Vous êtes sur la page 1sur 11

Nyeri pinggang

Step 1

Sensory deficits : decrise of sensoric function

Step 2

1. Why he has a posituv stright of lleg rish strigh leg raise at 45 with pain radiating to left
buttock and posterior thight ?
2. Anatomi from the vertebra lumbal
3. Why he has pain is worsening by lifting,coughing,bending,walking and slightly relieved by
rest ?
4. What is definitive treatmant ?
5. Why does MRI scaning shows a bulging at the disc located between L4-L5 vertebrae?
6. Why reflect normal and simetric and defisit sensoric?
7. Risk factor from the desease in the scenario?
8. What is the relationship 32 years old male this story of left-sided loo back pain radiating to
buttock, leg and great toe?
9. DD ?
10. What are the clinical examination?

Step 3

1. Anatomi from the vertebra lumbal


Terdiri dari corpus vertebralis
Didiscus itervertebralis sebagai shock asorbent,dilumbal untuk menopang tubuh
Jika ada perubahan bb mengalami perubahan posisi
Nukleus pulposus dan anulus fibrosus,
Nukleus pulposus : mengandung banyak air,jar kolagen,ada bahan mirip gel yang bertugas
untuk pertahan terhadap kompresi, dan lamina kartilago fibrosa
Corpus vertebralis bag posterior terdapat canalis vertebralis, merupakan tempat medula
spinalis,ada lig.anterior et posterior yang mengikat antar vertebra atas dan bawah

2. Why he has a positiv stright of lleg rish strigh leg raise at 45 with pain radiating to left
buttock and posterior thight ?
Pemeriksaan ada 2
-Laseque : nyeri tempat lesi pada saat mengangkat tungkai atas 90 dan tungkai bawah 45
derajat..jika sebelum terkena 45 derajat -> nyeri pinggang.(+) nervus terganggu
- oconel : pemeriksaan pada yang sehat
-petrik : kaki kanan lurus,dan yang nyeri disilang
-contra petric: yang tidak nyeri disilangkan,nyeri sama dititik tersebut

L4 dan L5 aliran sama, jika ada lesi tempat keluar N.ischiadicus maka daerah yang dipersarafi
daerah tersebut juga terasa dmana memprsarafi m.quadricep untuk ekstensi dari
lutut,m.adductor tibialis anterior : untuk dorso fleksi kaki
Jia nyeri pada daerah tersebut, distrinusi :
Lutut,bagian betis anterolateral,paha
L5 : m.peroneus -> efersi dari kaki, m. Tibialis anterior,m.gluteus medialis-> gerakan
abduktor pinggul.distribusi nyeri betis bag lateral,paha posterolateral,pantat,dan punggung
kaki

3. What are the sensitif pain area ?

Bangunan yang tidak peka nyeri: Dikus intervertebralis baik anulus fibrosus maupun
nukleus pulposusnya.
Bangunan yang merupakan bagian peka nyeri : ligamentum longitudinal posterior,
ligamentum longitudinal anterior, corpus vertebra, articulatio zygoapophyseal,
ligamentum suprasinosum, fasia dan otot

Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang terangsang oleh
berbagai stimulus lokal (mekanis, kimiawi termal). Stimulus ini akan direspon dengan
pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan menimbulkan persepsi nyeri.
Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan
sehingga memungkinkan proses penyembuhan. Salah satu bentuk proteksi adalah
spasme otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia. Nyeri yang timbul dapat
berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya berbagai mediator inflamasi
atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf
1.

Macam- macam nyeri pinggang ?


1. Nyeri lokal : iritasi dari saraf impuls nyeri karena dari tumor di corpus vertebra yang akan
merang sang periosteum
2. Nyeri alih : dari organ abdomen yang mengalami gangguan dialihkan dermatom yang
dipersarafi
3. Nyari radikal : terkait erat dengan distribusi saraf spinal,diperberat saat membungkuk

Penyebab nyeri pinggang


http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312026/bab2.pdf

Nyeri pinggang dapat dibedakan dalam :

1. Nyeri setempat

Diakibatkan proses patologik yang merangsang bangunan bangunan peka nyeri. Nyeri
setempat biasanya terus menerus atau hilang timbul (intermiten). Nyeri bertambah
pada suatu sikap tertentu tau karena gerakan.

2. Referred pain

Akibat proses patologik bangunan peka nyeri. Tida ada daerah yang benar benar nyeri
tekan.

3. Nyeri radikular

Menyerupai referred pain, namun nyeri radikuler menjalar secara tegas, terbatas
dermatomnya dan sifat nyerinya lebih keras dan terassa pada permukaan tubuh. Nyeri
radikuler timbul akibat perngsangan pada radiks, baik yang bersifat penekanan,
sentuhan, peregangan, tarikan atau jepitan.
Hal ini berarti bahwa proses patologik yang menimbulkan nyeri radikuler harus
berada di sekitar formen intervertebralis. Batuk/bangkis dan nafas bisa menimbulkan
nyeri radikuler jika ada proses patologik yang menekan atau menyentuh atau
meregangkan radiks dorsalis.

4. Nyeri akibat kontraksi otot sebagai tindakan protektif

Otot dalam keadaan tegang secara terus menerus menimbulkan perasaan yang
dinyatakan orang sebagai ‘pegal’. Sikap duduk, jalan dan berdiri yang salah dapat
menimbulkan sakit pinggang.

Sumber : Neurologi Klinis dalam Praktek Umum

4. Why he has pain is worsening by lifting,coughing,bending,walking and slightly relieved by


rest ?
Karena ada saraf yang terjepit dan bangunan peka nyeri yang terkena
Jika mengangkat akat menekan ke bawah
Membungkuk,dan batuk : trjadi penekanan,karena terjadi peningkatan intra abdominal

5. Why reflect normal and simetric but defisit sensoric?

Sumber : Lumbar Intervertebral Disc, diedit oleh Frank M. Phillips,Carl Lauryssen

LMN -> reflek tendon normal karena tidak mengenai medula spinalis
Gambar !
6. Risk factor

Faktor Resiko Low Back Pain (LBP)


Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,etnis, merokok, pekerjaan, paparan
getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal
spinal dan faktor psikososial (Bimariotejo, 2009). Sifat dan karakteristik nyeri yang dirasakan pada penderita
LBP bermacam-macam seperti nyeri terbakar, nyeri tertusuk, nyeri tajam, hingga terjadi kelemahan pada
tungkai (Idyan, 2008). Nyeri ini terdapat pada daerah lumbal bawah, disertai penjalaran ke daerah-daerah lain,
antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki (Bimariotejo,
2009).

Faktor – Faktor Risiko

Pada saat perawat bekerja seperti mengangkat atau memindahkan pasien, ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan nyeri pada tulang belakang, yaitu:

1) Faktor Fisik/ Pekerjaan

Mengangkat dan membawa beban dan membungkuk serta memutar menunjukkan adanya keterkaitan dengan
cidera tulang belakang (Burdorf et al., 1997). Kebanyakan pekerjaan yang terdiri dari kombinasi mengangkat
dan pergerakan lainnya seperti mengangkat dengan memutar memiliki resiko yang besar (Battié & Bigos, 1991;
Kelsey et al.,1984; Troup, 1987). NIOSH menyatakan bahwa ada bukti yang kuat untuk terjadinya cidera pada
tulang belakang dengan pekerjaan yang mengangkat dan pergerakan yang memaksa.Mereka juga menyatakan
bahwa ada bukti yang terkait dengan postur janggal, seperti pekerjaan fisik yang berat yang dikaitkan dengan
cidera pada tulang belakang (Bernard, 1997).Ini juga merupakan temuan bahwa perawat dengan pekerjaan
melayani yang lebih lama memiliki risiko yang lebih tinggi (Kumar, 1990; Owen et al., 1984; Stubbs et al.,
1983).Faktor pekerjaan secara umum termasuk juga forceful exertion (gerakan yang diluar jangkauan), postur
janggal, dan gerakan yang berulang. Seperti: mengangkat atau memindahkan pasien yang berat, gerakan yang
dipaksakan atau spontan, mengangkat pasien pada saat ia terjatuh dilantai. Postur atau posisi janggal pada
saat bekerja seperti membungkuk, memutar dan menjangkau diluar jangkauan dapat menyebabkan terjadinya
nyeri pada leher, bahu dan bagian belakang.Membungkuk ketika mengangkat pasien dapat menimbulkan
beban pada otot, diskus, dan ligament pada bagian belakang bawah.Karena tekanan pada diskus pada bagian
belakang bawah meningkat, pusat atau nucleus dari diskus dipaksa untuk keluar.Jika diskus membengkak atau
robek, ini dapat merusak saraf disekitarnya. Misalnya pada postur janggal seperti: membungkuk, memutar
atau menjangkau ketika mencuci kaki pasien pada tempat yang lebih rendah, memakaikan baju pasien dan
menempatkan pasien di tempat tidur, berdiri dan mengangkat peralatan yang berat dalam jangka waktu yang
lama.

Menurut Bandriyo (2006) dalam tesisnya, yang dikutip dari Health Industry Classification Project (1997) faktor
– faktor yang memberikan sumbangan terbesar bagi terjadinya cidera pada perawat adalah:

• Tindakan manual handling

• Postur janggal yang menimbulkan kekakuan otot

• Tergelincir, tersandung dan terjatuh

• Mendorong, menarik trolley

• Merapihkan dan membersihkan tempat tidur pasien

Penanganan bahan linen dan apron 
Menurut NSW Nurses Association dalam Manual Handling Guide for
Nurses (September, 1999), keseleo dan ketegangan otot merupakan jenis cidera yang dialami oleh perawat
40% di punggung, 12% pada anggota badan atas, dan 9% pada bagian belakang bawah. 
Studi epidemiologi
yang lain juga membuat kontribusi yang penting terhadap etiologi nyeri pada tulang belakang. Beberapa
pekerjaan yang dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang dalam pekerjaan mengangkat beban seperti
mengangkat (lifiting), menarik (pulling), mendorong (pushing), membawa (carrying), menurunkan (lowering),
membungkuk (bending), memutar (twisting), terjatuh (falling), terpeleset (slipping) merupakan faktor – faktor
yang siginifikan yang dapat menimbulkan terjadinya nyeri pada tulang belakang (Cady et al., 1979a; Snook et
al., 1978, 1980; White and Panjabi, 1990). Perawat memiliki insiden nyeri pada tulang belakang yang lebih
tinggi karena aktifitas fisik yang berat yang biasanya dibutuhkan untuk melayani pasien dan kejadian yang
biasanya terburu – buru, mengangkat yang salah (Royal College of Nursing, 1980; State of California, 1980;
State of Wisconsin, 1973; White & Panjabi, 1990).

Selain itu, dilaporkan juga frekuensi membungkuk (bending) dan memutar (twisting) adalah penyebab yang
paling sering dari cidera belakang di Inggris.Frekuensi low back pain setelah mengangkat memiliki variabel 15%
- 64%.Gerakan yang tiba – tiba seperti mengangkat yang dikombinasikan dengan dengan mengangkat keatas
dan memutar merupakan tindakan yang berbahaya. Chaffin dan Park melaporkan insiden cidera pada bagian
belakang delapan kali lebih tinggi pada pekerja yang terlibat pada aktifitas manual handling yang berat
dibandingkan dengan work sedentary.

2) Faktor Psikososial dan Lingkungan Kerja

Beberapa studi menunjukkan bahwa cidera tulang belakang terkait dengan lingkungan psikososial yang buruk
(Bigos et al., 1991) dimana yang lainnya tidak ditemukan hubungan (Feyer et al., 1992). Pengkajian pada
pengaruh faktor psikososial pada nyeri tulang belakang dilaporkan sulit, seperti pekerjaan dengan physical
demand yang tinggi yang biasanya termasuk lingkungan sosial yang buruk (Vingård & Nachimson, 1999). Hasil
dari studi epidemiologi terkait dengan perubahan generatif ke faktor mekanis telah dikaburkan oleh kenyataan
bahwa ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya nyeri pada tulang belakang.Seperti, faktor
psikologi yang biasanya berperan pada orang – orang yang mengeluh nyeri atau sakit. Dalam hal nyeri pada
spinal, tingkat pendidikan yang rendah, status ekonomi sosial yang rendah, intelegensi yang rendah, dan
persepsi dari kinerja pekerjaan yang menurutnya tidak penting semuanya dapat mempengaruhi untuk absen/
tidak masuk kerja dikarenakan nyeri pinggang. (Bobechko and Hirsch, 1965; Westrin, 1973; White & Panjabi,
1990).Pekerja yang berpikir pekerjaannya penuh tekanan, gelisah, atau penuh tantangan fisik juga dapat
meningkatkan kejadian nyeri pada tulang belakang (Frymoyeret al., 1985; Keegan, 1953; Keim, 1973; Magora,
1970; White and Panjabi, 1990).

Selain itu, faktor lingkungan kerja seperti pencahayaan yang ada dilingkungan kerja juga dapat mempegaruhi
postur tubuh seseorang seperti yang terdapat dalam penelitian sebelumnya oleh Smith, S.W. dan Rea, M.S,
1982; Rose, F.C. dan Rostas, S.M, 1946; Rea, M.S.,1946 yang mengatakan bahwa ”pencahayaan dan kondisi
pekerjaan mempengaruhi postur seseorang. Seperti, posisi orang tersebut untuk memperbaiki
penglihatannya.Mereka bekerja lebih dekat ketika tingkat iluminasinya rendah dan berasumsi melihat sudut
yang mengurangi refleksi.

3) Faktor individu dan gaya hidup (life style)
• Umur. Keberadaan nyeri pada tulang belakang meningkat

seiring dengan bertambahnya usia sekitar umur 50 – 60 tahun, walaupun itu terlihat akan dipatahkan
(Dempsey et al., 1997). Dengan kata lain, cidera pada tulang belakang karena kecelakaan telah ditunjukkan
terkait dengan umur, mengikuti bentuk kurva U (Laflamme, 1997; Laflamme et al., 1995). Mengangkat beban
yang berat yang dikombinasikan dengan rotasi dan postur membungkuk dapat menimbulkan resiko yang besar
jika diskus telah mengalami degenerasi, dan cidera pada saat berputar dapat menyebabkan degenerasi (Troup,
1987). Penelitian lain juga menyebutkan HNP terjadi pada usia 30-50 tahun, saat nukleus pulposus masih
bersifat gelatinous. Kandungan air di dalam diskus akan berkurang secara alamiah akibat bertambahnya usia.
Akan tetapi, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa HNP dapat terjadi di usia produktif yaitu diantara
umur 30 – 55 tahun (Atlas et al., 2000).

• Jenis kelamin.Beberapa studi menunjukkan bahwa prevalensi dari cidera tulang belakang lebih tinggi pada
pria daripada wanita, dimana cidera muskuloskeletal pada ekstremitas atas lebih sering pada wanita (Kilbom et
al., 1998).Bagaimanapun, interpretasi dari perbedaan jenis kelamin terletak juga pada perbedaaan pekerjaan
dan tugas – tugas. Untuk menganalisisnya, NIOSH menyarankan agar studi yang akan dilakukan pada populasi
memiliki jenis pekerjaan yang sama (Kilbom & Messing, 1998). Back Injury Among Healthcare Workers (2004)
menulis perawat laki – laki lebih berisiko terkena cidera pada tulang belakang dikarenakan mereka lebih sering
mengangkat pasien yang lebih berat dibandingkan dengan perawat wanita.

• Overweight. Pada beberapa studi, kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terjadinya cidera tulang
belakang (Deyo et al., 1989; Heliövaara, 1987; Liira et al., 1996; Wohl et al., 1995).Studi lainnya juga yang
meneliti hubungan antara berat badan dan cidera tulang belakang tidak menemukan hubungan.Berdasarkan
Dempsey (1997) efek dari kelebihan berat badan mungkin hanya substansial untuk kebanyakan mereka yang
kelebihan berat badan.

• Merokok. Merokok diindikasikan sebagai faktor risiko untuk terjadinya cidera pada tulang belakang pada
beberapa studi.(Battié & Bigos, 1991; Dempsey et al., 1997; Leboeuf-Yde, 1998).Terutama pada perokok berat
(Deyo & Bass, 1989).Keterkaitan antara merokok dengan batuk telah ditemukan, yang dapat meningkatkan
tekanan intradiscal yang membawa pada pembengkakan diskus dan hernia (Frymoyer et al., 1983).Penjelasan
lainnya adalah efek dari nikotin yang mengurangi aliran darah pada vertebral dan merusak metabolisme diskus
dan membuat diskus lebih sensitive pada stress fisik (Frymoyer et al., 1983). Boshuizen et al., (1993)
menemukan perbedaan pada prevalensi dari nyeri pada tulang belakang antara perokok dan non perokok
untuk pekerja dengan pekerjaan yang berat, tetapi tidak ada perbedaan yang konsisten pada pekerjaan
lainnya. Ia juga menemukan sejumlah faktor risiko perancu dikaitkan dengan merokok, seperti rendahnya
sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan juga pajanan pekerjaan terhadap pekerjaan yang berat.

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125311-S-5666-Gambaran%20faktor-faktor-Literatur.pdf

FAKTOR RESIKO TIMBULNYA HNP:

1. Faktorresiko yang tidakdapatdirubah:

– Umur

– Jeniskelamin

– Riwayatcederapunggungatau HNP sebelumnya

2. Faktorresiko yang dapatdirubah:

– Pekerjaandanaktivitas

– Olahraga yang tidakteratur

– Merokok

– Beratbadanberlebihan

– Batuk lama danberulang

http://ilmubedah.info/hernia-nukleus-pulposus-rehabilitasi-medik-terapi-
20110205.html

FAKTOR RESIKO DAN PATOFISIOLOGI HNP 5,6,7,8


Banyak faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya HNP:
1. Lifestyle seperti pengguna tembakau, kurangnya latihan atau olahraga, dan juga
inadekuat nutrisi yang dapat mempengaruhi kesehatan diskus.
2. Usia, perubahan biokimia yang natural menyebabkan diskus menjadi lebih kering
yang akhirnya menyebabkan kekakuan atau elastisitas dari diskus.
3. Postur tubuh yang tidak proposional yang dikombinasi dengan mekanisme gerak
tubuh yang tidak benar dapat menyebabkan stres dari lumbar spine.
4. faktor indeks massatubuh yang meliputi berat badan, tinggi badan,
5. trauma.

HNP dapat terjadi tiba-tiba ataupun perlahan-lahan. Empat langkah terjadinya HNP adalah:
1) degenerasi discus: perubahan kimia yang terkait dengan usia menyebabkan discus menjadi
lemah.
2) Prolapse: bentuk ataupun posisi dari diskus dapat berubah yang ditunjukkan dengan adanya
penonjolan ke spinalcanal. Hal ini sering pula disebut dengan bulge atau protrusion.
3) Extrusion: nucleus pulposus keluar melalui robekan dari annulus fibrosus.
4) Sequestration atau Sequestered Disc: nucleus pulposus keluar dari annulus fibrosus dan
menempati sisi luar dari discus yaitu pada spinalcanal.

Lokasi HNP dapat bermanifestasi pada keadaan klinis yang berbeda tergantung dari arah
ekstrusi dari nucleus pulposus:
1. Bila menjebolnya nukleus ke arah anterior, hal ini tidak mengakibatkanya munculnya gejala
yang berat kecuali nyeri.
2. Bila menonjolnya nukleus ke arah dorsal medial maka dapat menimbulkan penekanan
medulla spinalis dengan akibatnya gangguan fungsi motorik maupun sensorik pada
ektremitas, begitu pula gangguan miksi dan defekasi yang bersifat UMN.
3. Bila menonjolnya ke arah lateral atau dorsal lateral, maka hal ini dapat menyebabkan
tertekannya radiks saraf tepi yang keluar dari sana dan menyebabkan gejala neuralgia
radikuler.
4. Kadangkala protrusi nukleus terjadi ke atas atau ke bawah masuk ke dalam korpus vertebral
dan disebut dengan nodus Schmorl.
7. Alasan dari masing-masing faktor resiko?

8. Why does MRI scaning shows a bulging at the disc located between L4-L5 vertebrae?

Berdasarkan pekerjaan constrictor yang sering mengangkat berat->tek meningkat->bantalan


keluar ke poserior
Tek intra abdominal meningkat sehingga menonjol ke posterior

Tekanan pada discus normal?

Mengapa keluar pada bag posterior,kenapa tidak ke anterior??

Mengangkat beban dengan posisi yang salah,dengan tekhnik


biomekanika pada vertebra ?
Gambar MRI?
9. What is the relationship 32 years old male this story of left-sided low back pain radiating to
buttock, leg and great toe?

Faktor resiko dari penyakit tersebut


Left sided low back pain : di indikasikan oleh nukleus pulposus
HNP terbagi 2:
HNP tersering L4 dan L5 : nyeri pinggang ,panggul paha lateral,nyeri kaki,dan kelemahan
dorso fleksi kaki dan jari kaki
HNP L5 dan S1 : nyeri pada paha posterior tungkai bawah lateral dan kaki serta kelamahan
fleksi plantar kaki dengan penurunan refleks patella dibekan dari dermatom

Reflek L4 dan L5 reflek tendon patella berkurang,lebih menonjol gguan sensorik, motorik
menurun tapi dalam batas normal

C5,C6 : degenerasi,trauma.gejala: nyeri dijalarkan kebahu

L4 : m.quadricep
S1 : m.gastrocnemeus dan m.soleus
L2,3,5: tiidak ada refleks
10. What are the clinical examination?

Px penunjang ?

1. Foto polos : untuk melihat perubahan degenerasi


Harapan :Terlihat penyempitan ruang intervertebralis

2. MRI : penyempitan discus


3. EMG : untuk melokalisasi radix spinal saraf khusus yang terkena
Terlihat adanya identasi pada kolom zat kontras didiskus yang mengalami herniasi
4. LAB

Anamnesis ?

Langkah – langkah diagnostik pada LBP ?

11. DD ?

HNP
Spondilitis
Sindrom cauda equina
Spondilosis
osteoartritis

Beda dari masing-masing penyakit


12. What is definitive treatmant ?

Step 4

Concept mapping
Nyeri Pinggang

lokal alih radikal

HNP spondil
osis

Sakit pinggang PF

Enakan saat
tidur

penatalaksanaan

MRI EMG Foto polos

Vous aimerez peut-être aussi