Vous êtes sur la page 1sur 8

PERILAKU ASERTIF DAN CIRI-CIRINYA

A. Pengertian Perilaku Asertif

Asertif berasal dari kata to assert yang berarti menyatakan pendapat dengan tegas. Joseph Wolp
e mendefinisikan tingkah laku asertivitas sebagai tingkah laku yang penuh keyakinan diri yang le
bih merupakan pernyataan yang tepat dari setiap emosi daripada kecemasan terhadap orang lai
n.

Menurut Lazarus (Fensterheim, 1980) tingkah laku asertif adalah suatu tingkah laku yang penuh k
etegasan yang timbul karena adanya kebebasan emosi dari setiap usaha untuk membela hak-hak
nya serta adanya keadaan efektif yang mendukung, meliputi :

1. Mengetahui hak-hak pribadi.

2. Berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak tersebut.

3. Melakukan hal tersebut sebagai usaha untuk mencapai kebebasan.

Perilaku asertif merupakan kemampuan seseorang kemampuan seseorang menyatakan diri, panda
ngan-pandangan dalam dirinya, keinginan dan perasaannya secara langsung, spontan, bebas dan
jujur tanpa merugikan diri sendiri dan melanggar hak-hak orang lain.

Seseorang yang berperilaku asertif mampu menghargai hak diri sendiri dan orang lain, bersikap
aktif dalam kehidupannya untuk mencapai apa yang diinginkan. Fensterheim dan Baer (1975) me
ngungkapkan beberapa karateristik individu yang memiliki perilaku asertif yang tinggi, antara lain
:

1. Merasa bebas untuk menampilkan dirinya.

2. Dapat berkomunikasi dengan baik secara terbuka, langsung, jujur, dan tepat.

3. Memiliki orientasi aktif dalam kehidupan untuk mencapai apa yang diinginkan.

B. Definisi Perilaku Asertif Menurut Beberapa Ahli

Menurut Rini (2001) asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang dii
nginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai hak
-hak serta perasaan orang lain. Ditambahkan pula oleh Willis dan Daisley (1995), perilaku asertif
adalah perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.

Rathus dan Nevid (1983), asertif adalah tingkah laku yang menampilkan keberanian untuk secara
jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran-pikiran apa adanya, mempertaha
nkan hak-hak pribadi, serta menolak permintaan-permintaan yang tidak masuk akal dari figur ot
oritas dan standar-standar yang berlaku pada suatu kelompok.

Sedangkan menurut Alberti dan Emmons (2002) perilaku asertif adalah perilaku yang membuat s
eseorang dapat bertindak demi kebaikan dirinya, mempertahankan haknya tanpa cemas, mengek
spresikan perasaan secara nyaman, dan menjalankan haknya tanpa melanggar orang lain.

Dapat disimpulkan perilaku asertif adalah perilaku sesesorang dalam hubungan antar pribadi yan
g menyangkut, emosi, perasaan, pikiran serta keinginan dan kebutuhan secara terbuka, tegas da
n jujur tanpa perasaan cemas atau tegang terhadap orang lain, tanpa merugikan diri sendiri dan
orang lain.

Beberapa ciri dari individu yang memiliki asertivitas menurut Lange dan Jakubowski (1978) adalah
sebagai berikut:

a. Memulai interaksi

b. Menolak permintaan yang tidak layak

c. Mengekspresikan ketidaksetujuan dan ketidaksenangan

d. Berbicara dalam kelompok

e. Mengekspresikan pendapat dan saran

f. Mampu menerima kecaman dan kritik

g. Memberi dan menerima umpan balik

Ditambahkan oleh Palmer dan Froener (2002) ciri-ciri individu yang asertif adalah:

a. Bicara jujur

b. Memperlakukan orang lain dengan hormat, begitu pula sebaliknya

c. Menampilkan diri sendiri dan menyayangi orang lain

d. Memiliki hubungan yang baik dan efektif dengan orang lain

e. Tenang dalam keseharian dan memperlihatkan selera humor dalam menghadapi situasi-

situasi yang sulit.

Belajar merupakan proses aktif, karena belajar akan berhasil jika dilakukan secara rutin dan siste
matis. Ciri dari suatu pembelajaran yang berhasil, salah satunya dengan bertingkah laku asertif, i
ndividu akan memperoleh hasil positif yang salah satunya adalah meningkatkan kepercayaan diri.
Dengan meningkatnya kepercayaan diri, maka individu tidak terlalu dipengaruhi oleh persetujuan
orang dan juga mengurangi rasa tidak aman. Selain itu, individu akan menjadi lebih kreatif dan
berani untuk mengambil resiko. Hal ini seharusnya dimiliki oleh siswa yang mana dituntut untuk
lebih mandiri, mampu berinisiatif, lebih dewasa, dan lebih matang dalam berfikir dan berperilaku
agar lebih berkembang dalam proses belajar. Semakin tinggi tingkat asertivitas dari individu, mak
a semakin tinggi pula tingkat kepercayaan diri dari individu tersebut dan semakin tinggi pula pre
stasi belajar siswa.

C. Kategori Perilaku Asertif

1) Lazarus (1973) adalah orang pertama yang mengidentifikasi secara khusus perilaku asertif.
Pada prinsipnya asertif adalah kecakapan orang untuk berkata tidak, untuk meminta bantuan at
au minta tolong orang lain, kecakapan untuk mengekspresikan perasaan-perasaan positif maupun
negatif, kecakapan untuk melakukan inisiatif dan memulai pembicaraan. Rich dan Schroeder (Ra
kos, l99l) memformulasikan bentuk perilaku asertif sebagai kecakapan ,mengekspresikan emosi ba
ik secara verbal maupun non verbal.

2) Christoff dan Kelly (Gunarsa, l992) menyimpulkan ada 3 kategori perilaku asertif yaitu : a
sertif penolakan, yaitu ucapan untuk memperhalus, seperti misalnya : maaf !, asertif pujian, yaitu
mengekspresikan perasaan positif, seperti misalnya menghargai, menyukai, mencintai, mengagumi,
memuji dan bersyukur; ketiga adalah asertif permintaan, yaitu asertif yang terjadi kalau seseoran
g meminta orang lain melakukan sesuatu yang memungkinkan kebutuhan atau tujuan seseorang
tercapai tanpa tekanan atau paksaan. Selain ketiga hal tersebut, kemarahan juga termasuk salah
satu kategori asertif. Dalam marah, orang menyatakan kejengkelan, ketidak puasan atau ketidak s
esuaian antara yang ia harapkan dengan kenyataan yang ia terima.

3) Fensterheim dan Baer, (1980) berpendapat sesorang dikatakan mempunyai sikap asertif a
pabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan.

b. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.

c. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik.

d. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain, ata
u segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negatif.

e. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan.

f. Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenang
kan dengan cara yang tepat.

g. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.


h. Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk mencap
ai apa yang diinginkannya sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia akan tetap
memiliki harga diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self confidence).

D. Manfaat Perilaku Asertif

Komunikasi asertif adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif tanpa terlalu
banyak terganggu dengan apa yang orang lain mungkin pikirkan atau katakan. Perilaku asertif t
idak sama dengan dengan perilaku agresif. Orang asertif berani menyuarakan sesuatu yang menj
adi pendapatnya dengan tetap menghargai orang lain. Komunikasi asertif juga akan menuntun s
eseorang untuk memutuskan antara mengatakan ‘ya’ atau ‘tidak’ untuk situasi tertentu. Sebalikny
a, orang yang kurang asertif cenderung selalu berkata ‘ya’ meskipun sebenarnya dia tidak berad
a dalam mood untuk melakukan hal tersebut. Tidak bisa mengatakan apa yang idealnya ingin di
katakan dapat menyebabkan perilaku agresif pasif dan konflik internal serta masalah mental.

Berikut adalah beberapa kelebihan seseorang bersikap asertif.

1. Bebas dari Konflik Internal

Bayangkan situasi berikut, Anda sedang mengalami sakit kepala parah dan ingin menghabiskan
waktu sendirian untuk beristirahat. Tapi teman baik Anda menelepon dan mengatakan bahwa ia
ingin pergi keluar dengan Anda. Menghadapi situasi ini, sebenarnya Anda hendak menolak ajaka
n tersebut karena tidak dalam mood untuk melakukannya. Tapi karena tidak mampu berkata ‘tid
ak’, Anda akhirnya pergi keluar sehingga menambah derita sakit kepala Anda dengan melakukan
apa yang tidak ingin Anda lakukan. Jika Anda cukup asertif untuk menolak teman Anda, Anda
bisa menghabiskan waktu beristirahat atau melakukan apa yang sebenarnya ingin Anda lakukan.
Untuk berkata ‘tidak’, Anda tidak harus bersikap kasar. Komunikasi asertif harus tetap mengedep
ankan hubungan saling menghormati. Dari contoh diatas, sikap asertif akan membuat seseorang
terhindar dari stres dan tekanan yang tidak perlu dari lingkungan.

2. Meningkatkan Percaya Diri

Komunikasi asertif membantu meningkatkan kepercayaan diri. Orang yang asertif berarti tidak rag
u dalam menyuarakan pendapatnya. Orang lain juga akan cenderung menghargai orang yang as
ertif karena berani menyuarakan pikiran dan memilih memberikan jawaban yang jujur. Apresiasi
dan penghargaan dari orang lain pada akhirnya akan meningkatkan rasa percaya diri Anda yang
telah bersikap asertif.

3. Membantu Mengelola Stres

Bersikap asertif membuat seseorang lebih mudah mengelola stres. Orang yang asertif tidak akan
menyesali apa yang dilakukan karena telah menyuarakan apa yang menjadi pendapat dan keyaki
nannya.

4. Hidup yang Tidak Terikat dan Bebas

Orang asertif selalu percaya dengan prinsipnya tanpa terlalu banyak terganggu dengan apa yang
dikatakan orang lain. Orang asertif umumnya bahagia dan percaya diri karena mampu menentu
kan pilihan dan tujuan hidupnya sendiri. Orang lain tidak akan bisa memanfaatkan orang yang a
sertif karena perilaku asertif membuat seseorang tetap kukuh dengan prinsipnya. Sebaliknya, oran
g yang tidak bisa berkata ‘tidak’ cenderung dimanfaatkan orang lain karena ketidakmampuannya
untuk menolak. Jika Anda merasa belum mampu berkomunikasi secara aasertif, latihan dan pem
biasaan bisa membantu menumbuhkan sifat positif ini.

Berikut adalah beberapa Tips yang dapat menumbuhkan Perilaku Asertif Anda dikutip dari Buku
7 Habits Effective People, Stephen R Covey :

1. Berusahalah dan Biasakanlah Berbicara dengan Rasa Percaya Diri.

Percaya Diri sangat penting dalam sebuah Komunikasi, dengan adanya Keyakinan akan Kemampu
an Diri Anda, sebuah Pembicaraan menjadi Mengalir dengan Natural, tanpa perlu adanya Modifi
kasi atau Manipulasi. Sikap Percaya Diri akan apa yang ingin Anda ungkapkan menjadi Pintu Ke
berhasilan sebuah Perilaku Asertif. Anda tidak mungkin meyakinkan orang lain tanpa adanya Ke
yakinan pada Diri Sendiri terlebih dahulu.

2. Berusahalah dan Biasakanlah untuk Mengekspresikan Pikiran dan Perasaan dengan Jelas
Kepada Orang Lain.

Ekspresi bukan berarti Berlebihan atau Over Reacting dengan Lawan Bicara Anda. Sikap Wajar t
etap menjadi Prioritas Anda berkomunikasi tanpa melebih-lebihkan ataupun menguranginya. Dal
am penyampaian Ide dan Saran, Anda perlu menjelaskan dan mengeksloprasi semua Pikiran dan
Perasaan terkait dengan Pendapat tersebut. Tidak harus mencari-cari Kata Asing agar terlihat Sk
illful, atau mengarang padanan kata yang pada akhirnya tidak mudah Dimengerti dan Dipahami
Lawan Bicara.

3. Biasakanlah Memandang Wajah Orang yang Anda Ajak Bicara Ketika Berbicara denganny
a.
Percaya Diri akan mengalirkan Pembicaraan secara alamiah, dan Anda tentu akan bersikap jujur
kepada Lawan Bicara. Tatapan atau Pandangan Mata Anda akan terlihat Tenang dan Nyaman p
ada saat Komunikasi terjalin. Memandang Wajah tanpa Tendensi Negatif atau Respon Berlebih
menambah Keyakinan Anda dan Kepercayaan orang lain terhadap Pendapat yang disampaikan.

4. Biasakanlah Mengungkapkan Pendapat Anda Secara Jujur dan Terbuka pada Orang Lain.

Kejujuran adalah segalanya, tanpa harus dilebih-lebihkan. Kebenaran merupakan Keberhasilan dal
am sebuah Komunikasi, dan Kebenaran tidak harus berlebihan. Sikap Jujur akan menambah Per
caya Diri Anda menjalin Hubungan Komunikasi dan menghasilkan Hubungan Menang-menang.
Sikap Asertif adalah Jujur dalam menyampaikan Pendapat dan Keterbukaan menjadi jembatannya.

5. Responlah Emosi Anda dengan Cara yang Sehat Untuk Menghindari Perilaku Agresif ata
u Defensif dari Pihak Lain.

Pembicaraan yang tidak jujur cenderung berlangsung dengan Tensi Tinggi, dan memungkinkan t
erjadinya Respon Negatif dari semua pihak. Namun pada saat semua hal disampaikan dengan J
ujur serta Percaya Diri, maka Anda akan dapat merespon Emosi dan Perasaan dengan Tenang.
Komunikasi dua pihak terjadi tanpa adanya Agresifitas atau Sikap Defensif. Perilaku Asertif adalah
Keterbukaan dalam Komunikasi, sehingga masing-masing pihak mendapatkan sesuatu tanpa Pak
saan dan Tekanan. Perilaku Asertif tidak hanya bermanfaat bagi Diri Anda namun juga mengaja
k orang lain berlaku yang sama, Jujur dan Terbuka dan Percaya Diri dengan apa yang akan disa
mpaikan. Perilaku Asertif adalah contoh Pengembangan Diri melalui Hubungan Menang-menang
.

E. Perbedaan Antara Perilaku Asertif dengan Agresif

1. Perilaku Asertif

Ø Orang yang memiliki karakter asertif umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang baik s
ehingga membantu dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

Ø Perilaku asertif dicirikan dengan seseorang yang menyuarakan pendapat atau posisinya atas s
esuatu tanpa harus bersikap kasar.

Ø Orang asertif adalah orang yang mau mendengar pendapat orang lain. Mereka menghargai
preferensi orang lain yang beraneka ragam.

Ø Orang yang memiliki karakter asertif tidak mudah dipengaruhi oleh pendapat orang lain kec
uali memang pendapat lain tersebut lebih rasional.

2. Perilaku Agresif
Ø Perilaku agresif umumnya dirangsang oleh faktor eksternal dan memiliki pengaruh besar terh
adap kepribadian seseorang.

Ø Orang agresif dikenal sering berseteru mengenai sesuatu hal tanpa mempertimbangkan situa
si dan apa yang dirasakan orang lain.

Ø Karakter agresif sering memaksakan pandangan mereka pada orang lain sehingga melanggar
kebebasan individu.

Ø Perilaku agresif umunya diekspresikan melalui kemarahan mendadak, perubahan suasana hati,
ancaman verbal, mengamuk, atau melalui penggunaan manipulasi sosial.

Ø Orang agresif menggunakan taktik untuk membuat orang lain merasa bersalah tanpa kesalah
an apapun.

Ø Kepribadian agresif memiliki kecenderungan mendominasi orang lain sehingga menimbulkan


ketegangan dalam hubungan.

Ø Orang-orang seperti ini juga cenderung memiliki kepribadian otokratis.

Kepribadian Asertif Vs. Agresif

Berikut adalah perbedaan antara kepribadian asertif dengan agresif:

Kepribadian Asertif

1. Orang asertif memiliki pandangan positif perihal pendapat dan perilakunya. Pada

saat yang sama, mereka tetap menghormati pikiran dan tindakan orang lain.

2. Orang asertif biasanya berbicara jujur tentang pendapat mereka secara sopan tanpa har
us menyakiti perasaan orang lain.

3. Orang asertif termotivasi untuk mencapai tujuan serta apa yang mereka inginkan. Pada s
aat yang sama, mereka juga berusaha menghormati orang lain serta mengajak maju bersama.

4. Orang asertif membuat kontak mata saat berbocara dengan orang lain. Ekspresi matany
a cenderung tenang dan tidak agresif.

5. Orang asertif melihat semua orang memiliki kedudukan yang sama. Pendekatan mereka
cenderung lebih demokratis.

6. Orang asertif memiliki postur lurus tanpa membungkuk dan ekspresinya umumnya sant
ai. Cara komunikasi asertif adalah berbicara ‘to the point’ tanpa berbelit-belit.
Kepribadian Agresif

1. Orang agresif merasa bahwa hanya pendapatnya yang memilki bobot dan

menganggap orang lain tidak mampu mengambil keputusan.

2. Orang agresif akan berbicara keras untuk membuat orang lain mendengarkannya. Merek
a biasanya memiliki keterampilan mendengarkan yang buruk.

3. Orang agresif berusaha mencapai tujuan dan impian mereka dengan cara menyakiti ora
ng lain atau dengan menginjak harga diri orang lain.

4. Orang yang agresif cenderung memelototi orang lain agar tunduk tanpa melawan.

5. Orang agresif menempatkan dirinya diatas orang lain dan bersikap kasar.

6. Postur orang agresif cenderung berjarak dan kaku dengan ekspresi mengancam di wajah
nya.

Vous aimerez peut-être aussi