Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan, luka episiotomi,
involusi uteri, hemoroid, pembengkakan payudara. (Doenges, 2005)
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan cara
perawatan payudara bagi ibu menyusui. (Bobak, 2005)
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan proses persalinan. (Doenges,
2005)
4. Perubahan eliminasi urin berhubunagn dengan efek hormonal, trauma mekanis, edema
jaringan, efek anastesi ditandai dengan distensi kantong kemih, perubahan-perubahan
jumlah/ frekuensi berkemih.
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
darah, muntah dan kurangnya intake ke oral. (Doenges, 2005)
6. Konstipasi behubungan dengan penurunan tonus otot, efek progesterone, dehidrasi, nyeri
perineal ditandai dengan perubahan bising usus, veses kurang dari biasanya.
7. Defisiensi pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurang pemahaman, salah interpretasi tidak tahu sumber-sumber.
8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis, proses persalinan
dan proses melelahkan. (Doenges, 2005)
III. Intervensi
Kebutuhan klien tentang dari kebutuhannya, perawat dalam membuat perencanaan tentang
pada :
Kondisi ibu dan bayi
Antisipasi lamanya perawatan (hospitalisasi) ibu dan bayi
Kemungkinan ayah terlibat dalam perawatan dan pendidikan kesehatan
Sedangkan tujuan perawatan ibu postpartum al ibu :
Bebas dari infeksi
Menunjukkan fungsi eliminasi (BAB & BAK) yang normal
Mendapat istirahat yang cukup
Ungkapan verbal ttg kenyamannnya yang terpenuhi, bebas dari injuri
Menunjukkan involusi yang normal dan perubahan pengeluaran lochea tanpa
pendarahan
Dapat mengungkapkan perasaannya ttg pengalaman persalinannya
Mampu menyusui dengan benar
Menunjukkan kemampuan dalam merawat bayi dan dirinya sendiri.
V. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang berlangsung terus-menerus.
Bayi, orang tua dan keluarga secara konsisten dikaji dan menjadi indikator penetapan
kesehatan keluarga setelah kelahiran bayi.
Pemulihan kondisi fisiologis ibu merupakan hal yang utama.
Pengkajian dan intervensi berfokus pada monitor pada perubahan fisiologis, peningkatan
istirahat dan kenyaman, dan meningkatkan keberhasilan menyusui.
Pengkajian dan intervensi keperawatan juga langsung mengidentifikasi kebutuhan akan
informasi dalam rangka meningkatkan adaftasi individu dan keluarga yang optimal dan
perawatan diri yang efektif.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lamanya berlangsung selama 6-8 minggu.
Masa puerparium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira-kira 6-8
minggu. Akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kambali seperti sebelumnya pada
kehamilan dalam waktu 3 bulan (Ilmu Kebidanan, 2007). Ada beberapa permasalahan yang
akan ditemukan dalam masa nifas atau post partum ini, yang didapatkan melalui pengkajian
pada pasien, dari permasalahan itu akan ditemukan diagnose dan akan direncanakan suatu
tindakan yang dapat dilakukan untuk menanggani permasalahna itu.
B. SARAN – SARAN
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien
serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.
2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA