Vous êtes sur la page 1sur 22

MANAJAMEN PEMASARAN STRATEGIK

“STRATEGI PADA PASAR DEWASA DAN MENURUN”

OLEH

KELOMPOK 3

IDA AYU RUBY KUBERASYANI 1515251044

I KADEK DIAN KERTIANA 1515251070

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

NON REGULER

2018

1
BAB I

STUDI KASUS (COCA COLA)

1. SEJARAH PERJALANAN BISNIS COCA COLA

Usia Coca Cola sudah lebih dari satu abad. Sejak pertama ditemukan pada tahun 1886
sampai saat ini Coca Cola sudah menjelma dari minuman ringan menjadi minuman penting di
seluruh dunia. Dari usia yang sangat tua itu, sejarah bisnis Coca Cola telah memberikan
banyak sekali pelajaran bisnis hingga akhirnya meraih kondisi saat ini yang bisa dibilang
sangat sukses.

A. Lebih dari Satu Abad yang Lalu di Atlanta : Sejarah Bisnis Coca Cola Dimulai

Berbarengan dengan pembangunan patung Liberty di tahun 1886, di lokasi berbeda


John Pemberton seorang ahli farmasi dari Atlanta terinspirasi oleh suatu rasa penasaran. Ia
menemukan suatu wewangian aneh dari sebuah cairan berwarna Karamel. Setelah melakukan
observasi ia membawa cairan temuannya itu ke tempat Farmasi Lainnya, Jacob’s Pharmacy.
Cairan yang sudah diobservasi tadi dicampur dengan air berkarbonasi dan diujicobakan
kepada pelanggan yang setuju mencobanya secara sukarela. Singkat kata, rasa minuman yang
diciptakan belum pernah ada waktu itu, sangat spesial. Tanpa berpikir panjang Jacob’s
Pharmacy mulai menjual minuman baru itu dengan harga 5 sen per gelasnya.

Karyawan bagian pembukuan yang bekerja di bawah Pemberton memberi nama


cairan itu Coca Cola dan menuliskannya dalam catatan khusus. Di tahun pertamanya,
Pemberton hanya menjual 9 gelas Coca Cola dalam sehari. Mungkin ia tidak pernah
menyangka, 100 tahun kemudian perusahaan sekelas Coca Cola memproduksi lebih dari 100
juta galon minuman soda ini. Inilah awal sejarah bisnis Coca Cola.

Dalam rentang waktu 3 tahun, antara 1888 sampai 1891, seorang pengusaha Atlanta
bernama Asa Griggs Candler membeli hak bisnis minuman itu seharga $2,300,-. Candler lah
yang menjadi pemimpin pertama Coca Cola, dan orang pertama yang membawa visi ke
dalam merk dan perjalanan bisnis Coca Cola.

B. Masa Bisnis Coca Cola Bersama Candler di Luar Atlanta

Banyak yang mengatakan bahwa Asa Candler merupakan orang dengan bakat bisnis
alami. Ia merubah Coca Cola dari sebuah penemuan menjadi ladang bisnis. Ia bisa membaca
pasar dimana banyak orang kehausan di luar sana dan ia juga mempunyai metode spektakuler
untuk memperkenalkan penemuan Coca Cola kepada konsumen. Ia mulai membagikan

2
kupon dan beragam pernak-pernik untuk membuat Coca Cola ada di mana-mana. Di tahun
1895 Candler telah membangun pabrik minuman di Dallas, Los Angeles dan Chicago.

Sesuai prediksi, popularitas Coca Cola mulai menanjak dan masyarakat menginginkan
cara baru dalam mengkonsumsi minuman soda ini. Seorang pengusaha Missisipi, Joseph
Beidenharn adalah orang pertama yang memasukan Coca Cola dalam kemasan botol pada
tahun 1894. Dia kemudian mengirimkan satu lusin botol kepada Candler. Sayangnya Candler
kurang peka waktu itu, sebagai pebisnis berbakat dia tidak menyangka bahwa Coca Cola
kemasan botol akan menjadi tren mendunia satu abad kemudian. Penampilan kemasan botol
memudahkan konsumen membawa Coca Cola bersama mereka.

Baru lima tahun kemudian atau tepatnya tahun 1899 Candler tersadar ketika dua
pengacara Chattanooga, Joseph Whitehead dan Benjamin Thomas mengambil alih hak
eksklusif minuman soda dalam kemasan botol dan menjualnya ke konsumen.

C. Menjaga Popularitas Merk Bisnis Coca Cola

Melihat ada pesaing memanfaatkan situasi, Coca Cola tidak ingin berdiam diri
saja. Media iklan Coca Cola difokuskan untuk menyebarkan slogan komersial kepada
konsumen berupa “Demand the genuine” dan “Accept no Substitute”.

Tidak berhenti dengan slogan komersial, Coca Cola juga memutuskan untuk menciptakan
desain botol yang memberi kesan melekat kepada Coca Cola. Mereka mengadakan kontes
untuk desain botol itu. Perusahaan Indiana, The Root Glass Company of Terre Haute,
memenangkan kontes dengan ciptaan desain botol yang mudah dikenali dalam keadaan gelap.
Pada tahun 1916, Coca Cola mulai membuat botol unik yang terkenal. Botol unik itu, yang
tetap menjadi kekhasan bentuk botol Coca Cola sampai sekarang dipilih karena
penampilannya yang menarik, desain asli dan fakta bahwa di dalam ruangan gelap orang bisa
mengenali dengan mudah bahwa itu adalah botol Coca Cola.

D. Era Bisnis Coca Cola Bersama Robert Woodruff

Ayah Robert Woodruff telah membeli Coca Cola dari Asa Candler pada tahun 1923.
Akibatnya, Woodruff menjadi pemimpin baru Coca Cola. Asa Candler telah berjasa
memperkenalkan Coca Cola kepada masyarakat Amerika Serikat. Di era Woodruff, Coca
Cola dipersiapkan untuk dikenali masyarakat dunia.

Keahlian Woodruff ada di bidang marketing. Dia melihat berbagai peluang sebagai
kesempatan memasarkan Coca Cola. Ia yang memperkenalkan Coca Cola kepada dunia

3
melalui ajang Olimpiade tahun 1928 bersama kontingen Amerika Serikat di Olimpiade
Amsterdam. Woodruff terus memberikan inovasi kemasan Coca Cola yang membuat
minuman soda ini semakin mudah dinikmati dimana saja. Perubahan ini membuat Coca Cola
bukan sekedar merk ternama tapi juga bagian dari kehidupan semua orang.

E. Sejarah Bisnis Coca Cola di Perang Dunia ke II

Tahun 1941 Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia ke II. Ribuan orang terkena
wajib militer dan pergi ke luar negeri. Coca Cola? Tetap di Amerika Serikat. Woodruff
melihat situasi ini dengan memberi kebijakan bahwa setiap orang berseragam mendapat satu
botol Coca Cola seharga 5 sen di mana pun mereka berada. Pada tahun 1943, Jenderal
Dwight D Eisenhower mengirim pesan kawat kepada Coca Cola meminta pengiriman 10
perlengkapan untuk pembotolan produk Coca Cola. Selama perang banyak yang menyukai
keberadaan Coca Cola. Saat kondisi damai, pengalaman melaksanakan pembotolan produk
Coca Cola di luar negeri sudah didapatkan.

Visi Woodruff bahwa Coca Cola yang berada dalam genggaman tangan akan
“menggambarkan semangat” menjadi terwujud mulai pertengahan tahun 1940 sampai 1960.
Jumlah negara yang mengoperasikan pabrik pembotolan Coca Cola berlipat ganda. Situasi
negara Amerika Serikat pasca perang dipenuhi dengan kebahagiaan, optimisme dan
kesejahteraan. Coca Cola telah menjadi bagian dari kesenangan dan gaya hidup Amerika
Serikat. Perubahan positif dalam sejarah bisnis Coca Cola

F. Coca Cola Mulai Menatap Dunia

Setelah sukses selama kurang lebih 7 tahun dengan satu merk Coca Cola, perusahaan
mulai merencanakan ekspansi produk. Coca cola memutuskan untuk mencoba rasa baru.
Fanta hadir pertama kali tahun 1940-an namun baru diperkenalkan secara luas tahun 1950-an
kemudian Sprite mulai mengikuti tahun 1961. Dua lainnya TAB tahun 1963 dan Fresca tahun
1966. Kehadiran Coca Cola di seluruh dunia semakin cepat, semakin lama Coca Cola
menemukan tempat baru seperti Kamboja, Paraguay, Macau, Montserrat, Turki dan banyak
lagi.

Periklanan Coca Cola semakin kuat dalam membentuk branddi tahun 1970.
Menggambarkan kesenangan, teman, dan waktu santai. Wajah mendunia Coca Cola sangat
melekat dengan iklan komersial tahun 1971 dimana sekelompok anak muda dari seluruh
dunia berkumpul di puncak bukit di Italia menyanyikan “I’d Like to Buy The World A Coke”.

4
G. Lahirnya Versi Sehat Coca Cola : Diet Coke

Tahun 1980-an masyarakat mulai menyukai segala hal yang menyehatkan. Kondisi ini
merubah inovasi produk di perusahaan Coca Cola. Pada tahun 1981, Roberto C Goizueta
menjadi Diretkur Utama dan CEO Coca Cola. Ia merombak perusahaan dengan sebuah
strategi yang dinamakan “pengambilan resiko yang cerdas”.

Diantara kebijakannya itu adalah mengatur berbagai kebutuhan pembotolan wilayah


Amerika Serikat menjadi perusahaan baru bernama Coca Cola Enterprise Inc. Ia juga yang
membawa Coca Cola kepada produk baru Diet Coke, sebuah inovasi minuman soda turunan
dari Coca Cola. Dalam 2 tahun, Diet Coke menjadi minuman rendah kalori nomor satu di
dunia. Sebuah kesuksesan yang mengikuti produk minuman soda Coca Cola. Kebijakan
Goizueta lainnya terjadi di tahun 1985, yaitu pengenalan rasa baru Coca Cola, perubahan
pertama setelah 99 tahun.

Di waktu uji coba rasa kepada konsumen, banyak yang menyukai rasa baru Coca
Cola, sehingga disebut sebut sebagai New Coke. Namun, di dunia pada umumnya masyarakat
sudah terlanjur melekat dengan rasa asli Coca Cola dan meminta ke perusahaan agar
mengembalikan rasa Coca Cola yang asli. Para kritisi mengatakan kebijakan itu
merupakan blunder paling parah di sejarah bisnis Coca Cola. Untungnya kali ini Coca Cola
mendengarkan suara konsumen. Rasa asli Coca Cola kembali dipasarkan sebagai Coca Cola
Classic. Produksi Coca Cola semakin meningkat, memuncaki persaingan minuman soda yang
terus berlanjut sampai saat ini.

H. Coca Cola Yang Semakin Mendunia Melalui Dunia Olah Raga

Era 90-an merupakan masa pertumbuhan perusahaan Coca Cola. Perusahaan


minuman soda ini telah menjalin hubungan dengan dunia olah raga (sejak jaman Olimpiade)
dan semakin menguat di era ini. Coca Cola aktif menjadi sponsor dalam pertandingan
Olimpiade, Piala Dunia FIFA, Piala Dunia Rugby dan National Basketball Association.
Tahun 1993 adalah perkenalan slogan komersial terkenal “Always Coca Cola” dan dunia
mengenal untuk pertama kalinya Coca Cola Polar Bear. Pasar baru terbuka saat produk Coca
Cola laku di pasar negara Jerman Timur tahun 1990 dan India tahun 1993.

I. Coca Cola di Era Milenium sampai Sekarang

Di era milennium menandakan keinginan Coca Cola untuk terus berkembang di masa
mendatang melalui kebijakan “kerangka berkelanjutan”. Tahun 2009, perusahaan
meluncurkan program “Live Positively” yaitu sebuah komitmen public untuk membuat
5
perubahan positif di dunia dengan merubah cara bekerja dan hidup sehingga keberlanjutan
adalah bagian dari keseharian masyarakat.

Kebijakan Live Positively mencakup tujuan untuk menyediakan dan mengaitkan


produk minuman kepada segala macam gaya hidup masyarakat, program hidup sehat,
pemberdayaan komunitas, mengurangi emisi karbon, mendaur ulang sampah rumah tangga,
menciptakan lingkungan kerja yang aman, serta menciptakan sumber air berkelanjutan.

Coca Cola terus berkomitmen mendukung kemajuan dunia olah raga seperti dalam
Piala Dunia FIFA 2010 dan Olimpiade London 2012. Tahun 2013 Coca Cola mencapai usia
127 tahun. Sebuah usia yang panjang untuk ukuran bisnis. Dari pertama ditemukan hanya
berupa sajian 9 gelas sehari Coca Cola telah tumbuh menjadi merk besar dunia dengan 1,6
juta hidangan minuman tersaji setiap harinya.

2. LINGKUNGAN INDUSTRI
A. Pendatang Baru (New Comers)

Jika hambatan untuk masuk pasar tinggi, akan sangat mudah bagi perusahaan untuk
menjaga keuntungan monopoli. Hambatan utama biasanya adalah aturan legal dan paten,
skala ekonomi, kebutuhan capital yang tinggi untuk masuk pasar, merek yang kuat, ancaman
balas dendam, dan akses ke saluran distribusi.

Ancaman masuknya pendatang baru pada minuman Coca-Cola antara lain Mizone,
Pocari Sweet, dan lain sebagainya. The Coca-Cola Company harus meyakinkan kepada
pelanggan melalui brand bahwa produk Coca-Cola merupakan minuman bersoda nomor satu
di dunia.

B. Pesaing (Competitors)

Jika competitor lebih agresif dalam meningkatkan penjualan, keuntungan dan harga
akan berkurang. Intensitas kompetisi yang terjadi di pasar memiliki karakteristik, yaitu
kelebihan kapasitas produksi, produk dan jasa yang distandardisasi, banyaknya kompetitor,
dan pertumbuhan pasar yang rendah.

Pesaing utama dari Coca-Cola adalah perusahaan PepsiCo. PepsiCo merupakan


pesaing yang sangat sengit di dalam dua pertumbuhan tercepat dalam kategori industri
minuman. Pesaing tentu berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Bila disikapi
secara positif, keberadaan pesaing dapat menjadi sparing partner, dan dapat dijadikan

6
sebagai branchmark bagi perusahaan. Perusahaan akan belajar dari setiap kesalahan, dan
terus berupaya untuk memperbaiki diri, agar dapat memenangkan persaingan. Dengan
demikian, perusahaan akan semakin bertambah maju dan kuat.

C. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)

Kemmapuan pembeli dalam mengurangi harga juga memiliki efek yang sangat besar terhadap
kemampuan industri secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan. Tekanan
pembelian merefleksikan dua hal, yaitu sensitivitas harga dan kekuatan negosiasi konsumen.
Kekuatan negosiasi konsumen akan semakin tinggi jika hanya ada sedikit konsumen, banyak
supplier, sedikit diferensiasi, dan rendahnya switching cost.

Wilayah operasi dan penjualan produk The Coca-Cola Company mencakup:

· Afrika

· Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik

D. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (Supplier)

Penyuplai dapat membatasi keuntungan pasar jika mereka dapat mengendalikan biaya
input lebih cepat daripada pelanggan pasar. Kekuatan penyuplai akan lebih tinggi jika hanya
ada sedikit penyuplai, memiliki produk yang unik dan merek yang kuat, biaya switching
tinggi, penyuplai dapat mengancam integrasi dan banyaknya konsumen dalam skala kecil
dengan kekuatan negosiasi yang lemah.

Salah satu cara perusahaan meminimalisasi posisi tawar supplier adalah dengan
melakukan “bottling investment” pada suatu wilayah penjualan yang menunjukkan kinerja
yang baik pada tahun terakhir. Sebagai contoh, Coca-Cola telah memfokuskan pada desain
“road to market” dan optimisasi pada infrastruktur operasi bottling di India.

3. STRATEGI BAURAN PRODUK


A. Penambahan Lini Produk Baru

Perkembangan masyarakat yang semakin cepat mengakibatkan kebutuhan konsumen


semakin banyak serta konsumen menginginkan konsumsi berbagai kebutuhan pokok secara
instant. Hal tersebut kemudian di manfaatkan oleh Coca-Cola Company sebagai sebuah
sarana untuk menciptakan produk-produk baru guna memenuhi kebutuhan konsumen.
Beberapa produk yang dihasilkan Coca-Cola pada mulanya dikonsentrasikan untuk
memproduksi minuman-minuman bersoda kola. Tetapi seiring berjalannya waktu, Coca-Cola

7
kemudian menciptakan produk-produk baru dengan jenis yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan serta keinginan pasar. Produk-produk yang dihasilkan Coca-Cola Company adalah
minuman sari buah, Jus buah, minuman olah raga, minuman berenergi, susu serta teh.

B. Mengubah Prioritas Lini

Salah satu lini produk yang paling dikenal dari Coca-Cola Company adalah produk
Coca-Cola, Fanta, dan Sprite. Produk-produk tersebut merupakaan produk yang paling besar
angka penjualannya diseluruh dunia. Sebagai brand yang telah dikenal luas, maka kegiatan
promosi tidak perlu terlalu besar. Sebaliknya, untuk menyeimbangkan penjualan di setiap lini
produksi maka perlunya penyeimbangan dalam kegiatan penjualan. Salah setu diantaranya
adalah dengan memindahkan beberapa kegiatan promosi pada brand yang sudah besar kepada
brand-brand yang kurang dikenal masyarakat luas. Sebagai contoh, produk Minute Maid
yang telah beredar di Amerika baru saja diluncurkan di Indonesia. Sebagai salah satu lini
produk, maka Coca-Cola kini banyak melakukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan
Minute Maid kepada konsumen indonesia sehingga kegiatan promosi untuk produk Coca-
Cola menjadi agak berkurang.

4. IMPLEMENTASI STRATEGI

Strategi perusahaan atau organisasi merupakan suatu wilayah kajian yang selalu
menarik untuk dicermati. Begitu banyak pendekatan yang dilakukan, mulai dari sangat
kuantitatif sampai pada belajar dari pengalaman sukses seseorang atau suatu perusahaan (best
practices).

Integration Strategies (Strategi Integrasi)

Tiga jenis strategi, yaitu forward, backward, dan horizontal seringkali disebut sebagai
strategi-strategi vertical integration. Namun, tidak jarang yang memaksudkan integrasi
vertikal sebagai hanya integrasiforward dan backward saja.

A. Forward Integration (Integrasi ke Depan)

Integrasi ke hilir melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan (saham


perusahaan) lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan peritel.
Salah satu bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi ini adalah waralaba (franchising).
Begitu banyak perusahaan berminat di bidang ini sebagai upaya untuk mendistribusikan
produknya (barang maupun jasa). Salah satu alasan terbesar hadirnya bentuk waralaba ini

8
adalah realita bahwa model ini sebetulnya merupakan upaya untuk membagi biaya dan
peluang kepada banyak pihak. Perhatikan gejala bermunculannya factory outlet yang
merupakan salah satu bentuk strategi ini.

Coca Cola bekerja sama dengan perusahaan pembotolan di berbagai negara serta
keputusannya untuk membeli perusahaanfastfood. Selain itu coca cola juga menjalin
kerjasama dengan hotel, restoran dan cafe di dalam memasarkan produknya.

B. Backward Integration (Integrasi Mundur)

Integrasi ke hulu merupakan suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan atau


meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan karena baik
produsen maupun peritel selalu membeli bahan baku dari perusahaan pemasok. Strategi ini
menjadi menarik terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata tidak dapat
diandalkan (unreliable), terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
Langkah ini dapat disebut sebagai upaya “mengamankan” jalur pasokan perusahaan terhadap
kebutuhan dalam rangka proses produksinya. Seperti halya yang dilakukan coca cola
company melakukan akuisisi terhadap perusahaan aujanbottler company di arab saudi.

C. Horizontal Integration (Integrasi Horizontal)

Strategi integrasi ke samping merupakan strategi yang dilakukan dalam bentuk


membeli atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pesaing. Salah satu kecenderungan
paling signifikan dalam kompetisi perusahaan saat ini adalah meningkatnya upaya untuk
melakukan integrasi ke samping sebagai suatu strategi pertumbuhan. Merjer, akusisi, dan
pengambilalihan perusahaan yang sedang bersaing memberikan peluang terjadinya skala
ekonomi (economies of scale) serta mendorong terjadinya transfer sumber daya dan
kompetensi perusahaan. Merger di antara perusahaan yang tidak bergerak di bidang yang
sama merupakan suatu kesalahan. Tetapi merger yang terjadi pada perusahaan yang sedang
bersaing langsung (direct competitors) memberikan peluang yang besar untuk menyatukan
potensi agar menjadi lebih efektif, efisien, dan kompetitif. Salah satu contoh pelaksanaan
strategi integrasi horisontal yang dilakukan adalah ketika coca cola membeli perusahaan air
minum dalam kemasan “Ades”.

Intensive Strategies (Strategi Intensif)

9
Kelompok strategi ini disebut sebagai intensive strategies, karena mensyaratkan berbagai
upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang
ada. Kelompok strategi ini meliputi dua strategi, yaitu:

 Market Penetration (Penetrasi Pasar)

Strategi penetrasi pasar berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk
atau layanan yang ada saat ini di dalam pasar yang ada saat ini melalui upaya-upaya
pemasaran yang lebih besar. Strategi ini umum diterapkan baik sendiri maupun sebagai
kombinasi dengan strategi lainnya. Termasuk di dalam penetrasi pasar adalah
meningkatan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pembelanjaan iklan, penawaran
barang-barang promosi secara ekstensif (besar-besaran), atau peningkatan upaya-upaya
publisitas. Aktivitas pemasaran dan promosi yang intensif dari coca cola company
ditunjukkan dari iklannya dalam event-event yang berskala global seperti iklan dalam
event piala dunia.

 Product Development (Pengembangan Produk)

Pengembangan produk yang berusaha meningkatkan penjualan melalui perbaikan


atau modifikasi produk atau layanan yang ada saat ini. Biasanya strategi pengembangan
produk tercermin pada biaya penelitan dan pengembangan (Research and Development)
yang besar. Pada industri yang berbasis R&D seperti ini, setiap keterlambatan untuk
meluncurkan sesuatu yang baru akan berarti perusahaan tersebut berpeluang kehilangan
posisi kompetitifnya. Terlihat coca cola dengan berbagai variannya dan ragam produknya.

D. Defensive Strategies
Pada prinsipnya, strategi defensif ditujukan untuk mempertahankan eksistensi
perusahaan dari semakin ketatnya persaingan bisnis dan berbagai ketidakpastian eksternal
yang sulit (terkadang tidak mungkin) dikontrol dan diprediksi. Strategi defensif sering pula
dikenal sebagaisurvival strategy, yang cenderung terjadi dalam suasana krisis ekonomi.
 Retrenchment (Penghematan/penciutan)
Strategi penciutan dilakukan ketika organisasi mengelompok kembali melalui
reduksi biaya dan aset dalam upaya membalikkan proses penurunan penjualan dan laba
perusahaan. Strategi ini terkadang dikenal sebagai
strategi turnaround atau reorganizational. Tujuan dari strategi ini adalah untuk
memperkokoh keunggulan yang membedakan (distinctive competences) yang dimiliki

10
perusahaan. Pada masa strategi ini dijalankan, operasi perusahaan berjalan dengan sumber
daya (terutama dana) yang terbatas dan akan berada pada kondisi penuh tekanan dari
berbagai pihak seperti pemilik saham, pegawai, dan media.
Coca-Cola Company merupakan perusahaan yang memiliki sekitar 400 buah
Merk dagang dengan jumlah produk sekitar 3.000 jenis produk. Jumlah tersebut
merupakan jumlah yang sangat besar bagi sebuah perusahaan minuman. Dengan jumlah
yang sangat besar tersebut, maka terjadi beberapa permasalahan berkaitan dengan respon
pasar terhadap produk, keadaan penjualan, serta efektifitas produksi. Terdapat beberapa
produk Coca-Cola yang memiliki respon pasar yang relatif buruk serta permintaan pasar
yang rendah. Oleh karena itu diambil langkah-langkah pengamanan terhadap produk-
produk terkait agar tidak mengalami hal serupa, yaitu dengan membuang atau
menghentikan produk yang memiliki nilai jual yang rendah karena akan mengakibatkan
kerugian apabila diteruskan.

BAB II

11
KONSEP TEORI

2.1. SHAKE OUT : TRANSISI DARI PASAR YANG TUMBUH KE PASAR DEWASA

Adanya segmentasi yang terjadi dapat disarankan pada tahap pematangan daur hidup.
Pada tahap ini, pasarnya secara jelas ditentukan, seperti kebutuhan dan preferensi pembeli
serta struktur persaingan. Faktor yang mendorong pertumbuhan pasar pun sering terlihat
jelas. Pasar yang tidak meluas maka akan menurun secara drastis. Namun, akhirnya tahap
penurunan pasti akan terjadi, kecuali dilakukan sebuah tindakan untuk meningkatkan daur
hidup produk melalui aplikasi inovasi dan pengembangan produk baru dilakukan.
Identifikasi dan evaluasi segmen pasar diperlukan untuk menyeleksi sasaran yang
memberikan keunggulan bersaing bagi setiap perusahaan. Pasar yang sudah melalui tahap
pasar yang sedang bertumbuh pasti kini berada di fase maturity atau tahap pendewasaan.
Dimana dalam tahap pematangan (dewasa) ini tidak semua perusahaan memasuki masa
perkenalan dan pertumbuhan untuk bertahan di pasar. Kebutuhan dan karakteristik pembeli
juga berubah setiap saat. Maka dari itu, penting adanya identifikasi dan evaluasi segmen
pasar yang ada, utamanya dimilikinya pengetahuan tentang persaingan dan lingkungan
terhadap segmen di pasar yang membantu memperoleh ramalan akurat. Sementara, riset
pemasaran yang ada, berguna untuk mengidentifikasi pembeli yang ada (dan potensial),
mengidentifikasi kecenderungan pertumbuhan, kesenjangan kepuasan konsumen, serta
kekuatan dan kelemahan pesaing.
Karena pasar saat ini telah berada pada fase maturity atau disebut sebagai pasar dewasa,
maka akan terjadi pengurangan daya tarik bagi perusahaan. Untuk itu, penting adanya
pemilihan tindakan untuk mengembangkan strategi alternatif seperti (1) melacak lingkungan
eksternal untuk peluang baru, yang konsisten dengan keahlian dan sumber daya organisasi;
(2) mengidentifikasi ancaman pesaing yang potensial terhadap teknologi yang ada dalam
memenuhi kebutuhan konsumen; dan (3) mengidentifikasi peluang di dalam segmen khusus
untuk produk baru dan yang diperbaiki.
Konsumen dalam pasar dewasa sudah memiliki pengalaman yang cukup dan mereka
menuntut sesuatu yang baru dan lebih spesifik. Konsumen mengenal merek pesaing, dan
biasanya menampilkan preferensi untuk merek-merek khusus. Isu pemasaran utamanya
adalah mengembangkan dan mempertahankan preferensi merek, karena konsumen sadar akan
jenis dan penampilan produk tertentu. Kenyataannya, merek-merek teratas tetap

12
mempertahankan posisi kepemimpinan mereka dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya memperoleh dan melindungi posisi pemimpin pada tahap
permulaan dan tahap pengembangan pasar.

2.2 PILIHAN STRATEGIK PADA PASAR YANG DEWASA

Pada pasar yang dewasa, persaingan menjadi lebih berorientasi pada biaya dan pelayanan
ketika pembeli yang berpengetahuan mengharapkan harga dan fitur produk yang serupa.
Kapasitas industri "bertumbuh" ketika pertumbuhan penjualan tidak lagi menutupi perluasan
yang direncanakan dengan buruk (Pearce, Robinson, 2011: 327). Produk dan aplikasi baru
lebih sulit untuk diperoleh. Persaingan meningkat ketika tekanan terhadap biaya
menimbulkan keunggulan melakukan produksi. Profitabilitas berkurang, seringkali secara
permanen, sebagai akibat dari tekanan untuk menurunkan harga dan dari meningkatnya biaya
untuk mempertahankan atau membangun pangsa pasar.
Perubahan-perubahan ini menimbulkan kebutuhan akan penilaian kembali yang sifatnya
strategis dan fundamental. Elemen-elemen strategis dari perusahaan yang berhasil dalam
pasar dewasa seringkali mencakup hal berikut (Pearce, Robinson, 2011: 327):
1. Pemangkasan lini produk, atau mengeluarkan model, ukuran, dan pilihan
produk yang tidak menguntungkan dari bauran produk perusahaan.
2. Penekanan pada inovasi proses, yang memungkinkan desain produk, metode
manufaktur, dan sinergi distribusi berbiaya rendah.
3. Penekanan pada pengurangan biaya melalui tekanan terhadap pemasok untuk
memperoleh harga yang lebih rendah, berpindah ke komponen yang lebih murah,
memperkenalkan efisiensi operasional, serta menurunkan biaya overhead
administrasi dan penjualan.
4. Seleksi yang teliti terhadap pembeli untuk berfokus pada pembeli yang kurang
agresif, lebih dekat dengan perusahaan, dan mampu membeli lebih banyak dari
perusahaan.
5. Integrasi Horizontal untuk mengakuisisi perusahaan saingan yang
kelemahannya dapat digunakan untuk melakukan tawar-menawar harga dan dapat
diperbaiki oleh perusahaan yang mengakuisisi.
6. Ekspansi Internasional ke pasar-pasar yang masih memiliki tingkat
pertumbuhan yang menarik dan persaingan yang terbatas serta peluang bagi
produsen berbiaya lebih rendah untuk dapat memengaruhi biaya domestik
maupun internasional.

13
Para penyusun strategi dalam pasar yang sudah dewasa harus menghindari beberapa
bahaya yang bersifat terselubung. Pertama, mereka harus membuat pilihan yang jelas diantara
ketiga strategi umum dan menghindari pendekatan posisi tengah, yang dapat membingungkan
pembeli yang berpengetahuan maupun karyawan perusahaan. Kedua, mereka harus
menghindari mengorbankan pangsa pasar terlalu cepat hanya demi memperoleh laba jangka
pendek (Pearce, Robinson, 2011: 327). Terakhir, mereka harus menghindari menunggu terlalu
lama untuk menanggapi pengurangan harga, mempertahankan kelebihan kapasitas yang tidak
dibutuhkan, terlibat dalam usaha yang sporadis atau tidak rasional untuk meningkatkan
penjualan, dan menempatkan harapan mereka pada produk "baru" daripada menjual produk
yang ada saat ini secara agresif.

2.3 STRATEGI PEMASARAN PADA PASAR YANG DEWASA

Strategi pemasaran, dalam hal ini yang mencakup strategi penentuan sasaran dan posisi
akan berubah dari tahap pertumbuhan ke tahap pematangan atau dewasa. Strategi penentuan
posisi pasar yang ditargetkan dapat disesuaikan untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan
kinerja operasional. Pada saat pasar mencapai tahap kematangan, manajemen biasanya
memberikan tekanan dalam hal efisiensi.
Kesuksesan pada masa dewasa ini memutuhkan dua aksi strategis (walker et al 2003)
yaitu :
1. Pengembangan strategi bisnis untuk mempertahankan keunggulan bersaing,
kepuasan konsumen dan loyalitas
2. Program pemasaran yang fleksibel dan kreatif untuk mendorong pertumbuhan
profitabilitas
Strategi pada masa dewasa diarahkan pada beberapa tujuan, yaitu :

1. Strategi mempertahankan pangsa pasar


Sasaran strategi pada pasar dewasa adalah mempertahankan pangsa pasar. Untuk
pemain pasar strategi yang tepat adalah strategi pertahanan posisi, untuk itu perusahaan perlu
mengusahakan kepuasan dan loyalitas pelanggan serta mengkondisikan untuk pembelian
ulang kembali produknya.
Karena pasar semakin terfragmentasi pada saat bertumbuh dan dewasa, para
pemimpin pasar dapat pula memperluas lini – lini produk mereka. Mereka juga dapat
menambah satu atau beberapa merek sisi (flanker brands) untuk menangkal serangan sisi
(flanking attack)
Pesaing berpangsa kecil juga dapat memperoleh keuntungan berarti (substansial
profit) pada masa dewasa. Tindakan terbaik bagi mereka adalah menghindari konfrontasi
langsung dengan pemimpin pasar. Memanfaatkan segmen pasar kecil (disebut market niche)

14
yang luput dari perhatian pemain besar dapat menjadi strategi (niche strategy) yang efektif
bagi pemain kecil.

2. Strategi melanjutkan pertumbuhan volume


Bahwa pertumbuhan pasar sudah stagnan pada masa dewasa, bukan kartu mati bagi
perusahaan yang masih ingin meningkatkan penjualannya. Sebagian memang kesimpulan
bahwa pasar sudah dewasa bersifat subyektif. Pada kenyataannya, pertumbuhan pasar yang
stagnan bisa disebabkan oleh keterbatasan program pemasaran, seperti pangsa pasar yang
didefiniskan terlalu sempit atau peroduk yang ketinggalan jaman. Kalau begini dengan
memperbaruhi program pemasaran saja, pertumbuhan penjualan masih dapat ditingkatkan,
Sekalipun pasar sudah benar – benar dewasa, artinya perlambatan pertumbuhan
penjualan bukan karen keterbatasan program pemasaran, masih terdapat jalan untuk
meningkatkan pertumbuhan penjualan yaitu dengan strategi penetrasi (increased penetration
strategy), strategi perluasan penggunaan (extended use strategy) dan strategi ekspansi pasar
(market expansion strategy)
Kesimpulan bahwa volume pembelian merupakan fungsi dari (1) tingkat penetrasi
pasar, (2) jumlah pasar potensial, (3) frekuensi pembelian setiap konsumen (4) rata – rata
volume pembelian konsumen pada setiap transaksi.

3. Strategi meningkatkan penetrasi pasar


Meningkatkan penetrasi pasar berarti meningkatkan proporsi pemakai (user) dari
seluruh pasar. Caranya adalah menjadikan bukan pemakai menjadi pemakai. Langkah inii
dapat dilakukan lebih efektif oleh pemimpin pasar dibanding perusahaan – perusahaan lebih
kecil.
Rahasia peningkatan penetrasi terletak pada jawaban kenapa bukan pemakai tidak
mau jadi pemakai walaupun sebenarnya mereka butuh? Misalnya ketika ketiak bau adalah
urusan semua orang : laki – laki, perempuan. Untuk meningkatkan penjualan, belakangan
merek ini juga menargetkan remaja laki – laki dengan membuat rexona for man begitu juga
dengan biore yang kondang sebagai pembersih wajah perempuan membuat produk khusus
laki – laki dengan nama biore men scrub.
Mengalihkan bukan pemakai menjadi pemakai tidak hanya dengan memodifikasi
produk. Pada dasarnya bisnis, dimana keputusan pembelian dilakukan secara rasional,
penggunaan wiraniaga ahli dapat membuat bukan pemakai menjadi pemakai misalnya
pendeteksi sidik jempol untuk urusan absensi karyawan belum dipakai semua organisasi.

4. Strategi penggunaan yang diperluas

15
Tujuan dari strategi penggunaan yang diperluas (extended use strategy) adalah
bagaimana agar konsumen saat ini menggunakan produk lebih banyak lagi. Tujuan tersebut
dicapai dengan meningkatkan frekuensi pemakaian (misalnya dari sekali menjadi tiga kali
sekali) meningkatkan volume setiap kali produk dikonsumsi.
Strategi pertama adalah menstimulasi konsumen agar meningkatkan persediaan di
rumah. Seringkali pemakaian rendah karena produk tidak tersedia, konsumen tidak mau
repot-repot mencarinya, akan tetapi akan segera dipakai kalau memang tersedia. Jadi yang
harus diusahakan adalah bagaimana supaya tidak terjadi kehabisan persediaan.

5. Strategi ekspansi pasar


Pada pasar yang terfragmentasi dan heterogen, perusahaan besar maupun kecil tetap
memiliki kesempatan meningkatkan penjualan. Caranya adalah mengidentifikasi apakah
masih ada segmen baru atau segmen lama yang belum digarap sepenuhnya, lalu
mengembangkan program pemasaran khusus untuk menggarap segmen tersebut.
Penggarapan segmen baru bisa dilakukan dengan mengeluarkan bauran pemasaran baru.
Bisa pula hanya dengan memodifikasi salah satu komponennya. Dengan hanya
mengembangkan saluran distribusi baru misalnya : perusahaan dapat melayani segmen baru
yang sebelumnya belum terlayani sepenuhnya
Apabila perusahaan mampu, ekspansi pasar keluar negeri merupakan salah satu cara
untuk mempertahankan pertumbuhan volume penjualan atau memanfaatkan kapasitas
produksi berlebih di dalam negeri.

2.4 STRATEGI PADA PASAR YANG MENURUN

Pasar yang mengalami penurunan (declining industries) adalah industri yang


menghasilkan produk atau jasa yang permintaannya tumbuh lebih lambat dibandingkan
dengan permintaan produk atau jasa pada tahap pertumbuhan atau tahap kematangan (Pearce,
Robinson, 2011: 329). Dengan kata lain, pasar yang matang dapat bertumbuh dengan lambat
atau bahkan tidak berubah sama sekali selama beberapa tahun. Pada akhirnya, pasar akan
menurun, sama halnya seperti hasil pengukuran terhadap penjualan per tahunnya
Pasar disebut menurun apabila terjadi tren penurunan penjualan industri secara konsisten.
Pada saat penjualan menurun, terjadi kelebihan kapasitas. Persaingan antara pemain industri
semakin keras. Keuntungan menurun. Langkah yang disarankan untuk tahap ini adalah
memanen atau mengeruk keuntungan yang sebanyak – banyaknya mungkin sebelum
perusahaan bangkrut dan keluar dari industri.

16
Penurunan suatu perusahaan perlu dipastikan apakah penurunan tersebut bersahabat atau
tidak bersahabat. Untuk memastikan hal terebut ada beberapa cara yakni :
1. Keadaan permintaan
Dalam hal ini perlu dicermati tentang permintaan yaitu kecepatan penurunan
dan keterprediksian penurunan. Penurunan yang bersahabat terjadi apabila
penurunan perminataan terjadi secara lambat dan bertahap serta dapat diprediksi
sebelumnya. Penurunan yang disebabkan perubahan komposisi demografi
umumnya memiliki pola seperti ini.
Penurunan yang tidak bersahabat terjadi apabila permintaan menurun dengan
cepat dan sulit diprediksi. Penurunan yang disebabkan perubahan atau peralihan
teknologi contoh: penggunanaan disket namun sekarang penggunaan disket telah
hilang digantikan dengan flasdisk.
2. Hambatan keluar
Ada beberapa hambatan yang menyebabkan haambatan keluar tinggi pertama,
perusahaan menggunakan teknologi padat karya. Dengan teknologi demikian,
menutup usaha berarti memutuskan hubungan kerja dengan banyak karyawan.
Pemutusan kerja demikian menimbulkan potensi ekonomi berupa uang pesangon
yang besar dan gejolak sosial berupa demonstrasi para karyawan.
Komitmen dengan pelanggan juga menjadi faktor kedua. Apabila sudah
melakukan penjualan didepan. Mau tidak mau perusahaan itu harus bertahan
untuk memenuhi pesanan yang diterima
Faktor emosional juga bisa menjadi penghambat keluar. Apabila dalam sebuah
grup perusahaan, perusahaan dimaksud merupakan perusahaan yang pertama
umumnya pemilik memiliki keterkaitan emosional dan akan berusaha
mempertahankan perusahaannya.
Hambatan keluar yang tinggi menyebabkan pasar yang menurun kurang
bersahabat. Sebab perusahaan yang lebih lemah akan berusaha bertahan .
kapasitas menganggur meningkat. Akibatnya terjadi persaingan untuk
mempertahankan tingkat penjualan. Apabila menjurus ke persaingan harga maka
yang dirugikan adalah semua perusahaan yang terlibat didalamnya.
3. Intensitas persaingan masa depan
Persaingan harga memang mampu mereduksi keuntungan dengan cepat.
Tetapi, bukan hanya itu yang perlu dicermati. Ukuran dan daya beli pelanggan
yang masih tersisa juga mempengaruhi apakah penurunan bersahabat atau tidak
bersahabat. Apabila ukuran pembelian tinggi dan daya beli pasar besar, pelanggan
mempunyai kekuatan tawar menawar tinggi yang dapat menekankan harga.
Dalam situasi banyaknya kapasitas berlebih, ketergantungan perusahaan terhadap

17
pelanggan dengan demikian semakin tinggi. Apabila perusahaan tidak
memberikan kompensasi yang besar, pelanggan dengan demikian mudah
berpindah ke pesaing. Risiko demikian berkurang apabila jumlah pembeli bayak
dan ukuran pembelian pelanggan kecil – kecil.

Walker, Boyd, dan Larrreche dalam Cravens, David W., 1996, mengusulkan empat cara
bersaing dalam pasar yang menurun. keempat cara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Strategi Memanen, yaitu berusaha untuk menghasilkan kas secepat mungkin. Tujuan
utama strategi ini ialah; (1) memaksimalkan arus kas jangka pendek; (2)
mempertahankan atau meningkatkan margin; bahkan (3) meningkatkan margin
terhadap pangsa pasar yang sedang menurun sekalipun. Strategi ini dapat aplikasikan
ketika penurunan pasar yang terjadi di masa depan, tetapi lajunya lambat dan stabil.
Pesaing yang ada juga dengan jumlah yang sedikit meski tergolong kuat, hambatan
untuk keluar dari pasar ini juga rendah. Karakteristik perusahaan yang sesuai
menggunakan strategi memanen adalah apabila perusahaan memiliki posisi bagian yang
memimpin, memiliki proporsi konsumen setia yang besar yang terus menerus membeli
merek sama, bahkan perusahaan dalam hal ini mengurangi dukungan pemasarannya.
2) Strategi Mempertahankan, yaitu strategi yang berusaha untuk mempertahankan
posisi pasar yang kuat dengan meneruskan strategi sebelumnya. Tujuan strategi ini
ialah mempertahankan pangsa pasar jangka pendek, bahkan jika perlu mengorbankan
margin. Karakteristik pasar yang memicu diaplikasikannya strategi ini ialah ketika
pasar telah mengalami penurunan, tetapi arah masa depan dan daya tarik sulit
diprediksi. Pesaing yang ada juga sama seperti strategi memanen, namun intensitas
persaingan di masa depan sulit diprediksi. Sedangkan, karakteristik perusahaan yang
sesuai dalam situasi ini yaitu perusahaan memiliki bagian pasar yang memimpin dan
posisi persaingan yang relatif kuat.
3) Strategi Bertahan Hidup yang Menguntungkan, merupakan suatu tindakan agresif
yang dirancang untuk meningkatkan posisi yang sudah kuat. Tujuan utama strategi ini
adalah meningkatkan pangsa pasar pada pasar yang menurun untuk memperoleh profit
di masa depan, dan mendorong keluar pesaing yang lemah. Karakteristik pasar yang
melandasi diadopsinya strategi ini ialah adanya penurunan pasar yang lajunya lambat
dan stabil, dan adanya permintaan besar secara terus menerus. Sedangkan, karakteristik
perusahaan yang sesuai dalam situasi ini yaitu perusahaan memiliki bagian pasar yang
memimpin dan posisi persaingan yang kuat, dan memiliki sumber daya yang besar atau
kompetensi yang diperlukan untuk mendorong pesaing keluar atau memiliki mereka.

18
4) Strategi Ceruk, dimaksudkan untuk mengkapitalisasi satu atau lebih segmen yang
menarik dari keseluruhan pasar. Strategi ini bertujuan untuk memfokuskan perusahaan
pada posisi yang menguatkan pada segmen satu atau beberapa segmen yang relatif
besar dan potensial untuk profit masa depan. Karakteristik pasar pada penerapan
strategi ini ialah pasar yang ada menurun dengan cepat secara keseluruhan, namun satu
atau lebih segmen tetap ada sebagai permintaan yang menurun. Terdapat pula satu atau
lebih pesaing yang kuat dalam pasar massal, tetapi tidak pada segmen sasaran.
Karakteristik perusahaan yang memberikan acuan dalam mengaplikasikan strategi ini
bahwa perusahaan memiliki keunggulan daya saing pada segmen sasaran, namun
sumber daya secara keseluruhan terbatas.

BAB III

KAITAN KASUS DENGAN KONSEP TEORI

3.1 SHAKE OUT : TRANSISI DARI PASAR YANG TUMBUH KE PASAR DEWASA
 Coca Cola Yang Semakin Mendunia Melalui Dunia Olah Raga

Era 90-an merupakan masa pertumbuhan perusahaan Coca Cola. Perusahaan


minuman soda ini telah menjalin hubungan dengan dunia olah raga (sejak jaman Olimpiade)
dan semakin menguat di era ini.

 Coca Cola di Era Milenium sampai Sekarang

Di era milennium menandakan keinginan Coca Cola untuk terus berkembang di masa
mendatang melalui kebijakan “kerangka berkelanjutan”. Tahun 2009, perusahaan
meluncurkan program “Live Positively” yaitu sebuah komitmen public untuk membuat
perubahan positif di dunia dengan merubah cara bekerja dan hidup sehingga keberlanjutan
adalah bagian dari keseharian masyarakat. Kebijakan Live Positively mencakup tujuan untuk
menyediakan dan mengaitkan produk minuman kepada segala macam gaya hidup
masyarakat, program hidup sehat, pemberdayaan komunitas, mengurangi emisi karbon,

19
mendaur ulang sampah rumah tangga, menciptakan lingkungan kerja yang aman, serta
menciptakan sumber air berkelanjutan.

3.2 PILIHAN STRATEGIK PADA PASAR YANG DEWASA


Pemangkasan lini produk

 Retrenchment (Penghematan/penciutan)
Penekanan pada inovasi proses,

 Product Development (Pengembangan Produk)

Penekanan pada pengurangan biaya

 Retrenchment (Penghematan/penciutan)
Integrasi Horizontal

 Coca cola membeli perusahaan air minum dalam kemasan “Ades”.

Ekspansi Internasional

 Wilayah operasi dan penjualan produk The Coca-Cola Company mencakup:

· Afrika
· Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik

3.3 STRATEGI PEMASARAN PADA PASAR YANG DEWASA


Strategi mempertahankan pangsa pasar
 Market Penetration (Penetrasi Pasar)

Aktivitas pemasaran dan promosi yang intensif dari coca cola company
ditunjukkan dari iklannya dalam event-event yang berskala global seperti iklan dalam
event piala dunia yang bertujuan untuk mengingatkan dan mempertahankan kredibilitas
akan merek coca-cola itu sendiri.

Strategi melanjutkan pertumbuhan volume


 Product Development (Pengembangan Produk)

Terlihat coca cola dengan berbagai variannya dan ragam produknya.

Strategi meningkatkan penetrasi pasar


 Penambahan Lini Produk Baru, Produk-produk yang dihasilkan Coca-Cola Company
adalah minuman sari buah, Jus buah, minuman olah raga, minuman berenergi, susu
serta teh.

20
Strategi penggunaan yang diperluas dan Strategi ekspansi pasar
 Wilayah operasi dan penjualan produk The Coca-Cola Company mencakup:

· Afrika
· Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik

3.4 STRATEGI PADA PASAR YANG MENURUN

 Coca-cola belum pernah mengalami fase penurunan atas permintaan yang terlalu
signifikan karena konsistensi menjaga kualitas, inovasi dan promosi yang
berkelanjutan sehingga selalu dalm track record yang baik dan selalu menanjak.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Coca-Cola merupakan minuman ringan berkarbonasi yang dijual di toko, restoran,


dan mesin penjual di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The Coca-Cola
Company asal Atlanta, Georgia, Amerika Serikat dan sering disebut Coke saja (merek dagang
terdaftar The Coca-Cola Company di Amerika Serikat sejak 27 Maret 1944). Sampai saat ini
di tahun 2018 perusahaan The Coca Cola Company sudah ada 1 abad tepatnya 132 tahun.
Meskipun banyaknya pesaing yang bermunculan, coca cola tetap mempertahankan
kualitasnya agar tetap menjadi minuman bersoda nomor satu di dunia. Dan dahulu yang
hanya menjualan 9 gelas dalam sehari, kini menjadi sekitar 1,6 juta setiap harinya dan telah
berada pada fase kedewasaan.

DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Robinson. 2011. Manajemen Strategis 1. Jakarta : Salemba Empat

21
Simamora,Bilson.2010. Pemasaran Strategik Edisi Pertama. Jakarta : Universitas Terbuka.
Walker,Orville C.,J.W Mullind,.H.W.Boyd., and J.C.Larreche,2006.Marketing Strategy: A
Decision-Focused Aproach. Boston :McGraw-Hill
David, Fred R. Strategic Management Manajemen Strategis Konsep buku 1 edisi 12. 2011.
Salemba Empat: Jakarta.
http://sinaudisik.blogspot.co.id/2013/12/the-coca-cola-company.html
http://www.coca-cola.co.id/id/sejarah/

22

Vous aimerez peut-être aussi