Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kualitas Semen”
SHOLIKHATU INA IMANA
(2315 030 062)
A. Pengertian Semen
Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat karakteristik mengenai
pengikatan serta pengerasannya jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta semen.
Semen merupakan suatu hasil industri yang dapat menjadi sangat kompleks dengan campuran
serta susunan yang berbeda-beda.Semen dapat dibagi dalam dua kelas sebagai berikut :
1. Semen Hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras didalam air,
semen hidrolik antara lain meliputi, tetapi tidak terbatas pada bahan-bahan sebagai berikut
:Kapur hidrolik,Semen teras,Semen terak,Semen alam,Semen portland,Semen portland-
teras,Semen portland terak dapur-tinggi
2. Semen non-hidrolik
Jenis-jenis semen ini tidak dapat mengikat serta mengeras didalam air, akan tetapi perlu
udara untuk dapat mengeras, contoh utama dari jenis semen non-hidrolik adalah kapur.
B. Hidrasi Semen
Hidrasi semen (semen Portland) adalah suatu reaksi kimia yang berurutan antara
clinker, kalsium sulfat dan air sampai akhirnya suspensi semen mengeras. Akan Tetapi ada
beberapa parameter yang perlu ditambahkan.
Hidrasi dapat di kelompokan menjadai 2 kelompok yaitu :
1. Hidrasi dengan temperatur rendah
2. Hidrasi dengan temperatur tinggi.
Keberadaan senyawa-senyawa silikat dan aluminat dalam semen menyebabkan
terjadinya reaksi dengan air jika semen dicampur dengan air. Akibatnya terbentuk suatu
senyawa hidrat sebagai produk dari proses hidrasi yang selanjutnya akan terjadi pengerasan
massa. Reaksinya sangat kompleks, tetapi secara umum dapat dituliskan sebagai berikut (Van
Vlack, 1985):
Ca3Al2O6 + 6 H2O Ca3Al2(OH)12 + 200 J/g
D. Jenis-Jenis Semen
1. Semen Abu (Semen Portland)
Semen portland ialah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menghasilkan klinker
terutama dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolisis (dapat mengeras jika bereaksi
dengan air) dengan gips sebagai bahan tambahan, semen ini memiliki ciri-ciri bubuk/bulk
berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar
kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Semen ini
merupakan bahan pengikat yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam proses
konstruksi beton. Berdasarkan prosentase kandungan penyusunnya, semen Portland terdiri
dari 5 tipe yaitu :
a. Semen Portland tipe I
Adalah perekat hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling klinker yang kandungan
utamanya kalsium silikat dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu
atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe
ini adalah:
55% (C3S); 19% (C2S); 10% (C3A); 7% (C4AF); 2,8% MgO; 2,9% (SO ); 1,0% hilang
dalam pembakaran, dan 1,0% bebas CaO.
b. Semen Portland tipe II
Dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus
terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal, dan dapat digunakan untuk bangunan rumah
pemukiman, gedung-gedung bertingkat dan lain-lain. Komposisi senyawa yang terdapat pada
tipe ini adalah:
51% (C3S); 24% (C2S); 6% (C3A); 11% (C4AF); 2,9% MgO; 2,5% (SO3); 0,8% hilang
dalam pembakaran, dan 1,0% bebas CaO.
c. Semen Portland tipe III
Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa (tebal) yang memerlukan ketahanan
sulfat dan panas hidrasi sedang, misal bangunan dipinggir laut, bangunan bekas tanah rawa,
saluran irigasi, dam-dam. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah:
57% (C3S); 19% (C2S); 10% (C3A); 7% (C4AF); 3,0% MgO; 3,1% (SO3); 0,9% hilang
dalam pembakaran, dan 1,3% bebas CaO.
d. Semen Portland tipe IV
Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan tinggi pada fase
permulaan setelah pengikatan terjadi, misal untuk pembuatan jalan beton, bangunan-
bangunan bertingkat, bangunan-bangunan dalam air. Komposisi senyawa yang terdapat pada
tipe ini adalah:
28% (C3S); 49% (C2S); 4% (C3A); 12% (C4AF); 1,8% MgO; 1,9% (SO3); 0,9% hilang
dalam pembakaran, dan 0,8% bebas CaO.
e. Semen Portland tipe V
Dipakai untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan,
terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir. Komposisi senyawa yang terdapat
pada tipe ini adalah:
38% (C3S); 43% (C2S); 4% (C3A); 9% (C4AF); 1,9% MgO; 1,8% (SO3); 0,9% hilang
dalam pembakaran, dan 0,8% bebas CaO.
Tabel 1. Komposisi yang terdapat dalam semen portland
Tabel 2. Karakteristik Kimia dan Fisik Semen portland SNI 15-2048-2015
3. Bahan Tambahan
a. Gypsum
Di dalam proses pengilingan terak ditambahkan bahan tambahan Gipsum sebanyak 4%-
5%. Gipsum dengan rumus kimia CaSO4.2H2O merupakan bahan yang harus ditambahkan
pada proses pengilingan klinker menjadi semen. Fungsi gypsum adalah mengatur waktu
pengikatan daripada semen atau yang dikenal dengan sebutan retarder. Gipsum dalam semen
dapat memberikan efek negatif apabila dalam jumlah yang besar, karena dapat menyebabkan
terjadinya pemuaian pada semen saat digunakan, itulah sebabnya penggunaan gipsum harus
dikontrol secara ketat. Selain sebagai pengatur waktu pengikatan dan penyebab pemuaian,
gypsum juga mempengaruhi kuat tekan baik itu nilai kuat tekan maupun perkembangan kuat
tekan. Pada proses pengilingan klinker menjadi semen, jumlah gipsum dikontrol melalui
kandungan SO3 (sulfur trioksida) dari semen yang diproduksi. Komposisi kimia gipsum
dapat dilihat pada tabel
Tabel 5. Komposisi Kimia Gipsum
SARAN :
1. Sebagian besar semen modern mempunyai kandungan kapur yang tinggi, dan
biasanya melampaui 65%. Semen dengan kandungan kapur dibawah 65%,
pengerasannya seringkali agak lambat. Dlam hal lain, kandungan kapur maksimum
dibatasi oleh kebutuhan untuk menghindari kapur bebas dalam semen.
2. Didalam proses hidrasi semen selain menghasilkan senyawa CSH (Calsium Silikat
Hidrat), CAH (Calsium Alumina Hidrat) dan CAF ( Calsium Aluminoferit) yang
bersifat sebagai bahan perekat juga menghasilkan kapur yang bersifat basa. Dengan
adanya FeO dan SiO2 yang cukup tinggi pada copper slag maka kapur yang timbul
akan bereaksi membentuk CSH, CAH dan CFH yang mempunyai sifat sebagai bahan
perekat, semakin banyak jumlah perekat maka semakin tinggi kuat tekan beton.