Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam
berbagai rongga tubuh. (Beberapa ahli juga memasukkan dalam definisi itu penimpunan cairan
berlebihan di dalam sel). Jika edema mengumpul dalam rongga, biasanya dinamakan efusi,
misalnya efusi pericardium, efusi pleura. Penimbunan cairan di dalam rongga peritoneum biasanya
diberi nama asites. Edema umum yang masif sering disebut sebagai anasarka. Hidrops dan dropsi
adalah dua istilah yang dulu dipakai untuk menyatakan edema.
Jika cairan tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena bertambahnya permeabilitas
pembuluh terhadap protein, maka penimbunan ini disebut eksudat. Jadi, edema peradangan
merupakan eksudat. Jika cairan tertimbun dalam jaringan atau ruangan karena alasan-alasan lain
dan bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh, maka penimbunan ini disebut
transudate. Kegagalan jantung adalah merupakan penyebab utama pembentukan transudat.
Kadang-kadang secara klinis penting untuk menentukan apakah penimbunan cairan tertentu itu
merupakan transudat atau eksudat. Eksudat karena sifatnya cederung mengandung lebih banyak
protein daripada transudat dan karena itu, cenderung mempunyai berat jenis yang lebih besar.
Selain itu, protein eksudat sering mengandung fibrinogen, yang akan mengendap sebagai fibrin,
sehingga dapat menyebabkan pembekuan cairan eksudat. Transudat umumnya tidak membeku.
Akhirnya, eksudat biasanya mengandung leukosit sebagai bagian dari proses peradangan,
sedangkan transudat cenderung tidak banyak mengandung sel.
Morfologi edema
Edema terutama penting sebagai petunjuk untuk megetahui ada sesuatu yang salah. Dengan
kata lain, mata kaki yang membengkak itu tidak membahayakan, mungkin hanya tidak indah
dipandang, tetapi keadaan ini dapat menjadi indikator akan adanya kehilangan protein atau payah
jantung kongestif. Pada tempat tertentu edema itu sendiri sangat penting. Edema paru-paru bila
hebat, seperti pada payah jantung kiri, merupakan keadaan darurat medis akut. Jika cukup banyak
ruangan udara di dalam paru-paru terisi cairan edema, maka secara harfiah penderita itu akan mati
tenggelam. Edema paru-paru yang masif dapat mematikan dalam beberapa menit. Derajat edema
paru-paru yang lebih ringan yang dapat ditoleransi ventilasinya dapat membahayakan penderita
yang harus terlentang di tempat tidur. Pada keadaan ini cairan dapat terkumpul di posterior basis
paru-paru dan berperan sebagai fokus timbulnya pneumonia bakteri, yang kadang-kadang disebut
sebagai pneumonia hipostatik. Edema juga membahayakan nyawa jika mengenai otak. Keadaan
ini diakibatkan karena tengkorak merupakan suatu ruangan tertutup tanpa ruangan cadangan.
Waktu terjadi edema otak, otak membengkak dan tertekan pada tulang pembatas tengkorak. Pada
beberapa segi, pada kasus yang berat, peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan aliran
darah dalam otak dan mengakibatkan kematian.
Pendarahan
Pendarahan adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskular, disertai penimbunan dalam
jaringan atau ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh. Untuk menyatakan berbagai
keadaan pendarahan digunakan istilah-istilah deskriptif khusus. Penimbunan darah pada jaringan
disebut hematoma. Jika darah masuk ke dalam berbagai ruang dalam tubuh, maka dinamakan
menurut ruangnya, misalnya hemoperikardium, hemotoraks (pendarahan ke dalam ruang pleura),
hemoperitoneum, hematosalping (pendarahan ke dalam tuba fallopii). Titik-titik pendarahan yang
dapat dilihat pada permukaan organ disebut patekie. Bercak pendarahan yang lebih besar disebut
ekimosis dan keadaan yang ditandai oleh bercak-bercak pendarahan yang tersebar luas disebut
purpura.
Etiologi pendarahan
Penyebab pendarahan yang paling sering dijumpai adalah hilangnya integritas dinding
pembuluh darah, yang memungkinkan darah keluar. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh
trauma eksternal seperti yang pernah kita alami pada cedera yang disertai memar. Perubahan warna
pada memar disebabkan oleh darah yang terkumpul dalam interstisial jaringan yang terkena
trauma. Dinding pembuluh darah dapat pecah sebagai akibat penyakit maupun trauma.
Sejumlah mekanisme terdapat dalam tubuh untuk melawan pendarahan. Salah satu
mekanisme hemostasis melibatkan trombosit darah yang dibuat darah sumsum tulang dan
bersirkulasi dalam darah dengan jumlah yang besar. Trombosit bekerja langsung menyumbat
kebocoran kecil dalam pembuluh dengan mengadakan agregasi di daerah itu dan menghambat
alirannya. Trombosit juga mengakibatkan hemostasis dengan mencetuskan mekanisme
pembekuan darah. “Tulang punggung” dari bekuan darah adalah fibrin, fibrin ini diendapkan dari
prekursornya yang beredar bersama sirkulasi, fibrinogen. Pengendapan fibrin diatur oleh sejumlah
faktor pembekuan yang diaktifkan dalam keadaan tertentu.