Vous êtes sur la page 1sur 53

BAB I

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BP. W


DENGAN ANEMIA, DYSPEPSIA
A. Identitas Pasien
Nama Pasien : Bapak W
No. RM : 559798
Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 18/08/1930
Umur : 75 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Duda
Pendidikan : SD
Alamat : DK. Dalem, Sawit, Ganti Warno, Klaten
Pekerjaan : Buruh tani
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Diagnosa Medis : Anemia, Dyspepsia
Tanggal Masuk RS : 31/12/2007 jam 09.50 WIB
Tanggal Pengkajian : 07/01/2008 Jam 10.00 WIB
Sumber Informasi : Pasien, keluarga, rekam medis
Penanggung Jawab
Nama : Bp. T
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Alamat : DK. Dalem, Sawit, Ganti Warno, Klaten
Pekerjaan : Swasta
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan Pasien : Anak
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan Nyeri pada perut sebelah kanan, rasanya perih dengan skala 5 - 6,
nyeri terus menerus, dan nyeri biasanya akan berkurang setelah makan; pusing yang
sering muncul pada pagi hari dan mereda pada saat setelah makan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak dua hari sebelum masuk RS, pasien merasa nyeri pada abdomen bawah.
Kadang-kadang disertai mual, pusing dan ampeg (sesak). Tanggal 31/12/07 pasien
datang ke UGD pada jam 09.50 WIB TD: 150/90mmHg, N: 88X/mnt, S: 36,5 °C,
RR:24 X/mnt. Selama dirawat di RS, tanggal 06/01/08 jam 21.00 pasien muntah
campur darah; feses berwarna kehitaman, ada riwayat melena.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah dirawat di RS dan dioperasi dengan kasus BPH 2 bulan yang lalu.
Pasien tidak mempunyai riwayat HT, Jantung, Asma, DM.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit DM, Jantung, Asma, HT.
5. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki/Perempuan
: Meninggal
: Garis Pernikahan
: Tinggal serumah
: Pasien
: Garis keturunan

C. Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Gordon (11 Pola)


1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan sakit apabila merasa tisak nyaman dan tidak mampu melakukan
aktivitas sehari-hari. Dan jika merasa sakit pasien selalu memeriksakan kesehatan ke
RS atau Puskesmas.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit :
Makan 2x/hari dengan jenis nasi, lauk, sayur dan pada pagi hari pasien biasa sarapan
dengan teh dan jajanan. Klien tidak alergi terhadap makanan tertentu. Minum air putih
5-7 gelas perhari .
Selama sakit :
Di RS pasien makan 3X sehari dengan diit Lambung II (1900 kalori dan 75 gram
protein), pasien sering menghabiskan diit yang disediakan RS. TB : 170 cm, BB: 57
Kg.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
BAB 1 hari sekali dengan warna konsistensi lembek, warna kuning, bau khas. BAK 3-
5 kali sehari, warna jernih dengan bau khas.
Selama sakit :
BAB 1kali /1-2 hari, konsistensi lembek, warna kehitaman (terdapat darah), bau khas.
BAK 3-5 kali sehari, warna jernih dengan bau khas.
4. Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Kemampuan melakukan ROM √
Kemampuan Mobilitas di tempat tidur √
Kemampuan makan/minum √
Kemampuan toieting √
Kemampuan Mandi √
Kemampuan berpindah √
Kemampuan berpakaian √
Ket. : 0 = Mandiri 1= Menggunakan alat bantu 2 = dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat 4 = Tergantung Total

5. Tidur dan Istirahat


Sebelum sakit :
Pasien tidur 6-7 jam perhari, pasien mengatakan tidak ada keluhan, bangun tidur terasa
segar.
Selama sakit :
Pasien mengatakan pada malam hari dapat tidur mulai jam 21.00-04.00 WIB dan siang
hari juga dapat tidur. Pasien dapat tidur dengan nyenyak. Pada 3 hari pertama masuk
RS kadang-kadang pasien terbangun karena merasa nyeri pada abdomen.
6. Sensori, Persepsi dan Kognitif
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan bahasa jawa dan
bahasa indonesia. Pasien tidak mempunyai gangguan pendengaran, pengecapan dan
penglihatan serta penciuman.
7. Konsep diri
a. Identitas Diri : Pasien mampu mengenali diri dan menyadari dirinya seorang
laki-laki yang sudah berumur dan mempunyai cucu
b. Gambaran Diri : pasien merasa dirinya sedang sakit namun pasien merasa
dapat sembuh dan sekarang sedang menjalankan pengobatan.
c. Ideal Diri : Pasien ingin sembuh dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari
seperti sebelum sakit
d. Harga Diri : pasien tidak putus asa dalam melakukan pengobatan, karena
keluarga selalu memberikan perhatian dan motivasi
e. Peran Diri : selama ini pasien menjalani perannya sebagai ayah dan kakek bagi
cucunya. Pasien selama di rumah juga sering ikut pengajian yang diadakan di
sekitar tempat tinggalnya.
8. Sexual dan Reproduksi
Pasien sudah berumur 75 tahun, mempunyai 6 orang anak dan 11 cucu. Suadah lama
tidak melakukan hubungan suami istri karena merasa sudah tua dan istrin sudah
meninggal.
9. Pola Peran Hubungan
Sebelum sakit : Hubungan dengan keluarga dan masyarakat baik, komunikasi dengan
menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia
Selama sakit : Hubungan dengan keluarga,sesama pasien, dan perawat baik.
10. Manajemen Koping Stress
Sebelum Sakit : bila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarga
Selama sakit : bila ada masalah selalu bicara dengan keluarga dan berdoa,
menjalankan pengobatan sesuai dengan anjuran Tim kesehatan.
11. Sistem Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit : pasien beragama Islam, rutin menjalankan ibadah
Selama sakit : Pasien pasrah pada Tuhan dan berdoa.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat Kesadaran : KU sedang, Kesadaran : CM
2. TTV : S : 36,5 °C N : 80 X/mnt TD : 140/80 mmHg RR : 20
X/mnt
3. Antropometri : TB : 170 cm; BB : 57 kg; IMT: 19,72 ; Status gizi :
4. Kepala : Mesochepal, rambut beruban, bersih, tidak ada nyeri tekan, pasien
sering merasa pusing. Wajah pasien terlihat meringis menahan nyeri, Muka pucat.
5. Mata, Telinga, Hidung :
Mata : simetris, konjungtiva pucat (anemis), sklera kuning (ikterik), tak ada gangguan
penglihatan.
Hidung : bersih, napas spontan, lubang hidung simetris.
Telinga : simetris kanan dan kiri, tak ada serumen, bersih, tidak ada gangguan
pendengaran
6. Mulut : Membran mukosa lembab, tidak ada gangguan menelan, lidah bersih,
gigi masih utuh.
7. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
8. Dada/Thoraks :
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi dada
Palpasi : tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara paru sonor pada interkosta 3, suara jantung redup pada interkosta 4
Auskultasi : tidak ada suara Weezing, suara paru vesikuler, bunyi jantung S1-S2
Reguler
9. Abdomen
Inspeksi : bentuk supel, tidak ada lesi, asites tak ada
Palpasi : tidak teraba masa, nyeri tekan pada abdomen kanan atas dan bawah
Perkusi : bunyi timpany pada lambung
Auskultasi : peristaltik usus 16 kali permenit
10. Genetalia :
Bersih, tidak berbau, tidak terpasang kateter, tak ada tanda-tanda peradangan.
11. Ekstremitas :
Ekstremitas atas dan bawah simetris, terpasang infus NaCl 0,9% 20 tpm pada pada
tangan kanan sejak 03/01/08. tidak ada oedema pada tangan maupun kaki. Akral
hangat.
12. Kulit :
Turgor kulit baik, warna kulit sawo matang, tak ada sianosis.
E. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Samp Jenis Pemeriksaan Hasil Angka normal Interpret
el asi
31/12/0 Darah BUN 24,90 mg/dl 7,0 - 18,0 High
7 CREA 1,30 mg/dl 0,60 - 1,30 Normal
AST 26,0 IU/L 10,0 - 42,0 Normal
ALT 19,2 IU/L 10,0 - 40,0 Normal
GLU 96,7 mg/dl 80 - 120 Normal
UREUM 53,29 mg/dl 20,00 - 40,00 High

WBC 9,3 x 10³/UL 4,8 - 10,3 Normal


RPC 2,82 x106/UL 4,7 - 6,1 Low
HGB 8,4 g/dl 14 - 18 Low
HCT 25,7 % 42 - 52 Low
MCV 91,1 fL 80 - 100 Normal
MCH 29,8 fL 27 - 31 Normal
MCHC 32,7 Pg 33 - 37 Low
PLT 279 X10 ³/UL 150 - 450 Normal
RDW 53,9 fL 35 - 47 High
PDW 9,2 fL 9 - 13 Normal
MPV 8,0 fL 7,2 - 11,1 Normal
P-LCR 12,1 % 15 - 25 Low
Differential
Lym% 18,3 % 19-48 Low
MXD% 6,5 % 0-8 Normal
Neut% 75,2 % 40-74 High
Lym# 1,7 x 10³/UL 1-37 Normal
MXD# 0,6 x 10³/UL 0-1,2 Normal
Neut# 7,0 x 10³/UL 1,5-7 Normal
05/01/0 Darah WBC 7,8 x 10³/UL 4,8 - 10,3 Normal
8 RPC 2,99 x106/UL 4,7 - 6,1 Low
HGB 8,6 g/dl 14 - 18 Low
HCT 26,4 % 42 - 52 Low
MCV 88,3 fL 80 - 100 Normal
MCH 28,8 fL 27 - 31 Normal
MCHC 32,6 Pg 33 - 37 Low
PLT 320 X10 ³/UL 150 - 450 Normal
RDW 59,3 fL 35 - 47 High
PDW 9,8 fL 9 - 13 Normal
MPV 8,5 fL 7,2 - 11,1 Normal
P-LCR 15 % 15 - 25 Normal
Differential
Lym% 18,2 % 19-48 Low
MXD% 10,3 % 0-8 High
Neut% 71,5 % 40-74 Normal
Lym# 1,4 x 10³/UL 1-37 Normal
MXD# 0,8 x 10³/UL 0-1,2 Normal
Neut# 5,6 x 10³/UL 1,5-7 Normal
F. Therapy
Jenis Obat Dosis
04/01/08 05/01/08 06/01/08 07/01/08 08/01/08 09/01/08
Infus RL 20 tpm 20 tpm
NaCl 20 tpm 20 tpm 20 tpm 20 tpm
Injeksi Ranitidin 2 x 50 mg 2 x 50 mg 2 x 50 mg 2 x 50 mg 2 x 50 mg 2 x 50 mg
Oral captopril 2 x 6,25 mg
Viliron 1 x 500 mg 1x 1 x 500mg 1 x500mg 1x 1 x500mg
Alganax 0-0-1mg 500mg 0-0-1 0-0-1 500mg 0-0-1
Inpepsa 1tab=500rbUI 0-0-1 3 x 1 Ci 3 x 1 Ci 0-0-1 3 x 1 Ci
Colistine 3 x 1 Ci 3 x II 3 x 1 Ci 3 x II
3 x II
Diit DH TKTP DL II DL II DL II

G. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
DS : Pasien mengatakan Nyeri pada Nyeri akut Agen biologis
abdomen, dengan skala 5 - 6, nyeri
timbul bila pasien belum makan dan
nyeri akan berkurang setelah makan.
Nyeri sering timbul pada pagi hari.
DO : S:36,5 °C N:80 X/mnt TD:140/80
mmHg RR : 20 X/mnt, wajah pasien
terlihat meringis menahan nyeri

DS : Pasien mengatakan sering pusing


DO : Conjungtiva pucat (anemis), sklera PK : Anemia
kuning (ikterik) HGB 8,6 g/%, muka
pucat

DS : -
DO : Terpasang infuse sejak tanggal Resiko infeksi Prosedur invasif
03/01/08, AL 7,8 x 10³/UL, HGB 8,6
g/%

H. Diagnosa Perawatan Sesuai Prioritas


1. Nyeri akut b.d agen biologis
2. PK : Anemia
3. Resiko infeksi b.d tindakan prosedur invasif
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

HARI/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


TGL KEPERAWATAN
Senin, Nyeri akut b.d agen NOC : NIC :
07/01/08 biologis  Pain Level,
DS : Pasien mengatakan  Pain control, Pain Management  Mengetahui subyektifitas
Nyeri pada abdomen, Setelah dilakukan asuhan  Lakukan pengkajian nyeri secara klien terhadap nyeri untuk
dengan skala 5 - 6, keperawatan selama 3 x 24 komprehensif termasuk lokasi, menentukan tindakan
nyeri timbul bila jam, klien menunjukan karakteristik, durasi, frekuensi, selanjutnya
pasien belum makan nyeri berkurang atau hilang kualitas dan faktor presipitasi  Mengetahui tingkat nyeri
dan nyeri akan dengan Kriteria Hasil :  Observasi reaksi nonverbal dari untuk menetukan intervensi
berkurang setelah  Mampu mengontrol ketidaknyamanan selanjutnya
makan. Nyeri sering nyeri (tahu penyebab  Gunakan teknik komunikasi
timbul pada pagi hari. nyeri, mampu terapeutik untuk mengetahui
DO : S:36,5 °C N:80 menggunakan tehnik pengalaman nyeri pasien  Setelah mengetahui kultur
X/mnt TD:140/80 nonfarmakologi untuk  Kontrol lingkungan yang dapat yang mempengaruhi respon
mmHg RR : 20 mengurangi nyeri, mempengaruhi nyeri seperti suhu nyeri dapat segera
X/mnt, wajah pasien mencari bantuan) ruangan, pencahayaan dan dilakukan atau diberikan
kadang-kadang  Melaporkan bahwa nyeri kebisingan intervensi yang sesuai
meringis menahan berkurang dengan  Pilih dan lakukan penanganan nyeri  Mengurangi nyeri dan
nyeri menggunakan (farmakologi, non farmakologi dan pasien merasa lebih nyaman
manajemen nyeri, skala inter personal)  Mengalihkan pasien dari
2-3.  Ajarkan tentang teknik non perhatiannya terhadap nyeri
 Mampu mengenali nyeri farmakologi dan membentru pasien
(skala, intensitas,  Berikan analgetik untuk mengurangi respon terhadap
frekuensi dan tanda mengurangi nyeri nyeri
nyeri)  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Menyatakan rasa  Tingkatkan istirahat  Analgesik memblokade
nyaman setelah nyeri  Kolaborasikan dengan dokter jika reseptor nyeri
berkurang
 Tanda vital dalam ada keluhan dan tindakan nyeri
rentang normal tidak berhasil  Mengetahui subyektifitas
Analgesic Administration klien terhadap nyeri untuk
 Tentukan lokasi, karakteristik, menentukan tindakan
kualitas, dan derajat nyeri sebelum selanjutnya
pemberian obat
 Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara  Nyeri mempengaruhi tanda-
teratur tanda vital
 Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Bapak W No. RM : 559798


Umur : 75 tahun Dx Medis : Anemia
Hari/ Dx. Keperawatan Jam Implementasi TTD/ Evaluasi TTD/
Tgl Nama Nama
Senin, Nyeri akut b.d agen 10.15  Mengkaji keluhan nyeri, lokasi, Senin, 07/02/08 jam 13.30 WIB
07/01/08 biologis karakteristik, onset/durasi, S : pasien mengatakan masih nyeri
DS : Pasien frekuensi, kualitas, dan beratnya pada abdomen dengan skala 5-6,
mengatakan nyeri. nyeri sering muncul.
Nyeri pada 10.25  Mengobservasi respon ketidak O : KU Lemah, wajah kadang-kadang
abdomen, nyamanan secara verbal dan non terlihat meringis. TD 140/80mmHg,
dengan skala 4 - S 36,6 °C, N 88X/mnt.
5, nyeri timbul 10.30 verbal. A : Tujuan belum tercapai
bila pasien  Menganjurkan pasien untuk  Nyeri belum terkontrol
belum makan meningkatkan istirahat yang adekuat  Perubahan tekanan darah
dan nyeri akan untuk meringankan nyeri. P : Lanjutkan intervensi
berkurang 11.00  Mengukur vital sign  Kaji keluhan nyeri, lokasi,
setelah makan. 12.00  Memberi obat inpepsa 1 Ci oral karakteristik, durasi, frekuensi,
Nyeri sering kualitas dan beratnya nyeri
timbul pada pagi  Ajarkan penggunaan tehnik
hari. relaksasi
DO : S:36,5 °C  Observasi respon ketidak
N:80 X/mnt nyamanan secara verbal dan non
TD:140/80 verbal
mmHg RR :  Berikan injeksi ranitidin 50 mg
20 X/mnt, IV
wajah pasien
 Monitor Vital Sign
Selasa, kadang-kadang
 Kelola pemberian obat oral
08/01/08 meringis 07.30 - Mengkaji keluhan nyeri, lokasi, inpepsa 1 Ci
menahan nyeri karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, dan beratnya Selasa, 08/01/08 jam 13.30
nyeri S: Pasien mengatakan masih nyeri
07.45 - Mengobservasi respon ketidak pada abdomen tapi sudah berkurang
nyamanan secara verbal dan non dengan skala 3-4, nyeri masih
verbal sering timbul
08.00 - Memberikan injeksi ranitidin O: KU baik, wajah tenang, TD
50 mg IV 140/80mmHg, S 36,4°C, N 84
10.00 - Mengajarkan penggunaan x/mnt
tehnik relaksasi dengan menarik A: Tujuan tercapai sebagian
napas panjang bila terasa nyeri - Nyeri berkurang, ekspreesi
11.00 - Mengukur Vital Sign wajah tenang
11.30 - Memberi obat inpepsa 1 Ci oral P: Lanjutkan intervensi
 Kaji keluhan nyeri, lokasi,
karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, dan beratnya
nyeri.
 Observasi respon
ketidaknyamanan secara verbal dan
non verbal.
 Monitor vital sign
 Anjurkan Pasien banyak
istirahat untuk mengarangi nyeri
 Sediakan lingkungan yang
Rabu, nyaman.
09/01/08 14.50 - Mengkaji keluhan nyeri, lokasi,  Kelola pemberian obat oral
karakteristik, onset/durasi, inpepsa 1 Ci
frekuensi, kualitas, dan beratnya
nyeri
- Mengobservasi respon ketidak Rabu, 09/01/08 jam 19.30 WIB
nyamanan secara verbal dan non S: Pasien mengatakan masih terasa
verbal nyeri pada abdomen dengan skala
16.00 - Mengukur Vital Sign 3-4, nyeri masih sering
16.20 - Menganjurkan Pasien banyak O: KU lemah, wajah tenang, TD
istirahat untuk mengarangi nyeri 130/90mmHg, S 36,2 °C, N 84
- Sediakan lingkungan yang X/mnt
16.30 nyaman. A: Tujuan tercapai sebagian
- Memberi obat inpepsa 1 Ci oral - Nyeri berkurang, tekanan darah
menurun menjadi 130/90 mmHg
P: Lanjutkan intervensi
- Kaji keluhan nyeri, lokasi,
karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, dan beratnya
nyeri.
- Observasi respon
ketidaknyamanan secara verbal dan
non verbal.
- Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgetik.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

HARI/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


TGL KEPERAWATAN
Senin, PK : Anemia Setelah dilakukan tindakan 1. Anjuran untuk menggunkan sikat Mencegah terjadinya cedera
07/01/08 DS : Pasien mengatakan keperawatan selama 3x24 jam, gigi yang halus dan menghindari atau perdarahan gusi, hidung
perawat Dapat meminimalkan
sering pusing atau mengatasi anemia dengan
menghembuskan nafas dengan
DO : Conjungtiva pucat kriteria hasil: keras melalui hidung, konstipasi
(anemis), sklera  Hb > atau sama dan olahraga kontak tubuh,
kuning (ikterik) HGB dengan 10 gr% 2. Pantau tanda dan gejala anemia Untuk mengetahui tanda dan
8,6 g/%, muka pucat  Konjungtiva tidak - Hb > 10 gr/dl gejala anemia yang muncul
anemis, sclera tak - Wajah pucat, sklera icteric, sehingga dapat dilakukan
ikterik konjungtiva anemis tindakan medis atau
 Tidak pusing - Perubahan fungsi mental, keperawatan yang sesuai
 Tidak sianosis gelisah
- Kulit dingin, lembab
- Gangguan hemodianmik
3. Kolaborasi dokter untuk pemberian Membantu meningkatkan Hb,
- Terapi intravena, tranfusi darah tindakan meminimalkan atau
dan diet mengatasi anemia
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Bapak W No. RM : 559798


Umur : 75 tahun Dx Medis : Anemia
Hari/ Dx. Keperawatan Jam Implementasi TTD/ Evaluasi TTD/
Tgl Nama Nama
Senin, PK : Anemia 06.00 - Memberikan Transfusi PRC Senin, 07/02/08 jam 13.30 WIB
07/01/08 DS : Pasien 10.00 500 cc S : pasien mengatakan masih
mengatakan - Memantau tanda dan gejala pusing
sering pusing anemia : Wajah pucat, sklera O : KU Lemah, wajah pucat,
DO : Conjungtiva icteric, Pusing, konjungtiva anemis, konjungtiva pucat, sklera kuning
pucat Perubahan fungsi mental, gelisah, (ikterik), kulit lembab, kulit
(anemis), 10.15 Kulit dingin, lembab hangat.
sklera kuning - Menganjurkan untuk A : Tujuan belum tercapai
(ikterik) HGB menggunakan sikat gigi yang halus - Konjungtiva anemis, sclera
8,6 g/%, dan menghindari menghembuskan ikterik, muka pucat
muka pucat nafas dengan keras melalui hidung - Pusing
11.50 dan olahraga kontak tubuh P : Lanjutkan intervensi
- Mengelola pemberian terapi - Pantau tanda dan gejala anemia
cairan infuse NaCl 20tpm - Cek Darah Rutin : Hb, AL, Hmt,
RBC, dll
- Anjurkan banyak istirahat
Selasa, 07.00 Selasa, 08/01/08 jam 13.30
08/01/08 - Memantau tanda dan gejala S: Pasien mengatakan masih
anemia : Wajah pucat, sklera pusing
icteric, Pusing, konjungtiva anemis, O: KU baik, wajah pucat,
Perubahan fungsi mental, gelisah, konjungtiva pucat, sklera
07.30 Kulit dingin, lembab kuning, kulit hangat, Hb 9,3
11.00 - Memonitor kadar Hb g/dl, RBC 3,25 x106/UL, HCT
- Menganjurkan banyak istirahat 28,6 %
A: Tujuan tercapai sebagian
- Tidak sianosis
P: Lanjutkan intervensi
- Menganjurkan minum air
putih yang cukup
- Pantau tanda dan gejala
anemia
Rabu, 14.30
09/01/08 - Memantau tanda dan gejala Rabu, 09/01/08 jam 19.30 WIB
anemia : Wajah pucat, sklera S: Pasien mengatakan masih
icteric, Pusing, konjungtiva anemis, pusing dan lemes
Perubahan fungsi mental, gelisah, O: KU lemah, wajah pucat,
16.00 Kulit dingin, lembab konjungtiva pucat, sklera
- Menganjurkan banyak minum kuning, kulit dingin, gelisah
A: Tujuan tercapai sebagian
- Tidak sianosis
P: Lanjutkan intervensi
- cek Hb
- Pantau tanda dan gejala
anemia
- Kelola pemberian obat oral
viliron 1 tablet (500mg)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

HARI/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


TGL KEPERAWATAN
Senin, Resiko infeksi b.d tindakan NOC : NIC :
07/01/08 prosedur invasif  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
DS : -  Knowledge : Infection  Bersihkan lingkungan setelah  Mencegah INOS
DO : Terpasang infuse control dipakai pasien lain
sejak tanggal 03/01/08, AL  Risk control  Gunakan sabun antimikrobia untuk
7,8 x 10³/UL, Hgb 8,6 gr% Setelah dilakukan tindakan cuci tangan
keperawatan selama 3x 24  Cuci tangan setiap sebelum dan
jam, pasien pasien sesudah tindakan keperawatan
terhindar dari tanda dan  Gunakan baju, sarung tangan
gejala infeksi dengan sebagai alat pelindung
kriteria hasil :  Ganti letak IV perifer dan line  Mencegah terjadinya infeksi
 Klien bebas dari tanda central dan dressing sesuai dengan berulang atau berkelanjutan
dan gejala infeksi petunjuk umum
 Menunjukkan  Tingkatkan intake nutrisi  Nutrisi yang baik dapat
kemampuan untuk meningkatkan daya tahan
mencegah timbulnya tubuh
infeksi  Mempercepat proses
 Berikan terapi antibiotik bila perlu
 Jumlah leukosit dalam penyembuhan
batas normal
 Menunjukkan perilaku Infection Protection (proteksi
hidup sehat terhadap infeksi)  Mengetahui sedini mungkin
 Monitor tanda dan gejala infeksi proses infeksi sehingga
sistemik dan lokal dapat dilakukan intervensi
 Monitor hitung granulosit, WBC yang sesuai
 Monitor kerentanan terhadap
infeksi
 Batasi pengunjung  Mencegah terjadinya INOS
 Partahankan teknik aspesis pada
pasien yang beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p  Mencegah terjadinya infeksi
 Berikan perawatan kulit pada area berulang
epidema  Mengetahui sedini mungkin
 Inspeksi kulit dan membran proses infeksi sehingga
mukosa terhadap kemerahan, dapat diberikan intervensi
panas, drainase yang sesuai
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah  Meningkatkan daya tahan
tubuh
 Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
 Dorong masukan cairan
 Mempercepat proses
 Dorong istirahat penyembuhan
 Instruksikan pasien untuk minum  Pasien dan keluarga dapat
antibiotik sesuai resep mengetahui tanda dan gejala
 Ajarkan pasien dan keluarga infeksi sehingga dapat
tanda dan gejala infeksi segera melaporkan pada
 Ajarkan cara menghindari infeksi petugas kesehatan
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bapak W No. RM : 559798
Umur : 75 tahun Dx Medis : Anemia
Hari/ Dx. Keperawatan Jam Implementasi TTD/ Evaluasi TTD/
Tgl Nama Nama
Senin, Resiko infeksi b.d 09.30  Mencuci tangan setiap sebelum Senin, 07/02/08 jam 13.30 WIB
07/01/ tindakan prosedur dan sesudah tindakan S-
08 invasif keperawatan O : KU Lemah, tidak ada kemerahan,
DS : -  Menggunakan sarung tangan bengkak dan panas pada daerah tusukan
DO : Terpasang 11.00 sebagai alat pelindung infus pada tangan kanan pasienTD
infuse sejak 11.30  Memonitor vital sign 140/80mmHg, S 36,6 °C, N 88X/mnt.
tanggal  Menganjurkan untuk A : Tujuan belum tercapai
03/01/08, AL meningkatkan intake nutrisi Klien bebas dari tanda dan gejala
7,8 x 10³/UL,  Mengelola pemberian obat oral infeksi
Hgb 8,6 gr% 11.45 colistine 3x II tab. (500.000 UI) P : Lanjutkan intervensi
 Memonitor tanda dan gejala  Kelola pemberian obat oral
infeksi sistemik dan lokal colistine 3x II tab. (500.000 UI)
 Inspeksi kulit dan membran  Monitor vital sign, monitor tanda
mukosa terhadap kemerahan, dan gejala infeksi
panas, drainase  Monitor AL
 Cuci tangan sebelum melakukan
tindakan dan gunakan sarung tangan
 Anjurkan pasien banyak istirahat
 Anjurkan pasien meningkatkan
nutrisi dan menghabiskan diit yang
disediakan
Selasa, 07.15 - Mencuci tangan sebelum
08/01/ melakukan tindakan Selasa, 08/01/08 jam 13.30
08 - Menggunakan sarung tangan S: -
07.30 - Memonitor angka lekosit O: KU baik, tidak ada merah, bengkak,
08.30 - Memonitor tanda dan gejala panas pada tangan kanan daerah
09.00 infeksi penusukan infus, TD 140/80mmHg, S
- Menganjurkan pasien banyak 36,4°C, N 84 x/mnt, AL 4,5 x 10³/UL
11.00 istirahat A: Tujuan tercapai sebagian
11.30 - Memonitor vital sign AL dibawah normal (4,8-10,3 x 10³/UL)
- Menganjurkan pasien P: Lanjutkan intervensi
meningkatkan nutrisi dan  Lakukan dressing infus
11.45 menghabiskan diit yang disediakan  Kelola pemberian obat oral
- Mengelola pemberian obat oral colistine 3x II tab. (500.000 UI)
colistine 3x II tab. (500.000 UI)  Monitor vital sign
 Cuci tangan sebelum melakukan
tindakan dan gunakan sarung tangan
 Motivasi pasien menghabiskan diit
yang disediakan
Rabu, 14.30 - Mencuci tangan sebelum
09/01/ melakukan tindakan
Rabu, 09/01/08 jam 19.30 WIB
08 - Menggunakan sarung tangan
S: -
15.00 - Melakukan dressing infuse
O: KU lemah, tidak ada kemerahan, tidak
15.45 - Memotivasi pasien untuk
ada bengkak, tak panas pada daerah
menghabiskan diit yang disediakan
yang di tusuk jarum infus, TD
16.00 - Mengelola pemberian obat oral
130/90mmHg, S 36,2 °C, N 84 X/mnt
colistine 3x II tab. (500.000 UI)
16.15 - Memonitor vital sign A: Tujuan tercapai sebagian
Tidak ada tanda infeksi
P: Lanjutkan intervensi
Monitor AL, Kaji tanda infeksi
LAPORAN INDIVIDU
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bpk.T


DENGAN ANEMIA DI RUANG E
RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Disusun oleh :

MITRA ELITA
KP. 02.00112

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2008
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bpk T
DENGAN ANEMIA DI RUANG E
RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Tugas Mandiri Stase Keperawatan Medikal Bedah
Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan

Yogyakarta, Agustus 2008


Mengetahui
Pembimbing Klinik Mahasiswa

Wawan Joko Apriyanto. S.Kep,Ns Mitra Elita

Menyetujui
Pembimbing Akademik

Anida S.Kep,Ns

LAPORAN INDIVIDU
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bpk.P


DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVILE
RSUD WATES KULON PROGO
YOGYAKARTA

Disusun oleh :

MITRA ELITA
KP. 02.00112

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2008

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bpk.P


DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVILE
RSUD WATES KULON PROGO
YOGYAKARTA
Tugas Mandiri Stase Keperawatan Medikal Bedah
Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan

Yogyakarta, Agustus 2008


Mengetahui
Pembimbing Klinik Mahasiswa

( H.Rusdi.AMK ) ( Mitra Elita )

Menyetujui
Pembimbing Akademik

(Anggono P.Joko, S.Kep,Ns)

BAB I
TINJAUAN TEORI VERTIGO
A. Pengertian
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan
atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut
terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita.
Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular,
system visual dan system somato sensorik ( propioseptik). Untuk memperetahankan
keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas
harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat
lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang
dialami biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau
rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat
kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari
pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003)

B. Etiologi Vertigo Serta lokasi Lesi


Berikut ini berbagai penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan vertigo

1. Labirin, telinga dalam


2. Vertigo Posisional paraksimal benigna (kupulolitiasis)
3. Pasca trauma
4. Penyakit Meniere
5. Labirintitis (Viral, Bakterial)
6. Toksik (misalnya oleh aminoglikosid, streptomisin, gentamisin)
7. Obstruksi peredaran darah dilabirin
8. Fistula labirin
- Saraf Otak ke VIII
9. Neuritis Iskemik (misalnya pada din)
10. Infeksi, Inflamasi (misalnya oleh sifilis, herpes zoster)
11. Neuronitis Vestibular
12. Neuroma Akustik
13. Tumor lainnya disudut serebels pontin (misalnya meningioma, metasfase)
C. Patofisiologi Vertigo

Anatomi
Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:
1. Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi
yaitu mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:
 Reseptor mekanis divestibulum
 Resptor cahaya diretina
 Resptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)
2. Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat
keseimbangan di otak:
 Saraf vestibularis
 Saraf optikus
 Saraf spinovestibulosrebelaris.
3. Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,
integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis, serebelum, kortex serebri,
hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio retikularis

Partofisiologi
Dalam kondisi fisiologi/normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan propioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan
diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa
penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di
samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan
sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk
vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan
tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau
berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan
muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan
otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekvat
sehingga muncul gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus.

D. Tanda dan Gejala


Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia,
perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah,
gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan.
Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan
kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat
adanya ataksia. Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan
percobaan tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan
dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan
disentral (batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia
batang otak, tumor difossa posterior, migren basiler.

Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:

1. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.


Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB). Pencetusnya adalah perubahan
posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo
berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah trauma kepala,
pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.

2. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.


Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere mempunyai trias gejala
yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan
munculnya penyakit.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan “Tandem” dengan
mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu
menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan.

Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat penurunan fungsi
vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit meniere ialah terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi
oleh masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada sebagian terbesar
penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita mengalami
disekuilibrium (gangguan keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin
mengalami gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap
penderi penyakit meniere.

3. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa


minggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini mulanya vertigo, nausea, dan
muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering
penderita merasa lebih lega namun tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.
Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya disebabkan oleh virus. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi lebih basar amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi
telinga yang terkena penyakit ini akan mereda secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.

Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan total pada beberapa penyakit namun
pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat pula vertigo
posisional benigna. Pada penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan stroke serebelar.
Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi visual yaitu mata memandang satu benda yang
tidak bergerak dan nigtamus dapat berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus akan
berkurang bila kita menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh gangguan system vestibular
perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere, vertigo pasca trauma

E. Klasifikasi
Vertigo dapat berasal dari kelamin disentral (batang otak, srebelum atau otak) atau
diperifer (telinga dalam, atau saraf vestibular)

F. Pemeriksaan Pada Penderita Vertigo


1. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup.
Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam
selama 30 detik atau lebih
2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah.
Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu
meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat
3. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal)
kemudian kembali kesemula
4. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala
bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu
posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan
terjadi nistagmus
5. Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga
penderita
6. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
7. Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular dan
somatosensorik.

G. Penatalaksanaan
1. Vertigo posisional Benigna (VPB)
 Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian besar penderita VPB. Latihan
ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat
tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo
mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai vertigo melemah atau mereda.
Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
 Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat digunakan sebagai terapi
simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek
(nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari vertigonya sendiri.
Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan
membatasi perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.

2. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika dan
terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila
pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan berkurang
jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.

3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan dari
terapi medik yang diberi adalah:

 Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat


dilakukan upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti
vertigo. Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan jiwa dan
akan mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau toleransi terhadap
serangan berikutnya.
 Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi
lebih jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang
menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan
vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
 Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat
diredakan oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid
tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
4. Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan
vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya
Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan
gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat dan
kemungkinan jatuh dikurangi.

5. Sindrom Vertigo Fisiologis


Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat
ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada
penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.

6. Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)


 TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya
pulih sempurna dalam kurun waktu 24 jam
 RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna
terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang efektif sebab kemungkinan kambuh
cukup besar, dan jika kambuh bisa meninggalkan cacat.

Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo:


Tujuannya:
a. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lamban laun
b. Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata
c. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan, contoh latihan:
o Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup
o Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi,
gerak miring)
o Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian
dengan mata tertutup
o Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian
dengan mata tertutup
o Berjalan “tandem”
o Jalan menaiki dan menuruni lereng
o Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical
o Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan
juga menfiksasi pada objek yang diam
Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati.
H. DIANOGSA KEPARAWATAN
Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan
dengan kurangnya paparan informasi.
Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 1. Environmental Management: Safety: awasi dan gunakan lingkungan fisik untuk
berhubungan dengan 24 jam pasien diharapakan tidak jatuh meningkatkan keamanan
pusing ketika NOC: 2. Falls Prevention:
menggerakkan kepala a. Safeti status: Falls Occurrence  Kaji penurunan kognitif dan fisik pasien yang mungkin dapat
b. Falls prevention: know ledge personal safety meningkatkan resiko jatuh
c. Safety beheviour: Falls prevention
 Kaji tingkat gait, keseimbangan dan kelelahan dengan ambulasi
Dengan kreteria:
a. pasien mampu berdiri, d uduk, berjalan  Instruksikan pasien agar memanggil asisten ketika melakukan pergerakan
tanpa pusing 3. Teaching: disease proles
b. Klien mampu menjelaskan jika terjadi  jelaskan pada pasien tanda dan gejala dari penyakit yang diderita
serangan dan cara mengantisipasinya  Anjurkan pasien untuk bedrest pada fase akut
 Jelaskan pada pasien tentang terapi rehabilitatif pada pasien vertigo
2. Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindak keperawatan selama…x24 1. Patient / family teaching
dengan stimulasi visual jam, nausea berkurang / hilang -Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas dalam dan menelan untuk
yang tidak mengenakkan, N.O.C: menurunkan rasa mual dan muntah.
meniere, labirintitis a. Comfort level -Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam sebelum,1 jam setelah dan sewaktu
b. Hidration makan.
c. Nutritional status food finid intake 2.NUTRITIONAL MONITORING
Dengan kreteria: -Monitor tipe kehilangan berat badan dan pertumbuhan
b. Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik -Monitor kelembaban,turgor kulit dan depigmentasi.
membaik -Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan kelemahan pasien.
c. Turgor kulit, mukosa mulut baik -Monitor asupan kalori dan nutrisi.
d. Tidak panas dan tidak terdapat edeme -Kolaborasi;
perifer kelola pemberian anticmetic sebelum makan atau sesuai jadwal
Intake makanan dan minuman baik 3. Fluid managmen:
 Awasi secara akurat intake dan output
 Monitor vital sign
 Monitor status nutrisi pasien
 Monitor status hydrasi misal kelembaban membranmukosa,
tekanan nadi dan orthostatic BP
Kelola pemberian terapi IV
3 Kurang perawatan diri: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x  NIC:Membantu perawatn diri pasien mandi dan toileting
makan, mandi, 24 jam diharapkan kebutuhan mandiri klien Aktifitas:
berpakaian, toileting b.d terpenuhi, NOC;PERAWATAN DIRI 1. Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah dikenali dan mudah
kerusakan neurovaskuler (Mandi,makan,toileting,berpakaian) Dengan kriteria dijangkau klien
: 2. Libatkan klien dan danpingi
Batasan Karakteristik :  Klien dapat makan de-ngan bantuan orang lain / 3. Berikan bantuan selama klien tidak mampu mengerjakan sendiri
 Kelumpuhan wajah mandiri NIC : ADL berpakaian
atau anggota badan  Klien dapat mandi de-ngan bantuan orang lain Aktifitas :
sehingga menyebab-  Klien dapat memakai pakaian dengan bantuan 1. Informasikan pada klien dalam memilih pakaian selama perawatan
kan : orang lain / mandiri 2. Sediakan pakaian ditempat yang mudah dijangkau
3. Bantu berpakaian yang sesuai
 Ketidakmampuan  Klien dapat toileting de-ngan bantuan alat 4. Jaga privasi klien
dalam menyuap,
5. Berikan pakaian pribadi yang digemari dan sesuai
memegang alat makan
NIC : ADL Makan
 Ketidakmampuan Aktifitas :
dalam membasuh 1. Anjurkan klien duduk dan berdoa bersama teman
badan, mongering-kan, 2. Dampingi saat makan
keluar masuk kamar 3. Bantu jika klien belum mampu dan beri contoh
mandi 4. Beri rasa nyaman saat makan
 Ketidakmampuan pergi
ke kamar mandi,
mengguna-kan pispot

4. Defisit pengetahuan ten- Setelah dilakukan penjelasan selama ...x pertemuan, Teaching individual (5606)
tang penyakit, pe-ngetahuan klien tentang pe-nyakit, pengobatan 1. Tentukan kebutuhan pembelajaran klien
pengobatan dan dan pe-rawatan klien meningkat 2. Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman klien tentang vertigo
perawatan klien b.d 3. Kaji tingkat pendidikan
keterbatasan kognitif, ku- NOC : 4. Kaji kesiapan klien dalam mempelajari informasi spesifik
rang paparan atau mudah - Knowledge : Disease process (1803) 5. Atur agar realita tujuan pembelajaran dengan klien saling menguntungkan
lupa - Knowladge : Illness care (1824) 6. Pilih metode / strategi mengajar yang sesuai
7. Sediakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran
Dengan kriteria : 8. Koreksi adanya kesalahan informasi
- Klien dan keluarga mam-pu menjelaskan 9. Sediakan waktu untuk bertanya pada klien
penger-tian, proses penyakit, penyebab, tanda 10.
dan gejala, efek penyakit, tindakan pencegahan, Teaching : disease process (5602)
pe-ngobatan dan perawatan vertigo 1. Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
2. Jelaskan patofisiologi vertigo
3. Jelaskan tanda dan gejala vertigo
4. Jelaskan kemungkinan penyebabnya
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin dapat mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang
6. Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan dan perawatan
7. Jelaskan alasan rasional dari terapi pengobatan yang direkomendasikan
8. Kaji sumber-sumber pendukung yang memungkinkan

5. Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ..... Monitorang neurologis (2620)
efektif (spesifik: cerebral) x 24 jam diharapkan 1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk pupil
b.d aliran darah arteri  Nyeri kepala / vertigo berkurang sampai de- 2. Monitor tingkat kesadaran klien
terhambat ngan hilang 3. Monitir tanda-tanda vital
 Tanda-tanda vital stabil 4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah
Batasan Karakteristik : 5. Monitor respon klien terhadap pengobatan
 Nyeri kepala / vertigo 5. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
6. Observasi kondisi fisik klien
 Perubahan status
mental
Terapi oksigen (3320)
 perubahan respon  Bersihkan jalan nafas dari sekret
motorik
 Pertahankan jalan nafas tetap efektif
 dis-artria  Berikan oksigen sesuai intruksi
 Kelumpuhan wa-jah  Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem humidifier
 Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen
 Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
 Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen
 Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama aktifitas dan tidur
DAFTAR PUSTAKA

Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI


Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 1998, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis
dan Terapi, Malang : Perdossi
Santosa, B., 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005 – 2006, Prima Medika.
Johnson Marion, dkk, 2000, Nursing Out Come Classification (NOC), Mosby.
Mansjoer A., dkk, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta, Media Aesculapius.

Mc. Closkey, Joanne Mc., Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby.


Potter & perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan konsep Proses dan Praktik
Edisi 4 Volume 2, Jakarta, EGC.

Priharjo Robert, 2006, Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta, EGC.


Ralph Sheila Sparh S., dkk, Nursing Diagnosis : Definition & Classification 2005-2006,
NANDA International.

Jong et al, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta


BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bpk.P
DENGAN VERTIGO

I. Identitas Pasien
Nama Pasien : Bpk.P
No. RM : 367671
Umur : 80 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Alamat : Tegal Lembut Giri peni,Wates,Kulon Progo
Pekerjaan : Tani
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Diagnosa Medis : Vertigo
Tanggal Masuk RS : 29/07/2008 Jam 09.55 WIB
Tanggal Pengkajian : 29/07/2008 Jam 10.30 WIB
Sumber Informasi : Pasien, keluarga, rekam medis

Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Tegal Lembut Giri peni,Wates,Kulon Progo
Pekerjaan : IRT
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dengan Pasien: Anak
J. Riwayat Kesehatan
6. Keluhan Utama
Pasien mengatakan pusing seperti berputar-putar, tengkuk terasa kaku, kaki
terasa kaku, mual dan muntah sejak masuk RS 1 kali.

7. Riwayat Penyakit Sekarang


Sejak 4 hari SMRS pasien merasa pusing berputar-putar dan lemas, mual dan
muntah ± 2 kali, dan pasien tidak mau dibawa ke dokter, 1 hari SMRS pasien
merasa pusing makin bertambah dan dibawa UGD RS tanggal 29/07/08 jam
09.55, dianjurkan oleh dokter untuk mondok.
8. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat HT. Dan pasien tidak mempunyai riwayat jantung,
asma dan DM.
9. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit DM, Jantung, Asma.
10. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki/Perempuan
: Meninggal
: Garis Pernikahan
: Tinggal serumah
: Pasien
: Garis keturunan

K. Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Gordon (11 Pola)


12. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan sakit apabila merasa tidak nyaman dan tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari. Dan jika merasa sakit pasien selalu menahan
sakitnya dahulu atau beli obat ke warung, setelah sakit bertambah baru minta di
periksakan kesehatannya ke RS atau Puskesmas.

13. Pola Nutrisi


Sebelum sakit :
Makan 2x/hari dengan jenis nasi, lauk, sayur dan pada pagi hari pasien biasa
sarapan dengan teh dan jajanan. Klien tidak alergi terhadap makanan tertentu.
Minum air putih 5-7 gelas perhari .
Selama sakit :
Di RS pasien makan 3X sehari dengan jenis nasi, sayur dan lauk, pasien sering
menghabiskan diit yang disediakan RS.
14. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
BAB 1 hari sekali dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas. BAK 3-5
kali sehari, warna jernih dengan bau khas.
Selama sakit :
Selama diRS pasien belum pernah BAB 1kali /, BAK 3-5 kali sehari, warna jernih
dengan bau khas.
15. Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Kemampuan melakukan ROM √
Kemampuan Mobilitas di tempat tidur √
Kemampuan makan/minum √
Kemampuan toieting √
Kemampuan Mandi √
Kemampuan berpindah √
Kemampuan berpakaian √
Ket. : 0 = Mandiri 1= Menggunakan alat bantu 2 = dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat 4 = Tergantung Total
16. Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
Pasien tidur 6-7 jam perhari, pasien mengatakan tidak ada keluhan, bangun tidur
terasa segar.
Selama sakit :
Pasien mengatakan pada malam hari dapat tidur mulai jam 21.00-0500 WIB dan
siang hari juga dapat tidur.

17. Sensori, Persepsi dan Kognitif


Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan bahasa jawa.
Pasien tidak mempunyai gangguan pendengaran terbukti dengan pasien dapat
menjawab pertanyaan, klien mengatakan penglihatan sudah mulai kabur,
pengecapan masih baik terbukti dengan pasien dapat merasakan makanan serta
penciuman jg tidak mengalami gangguan.
18. Konsep diri
f. Identitas Diri : mampu mengenali diri dan menyadari dirinya seorang laki-
laki yang sudah berumur 80 tahun dan mempunyai cucu 16 orang.
g. Gambaran Diri : pasien merasa dirinya sedang sakit dan ingin cepat
sembuh dan bersedia untuk menjalankan pengobatan.
h. Ideal Diri : Pasien ingin sembuh dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari
seperti sebelum sakit
i. Harga Diri : pasien tidak putus asa dalam melakukan pengobatan, karena
keluarga selalu memberikan perhatian dan motivasi
j. Peran Diri : selama ini pasien tidak menjalani perannya sebagai suami
karena merasa sudah tua dan istriya sudah meninggal dunia, segala keperluan
disediakan anaknya. Pasien selama di rumah juga sering ikut kegiatan yang
diadakan di sekitar tempat tinggalnya seperti pengajian
19. Sexual dan Reproduksi
Pasien sudah berumur 80 tahun, mempunyai 5 orang anak dan 16 cucu.
20. Pola Peran Hubungan
Sebelum sakit :
menurut pengakuan klien dan keluarga, komunikasi dengan orang lain baik, dan
biasa berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Hubungan dengan orang lain
tidak ada masalah. Hal ini dapat dilihat dengan adanya saudara dan tetangga,
maupun teman yang berkunjung menengoknya di RS.
Selama sakit :
Hubungan dengan sesama pasien baik terbukti dengan klien sering ikut
pembicaraan antara keluarga pasien, hubungan dengan perawat baik terbukti
dengan pasien sangat cooperative.
21. Manajemen Koping Stress
Sebelum Sakit : bila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarga
Selama sakit : bila ada masalah selalu bicara dengan keluarga dan berdoa,
menjalankan pengobatan sesuai dengan anjuran Tim kesehatan.
22. Sistem Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit : pasien beragama Islam, rutin menjalankan ibadah
Selama sakit : Pasien pasrah pada Tuhan dan berdoa.
L. Pemeriksaan Fisik
13. Tingkat Kesadaran : KU sedang, Kesadaran : CM
14. TTV : S : 37,5 °C N : 80 X/mnt TD : 190/110mmHg
RR : 20 X/mnt
15. Kepala : Mesochepal, rambut beruban, cukup bersih, ada nyeri tekan,
pasien merasa pusing dan leher terasa kaku
16. Mata, Telinga, Hidung :
Mata : simetris, konjungtiva merah muda (tak anemis), sklera putih (tak ikterik)
ada gangguan penglihatan terbukti pasien mengatakan penglihatannya
kabur.
Hidung : bersih, napas spontan, lubang hidung simetris.
Telinga : simetris kanan dan kiri, tak ada serumen, bersih, tidak ada gangguan
pendengaran
17. Mulut : Membran mukosa lembab, tidak ada gangguan menelan, lidah
bersih, gigi masih utuh.
18. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
19. Dada/Thoraks :
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi dada
Palpasi : tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara paru sonor pada interkosta 3, suara jantung redup pada interkosta
4
Auskultasi : tidak ada suara Weezing, suara paru vesikuler, bunyi jantung S1-S2
Reguler
20. Abdomen
Inspeksi : bentuk supel, tidak ada lesi, asites tak ada
Palpasi : tidak teraba masa, tak ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi timpany pada lambung
Auskultasi : peristaltik usus 16 kali permenit

21. Ekstremitas :
Ekstremitas atas dan bawah simetris, terpasang infus RL 20 tpm pada pada
tangan kanan sejak 11/02/08. tidak ada oedema pada tangan maupun kaki. Akral
hangat.
22. Kulit :
Turgor kulit baik, warna kulit sawo matang, tak ada sianosis.
M. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Sampel Jenis Pemeriksaan Hasil Angka Interpretasi
normal
29/07/08 Serum CREA 1,46 mg/dl 0,60 - 1,30 High
GLU 101 mg/dl 80 - 120 Normal
UREUM 25,4 mg/dl 20,00 – 40,00 Normal
SGPT 17,3 U/L 22 - 40 Low
SGOT 21,7 U/L 18 – 37 Normal

Darah WBC 6,3 x 10³/UL 4,8 - 10,8 Normal


rutin RBC 3,84x106/UL 4,7 – 6,1 Low
HGB 12,1 g/dl 14 - 18 Low
HCT 35,5 % 42 - 52 Low
MCV 92,4 fL 80 - 94 Normal
MCH 31,5 fL 27 - 31 High
MCHC 34,1 Pg 33 - 37 Normal
PLT 231X10 ³/UL 150 - 450 Normal
RDW 42,5 fL 35 - 45 Normal
PDW 9,0 fL 9 - 13 Normal
MPV 7,9 fL 7,2 - 11,1 Normal
P-LCR 11,5, % 15 - 25 Low
Differential
Lym% 8,7 % 19-48 Low
MXD% 7,8 % 0-8 Normal
Neut% 83,5 % 40-74 High
Lym# 0,7 x 10³/UL 1-37 Low
MXD# 0,6 x 10³/UL 0-1,2 Normal
Neut# 7,0 x 10³/UL 1,5-7 Normal

N. Therapy
Tanggal : 29/07/2008
Jenis Obat Dosis Rute
Infus RL 20 tetes/menit IV
Injeksi Vomit (domperidon) 3 x 5mg/8 jam IV
Ranitidin 2 x 50mg/12 jam IV

Obat Adalat (Nifedipina) 1 x 80 mg/tablet Oral


Mertigo(betahistina) 1 x 6 mg/tablet Oral
O. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
DS : Pasien mengatakan pusing, leher Resiko injuri Keadaan Fisik (Pusing)
terasa kaku, kaki terasa kaku
DO: S:37,5 °C N:80 X/mnt
TD:190/110mmHg RR : 20 X/mnt,
Hb 12,1 mg/dl, KED 20 mm/jam

DS : Pasien mengatakan leher terasa kaku PK : Hipertensi


DO : TD 190/110 mmHg

DS : pasien mengatakan pusing, dan tidak Defisit self care : Kelemahan fisik
kuat ke toilet sendiri toileting, bathing,
DO : pasien makan,minum, mandi feeding
ketoilet, berpindah dibantu keluarga

P. Diagnosa Perawatan Sesuai Prioritas


1. PK : Hipertensi
2. Resiko injury b.d pusing (kelemahan fisik)
3. Defisit self care : toileting, bathing, feeding
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

HARI/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


TGL KEPERAWATAN
Selasa, PK : Hipertensi Setelah dilakukan tindakan - Ukur tekanan darah - Untuk mengetahui TD
29/02/08 DS : : Pasien keperawatan selama 3x 24 - Kaji indikasi hipertensi pasien sehingga dapat
mengatakan leher jam pasien menunjukan - Anjurkan untuk makan dilakukan tindakan
terasa kaku tekanan darah yang makanan yang rendah garam selanjutnya
DO : TD 190/110 terkontrol dengan kriteria - Kolaborasi dengan dokter - Menurunkan tekanan
mmHg hasil : untuk terapi obat anti darah/ mengatasi
- TD dalam batas normal hipertensi hipertensi
(110-130/60-90 mmHg) - Kolaborasi dengan ahli gizi - Mencegah resiko parahnya
- Leher / tengkuk tak tentang terapi diit hipertensi hipertensi
kaku, tak pusing
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Bapak P No RM : 367671


Umur : 80 tahun Dx Medis : Vertigo
Hari/ Dx. Keperawatan Jam Implementasi TTD/ Evaluasi TTD/
Tgl Nama Nama
Selasa, PK : Hipertensi 09.00 - Mengukur tekanan darah Selasa, 29/07/08 jam 13.00
29/07/08 DS : Pasien - Mengkaji indikasi hipertensi S : pasien mengatakan masih terasa
mengatakan - Menganjurkan untuk makan pusing, tengkuk terasa kaku, kaki
leher terasa makanan yang rendah garam Mitra terasa kaku
kaku 11.00 - Memberikan obat anti O : TD 190/110 mmHg, lemes
DO : TD 190/110 hipertensi : Adalat (Nifedipina) A : Tujuan belum tercapai
mmHg 80 mg/tablet per oral - TD tinggi, pusing, leher kaku
Mitra P: lanjutkan intervensi
- Ukur tekanan darah
- Kaji indikasi Mitra
hipertensi

Rabu, 15.00 - Mengukur tekanan darah


30/07/08 - Mengkaji indikasi hipertensi Rabu, 30/07/08 jam 19.00
Mitra S : pasien mengatakan pusing,
tengkuk dan kaki sudah tidak
terasa kaku
O : TD 140/80 mmHg, lemes
A : Tujuan tercapai sebagian
- TD belum mencapai
batas normal, pusing
P: lanjutkan intervensi
- Ukur tekanan darah Mitra
Kamis 15.00 - Mengukur tekanan darah - Kaji indikasi
31/07/08 - Mengkaji indikasi hipertensi hipertensi
Mitra Kamis, 31/02/08 jam 19.00
S : pasien mengatakan pusing sudah
berkurang
O :TD 140/90 mmHg, lemes
A : Tujuan tercapai
Tekanan darah belum dalam
batas normal tapi pusing
berkurang Mitra
P: Stop intervensi
- Ukur tekanan darah
- Kaji indikasi
hipertensi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

HARI/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


TGL KEPERAWATAN
Selasa, Resiko injury b.d pusing NOC : Setelah dilakukan NIC : Risk Control Injury
29/02/08 tindakan perawatan - Sediakan lingkungan yang aman - Memberikan keamanan
(kelemahan fisik)
selama 3 x 24 jam, bagi pasien bagi pasien
diharapkan tidak terjadi - Berikan informasi mengenai cara - Informasi tentang cara
trauma pada pasien mencegah cedera mencegah cedera dapat
dengan criteria hasil: - Berikan penerangan yang cukup memotivasi pasien agar
- bebas dari cedera - Anjurkan keluarga untuk selalu dapat lebih berhati-hati
- mampu menjelaskan menemani pasien - Mencegah terjadinya
factor resiko dari cedera
lingkungan dan cara
untuk mencegah
cedera
- menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Bapak P No. RM : 367671


Umur : 80 tahun Dx Medis : Vertigo
Hari/ Dx. Keperawatan Jam Implementasi TTD/ Evaluasi TTD/
Tgl Nama Nama
Selasa, Resiko injury b.d 08.00 - Memberikan obat mertigo 6 Selasa, 29/07/08 jam 13.00
29/07/08 pusing mg per oral Mitra S : pasien mengatakan pusing,
(kelemahan fisik) 09.15 - Menyediakan lingkungan tengkuk terasa kaku, kaki
yang aman bagi pasien Mitra terasa kaku
- Memberikan informasi O : TD 190/110 mmHg, lemes,
09.20 mengenai cara mencegah cedera S 36,8 °C, N 80 X/mnt, RR 20
yaitu dengan menyediakan barang X/mnt
yang dibutuhkan pasien dekat A : Tujuan tercapai sebagian
dengan pasien - tidak terjadi cedera
- Memberikan penerangan P: lanjutkan intervensi
yang cukup - Sediakan
- Menganjurkan keluarga untuk lingkungan yang aman
selalu menemani pasien Mitra dan nyaman
- Kaji keadaan Mitra
umum pasien

Rabu, 14.30 - Menyediakan lingkungan


30/07/08 yang aman bagi pasien Rabu, 30/07/08 jam 19.00
15.00 - Mengkaji keadaan umum S : pasien mengatakan pusing
pasien berkurang
17.00 O : TD 140/80 mmHg, S 36,7 °C,
- Memberikan obat mertigo 6 N 80 X/mnt, RR 20 X/mnt
mg per oral A : Tujuan tercapai sebagian
- tidak terjadi cedera

P: lanjutkan intervensi
- Sediakan
lingkungan yang aman
dan nyaman Mitra
Kamis, 14.20 - Kaji TD, N,RR
31/07/08 - Menyediakan lingkungan
15.00 yang aman bagi pasien Kamis, 31/07/08 jam 19.00
17.00 - Mengukur TD,N,RR S : pasien mengatakan pusing
- Memberikan obat mertigo 6 berkurang
mg dan maganol 500 mg per oral O : KU: membaik TD 140/90
mmHg,
S : 36,5 °C, N 80 X/mnt, RR 20
X/mnt
A : Tujuan tercapai
- tidak terjadi cedera
P: Stop intervensi

Mitra
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

HARI/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


TGL KEPERAWATAN
Selasa, Defisit self care : NOC;Perawatan diri
(Mandi,makan,toileting,berpakaian)
NIC:Membantu perawatan diri
29/07/08 toileting, bathing, pasien mandi dan toileting
Setelah dilakukan tindakan
feeding keperawatan selama 3 x 24 jam - Tempatkan alat-alat mandi Memudahkan pasien untuk
diharapkan kebutuhan mandiri klien ditempat yang mudah dikenali menjangkau barang-barang
terpenuhi, Dengan criteria hasil :
dan mudah dijangkau klien yang dibutuhkan
 Klien dapat makan - Libatkan klien dan dampingi
de-ngan bantuan - Berikan bantuan selama klien Membantu pasien dalam
orang lain / mandiri tidak mampu mengerjakan memenuhi kebutiuhannya
 Klien dapat mandi sendiri
de-ngan bantuan - Anjurkan keluarga untuk Pakaian yang sesuai
orang lain memberikan bantuan pada pasien memudahkan pasien dalam
 Klien dapat NIC : ADL berpakaian tindakan perawatan
memakai pakaian - Informasikan pada klien dalam
dengan bantuan memilih pakaian selama
orang lain / mandiri perawatan
- Sediakan pakaian ditempat yang
mudah dijangkau
- Bantu berpakaian yang sesuai
- Jaga privasi klien
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Bapak P No. RM : 367671
Umur : 80 tahun Dx Medis : Vertigo
Hari/ Dx. Keperawatan Jam Implementasi TTD/ Evaluasi TTD/
Tgl Nama Nama
Selasa, Defisit self care : 09.00 - Menganjurkan pada Selasa, 29/07/08 jam 13.00
29/07/08 toileting, bathing, keluarga untuk menempatkan S : pasien mengatakan lemas
feeding alat-alat mandi ditempat yang O : TD 190/110 mmHg, lemes, S 36,8
mudah dikenali dan mudah °C, N 80 X/mnt, RR 20 X/mnt
dijangkau klien A : Tujuan tercapai sebagian
- Menganjurkan keluarga P: lanjutkan intervensi
untuk memberikan bantuan - Sediakan pakaian ditempat
pada pasien yang mudah dijangkau
- Informasikan pada klien - Bantu berpakaian yang sesuai
dalam memilih pakaian selama - Jaga privasi klien
perawatan Mitra Mitra

Rabu, 15.30 - Menganjurkan keluarga Rabu, 30/07/08 jam 19.00


30/07/08 untuk memberikan bantuan S : pasien mengatakansudah merasa
pada pasien segar dan lemas sudah berkurang
- Menyediakan pakaian dan sebagian kegiatan masih
ditempat yang mudah dijangkau dibantu keluarga.
Mitra O : TD 140/80 mmHg, lemes, S 36,5
°C, N 80 X/mnt, RR 20 X/mnt
A : Tujuan tercapai sebagian
P: lanjutkan intervensi Mitra
- Siapkan air mandi
- Jaga privasi klien
Kamis, 16.00 - Membantu menyiapkan air Kamis, 31/07/08 jam 19.00
31/07/08 mandi S : pasien mengatakansudah merasa
- Menjaga privasi pasien segar dan tidak lemas dan dapat
- Menganjurkan keluarga melakukan aktivitas secara
untuk membantu pasien mandi mandiri.
Mitra O : TD 140/90 mmHg, S 36,5 °C, N 80
X/mnt, RR 20 X/mnt
A : Tujuan tercapai
P: Stop intervensi
Mitra
BAB III
ANALISA

1. Etiologi
Penyebab anemia kemungkinan karena adanya perdarahan, diet yang tidak
mencukupi dan absorbsi yang menurun.
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang muncul pasien yaitu kadar hb yang menurun 2.3 gr%
adanya perdarahan di gusi, sariawan, haid yang banyak dan 2kali dalam sebulan,
pasien lemas, wajah pucat, terutama konjungtiva, telapak tangan,
3. Komplikasi
Komplikasi pada pasien adalah gagal jantung, parestisia, kejang.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yaitu memberikan diet TKTP, memberikan diet gizi serat, dan buah –
buahan yang cukup, mengawasi kegiatan anak, memberikan oksigen , memonitor hasil
laborat (Hb dan Ht), memberikan transfusi (setelah kolaborasi dengan dokter)
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul dalam kasus pasien ini adalah PK: Anemia, sindroma
defisit self care (feeding, bathing, toileting, dressing) b.d kelemahan, resiko
infeksi b.d faktor resiko : prosedur infasif. Selama perawatan timbul diagnosa
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d faktor biologis kesulitan
menelan dan hipertermi b. d proses penyakit.
6. Evaluasi
Untuk diagnosa PK: Anemia sampai hari ke 4 tujuan tercapai sebagian karena Hb
sudah meningkat dari 2,3gr% ke 7,1 gr%. Dan defisit self care juga tujuan
tercapai sebagian pasien sudah dapat ,makan,minum dan mobilisasi di tempat
tidur secara mandiri, resiko infeksi b.d faktor resiko : prosedur infasif tidak ada
tanda-tanda infeksi. Diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b.d faktor biologis kesulitan menelan tujuan tercapai sebagian karena diet yang
diberikan hanya habis ¼ porsi. Dan yang terakhir hipertermi b. d proses
penyakit tujuan tercapai karena suhu pasien sudah dalam batas normal.

Vous aimerez peut-être aussi