3. Hindari jaminan yang
pengobatan kosong
2. Pasien dan keluarga 4. Sediakan bagi keluarga atau
mampu menjelaskan SO informasi tentang
prosedur yang dijelaskan kemajuan pasien dengn cara
secara benar yang tepat
3. Pasien dan keluarga 5. Diskusikan pilihan terapi
mampu menjelaskan atau penanganan
kembali apa yang 6. Dukung pasien untuk
dijelaskan perawat/ tim mengeksplorasi atau
kesehatan lainnya. mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
8 NOC NIC
Istirahat tidur tepenuhi 1) Kaji tingkat kelelahan dan
Kriteria Hasil : kebutuhan untuk istirahat.
1. Mengidentifikaasikan Catat lama persalinan dan
penilaian untuk jenis kelahiran
mengakomodasi 2) Kaji faktor-faktor bila ada
perubahan yang yang mempengaruhi
diperlukan dengan istirahat
kebutuhan terhadap 3) Berikan informasi tentang
anggota keluarga baru. kebutuhan untuk tidur /
2. Melaporkan peningkatan istirahat setelah kembali ke
rasa sejahtera istirahat rumah

IV. Perencanaan dan Implementasi

Kebutuhan klien tentang dari kebutuhannya, perawat dalam membuat perencanaan tentang
pada :
 Kondisi ibu dan bayi
 Antisipasi lamanya perawatan (hospitalisasi) ibu dan bayi
 Kemungkinan ayah terlibat dalam perawatan dan pendidikan kesehatan
Sedangkan tujuan perawatan ibu postpartum al ibu :
 Bebas dari infeksi
 Menunjukkan fungsi eliminasi (BAB & BAK) yang normal
 Mendapat istirahat yang cukup
 Ungkapan verbal ttg kenyamannnya yang terpenuhi, bebas dari injuri
 Menunjukkan involusi yang normal dan perubahan pengeluaran lochea tanpa
 pendarahan
 Dapat mengungkapkan perasaannya ttg pengalaman persalinannya
 Mampu menyusui dengan benar
 Menunjukkan kemampuan dalam merawat bayi dan dirinya sendiri.

Implementasi meliputi monitor dan perawatan secara langsung, spt :


 Monitor TTV dan pemeriksaan fisik dari kepala hingga kaki.
 Monitor dan meningkatkan tonus uterus secara optimal. Bila ditemukan tonus uterus dan
penurunan fundus uteri tidak optimal lakukan rangsangan dengan masae dan kolaborasi
dengan tim medis jika diperlukan.
 Monitor pengeluaran lochea
 Monitor ekstremitas dari thromboplebitis. Untuk mencegah thrombophlebitis, ajarkan
klien agar tidak menyilangkan kaki bila berbaring atau duduk. Bila klien mengeluh kram
atau pegal pada kaki, rendam air hangat dan penggunaan minyak kayu putih boleh
dianjurkan.
 Ajarkan senam nifas secara teratur dan dorong klien untuk melakukan sendiri dirumah
untuk membantu pemulihan semua fungsi tubuh.
 Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh, yaitu fungsi kantung kemih, gastrointestinal.
 Perlu dijelaskan pada klien ttg perlunya bak secara teratur dan jika mengeluh kesakitan
ajarkan untuk bak sambil menyiram air pada perineum shg air kemih tidak langsung
mengenai luka episiotomi dan jika klien belum mampu untuk posisi jongkok, anjurkan
posisi duduk atau berdiri jika bak.
 Jelaskan pada klien untuk mengamati warna urinnya dan minta untuk melapot jika
ditemukan warna urin yang pekat atau kemerahan, atau jika dirasakan sakit jika
berkemih.
 Sedangkan untuk meningkatkan pemulihan fungsi gastrointestinal diberikan diet tinggi
serat dan tktp pada klien, serta banyak minum
 Meningkatkan istirahat dan kenyamanan.
 Klien harus mulai diajarkan menyesuaikan pola istirahat dan tidur dengan kehadiran
bayinya.
 Rasa nyaman sering terganggu dengan nyeri pada luka episiotomi shg perlu dianjarkan
teknik-teknik relaksasi dan mengompres air dingin pada perineum, rendam duduk dengan
cairan hangat yang mengandung antiseptik akan sangat mengurangi rasa nyeri
 Memberikan perawatan perineum dan rektum.
 Perineum merupakan salah satu tempat masuknya bakteri yang dpt menyebabkan
puerperalis.
 Ajarkan perawatan perineum yang mudah dilakukan dirumah dan murah
 Meningkatkan perawatan payudara.
 Jika klein telah melakukan perawatan payudara sejak kehamilan maka perlu
dilanjuntukan.
 Ajarkan cara mencegah putting lecet dan mempertahankan produksi asi.
 Pemberian asi yang benar dan efektif selain akan meningkatkan kesehatan bayi juga
untuk mencegah pembengkakan payudara dan insiden pendarahan postpartum.
 Meningkatkan adaftasi psikolohis ibu.
 Perawat harus memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalaman terhadap persalinan dan peran barunya meningkatkan kemampuan sebagai
orang tua.
 Rawat gabung merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan peran klien sebagai ibu.
 Libatkan suami klien dalam perawatan bayinya
 Meningkatkan adaftasi keluarga.
 Perawat berperan sebagai fasilitator dalam proses adaptasi keluarga.
 Berikan kelonggaran jam berkunjung kpada keluarga.
 Membantu kilen memilih penggunaan alat kontrasepsi yang sesuai .
 Perlu diberikan gambaran secara lengkap dan tepat kpada klien dan suaminya ttg manfaat
kb dan alat-alat kontrasepsi.

V. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang berlangsung terus-menerus.
 Bayi, orang tua dan keluarga secara konsisten dikaji dan menjadi indikator penetapan
kesehatan keluarga setelah kelahiran bayi.
 Pemulihan kondisi fisiologis ibu merupakan hal yang utama.
 Pengkajian dan intervensi berfokus pada monitor pada perubahan fisiologis, peningkatan
istirahat dan kenyaman, dan meningkatkan keberhasilan menyusui.
 Pengkajian dan intervensi keperawatan juga langsung mengidentifikasi kebutuhan akan
informasi dalam rangka meningkatkan adaftasi individu dan keluarga yang optimal dan
perawatan diri yang efektif.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lamanya berlangsung selama 6-8 minggu.
Masa puerparium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira-kira 6-8
minggu. Akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kambali seperti sebelumnya pada
kehamilan dalam waktu 3 bulan (Ilmu Kebidanan, 2007). Ada beberapa permasalahan yang
akan ditemukan dalam masa nifas atau post partum ini, yang didapatkan melalui pengkajian
pada pasien, dari permasalahan itu akan ditemukan diagnose dan akan direncanakan suatu
tindakan yang dapat dilakukan untuk menanggani permasalahna itu.

B. SARAN – SARAN
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien
serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.
2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana


AsuhanKeperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal.

96557957-Askep-Ibu-Post-Partum-ohp.pdf Created by nurna ningsih,SKp/ PSIK FK UNSRI/ 03-


04 (diakses pada tanggal 2 maret 2018)

Vous aimerez peut-être aussi