Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Keperawatan anak I
Disusun Oleh
1. Riniyanti (108116044)
2. Anjas Upi Rachmawati (108116056)
3. Arizal Setyawan (108116057)
4. Desy Nur Annisa (108116059)
5. Arfi Nur’afifah (108116061)
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas
pada mata kuliah Keperawatan Jiwa I. Dalam kesempatan ini tak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Atas bantuan dan dorongannya, semoga mendapat balasan dari Allah SWT,
dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya serta bagi
pembaca pada umumnya.
Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di dunia keperawatan.
Penyusun
Asma Bronkhial i
DAFTAR ISI
Asma Bronkhial ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan
dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan
maupun zat-zat yang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang
banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma.
Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa
disembuhkan secara total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak
menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya.
Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta faktor ekonomi,
penderita harus selalu berhadapan dengan faktor alergen yang menjadi
penyebab serangan. Biaya pengobatan simptomatik pada waktu serangan
mungkin bisa diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan
profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama, sering menjadi problem
tersendiri.
Peran dokter dalam mengatasi penyakit asma sangatlah penting. Dokter
sebagai pintu pertama yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong
penderita asma, harus selalu meningkatkan pelayanan, salah satunya yang
sering diabaikan adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan kepada penderita dan keluarganya akan sangat berarti
bagi penderita, terutama bagaimana sikap dan tindakan yang bisa dikerjakan
pada waktu menghadapi serangan, dan bagaimana caranya mencegah terjadinya
serangan asma.
Dalam tiga puluh tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi
(kekerapan penyakit) asma terutama di negara-negara maju. Kenaikan
3
prevalensi asma di Asia seperti Singapura, Taiwan, Jepang, atau Korea Selatan
juga mencolok. Kasus asma meningkat insidennya secara dramatis selama lebih
dari lima belas tahun, baik di negara berkembang maupun di negara maju.
Beban global untuk penyakit ini semakin meningkat. Dampak buruk asma
meliputi penurunan kualitas hidup, produktivitas yang menurun,
ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di
rumah sakit dan bahkan kematian. (Muchid dkk,2007)
Maka disini kami akan memaparkan tentang Asma Bronchial yang
nantinya akan dibutuhkan oleh kita selaku askep. Didalamnya terkandung
Definisi Penyakit Asma Bronchial, Etiologi Penyakit Asma Bronchial,
Patofisiologi Penyakit asma bronkial, Gejala Klinis Penyakit Asma Bronchial,
Diagnosis Penyakit Asma Bronchial dan Pencegahan Penyakit Asma
Bronchial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asma bronkhial?
2. Bagaimana etiologi atau penyebab terjadinya asma bronkhial?
3. Apa tanda dan gejala dari asma bronkhial?
4. Bagaimana patofisiologi asma bronkhial?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostic pada asma bronkhial?
6. Bagaimana penatalaksanaan asma bronchial?
7. Bagaimana asuhan keperawatan asma bronchial pada anak?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
a. Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam lagi yang dimaksud
dengan Asma Bronkial
4
b. Untuk mendapatkan gambaran umum secara teoritis konsep dasar
asuhan keperawatan pada klien dengan asma bronchial .
b. Tujuan khusus
1. Dapat mengetahui apa pengertian dari asma bronkhial
2. Dapat mengetahui penyebab post asma bronkhial
3. Dapat menjelaskan tanda dan gejala asma bronkhial
4. Dapat menjelaskan patofisiologi dari asma bronkhial
5. Dapat menyebutkan pemeriksaan diagnostic pada asma bronkhial
6. Dapat menjelaskan penatalaksanaan asma bronkhial
7. Dapat membuat asuhan keperawatan pada asma bronkhial
5
BAB II
PEMBAHASAAN
terhadap suatu zat iritan atau alergan. (Margaret Varnell Clark, 2013)
wheezing dan batuk dari konstriksi dan membran mukosa yang bengkak
didalam bronkus (jalan nafas dalam paru-paru). Hal ini terutama disebabkan
oleh alergi atau infeksi saluran pernafasan. Kedu, asap rokok dapat
adalah penyempitan sebagian dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus
6
11
Gambar 2.1. Normal dan Asma Bronkial
2. Etiologi
pertumbuhan jamur.
b. Radon
7
c. Binatang/Hewan peliharaan
atau dapat juga disebut sebagai serbuk hewan. Pada sebagian besar
banyak pasien asma. Allergen juga dapat dijumpai pada urin hewan
bakteri di rumah.
tidur harus dicuci secara rutin dengan air panas. Bantal, boneka dan
mainan juga dapat dicuci dengan cara biasa secara rutin. Deterjen
e. Kecoa
8
Data menunjukan bahwa membasmi dan menghindari alergen
kecoa memiliki aspek yang positif pada asma. Makanan dan sampah
f. Serbuk sari
Serbuk sari saat musim serbuk sari bersifat iritatif pada banyak
individu dengan asma saat musim serbuk sari harus dilakukan dan
h. Asap rokok
9
merokok pasif telah terbukti lebih berat dalam mencetuskan
serangan asma pada seorang anak bila yang merokok adalah ibunya
timbulnya asma saat masi bayi dan kanak-kanak. Pasien asma dan
i. Gas iritan
tangga, seperti: cat, pelarut cat dan pelarut lainnya, pembersih dan
Gambar 2.1
10
(sumber: Margaret varnell clark: 2013)
bronkialis.
3. Patofisiologi
nafas. Dengan memahami saluran nafas ini, dapat memberikan jalan untuk
11
Etiologi pasti limitasi aliran udara pada asma masih belum
terjadi pada plasma. Data menunjukan bahwa pada pasien asma terjadi
bagian saluran nafas yang tersumbat dan udara tidak dapat keluar dan
lama. Seperti yang telah kita ketahui bahwa bahkan sebelum onset
12
Fibrosis subefitel terjadi akibat pembentukan serat kolagen dan
pasien asma dan tidak sepenuhnya reversible dengan terapi yang ada
saat ini.
13
Data menunjukan bahwa inflamasi saluran nafas muncul pada
pasien asma meskipun gejalanya tidak muncul. Hal ini terjadi pada
salura nafas, namun hal ini terjadi pada seluruh system respirasi.
sedang. Inflamasi yang terjadi pada asma memiliki pola yang sama
Imunoglobulin
untuk memanggil sel-sel dalam system imun yang lain untuk datang dan
sebuah antigen masuk kedalam tubuh manusia, sel darah putih yang
14
dengan antigen dan memicu sel limfosit B untuk berproduksi dan
IgM, IgG, IgA, IgD dan IgE. Ketila secara spesifik kita mendiskusikan
mengalami reaksi alergi disebut memiliki riwayat atopi atau alergi. Pada
sel inflamasi ini memiliki lebih dari 100.000 reseptor tempat berikatan
dengan IgE. Ketika seorang individu terpapar dengan suatu allergen dan
menghasilkan IgE yang berikatan dengan reseptor tersebut, sel mast dan
15
individu tersebut terpapar dengan allergen yang sama, sel mast dan
tahun.
Mediator-Mediator Kimia
Mediator kimia yang dihasilkan oleh sel mast dan paling kita
histamine (H1) yang dapat dijumpai pada sebagian besar sel tubuh dan
aktivasi sel mast atau basofil. Zat golongan ini mempunyai efek yang
kemokin. Kemokin ini dihasilkan oleh sel epitel saluran nafas dan
16
berfungsi untuk memanggil sel-sel inflamasi lainnya untuk datang ke
Sitokin ini dapat dibagi menjadi empat kategori: limfokin adalah sitokin
17
terjadi bronkospasme dan inflamasi, terjadi peningkatan NO yang
Pathway asma
Bagan 2.1
Bagan 2.2
18
(sumber:Corwin, Elizabeth J.: 2009)
4. Klasifikasi
Asma ini disebabkan oleh alergen (misal: serbuk sari, binatang, amarah,
keluarga yang alergik dan riwayat medis masa lalu ekzema atau rhinitis
alergik.
19
Asma ini tidak berhubungan dengan alergi spesifik. Serangan asma ini
dan agen anti inflamasi non steroid lain, pewarna rambut, antagonis
c. Asma Gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dan
bentuk alergi maupun bentuk idiopatik atau non alergik. (Brunner and
f. Sianosis pada permukaan kuku (Susan Martin Tucker, et.al, 1998; 2257)
20
6. Komplikasi
a. Atelektasis
c. Pneumothoraks
e. Bronkhitis
7. Pemeriksaan Diagnosis
a. Pemeriksaan laboratorium
j. Pemeriksaan sputum
21
Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya
- Pemeriksaan darah
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
serangan.
k. Pemeriksaan radiologi
22
terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai
berikut:
bertambah
paru
m. Elektrokardiografi
23
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni
n. Scanning paru
paru-paru
o. Spirometri
cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat
diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
24
8. Penatalaksanaan
serangan asma
- Memberikan penyuluhan
- Pemberian cairan
- Fisiotherapy
b. Pengobatan farmakologik:
dalam 2 golongan:
25
Nama obat:
(bricasma).
(Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang
2. Santin (teofilin)
berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk
26
Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak
3. Kromalin
obat anti asma yang lain dan efeknya baru terlihat setelah
4. Ketolifen
obat ini adalah dapat diberikan secara oral. (Dudut Tanjung., Skp,
2007)
dinamis dalam usaha memperbaiki atau memelihara klien sampai ke taraf optimal
27
Dalam asuhan keperawatan pasien dengan asma bronkial, menggunakan
1. Pengkajian
dari proses keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat
a. Pengumpulan data
1. Identitas klien/biodata
28
a) Identitas anak yang meliputi nama anak, umur, jenis kelamin,
tanggal pengkajian
2. Keluhan utama
Pada umumnya orang tua mengeluh anaknya batuk dengan atau tanpa
produksi mucus; sering bertambah berat saat malam hari atau dini hari
sehingga membuat anak sulit tidur. Jika asmanya berat maka gejala yang akan
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan pada anak dengan asma meliputi hal-hal sebagai berikut:
merupakan hal atau faktor yang mencetuskan terjadinya penyakit, hal yang
penyakit yang dirasakan, R atau region adalah daerah atau tempat dimana
29
dari keluhan tersebut, T atau time adalah waktu dimana keluhan dirasakan,
riwayat operasi. Selain itu juga menjelaskan tentang riwayat penyakit yang
seperti riwayat panas, batuk, filek, atau penyakit serupa pengobatan yang
dilakukan
asma pada anak, riwayat penyakit keturunan atau bawaan seperti asma,
d) Genogram
Merupakan gambaran struktur keluarga klien, dan gambaran pola asuh klien
Merupakan informasi kesehatan anak dan ibu mulai dari pre natal, natal, dan
post natal.
a. Prenatal
30
Apakah ibu pasien terdapat kelainan atau keluhan yang dapat
b. Intra natal
c. Post natal
menelan
- Riwayat imunisasi
Pada usia 9 bulan imunisasi harus sudah lengkap meliputi BCG, Hepatitis,
tanyakan dan catat imunisasi apa saja yang sudah dan belum didapat serta
tanyakan alasannya.
31
Jenis Bulan Tahun
vaksin Lhr 1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 15 18 24 3 5 6 7 8 9 10 12 18
BCG 1
Hepatitis B 1 2 3
Polio 0 1 2 3 4 6
DPT 1 2 3 4 5
Campak 1 2
Hib 1 2 3 4
PCV 1 2 3 4
Rotavirus 1 2 3
Varisela Di berikan 1x
MMR 1 2
HPV 3x
Tabel 2.1
2015)
32
4. Riwayat pemberian makan
Catat pada pertama kali anak dan pada umur berapa diberikan
memegang icik-icik
33
Bagan 2.3
Denver II
34
(Sumber: Hidayat: 2008)
7. Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
b. Pola istirahat/aktivitas
atau latihan
bayi
8. Pemeriksaan fisik
35
a. Keadaan umum
b. Tanda-tanda vital
normal
c. Antropometri
d. Pemeriksaan fisik
9. Kepala
10. Mata
Perhatikan apakah jarak mata lebar atau lebih kecil, amati kelopak
kondisi bulu matanya, bentuk serta amati ukuran iris apakah ada
peradangan atau tidak, kaji adanya oedema pada mata. Pada asma
36
11. Hidung
12. Mulut
13. Telinga
14. Leher
Gerakan kepala dan leher klien dengan ROM yang penuh, periksa
37
15. Dada
16. Abdomen
abdomen
17. Ekstremitas
terdapat sianosis pada ujung jari, adanya oedema, kaji adanya nyeri
pada ekstremitas
termasuk prosedur pada bayi dan keluarga. Pada pasien bayi lebih
38
kehilangan kontrol terhadap dirinya. Serta ketakutan bayi terhadap
ibunya
a. Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan darah
39
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
serangan.
berikut:
bertambah
40
Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran
paru
25. Elektrokardiografi
41
26. Scanning paru
paru-paru
27. Spirometri
cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat
diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
28. Pengobatan/terapy
- Memberikan penyuluhan
- Pemberian cairan
42
- Fisiotherapy
b. Pengobatan farmakologik:
dalam 2 golongan:
Nama obat:
(bricasma).
(Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang
2. Santin (teofilin)
43
Cara pemakaian: Bentuk suntikan teofillin/aminofilin dipakai
berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk
3. Kromalin
obat anti asma yang lain dan efeknya baru terlihat setelah
4. Ketolifen
obat ini adalah dapat diberikan secara oral. (Dudut Tanjung., Skp,
2007)
b. Analisa Data
44
Analisa data adalah menghubungkan data yang
2. Diagnosa keperawatan
45
masalah dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah
menjadi 2, yaitu:
1) Jangka panjang
2) Jangka pendek
46
symptom dalam diagnosa keperawatan aktual ataupun
resiko
memvalidasi.
E. Doenges yaitu:
secret berlebih
dan jelas
47
Intervensi Rasional
48
6. Merelaksasikan otot halus dan
Intervensi Rasional
makanan saat ini dan catat derajat sering anoreksia karena dyspnea
49
makan, sehingga dapat
meningkatkan masukan
kemampuannya
Intervensi Rasional
tenang
50
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
anti microbial
pengobatan
51
kriteria hasil: keluarga menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
tindakan
Intervensi Rasional
dan merugikan
akan meningkatkan
keefektifannya
4. Implementasi
dilakukan secara langsung kepada pasien. Kemampuan yang harus dimiliki perawat
52
memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi dan evaluasi. Tahap
dokumentasi.
dengan orang tua sangat diperlukan. Disamping itu harus memperhatikan dampak
5. Evaluasi Keperawatan
merupakan perbandingan sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni Subjektif (data
53
berupa keluhan klien), Objektif (data hasil pemeriksaan), Analisa data
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktifitas proses
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat
digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir
54
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
a. Asma Bronkial merupakan suatu penyakit yang ditandai
dengan adanya wheezing (mengi) intermiten yang timbul
sebagai respon akibat paparan terhadap suatu zat iritan atau
alergan
55
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif ,dkk (2000) . Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid 1.Jakarta : Media
Aesculapius.
Silvia A Price ,(1995) . Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit Jilid 2 .Ed 8. Jakarta : EGC
56