Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
D. Sistematika Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
I. Konsep Dasar
A. Pengertian Remaja
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara
usia 13-20 tahun. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 s/d 24 th Namun jika
pada usia remaja sudah menikah maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa.
Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas
menunjukan titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi.Perubahan hormonal
pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan
mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan dengan
abstraksi.
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari
satutahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baikemosi, tubuh, minat,
pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock,1998).Oleh
karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan social
(TP-KJM,2002). Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia
yang batasannya usia maupun peranannya sering kali tidak terlalu jelas. Pubertas yang
dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai
patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu
terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum
usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang)
mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan
sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata
orang dewasa, meski disaat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan
balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak
memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka
menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain
waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.
d. Masaremajaadalahusiabermasalah
Pada periodeinimembawamasalahyangsulituntukditanganibaikbagianak laki-
laki maupun perempuan.Hal ini disebabkan oleh dua alas an yaitu : pertama,
pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orangtua
atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan
masalahnyasendiri.Kedua,karenamerekadituntutuntukmandirimakasering
menolak untuk dibantuoleh orang tuaatau guru, sehingga menimbulkan
kegagalan-kegagalandalammenyelesaikanpersoalantersebut.
e. Masaremajaadalahmasapencarianidentitasdiri
Pada period ini ,konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran
penting bagi remaja. Merekam mencoba mencari identitas diri dengan
berpakaian,berbicara dan berperilakusebisa mungkin sama dengan
kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan
menggunakan simbol status,seperti mobil,pakaiandanbenda-benda lain nya
yang dapat dilihat oleh orang lain.
f. Masaremajaadalahusiayangditakutkan
Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan.
Gambaran-gambaran negative yang ada dibenak masyarakat mengenai
perilaku remaja mempengaruhi cara merek a berinteraksi dengan remaja.Hal
ini membuat para remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan
perannya danenggan meminta bantuan orang tua atau pungurus untuk
memecahkan masalahnya.
g. Masaremajaadalahmasayangtidakrealistis
Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurangrealistis,
mereka memandang dirinya dan oranglain sebagaimana mereka inginkan dan
bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya,
aspiriasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun
bagik eluarga, teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan
semakin marah dan kecewa apabila spirasi tersebut tidak dapat mereka capai.
Hal yang paling membuat remaja marah adalah apabila mereka di perlakukan
seperti anak-anak atau pada saat merasa di perlakukan tidak adil. Ekspresi
kemarahannya mungkin berupa mendongkol, menolak untuk bicara,atau
mengkritik secara keras. Hal yang juga cukup mengemuka yaitu pada masa ini
remaja lebih iri hat iterhadap mereka yang memiliki materi lebih.
b. Alkohol
Alkohol adalah zat penekan susunan syaraf pusat meskipun dalam jumlah
kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Minuman beralkohol
mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alcohol (1-
7% alkohol), anggur (10-15% alkohol) dan minuman keras yang biasa
disebut dengan spirit (35– 55% alkohol). Konsentrasi alcohol dalam darah
dicapai dalam30–90 menit setelah diminum.
segar(well- • Santai
Risiko 0.05–0.08g% • Banyakbicara
being) • Lebihpercayadiri
Rendah • Bertindak dan lebih merasa
percayadiri
• Berkurangnyakemampuan
untukberfikirdanbergerak
Sedang • Berkurangnya
keseimbangandankoordinasi
tubuh
• Refleksmenjadilambat
• Penglihatankabur
• Emosiyanglabil
Risikotinggi 0.15–0.30g% • Tidak dapat berjalan tanpa
• Mual,muntah-muntah
7. Remaja dan Penyimpangan Seksual
Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar
mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak
teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan
apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang
berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. Benar agar kita tidak
terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan.Masa remaja merupakan suatu
masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh
dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh
terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan
banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali
bidang seks.Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksi pun
mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan.
Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologi sremaja yang mulai
menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun
nonelektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu
remajatersebut.
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal
kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi
pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada
usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon
dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan
pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponya dengan
sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari
sekolah.Kedua yaitu dari lingkungan dimana siswi tersebut tinggal, lingkungan
akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi
karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita.
Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah.
Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai
individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh
strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun,
alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan
termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya
yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan
ketidakamanan atau impul sifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan
yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada
remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga
banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap
HIV/AIDS.
8. Kecelakaan
Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada adolesens (sekitar
70%). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang merupakan penyebab umum
terbanyak, mengakibatkan hamper setengah kematian pada usia 16 sampai 19
tahun (Edelmen da Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan
intoksikasi alcohol atau penyalahgunaan obat.
9. Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad adolesens usia antara
15 dan 24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan pembunuhan merupakan
penyebab utama. Depresi dan isolasi social biasanya mendahului usha diri, tetapi
bunuh diri mungkin juga sebagai akibat dari kombinasi beberapa factor.
Faktor fisik berkembang secara tepat sedangkan faktor lainnya berkembang tidak
sama besar. Perkembangan yang tidak seimbang inilah yang menimbulkan
kejanggalan dan berpengaruh terhadap perilaku remaja. Bagaimana seseorang
remaja melihat dirinya sendiri, orang lain serta hubungannya denganorang lain
termasuk orang tua dan pembina. Kadang-kadang ia ingin dianggap sebagai anak-
anak, orang dewasa ,orang lain dianggap sebagai orang tua, teman. Hubungan
dirinya dengan orang lain dianggap bersifat:
a. Otoriterdemokratis
b. Tertutupterbuka
c. Formalinformal
"Dalam perjalanan menuju" yang paling penting diketahui oleh remaja adalah
bagaimana remaja dapat berproses:
a. Menuju fisikyangideal
b. Menuju emosi kelakian ataupun kewanitaan yang utuh
c. Menuju cara berfikir dewasa
d. Menuju mempercayai hal-hal yang agamais,bersifat falsafah dan bersifat
tatakrama
BAB II
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian berikut dilakukan menurut teori Community as Partner/Client pada
kelompok remaja :
1. Data inti, terdiri dari :
a. Sejarah : lingkungan tempat tinggal remaja sangat mempengaruhi perilaku
remaja, semakin lama remaja tinggal di suatu wilayah, semakin melekat
kebiasaan dan adat istiadat dari daerah tersebut pada diri remaja.
b. Demografi
c. Vital statistik
1) Kelahiran
2) Mortalitas :
a) Karena penyakit : HIV/AIDS : HIV/AIDS kelompok usia15-19
berjumlah 151 orang (4,14%) ; 19-24 berjumlah 930 orang (25,50%)
b) Bukan karena penyakit :
Sebagian besar karena kecelakaan : berdasarkan data Badan
Kesehatan Dunia PBB (WHO), kecelakaan lalu lintas di Indonesia
mencapai 30 ribu orang per tahun
Persalinan : Remaja putri berusia kurang dari 18 tahun mempunyai
2-5 kali resiko kematian ketika persalinan dibandingkan dengan
wanita yang telah berusia 18-25 tahun akibat persalinan macet,
perdarahan, maupun faktor lain. Ahmad (2004) dari laporan Save
the Children : 1 dari 10 persalinan dialami oleh ibu yang masih
anak2, berusia 11-12 tahun menyebabkan komplikasi kehamilan
dan persalinan membunuh 70,000 remaja puteri tiap tahun
3) Morbiditas : kasus yang sering terjadi pada remaja yang dapat
dikelompokkan menjadi 2 :
a) Karena penyakit, penyakit yang sering terjadi pada remaja antara lain :
fraktur karena trauma, penyakit kulit, tipoid, penyakit infeksi, DBD,
dan lain-lain.
HIV/AIDS kelompokusia15- 19berjumlah151orang (4,14%) ; 19-
24berjumlah930orang(25,50%).
Jumlah kasus penyalah gunaan Narkoba di Indonesia dari tahun
1998-2003 adalah 20.301 orang, dimana 70% diantaranya berusia
antara 15-19 tahun
Penyakit menular seksual (PMS) sepertiga dari infeksi PMS di
Negara-negara berkembang terjadi pada mereka yang berusia 13-
20 tahun.
b) Bukan karena penyakit
1) Kecelakaan : Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia PBB
(WHO), kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 30 ribu
orang per tahun
2) Komplikasi aborsi yang tidak aman akibat kehamilan yang tidak
diinginkan. Survey di Negara-negara berkembang hamper 60 %
kehamilan dibawah usia 20 tahun adalah kehamilan yang tidak
diinginkan
3) Penyalahgunaan alcohol di kelompokkan berdasarkan
pendidikan formal ada tahun 2006, SLTP dan SLTAP menempati
urutan pertama dengan 73.253 kasus, SD dengan 8.449 kasus, dan
PT dengan 3.987 kasus (anonim,2007)
d. Tipe Keluarga
Remaja biasanya tinggal di lingkungan kelurga, antara lain : orang tua yang
perhatian, orang tua yang bekerja satu hari penuh dan tidak punya waktu untuk
keluarga, orang tua dengan kemampuan ekonomi yang kurang, orang tua
dengan kemampuan ekonomi di atas rata-rata. Perbedaan tipe keluarga dapat
mempengaruhi pembentukan kepribadian remaja.
e. Status perkawinan
Sebagian besar remaja belum menikah namun ada pula remaja yang sudah
menikah.
f. Kelompok etnis :
1) Praktek perkawinan yang di atur oleh orang tua pada gadis di bawah usia
14 tahun masih sangat umum
2) Beberapa budaya menyatakan bahwa pria muda diharapkan mendapatkan
pengalaman pertama kali melakukan hubungan seksual dengan pekerja
seks komersil (PSK)
3) Di negara berkembang kehidupan remaja jalanan memaksa mereka
melakukan “survival sex” yakni menukar seks untuk memperoleh uang,
makanan, jaminan keamanan maupun obat terlaran
4) Beberapa etnis di Indonesia menggunakan alkohol pada acara tertentu
sebagai bentuk perayaan
g. Nilai dan keyakinan :
1) Pekerja Seks Komersil (PSK) berusia remaja kebanyakan dijual oleh
orangtua mereka sendiri untuk biaya hidup anggota keluarga yang lain
2) Orang tua yang kurang perhatian kepada anaknya dan pengaruh teman
yang sesama perokok meyebabkan tingginya jumlah perokok remaja di
Indonesia
3) Merokok dianggap sebagai tanda kedewasaan, kejantanan dan
keglamoran
2. Komponen sub sistem
a. Lingkungan fisik
Pengkajian lingkungan fisik
1) Perumahan dan Lingkungan
a) Lingkungan perumahan yang kumuh dan kotor memungkinkan remaja
lebih banyak melakukan kegiatan negatif
b) Perumahan mewah tidak memungkinkan remaja berinteraksi dengan
baik dengan tetangga
2) Lingkungan terbuka
3) Batas
4) Kebiasaan :
a) Tempat kumpul-kumpul : mall, rumah teman, masjid, warung-warung
pinggir jalan dan lain-lain
b) Waktu kumpul-kumpul : setelah pulang sekolah, saat libur sekolah
c) Kebiasaan remaja : positif (belajar, berorganisasi, mengaji, kursus, dan
lain-lain), negatif (merokok, mencoba narkoba, tawuran, berkelahi,
membolos, nongkrong, minum alkohol, free sex, dan lain-lain)
5) Transportasi : Pola pikir remaja yang dalam tahap berkembang
menyebabkan sikap pemberontakan dalam dirinya, biasanya ditunjukkan
dengan sikap : ngebut-ngebutan
6) Pusat pelayanan : posyandu remaja, puskesmas, pusat pelayanan KRR di
sekolah (meliputi : informasi akurat PMS, kontrasepsi, keterampilan
remaja menghadapi tekanan kelompoknya dan meningkatkan tanggung
jawab remaja), pelatihan kader remaja untuk menjadi edukator dan
pemberi dukungan
7) Tempat belanja : remaja sering nongkrong dan berbelanja di mall, pasar,
pusat perbelanjaan
8) Tempat ibadah : masjid, gereja, wihara, pura
9) Politik : poster tentang narkoba, free sex, aborsi
10) Media : TV, radio, koran, majalah, papan pengumuman
11) Orang jalanan : banyak pula remaja yang menjadi pengamen dan anak
jalanan. Ada yang disebabkan karena kondisi ekonomi yang sulit dan
bahkan ada remaja yang kabur dari rumahnya karena perseteruan denagn
orang tua sehingga menjadi glandangan.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial :
1) Fasilitas dalam komunitas, misalnya puskesmas, posyandu remaja
2) Fasilitas di luar komunitas, misalnya konseling konseling yang
berhubungan dengan gender, kekerasan, perilaku seksual bertanggung
jawab dan PMS
c. Ekonomi
1) Karakteristik finansial : sebagian besar remaja tidak memiliki penghasilan
sendiri dan masih bergantung pada orang tua. Namun ada sebagian remaja
yang mempunyai pekerjaan sehingga mempunyai penghasilan sendiri,
namun kebanyakan penghasilan tersebut hanya digunakan untuk
menambah uang saku.
2) Karakteristik pekerjaan, sebagian besar remaja belum memiliki pekerjaan
karena mereka masih sekolah. Namun, ada pula remaja yang putus sekolah
(kebanyakan karena masalah ekonomi) dan memutuskan untuk bekerja.
Pekerjaan yang biasa dilakukan oleh remaja antara lain, berjualan kue,
koran, pelayan restoran, mengamen, bahkan banyak pula remaja yang
menjadi PSK, dan lain-lain.
d. Keamanan dan transportasi : transportasi yang sering dipakai oleh remaja
adalah sepeda motor, namun sebagian kecil memakai mobil dan sepeda mini.
Dan sering pula remaja kurang memperhatikan keamanan dirinya karena
sering mengebut saat mengendarai kendaraaan mereka.
e. Politik dan pemerintahan
Kelompok pelayanan masyarakat yang sering diikuti oleh remaja, antara lain :
Karang Taruna, PMR, Pramuka, PKS
f. Komunikasi
1) Komunikasi formal : Koran, Radio, TV
2) Komunikasi informal : Papan pengumuman, poster (tentang narkoba, free
sex, merokok), internet
g. Pendidikan : institusi pendidikan pada remaja antara lain : SD, SMP, dan
SMA. Program UKS biasanya dijalankan di sekolah-sekolah untuk kesehatan
remaja. Selain itu pendidikan KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) telah
dilakukan atas dukungan Depkes dan WHO di sekolah dan lembaga
pendidikan.
h. Rekreasi :
1) Waktu luang remaja biasanya diisi dengan berbagai kegiatan baik yang
positif maupun negatif. Positif : kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, les
pelajaran tambahan, les minat dan bakat, mengaji di masjid, dan lain-lain.
Negatif : nongkrong sampai malam, main game sampai larut malam
2) Media hiburan yang digunakan remaja, misalnya mall, tempat rekreasi,
pusat perbelanjaan, warnet, dan lain-lain.
B. Diagnosa Keperawatan
Masalah yang dapat diangkat dari pengkajian diatas antara lain :
1. Penggunaan NAPZA di kalangan remaja
2. Resiko penyimpangan seksual
3. Resiko tinggi konflik keluarga
4. Resiko terjadi kenakalan pada Remaja
5. Gangguan citra tubuh
6. Perilaku destruktif
7. Perubahan pemeliharaan kesehatan
8. Depresi
9. Nutrisi kurang/lebih
10. Resiko cedera
11. Kurang Perawatan diri
12. Kurang pengetahuan
C. Intervensi Keperawatan
1. Masalah Keperawatan : Terjadinya penggunaan NAPZA di kalangan remaja
Intervensi yang dilakukan :
a. Pada Klien :
Tujuan : Dapat membantu klien dengan NAPZA mengatasi masalah
ketergantungan
Intervensi :
1) Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi kesehatan, cara
meningkatkan motivasi berhenti, dan cara mengontrol keinginan
2) Menganjurkan remaja untuk tidak berinteraksi dengan teman yang dapat
memberi pengaruh yang buruk
3) Melatih cara meningkatkan motivasi dan mengontrol keinginan
4) Meningkatkan interaksi sosial dan keterlibatan remaja dalam kelompok
5) Menganjurkan remaja untuk meningkatkan kualitas agamanya
b. Pada Keluarga :
Tujuan :
1) Keluarga dapat mengenal masalah ketidak mampuan anggota keluarganya
berhenti menggunakan NAPZA
2) Keluarga dapat meningkatkan motivasi klien untuk berhenti
3) Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien NAPZA
4) Keluarga dapat mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu dirujuk
Intervensi :
1) Membangun hubungan saling percaya dengan remaja dan keluarga
2) Diskusikan tentang masalah yang dihadapai keluarga dalam merawat klien
3) Diskusikan bersama keluarga tentang penyalahgunaan atau keterganungan
zat (tanda gejala, penyebab, akibat) dan tahapan penyembuhan klien
(pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi)
4) Diskusikan kondisi klien NAPZA yang perlu dirujuk ke RS
5) Diskusi dengan keluarga untuk selalu memfasilitasi remaja agar terbuka
pada keluarganya
6) Memperhatikan pergaulan klien
7) Memperkenalkan pada kelurga tentang fase perkembangan remaja dan
tugas perkembangan remaja
c. Pada Masyarakat :
Tujuan : Dapat mengurangi stigma negatif masyarakat mengenai keadaan
klien yang sedang menjalani proses rehabilitasi
Intervensi :
1) Diskusikan bersama masyarakat mengenai proses rehabilitasi pasien
NAPZA ketika sudah kembali di masyarakat
2) Pendidikan kesehatan tentang obat dan penggunaannya
3) Diskusi dengan kader untuk memberikan kegiatan pada remaja dalam
karang taruna
4) Bekerja sama dengan LSM setempat untuk mengadakan penyuluhan
tentang penggunaan NAPZA dan akibatnya
2. Masalah Keperawatan : Resiko penyimpangan seksual
Intervensi yang dilakukan:
a. Pada Klien :
Tujuan : Menghindarkan remaja dari perilaku penyimpangan seksual
Intervensi :
1) Menjelaskan tentang fungsi seksual, perubahan fisik yang dapat
mempengaruhi psikologis dan sosial remaja
2) Diskusi tentang bahaya free sex bagi kesehatan tubuh dan akibat dari free
sex bagi kehidupan sosial
3) Menganjurkan remaja untuk menghindari bergaul dengan teman yang
dapat memberi dampak yang buruk
4) Menganjurkan untuk sering berdiskusi dengan orang tua tentang
perasaannya
5) Membantu remaja mengenali tahap perkembangan dan tugas yang akan
dilaluinya
6) Memberi kesempatan pada remaja mendapat pengalaman sosial,
emosional dan situasi etis untuk meningkatkan proses belajar dan
otonomi dan tanggung jawab
7) Menganjurkan remaja untuk meningkatkan kualitas agamanya
b. Pada Keluarga
Tujuan :
1) Keluarga dapat mengetahui masalah yang di hadapi klien
2) Keluarga mengetahui fase dan tugas perkembangan remaja
Intervensi :
1) Menjelaskan tentang fungsi seksual, perubahan fisik yang dapat
mempengaruhi psikologis dan sosial remaja
2) Memotivasi keluarga untuk memperkenalkan kesehatan reproduksi remaja
sesuai dengan norma dan budaya dan tingkat pengetahuan yang dimiliki
keluarga.
3) Memperkenalkan tempat layanan kesehatan yang dibutuhkan
4) Memperkenalkan sejak usia sekolah tentang kehamilan yang sebagian
besar merupakan dampak dari penyimpangan sex agar dapat bertanggung
jawab
5) Membantu remaja dan keluarga mengenali tahap perkembangan dan tugas
yang akan dilalui oleh remaja
c. Pada Masyarakat
Tujuan : Mengurangi angka penyimpangan seksual di kalangan remaja
Intervensi :
1) Bekerja sama dengan LSM setempat untuk mengadakan penyuluhan
tentang akibat penyimpangan sex
2) RT setempat memberikan jam malam (maksimal jam 21.00) untuk remaja
berada di luar rumah sehingga meminimalisasi kegiatan remaja yang
kurang bermanfaat yang dapat memberikan dampak yang buruk
3) Memaksimalkan kemampuan yang dimiliki remaja untuk melakukan
berbagai kegiatan positif melalui karang taruna
3. Resiko cedera
a. Pada Klien :
Tujuan : Menghindari cedera pada remaja (kecelakaan lalu lintas)
Intervensi :
1) Diskusi tentang pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas dan akibatnya
jika dilanggar
2) Diskusi tentang semakin banyaknya pelajar yang meninggal akibat
kecelakaan lalu lintas
3) Diskusi cara untuk menghindari kecelakaan lalu lintas
4) Menganjurkan remaja untuk selalu memakai atribut pengaman dalam
berkendara
b. Pada Keluarga
Tujuan :
1) Keluarga dapat mempertimbangkan penggunaan kendaraan bermotor
untuk remaja
2) Keluarga dapat memberikan pengertian pada remaja tentang bahaya
berkendara kebut-kebutan
Intervensi :
1) Diskusi tentang upaya memberi pengertian pada remaja bahaya
berkendara kebut-kebutan dan pentingnya menaati peraturan lalu lintas
2) Diskusi tentang pentingnya memakai helm saat berkendara
3) Menganjurkan keluarga untuk selalu memantau pergaulan anaknya
(misalnya anak berteman dengan geng motor)
c. Pada Masyarakat
Tujuan : Mengurangi kecelakaan lalu lintas dikalangan remaja
Intervensi :
1) Bekerja sama dengan Polres setempat untuk mengadakan penyuluhan
tentang cara berkendara yang baik dan dampak melanggar peraturan lalu
lintas
Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR,
Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan
konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan kegiatan-
kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk
mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
https://www.scribd.com/doc/180251482/LAPORAN-PENDAHULUAN-Kep-Keluarga-
Dengan-Remaja-Merokok#download
https://www.scribd.com/doc/189578741/Komunitas-Remaja#download
https://www.scribd.com/doc/223158263/Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Pada-Anak-
Usia-Remaja#download
https://www.scribd.com/doc/136156051/ASKEP-REMAJA-docx
https://www.scribd.com/doc/126367119/Askep-Kelompok-Khusus-Remaja#download
https://www.scribd.com/doc/278046265/Keperawatan-Kelompok-Khusus-Pada-Agregat-
Remaja