Vous êtes sur la page 1sur 4

Nama : Ariestya Alfianti P.

NIM : 175020301111001

RESUME TEORI HARGA DALAM KENYATAAN

1. Boikot dan Akibatnya Terhadap Harga Pasar


Boikot menurut KBBI adalah bersekongkol menolak untuk bekerja sama
(berurusan dagang, berbicara, ikut serta, dsb). Aksi boikot apabila dilakukan
oleh pihak konsumen, maka akan menurunkan demand dari suatu produk yang
diboikot tersebut. Apabila digambarkan dengan kurva, maka terlihat bahwa kurva
penawaran tetap, namun kurva permintaan bergeser ke kiri.

Dari kurva tersebut terlihat bahwa dengan menurunnya permintaan, maka


mengakibatkan harga keseimbangan jatuh. Dalam kasus boikot, penurunan
permintaan dapat jauh lebih ekstrem karena aksi pemboikotan dapat meluas dan
memengaruhi daya beli masyarakat secara signifikan.

2. Kasus Koperasi Produsen


Koperasi Sebagai Suatu Bentuk Kerja Sama Pasar
Koperasi akan timbul apabila memenuhi paling tidak 3 syarat, yakni:
a. Masing-masing calon anggota melihat adanya manfaat potensial dari kerja
sama yang akan dijalin
b. Masing-masing anggota menerima keuntungan yang lebih besar dengan
bergabung dengan koperasi karena adanya sistem pembagian keuntungan
c. Dalam jangka panjang, kelangsungan hidup koperasi tidak lepas dari hal
berikut:
- Sistem pembagian di koperasi dianggap cukup adil
- Tidak ada godaan untuk memperoleh keuntungan lebih besar dengan
menyalahi aturan yang telah disepakati secara bersama
- Tidak ada faktor yang menimbulkan perkembangan ekstern yang bisa
mengikis keuntungan potensial yang menjadi raison d’etre (alasan
keberadaan) dari koperasi tersebut

Dengan terbentuknya suatu koperasi, maka para produsen di dalamnya dapat


meraup keuntungan lebih besar dengan cara mematok harga jual yang lebih
tinggi. Skala ekonomi, dengan bertindak bersama dapat menghemat biaya
tertentu atau meningkatkan efisiensi dari suatu proses tertentu.

Koperasi dalam Persaingan Sempurna

Karena banyaknya jumlah penjual dan pembeli, serta masing-masing bertindak


sebagai price taker, maka terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi:

- Keanggotaan koperasi mencakup semua penjual yang ada di pasar,


sehingga terbentuk suatu kartel yang bertindak sebagai suatu
perusahaan monopoli
- Keanggotaan tidak mencakup semua penjual, namun cukup banyak,
sehingga secara bersama-sama dapat memengaruhi harga pasar

Koperasi dalam Monopsoni

Terdapat dua kemungkinan:


- Kasus monopoli penuh. Apabila terdapat banyak penjual, namun hanya
terdapat satu pembeli, maka penjual-penjual tersebut dapat membentuk
suatu koperasi dan bergabung menjadi kekuatan tunggal (monopoli).
Sehingga keadaan yang tercipta kemudian adalah bilateral monopoly di
mana terdapat satu pembeli, dan satu penjual.
- Kasus monopoli parsial. Di mana jumlah pembeli lebih dari satu, tetapi
cukup banyak ,dan satu di antaranya cukup besar untuk dapat
memengaruhi harga pasar.

3. OPEC
OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) atau Organisasi Negara-
Negara Pengekspor Minyak pada 1970-an pernah memutuskan untuk
meningkatkan pendapatan mereka dengan cara mengurangi supply minyak
dengan harapan harga minyak dunia akan naik dan memperbesar keuntungan
mereka. Harga minyak dunia kemudian naik secara bertahap hingga tahun 1981.
Namun, OPEC merasa kesulitan mempertahankan harga tinggi. Pada tahun 1982-
1985 harga minyak turun 10% per tahun, dan pada 1986 harga minyak merosot
hingga 45%. Tahun 1990-an, harga minyak kembali setara dengan harga pada
saat tahun 1970-an dan terus berada pada tingkat terendah tersebut sepanjang
tahun 1990-an.
Dalam jangka pendek, mengurangi supply minyak untuk menaikkan harga
memang berhasil. Karena masyarakat mau tak mau akan tetap membeli minyak,
sehingga kuantitas permintaan terhadap minyak tersebut hanya berubah sedikit
(menunjukkan bahwa minyak merupakan barang inelastic). Barang yang
tergolong inelastic apabila harganya dinaikkan (P), maka Total Revenue (TR)-
nya juga akan meningkat.
Namun dalam jangka panjang, masyarakat mulai beradaptasi dengan kenaikan
harga minyak. Mereka mulai melakukan penghematan dengan cara membeli
kendaraan yang lebih efisien, pindah ke tempat yang lebih dekat dengan tempat
kerja, dan produsen minyak di luar keanggotaan OPEC pun melakukan
eksplorasi tambang minyak. Semua bentuk adaptasi di atas memperlihatkan
bahwa tingkah laku masyarakat mulai responsive, dan dengan itu mempengaruhi
perubahan kuantitas permintaan lebih signifikan daripada perubahan harga
minyak itu sendiri, oleh karena itu minyak kemudian menjadi barang elastis. Dan
barang elastis mempunyai hubungan antara harga (P) dan Total Revenue (TR)
yang berbanding terbalik. Di mana apabila harga terus dinaikkan, maka Qd akan
terus menurun dan menyebabkan TR juga menurun.

DAFTAR PUSTAKA:

Mankiw, N. Gregory. 2006. “Elastisitas dan Aplikasinya” dalam Resthi Widyaningrum


(Editor). Principles of Economics Pengantar Ekonomi Mikro Edisi Ke-3. Penerbit
Salemba Empat: Jakarta.

http://ekonomimikro1.blogspot.co.id/

Vous aimerez peut-être aussi