Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Tentang
KEBIJAKAN KEJADIAN LUAR BIASA
Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal Mei 2014
Kepala RSAU dr. M. Salamun,
KEBIJAKAN UMUM
KEBIJAKAN KHUSUS
1. Ketua Tim PPI adalah seorang Dokter yang sudah mempunyai sertifikat
pelatihan PPI.
2. Surveilance dilakukan oleh perawat yang mempunyai sertifikat pelatihan PPI.
3. Peralatan makan yang digunakan oleh pasien yang diduga menularkan
penyakit yang disebabkan karena Infeksi S. Typhosa ; Hepatitis A, V. Cholera,
Demam typhoid dan Muntaber, perlu mendapatkan perlakuan khusus (lihat SPO
Pencucian Alat Makan Pasien Infeksius).
4. Penggunaan APD digunakan dalam pelaksanaan pelayanan pasien atau
pelaksanaan penanganan limbah dan segera dilepas setelah selesai kegiatan
tersebut.
5. APD untuk penanganan pasien dengan HIV digunakan sejak penerimaan
sampai penanganan jenazah.
6. Setiap kali melayani pasien yang memerlukan pemeriksaan fisik (menyentuh
pasien), dokter atau perawat harus melaksanakan cuci tangan dengan handsrub
berbasis alkohol didekat (depan) pasien, sesuai petunjuk cuci tangan 6 (enam)
langkah.
7. Cuci tangan dengan air dan sabun dilakukan bila keadaan tangan kotor atau
terkena kotoran atau cairan tubuh pasien dan melakukan cuci tangan.
8. Peralatan yang termasuk re-use : Holo fiber.
9. Pengelolaan linen dilakukan oleh Urusan Linen
10. Linen yang telah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien
terlebih dahulu dilakukan dekontaminasi di ruangan atau Kamar Operasi.
11. Desinfektan yang dipergunakan adalah klorin 0.5 %(untuk linen), dan
benzalkonium klorida (untuk pengepelan lantai).
12. Sampah medis infeksius harus dibakar di incenerator.
13. Kantong darah yang tidak terpakai, dikembalikan ke Unit Pelayanan Darah,
untuk selanjutnya cairan darah dibuang ke saluran IPAL; kantong darah
diperlakukan sebagai sampah medis.
14. Jarum dan benda tajam lainnya ditampung dalam container berupa galon
plastic atau kardus khusus untuk dan harus dibakar di Incenerator.
15. Pasien yang harus masuk ruang isolasi: TB aktif, diare akut, tetanus, difteri
dan herpes zoster.
16. Pasien dengan resiko tinggi penularan infeksi (pasien dengan
immunosupressan, pasien dengan pemberian sitostatika, dll) harus ditempatkan di
ruangan perawatan khusus.
17. Untuk Pelayanan kamar jenasah diberlakukan Universal Precaution yang
benar, penggunaan APD sesuai prosedur dan cuci tangan setelah melaksanakan
kegiatan perawatan jenasah.
Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal Mei 2014
Kepala RSAU dr. M. Salamun,