Vous êtes sur la page 1sur 13

LEMBAR ALGORHITMA ASSESSMENT

Algorhitma assessment fisioterapi berdasarkan pengamatan dan perlakuan anda terhadap kasus
yang ditangani.
Nama Pasien : Tn. M Umur : 35 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki
Kondisi/Penyakit :“Gangguan Motor Function Akibat Hemiparese Dextra Et Causa Meningioma”

ALGORHITMA ASSESSMENT

1 Tahun yang lalu pasien tiba-tiba mengalami kebutaan


setelah diperiksa terdapat meningioma di otak dan
dilakukan operasi sebanyak 2 kali.Setelah operasi pasien
mengalami tubuh sebelah kanan mengalami kelemahan dan
pasien mengalami penurunan kesadran.

Inspeksi :

Statis :
- Pasien dalam posisi tidur dengan tungkai kiri fleksi dan disanggah
bantal.
- Terpasang infus.keteter,dan selang oksigen.
- Pasien nampak mengalami penurunan kesadaran.
Dinamis :
- Pasien kesulitan menggerakkan ekstremitas superior dan inferior sisi
dextra..
- Terdapat klonus pada tungkai sisi dextra..

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Kognitif : Tes tonus otot (skala
Pemeriksaan kesadaran asworth)
- Komunikasi : Tidak baik
(GCS) : E2M3V1 6
- Atensi : Tidak baik - Lengan kiri: nilai
(Somnolen)
3
- Motivasi : Tidak baik
- Lengan kanan:
a. Pemeriksaan refleks: - Emosi : Tidak baik nilai 3
- Problem solving : Tidak baik - Tungkai kiri: nilai
Refleks fisiologis :
3
- KPR : Hiporefleks - Tungkai kanan:
- APR : Hiporefleks Pemeriksaan ADL (Bartel nilai 2
Refleks patologis : Indeks)

- Babinsky : Ada Hasil pemeriksaan ini


- Gordon : Ada adalah 0 yaitu a. Palpasi : Suhu tungkai terasa
- Chadoks : Ada ketergantungan total. lebih dingin dari bagian
a) Ko : Tidak baik tubuh lainnya.
b.Pemeriksaan sensorik : b. Pemeriksaan kekuatan otot
b) Atensi
- Tes tajam tumpul : (MMT)
c) Motivasi - Lengan kiri: nilai 5
Hyposensasi
- Tes rasa sakit : - Lengan kanan: nilai 1
Hyposensasi - Tungkai kiri: nilai 5
- Tes rasa posisi : - Tungkai kanan: nilai 1
Tidak dapat
dirasakan

Pemeriksaan CT-Scan
Kesan :
- Massa isodens disertai perifokal edema pada regio
frontotemporal kiri sesuai gambaran meningioma dengan
herniasi subfalcine.
- Hidrocephalus non communicans.
Diagnosa ICF :
“Gangguan Motor Function Akibat
Hemiparese Dextra Et Causa Meningioma”

Makassar, 11 Mei 2018

Clinical Educator,

__________________________
LEMBAR ALGORHITMA ASSESSMENT

Algorhitma assessment fisioterapi berdasarkan Evidence Based Practice dan Clinical Practice
Guidelines terhadap kasus yang ditangani.
Nama Pasien : Tn. M Umur : 35 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki
Kondisi/Penyakit :“Gangguan Motor Function Akibat Hemiparese Dextra Et Causa Meningioma”

ALGORHITMA ASSESSMENT

History Taking :
1 Tahun yang lalu pasien tiba-tiba mengalami kebutaan setelah diperiksa
terdapat meningioma di otak dan dilakukan operasi sebanyak 2
kali.Setelah operasi pasien mengalami tubuh sebelah kanan mengalami
kelemahan dan pasien mengalami penurunan kesadran.

Inspeksi :

Statis :
- Pasien dalam posisi tidu rdengan tungkai kiri fleksi dan disanggah
bantal.
- Terpasang infus.keteter,dan selang oksigen.
- Pasien nampak mengalami penurunan kesadaran.
Dinamis :
- Pasien kesulitan menggerakkan ekstremitas superior dan inferior sisi
dextra..
\ - Terdapat klonus pada tungkai sisi dextra..

Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan kesadaran a. Palpasi - Skala asworth : Pemeriksaan
(GCS) ; terjadi b. Circumferen Penurunan tonus otot
refleks :
pada fase akut
penurunan kesadaran tia: pada (flaccid) dan penurunan refleks
b. Pemeriksaan kognitif : kasus peningkatan tonus otot pada flaccid dan
terdapat gangguan hemiparese pada fase recovery peningkatan
komunikasi,emosi,atensi flaccid akan (spastic) refleks pada
,motivasi,dan problem mengalami - MMT (kekuatan otot) :
penurunan kekuatan
spastik
solving. atropi otot

Pemeriksaan sensorik : a. Berg balance scale : Index barthel :


terdapat gangguan penurunan membutuhkan
sensorik keseimbangan bantuan
b. Tes koordinasi :
gangguan koordinasi

Menentukan adanya
massa pada otak

Diagnosa ICF :

“Gangguan Motor Function Akibat Hemiparese


Dextra Et Causa Meningioma”

Makassar, 11 Mei 2018

Clinical Educator, Preceptor,

_____________________________ ___________________________
LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI
Algorhitma assessment fisioterapi berdasarkan pengamatan dan perlakuan anda terhadap kasus
yang ditangani.

Nama Pasien : Tn.M


Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

Diagnosa Fisioterapi “Gangguan Motor Function Akibat Hemiparese Dextra Et Causa


Meningioma”

Jenis Intervensi Tujuan Intervensi Alasan Klinis

Komunikasi Mengurangi kecemasan Dengan menggunakan komunikasi teraupetik


Teraupetik keluarga pasien membantu pasien memperjelas dan mengurangi
beban pikiran dan perasaan untuk dasar tindakan
guna mengubah situas yang ada apabila pasien
percaya pada hal-hal yang diperlukan.Disamping
itu juga untuk mengurangi keraguan serta
membantu dilakukannya tindakan yang efektif,
mempererat interaksi kedua pihak, yakni antara
pasien dan fisioterapis secara professional dan
proporsional dalam rangka membantu
penyelesaian masalah pasien.

Positioning Mencegah terjadinya Positioning diberikan untuk memberikan


dekubitus kelancaran pada aliran darah, dengan cara
mengganti posisi tidur. Karena lancarnya
peredaran darah maka nutrisinya pun terpenuhi
dan dapat mencegah nekrosis jaringan

Breathing Memelihara, menjaga dan Brething exercise yang menekankan pada


Exercise meningkatkan kapasitas inspirasi maksimal yang panjang yang dimulai
paru,serta mencegah static dari akhir ekspirasi dapat meningkatkan volume
pneumonia. paru, meningkatkan redistribusi ventilasi,
mempertahankan alveolus agar tetap
mengembang, meningkatkan oksigenasi,
membantu membersihkan sekresi mukosa,
mobilitas sangkar.

Passive Meningkatkan atau Latihan ROM dapat menimbulkan rangsangan


Exercise mempertahankan sehingga meningkatkan aktivitas dari kimiawi
fleksibilitas dan kekuatan neuromuskuler dan muskuler. Rangsangan
otot. melalui neuromuskuler akan meningkatkan
rangsangan pada serat saraf otot ekstremitas
terutama saraf paasimpatis yang merangsang
untuk produksi asetilcholin, sehingga
mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui
muskulus terutama otot polos ekstremitas akan
meningkatkan metabolism pada metakonderia
untuk menghasilkan ATP yang dimanfaatkan
oleh otot ekstremitas sebagai energi untuk
kontraksi dan meningkatan tonus otot polos
ekstremitas.

PNF (Slow Meningkatkan kekuatan Rhytmical stabilization dalam tehnik ini


reversal) otot digunakan kontraksi otot– otot antagonis secara
isometrik dengan tujuan untuk memelihara dan
meningkatkan stabilitas sendi. Stabilitas sendi
dipertahankan dengan adanya ko-kontraksi
kelompok otot antagonis melawan resisten.
Dengan adanya ko-kontraksi otot otot antagonis
yang melawan optimal resisten akan membentuk
atau meningkatkan eksitasi respon dari otot –
otot sehingga mempemudah peningkatan
kekuatan otot, sirkulasi sekitar

Makassar, 11 Mei 2018

Clinical Educator,

_______________________
LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI

Rekomendasi pendekatan intervensi fisioterapi sesuai dengan Evidence Based Practice dan
Clinical Reasoning
Nama Pasien : Tn.M
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Fisioterapi “Gangguan Motor Function Akibat Hemiparese Dextra Et Causa
Meningioma”

Jenis Intervensi Tujuan Intervensi Alasan Klinis


Komunikasi Mengurangi kecemasan Dengan menggunakan komunikasi teraupetik
Teraupetik keluarga pasien membantu pasien memperjelas dan mengurangi
beban pikiran dan perasaan untuk dasar tindakan
guna mengubah situas yang ada apabila pasien
percaya pada hal-hal yang diperlukan.Disamping
itu juga untuk mengurangi keraguan serta
membantu dilakukannya tindakan yang efektif,
mempererat interaksi kedua pihak, yakni antara
pasien dan fisioterapis secara professional dan
proporsional dalam rangka membantu
penyelesaian masalah pasien.

Positioning Mencegah terjadinya Positioning diberikan untuk memberikan


dekubitus kelancaran pada aliran darah, dengan cara
mengganti posisi tidur. Karena lancarnya
peredaran darah maka nutrisinya pun terpenuhi
dan dapat mencegah nekrosis jaringan

Breathing Memelihara, menjaga dan Brething exercise yang menekankan pada


Exercise meningkatkan kapasitas inspirasi maksimal yang panjang yang dimulai
paru,serta mencegah static dari akhir ekspirasi dapat meningkatkan volume
pneumonia. paru, meningkatkan redistribusi ventilasi,
mempertahankan alveolus agar tetap
mengembang, meningkatkan oksigenasi,
membantu membersihkan sekresi mukosa,
mobilitas sangkar.

Passive Meningkatkan atau Latihan ROM dapat menimbulkan rangsangan


Exercise mempertahankan sehingga meningkatkan aktivitas dari kimiawi
fleksibilitas dan kekuatan neuromuskuler dan muskuler. Rangsangan
otot. melalui neuromuskuler akan meningkatkan
rangsangan pada serat saraf otot ekstremitas
terutama saraf paasimpatis yang merangsang
untuk produksi asetilcholin, sehingga
mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui
muskulus terutama otot polos ekstremitas akan
meningkatkan metabolism pada metakonderia
untuk menghasilkan ATP yang dimanfaatkan
oleh otot ekstremitas sebagai energi untuk
kontraksi dan meningkatan tonus otot polos
ekstremitas.

PNF (Slow Meningkatkan kekuatan otot a. Slow Refersal


reversal dan dan stabilitas sendi.
Rhytmical stabilization dalam tehnik ini
Rhytmical
digunakan kontraksi otot– otot antagonis secara
stabilization)
isometrik dengan tujuan untuk memelihara dan
meningkatkan stabilitas sendi. Stabilitas sendi
dipertahankan dengan adanya ko-kontraksi
kelompok otot antagonis melawan resisten.
Dengan adanya ko-kontraksi otot otot antagonis
yang melawan optimal resisten akan membentuk
atau meningkatkan eksitasi respon dari otot –
otot sehingga mempemudah peningkatan
kekuatan otot, sirkulasi sekitar
b. Rhytmic stabilization

Slow reversal tehnik ini didasarkan atas teknik


”Sherrington” yaitu adanya induksi secara
beruntun, dimana setelah sistem refleks
kelompok otot tertentu tepancing maka hal ini
akan dapat menambah eksitabilitas sistem
refleks kelompok antagonisnya.Prisip ini
menggunakan gerakan voluntary dan
bekerjasama dengan kelompok antagonis dalam
membentuk suatu gerakan.Kontraksi kelompok
otot – otot agonis yang kuat atau pattern yang
kuat digunakan sebagai proprioseptif untuk
merangsang kelompok otot antagonis yang
lemah atau pattern yang lemah.
Makassar, 11 Mei 2018

Clinical Educator, Preceptor,

_____________________________ __________________________
LEMBAR BAGAN ICF

Bagan ICF sesuai dengan problematik yang ditemukan berdasarkan hasil assessment terhadap
kasus ditangani

Nama Pasien : Tn.M


Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

Kondisi/Penyakit :
“Gangguan Motor Function Akibat Hemiparese Dextra Et Causa
Meningioma”

Impairment Acivity Limitation Participation Restriction


(Body structure and function)
- Keterbatasan saat
- Penurunan kemampuan
- Kelemahan pada tubuh sisi
beribadah di masjid
untuk mobilitas di tempat
dextra
- Keterbatasan
tidur
- Hipotonus
bersosialisasi di
- Penurunan Kemampuan
- Keterbatasan gerak dan potensial
lingkungan
transfer dan ADL
terjadinya atrofi, kontraktur, dan
masyarakat
- Keterbatasan dalam
spastisitas.
melakukan pekerjaan
- Potensial terjadinya static
bertani
pneumonia.
- Potensial terjadinya dekubitus
- Gangguan ADL

Makassar, 11 Mei 2018

Clinical Educator,

__________________________
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus Pre klinik di Ruang Lontara 3 Bedah Saraf mulai tanggal 7
April sampai dengan 11 Mei 2018 dengan judul kasus “Manajemen Fisioterapi Pada
Gangguan Motor Function Akibat Hemiparese Dextra Et Causa Meningioma Di Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar” telah disetujui oleh Pembimbing Lahan

(Clinical Educator) dan Preceptor (Dosen).

Makassar, 11 Mei 2018

Clinical Educator, Preceptor,

NIP. NIP.
LAPORAN PRE KLINIK
RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
RUANG L3 BEDAH SARAF

“MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN MOTOR FUNCTION


AKIBAT HEMIPARESE DEXTRA ET CAUSA MENINGIOMA DI
RUMAH SAKIT WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ”

OLEH:

ANDI ANDINI BATARI TOJA

PO714241151003

III.A/D.IV FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN


FISIOTERAPI PRODI D.IV

2018

Vous aimerez peut-être aussi