Vous êtes sur la page 1sur 28

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PASIEN

DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS ANDONGSARI
KABUPATEN JEMBER

ASUHAN KEPERAWATAN

UNTUNG RUDI SUWOTO


NIM: P17220176011

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN LAWANG
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN HIPERTENSI

1.1 Konsep Hipertensi


1.1.1 Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik
90 mmhg (Smeltzer, 2002). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastole lebih dari 80 mmHg
(Muttaqin, 2009). Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal.
Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi
dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastole (Corwin, hal 356).

1.1.2 Klasifikasi
Menurut The Sevent Report of The Joint National Committe on Prevention
(JNCV) klasifikasi tekanan darah orang dewasa 18 tahun keatas sebagai berikut.
Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg
Normal <130 < 85
Normal tinggi 130 - 139 85 – 89
Hipertensi
Stadium 1 (ringan) 140 - 159 90 – 99
Stadium 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119
Stadium 4 (sangat berat) >210 >120

1.1.3 Etiologi
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal
ginjal. Disebut juga sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan
hipertensi sering tidak menampakkan gejala, penyakit ini lebih banyak menyerang
wanita dari pada pria. Penyebab hipertensi yaitu gangguan emosi, obesitas,
konsumsi alkohol yang berlebihan dan rangsangan kopi serta obat-obatan yang
merangsang dapat berperan disini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi faktor
keturunan (Smeltzer, 2002).
Hipertensi dibagi menjadi dua menurut Tjokroprawiro (2007) yaitu sebagai
berikut.
1. Hipertensi primer (essensial), penyebab hipertensi tidak diketahui (90-95%
pasien)
2. Hipertensi sekunder, disebabkan oleh:
a. Gangguan ginjal (2-6 % dari seluruh pasien hipertensi)
1) Renal parenchymal disease: penyakit glomeruler, penyakit tubulo
interstisiil kronik, penyakit polikistik, uropati obstruktif
2) Renovascular disease: renal artery stenosis (RAS) karena aterosklerosis
dan displasia fibromuskuler, arthritis, kompresi arteri renalis oleh faktor
ekstrinsik
3) Lain-lain: tumor yang menghasilkan renin, retensi Na ginjal
b. Gangguan endokrin
c. Exogenous medications and drugs
Kontrasepsi oral, simptomimetik, glukokortikoid, mineralokortikoid,
siklosporin, eritropoetin
d. Kehamilan: pre eklamsia dan eklamsia
e. Gangguan neurologi
f. Faktor psikososial
g. Hipertensi sistolik
1) Hilangnya elastisitas aorta dan pembuluh darah besar
2) Hyperdynamic cardiac output

1.1.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula dari saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di thorax dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor di hantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreprinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi
(Smeltzer, 2002).
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpati merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktifitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan streroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokostriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin 1
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal (Smeltzer,
2002).
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan hipertensi gerontologi
dimana terjadi perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang di pompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Smeltzer, 2002).
1.1.5 Manifetasi Klinis
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala
sampai bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan kerusakan
vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi
oleh pembuluh darah yang bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan angina
adalah gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertofi ventrikel kiri terjadi
sebagai respons peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi
melawan tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi
menahan peningkatan beban kerja maka terjadi gagal jantung kiri. Perubahan
patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi
pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah dan kretinin).
Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan
iskemik trasien yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi
(hemiplegia) atau gangguan ketajaman penglihatan (Smeltzer, 2002).

1.1.6 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis pada klien hipertensi adalah mencegah
terjadinya mordibitas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efek setiap program
ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas
hidup sehubungan dengan terapi. Menurut Muttaqin (2009), pada klien dengan
hipertensi dapat melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut.
1. Modifikasi gaya hidup
Dengan pendekatan nonfarmakologi yang dapat mengurangi hipertensi adalah
sebagai berikut.
a. Teknik-teknik mengurangi stress
b. Penurunan berat badan
c. Pembatasan natrium, tembakau, dan alkohol
d. Olahraga/latihan
e. Relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
2. Terapi farmakologi
Obat-obat antihipertensi dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dicampur
dengan obat lain. Obat-obat ini diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu
sebagai berikut.
a. Diuretik
Hidroklorotiazid adalah diuretik yang paling sering diresepkan untuk
mengobati hipertensi ringan.
b. Simpatolitik
Penghambat adrenergik alfa, penghambat neuron adrenergik, penekan
simpatetik, penghambat adrenergik beta, resptor beta.
c. Vasodilator arteriol yang bekerja langsung
Obat tahap III yang bekerja dengan merelaksasikan otot-otot polos
pembuluh darah, terutama arteri, sehingga menyebabkan vasodilator.
Dengan terjadinya vasodilator, tekanan darah akan turun dan natrium serta
air akan tertahan, sehingga terjadi edema perifer.
d. Antagonis angiotensin (ACE Inhibator)
Obat golongan ini menghambat enzim pengubah angiotensin (ACE), yang
nantinya akan menghambat pembentuan angiotensin II (vasokonstriktor)
dan menghambat pelepasan aldosteron.
e. Penghambat saluran kalsium (blocker kalsium antagonis)
Obat golongan ini menghambat pemasukan ion kalsium ke dalam sel, serta
menurunkan afterload jantung.

1.1.7 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang pada hipertensi bertujuan mendeteksi penyakit
yang bisa diobati (biasanya ginjal), dan menilai fungsi jantung serta ginjal. Semua
pasien memerlukan:
1. EKG untuk menilai ukuran ventrikel kiri,dan jika abnormal periksa rontgen
toraks.
2. Darah ,ureum, dan elektrolit untuk menilai fungsi ginjal dan mencari alkalosis
hipokalemik pada sindrom conn dan cushing ( David Rubensten, D, Wayne, D,
Bradley, J, 2005).

1.2 Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
Pada riwayat penyakit dahulu, klien dengan hipertensi memiliki riwayat
peningkatan tekanan darah. Dengan riwayat keluarga dengan hipertensi yang
sama juga ditemukan. Secara otomatis ditemukan riwayat meminum obat
antihipertensi. Pengkajian untuk klien yang sedang menjalankan terapi obat
antihipertensi adalah sebagai berikut.
1. Dapatkan tanda-tanda vital, bandingkan dengan tekanan darah sebelumnya,

informasikan hasinya kepada klien.

2. Periksa elektrolit serum, laporkan hasilnya.

3. Periksa bunyi paru klien apakah terdapat ronkhi. Karena ada obat yang memicu

retensi natrium dan air.

4. Catat haluaran urine , laporkan jumlahnya.

5. Periksa angota gerak apakah ada edema (Muttaqin, 2009).

1.2.2 Diagnosa
Berikut diagnosa keperawatan menurut Dongoes (2000).
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi pembuluh darah, iskemia miokard,
hipertropi ventricular
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan cardio output, kelemahan
umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
3. Gangguan rasa nyaman nyeri: sakit kepala berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler cerebral
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton
5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya produksi ADH
dan retensi natrium ditandai dengan adanya edema
6. Resiko cidera berhubungan dengan adanya spasme arteriola retina ditandai
dengan penurunan penglihatan
1.2.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
1. Resiko tinggi NOC: NIC:
terhadap penurunan Setelah diberikan tindakan a. Observasi tekanan darah a. Perbandingan dari tekanan memberikan
curah jantung b.d keperawatan selama gambaran yang lebih lengkap tentang
peningkatan …x24 jam, afterload tidak keterlibatan/bidang masalah vaskuler
afterload, meningkat, tidak terjadi b. Catat keberadaan, kualitas b. Denyutan karotis, jugularis, radialis, dan
vasokonstriksi vasokonstriksi pembuluh denyutan sentral dan perifer femoralis mungkin teramati. Denyut pada
pembuluh darah, darah, tidak terjadi iskemia tungkai kemungkinan menurun, mencerminkan
iskemia miokard, miokard. efek dari vasokonstriksi
hipertropi ventricular Kriteria hasil: c. Auskultasi tonus jantung dan c. S4 umum terdengar pada pasien hipertensi
a. Berpartisipasi dalam bunyi napas berat karena adanya hipertropi atrium,
aktivitas yang perkembangan S3 menunjukan hipertropi
menurunkan tekanan ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels,
darah atau beban kerja mengi dapat mengindikasikan kongesti paru
jantung. sekunder terhadap terjadinya atau gagal
b. Mempertahankan jantung kronik
tekanan darah dalam d. Amati warna kulit, kelembaban, d. Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa
rentang yang dapat suhu, dan masa pengisian pengisian kapiler lambat mencerminkan
diterima. kapiler dekompensasi/penurunan curah jantung
c. Memperlihatkan irama e. Catat adanya demam e. Dapat mengindikasikan gagal jantung,
dan frekuensi jantung umum/tertentu kerusakan ginjal dan vaskuler
stabil f. Berikan lingkungan yang f. Membantu untuk menurunkan rangsangan
nyaman, tenang, kurangi simpatis, meningkatkan relaksasi
aktivitas / keributan lingkungan,
batasi jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal
g. Anjurkan teknik relaksasi, g. Dapat menurunkan rangsangan yang
panduan imajinasi dan distraksi menimbulkan stress, membuat efek tenang,
h. Kolaborasi dengan dokter dalam sehingga akan menurunkan tekanan darah
pemberian terapi anti hipertensi, h. Menurunkan tekanan darah
diuretik
2. Intoleransi aktifitas NOC: NIC:
b.d penurunan cardio Setelah diberikan tindakan a. Kaji toleransi pasien terhadap a. Parameter menunjukan respon fisiologis pasien
output, kelemahan keperawatan selama …x24 aktifitas dengan menggunakan terhadap stress, aktivitas dan indikator derajat
umum, jam, klien akan mampu parameter: frekuensi nadi 20 per pengaruh kelebihan kerja/jantung
ketidakseimbangan melakukan aktivitas secara menit diatas frekuensi istirahat,
antara suplai dan mandiri catat peningkatan TD, dipsnea,
kebutuhan O2 Kriteria hasil: atau nyeri dada, kelelahan berat
a. Klien dapat dan kelemahan, berkeringat,
berpartisipasi dalam pusig atau pingsan
aktifitas yang b. Kaji kesiapan untuk b. Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk
diinginkan / diperlukan meningkatkan aktivitas contoh : memajukan tingkat aktivitas individual
b. Melaporkan penurunan kelemahan/
peningkatan dalam kelelahan, TD stabil, frekuensi
toleransi aktifitas yang nadi, peningkatan perhatian
dapat diukur pada aktivitas dan perawatan
diri
c. Dorong memajukan aktivitas/ c. Konsumsi oksigen miokardia selama berbagai
toleransi perawatan diri aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen
yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatan tiba-tiba pada kerja
jantung
d. Berikan bantuan sesuai d. Teknik penghematan energi menurunkan
kebutuhan dan anjurkan penggunaan energi dan sehingga membantu
penggunaan kursi mandi, keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
menyikat gigi rambut dengan
duduk dan sebagainya
e. Dorong pasien untuk partisifasi e. Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap
dalam memilih periode aktivitas kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan
3. Gangguan rasa NOC: NIC:
nyaman nyeri: sakit Setelah diberikan tindakan a. Pertahankan tirah baring selama a. meminimalkan stimulasi/meningkatkan
kepala berhubungan keperawatan selama …x24 fase akut relaksasi
dengan peningkatan jam, tekanan vaskuler b. Beri tindakan non farmakologi b. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler
tekanan vaskuler cerebral tidak meningkat untuk menghilangkan sakit serebral dengan menghambat / memblok respon
cerebral Kriteria hasil: kepala, misalnya: kompres simpatik, efektif dalam menghilangkan sakit
a. Melaporkan nyeri/ dingin pada dahi, pijat kepala dan komplikasinya
ketidaknyamanan punggung dan leher serta teknik
tulang/terkontrol relaksasi
b. Mengungkapkan c. Hilangkan/minimalkan aktivitas c. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
metode yang vasokontriksi yang dapat menyebabkan sakit kepala pada adanya
memberikan meningkatkan sakit kepala: peningkatkan tekanan vakuler serebral
pengurangan mengejan saat BAB, batuk
c. Mengikuti regiment panjang,dan membungkuk
farmakologi yang d. Bantu pasien dalam ambulasi d. Meminimalkan penggunaan oksigen dan
diresepkan sesuai kebutuhan aktivitas yang berlebihan yang memperberat
kondisi klien
e. Beri cairan, makanan lunak. e. Menurunkan kerja miocard sehubungan dengan
Biarkan klien itirahat selama 1 kerja pencernaan
jam setelah makan
f. Kolaborasi dengan dokter dalam f. Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan
pemberian obat analgetik, anti rangsangan saraf simpatis
ansietas, diazepam dll
4. Perubahan nutrisi NOC: NIC:
kurang dari Setelah diberikan tindakan a. Kaji pemahaman klien tentang a. kegemukan adalah resiko tambahan pada darah
kebutuhan tubuh b.d keperawatan selama …x24 hubungan langsung antara tinggi, kerena disproporsi antara kapasitas aorta
intake nutrisi in jam, intake nutrisi adekuat hiertensi dengan kegemukan dan peningkatan curah jantung berkaitan
adekuat, keyakinan Kriteria hasil: dengan masa tumbuh
budaya, pola hidup a. Klien dapat b. Bicarakan pentingnya b. Kesalahan kebiasaan makan menunjang
monoton mengidentifikasi menurunkan masukan kalori terjadinya aterosklerosis dan kegemukan yang
hubungan antara dan batasi masukan merupakan predisposisi untuk hipertensi dan
hipertensi dengan lemak,garam, dan gula sesuai komplikasinya, misalnya, stroke, penyakit
kegemukan indikasi ginjal, gagal jantung, kelebihan masukan garam
b. Menunjukan memperbanyak volume cairan intra vaskuler
perubahan pola makan dan dapat merusak ginjal yang lebih
c. Melakukan/ memperburuk hipertensi
memprogram olah c. Tetapkan keinginan klien c. motivasi untuk penurunan berat badan adalah
raga yang tepat secara menurunkan berat badan internal. Individu harus berkeinginan untuk
individu menurunkan berat badan, bila tidak maka
program sama sekali tidak berhasil
d. Kaji ulang masukan kalori d. Mengidentivikasi kekuatan/kelemahan dalam
harian dan pilihan diet program diit terakhir. Membantu dalam
menentukan kebutuhan inividu untuk
menyesuaikan/penyuluhan
e. Tetapkan rencana penurunan e. Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak
BB yang realistic dengan klien, 500 kalori per hari secara teori dapat
Misalnya : penurunan berat menurunkan berat badan 0,5 kg / minggu.
badan 0,5 kg per minggu Penurunan berat badan yang lambat
mengindikasikan kehilangan lemak melalui
kerja otot dan umumnya dengan cara
mengubah kebiasaan makan
f. Kolaborasi dengan ahli gizi f. Memberikan konseling dan bantuan dengan
sesuai indikasi memenuhi kebutuhan diet individual
5. Kelebihan volume NOC: NIC:
cairan b.d Setelah diberikan tindakan a. Pantau atau hitung haluaran a. Terapi diuretik dapat disebabkan oleh
meningkatnya keperawatan selama …x24 pemasukan dan pengeluaran kehilangan tiba-tiba atau berlebihan
produksi ADH dan jam, klien menunjukan selama 24 jam (hipovolemik) meskipun edema atau varises
retensi natrium volume cairan yang stabil masih ada
ditandai dengan Kriteria hasil: b. Pertahankan duduk atau tirah b. Posisi terlentang meningkat filtrasi ginjal dan
adanya edema a. tidak ada edema baring dengan posisi semi menurun produksi ADH sehingga
b. keseimbangan fowler selama fase akut meningkatkan dieresis
masukan dan keluaran
cairan c. Auskultasi bunyi nafas, catat c. Kelebihan volume cairan sering menimbulkan
penurunan dan atau bunyi kongesti paru. Gejala edema paru dapat
tambahan seperti krekel dan menunjukan gagal jantung kiri akut
mengi
d. Beri obat sesuai indikasi d. Diuretik dapat meningkatkan laju urine dan
misalnya diuretik contohnya dapat menghambat reabsorbsi natrium. Tiazid
furosemide (lasix). Tiazid dapat meningkatkan diuresis tanpa kehilangan
dengan agen perlawanan kalium kalium berlebihan
contohnya aldakton
6. Resiko cidera b.d NOC: NIC:
adanya spasme Setelah diberikan tindakan a. Pantau aktifitas sehari-hari klien a. Mengurangi resiko cidera pada pasien
arteriola retina keperawatan selama …x24 b. Batasi aktifitas klien b. Menurunkan stress pada klien
ditandai dengan jam, resiko cidera dapat c. Berikan bantuan klien dalam c. Mengurangi resiko cidera pada klien
penurunan dihindari aktifitas
penglihatan Kriteria hasil: d. Berikan obat sesuai indikasi d. Mempercepat proses penyembuhan jika klien
Menyatakan pemahaman mengalami cidera
faktor yang terlibat dalam
kemungkinan cidera
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. P DENGAN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
ANDONGSARI KABUPATEN JEMBER

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat :
b. Identitas Klien
Nama : Ny. P
Umur : 67 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Bahasa : Jawa
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat :
Tanggal Pengkajian :
2. Genogram

Keterangan:
: Klien

: Laki-laki

: Perempuan
: Tinggal serumah
: Meninggal

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan Utama : klien mengatakan tidak terlalu peduli terhadap
penyakitnya seperti pusing dan rasa berat pada
kepala
Tanggal Mulai Sakit : 2015
Proses terjadinya sakit : tiba-tiba
Faktor pencetus : makanan, pikiran
Upaya yang telah dilakukan: pergi ke puskesmas (di paksa anak)

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Penyakit yang pernah diderita : hipertensi
Penyakit masa anak-anak : tidak ada
Prosedur pembedahan terakhir : tidak pernah
Obat-obatan yang biasa dikonsumsi : nifedipin
(Jenis, rute, reaksi)
Alergi : tidak alergi obat-obatan
Alat bantu yang digunakan : tidak ada

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Penyakit yang pernah diderita oleh keluarga : hipertensi
Penyakit yang sedang diderita oleh anggota keluarga: hipertensi
Kecenderungan penyakit keluarga : hipertensi
(Hipertensi, kanker, alergi, gout, penyakit jantung)
Gangguan keturunan (DM, anemia sel sabit) : tidak ada
Kecenderungan lingkungan (TBC, Kusta) : tidak ada
Penyakit keluarga yang perah diderita : orang tua klien memiliki
penyakit hipertensi

6. Kesehatan Lingkungan
Rumah terlihat bersih, lantai disapu 2x sehari

7. Pola Kegiatan Sehari-hari/Pemenuhan Kebutuhan Diri


a. Makan dan minum
1) Kebiasaan makan sebelum sakit
 Frekuensi : 3x/hari
 Jenis : nasi, sayur, lauk-pauk
 Pantangan / diit : tidak ada
 Makanan yang disukai : ikan asin
 Makanan yang tidak disukai: tidak ada
 Alergi makanan : tidak alergi makanan
2) Kebiasaan minum sebelum sakit
 Frekuensi : 4-5 x/hari (1500cc)/hari
 Jenis : air putih
 Pantangan : tidak ada
 Minuman yang diskai : air putih
 Minuman yang tidak disukai: tidak ada
 Alergi minuman : tidak alergi minuman
3) Kebiasaan makan dan minum saat sakit
Klien tidak ada perubahan dalam hal makan dan minum
 Frekuensi makan : 3x/hari
 Frekuensi minum : 4-5x/hari
 Jenis : nasi, sayur, lauk-pauk/air putih
 Klien makan-makanan yang dapat meningkatkan tensinya naik seperti,
makanan bersantan, asin, dll.
 Keluarga klien (anak) mengatakan ibunya sulit diperingatkan untuk
diit hipertensi
 Klien mengatakan tidak pernah minum kopi
b. Eliminasi
BAB : pemenuhan mampu sendiri
BAK : pemenuhan mampu sendiri
Frekuensi : 1x/hari (bab) / 4-5x/hari (bak)
Penggunaan obat pencahar : tidak ada
Penggunaan alat kateter : tidak ada
c. Kebersihan Diri
1) Sebelum sakit
Mandi : 2x/hari
Keramas : 3x/minggu
Sikat gigi : 2x/hari
Memotong kuku : jika kuku panjang
Ganti pakaian : 2x/hari
2) Saat sakit
Mandi : 2x/hari
Keramas : 3x/minggu
Sikat gigi : 2x/hari
Memotong kuku : jika kuku panjang
Ganti pakaian : 2x/hari
d. Pola Istirahat dan Aktivitas
1) Sebelum sakit
Tidur malam : 8 jam/hari. Jam 21.00 s/d 05.00 WIB
Tidur siang : ± 1-2 jam/hari Jam 14.30 s/d 16.00
Aktifitas : ternak ayam
2) Saat sakit
Tidur malam : 8 jam /hari. Jam 21.00 s/d 05.00 WIB
Tidur siang : ± 1 ½ jam /hari Jam 14.00 s/d 16.00
Aktifitas : ternak ayam
Penyebab gangguan tidur atau aktifitas : Tidak ada
3) Kebiasaan Merokok/Alkohol/Jamu
Tidak ada

8. Pemeriksaan Fisik
a. Bentuk dada : simetris
b. Sekresi dan batuk : tidak ada, nyeri waktu bernapas (-)
c. Pola napas : regular 20 x/mnt
d. Bunyi napas : vesikular disemua lapang paru
Bronchial : diatas Manubrium sterni
Broncho vesicular : pada ICS 2 percabangan bronchus
Tidak ada ronchi, tidak ada kelainan dalam pernapasan
e. Pergerakan dada : intercostal
f. Tactil fremitus : tidak meningkat dan tidak menurun
g. Alat bantu napas : tidak menggunakan alat bantu napas
Kardiovaskular
a. Nadi : frekuensi 100 x/mnt Regular
b. Tekanan darah : 200/150 mmHg
c. Bunyi jantung : normal Bj 1 dan Bj 2 tunggal
d. Letak jantung : ictus cordis teraba pada ICS 5
e. Pembesaran jantung : tidak mengalami pembesaran
f. Nyeri dada : tidak nyeri dada
g. Clubbing finger : tidak ada
Persyarafan
a. Tingkat kesadaran : compos mentis
b. GCS :4-5-6
c. Refleks : normal, tidak terjadi kelainan refleks
(parese/paraplegi)
d. Koordinasi gerak : klien dapat bergerak bebas
e. Kejang : klien tidak mengalami kejang
Penginderaan
a. Mata
- Bentuk : normal
- Visus VOD : 1 VOC : 1
- Pupil : isokor
- Reflek cahaya : positif
- Gerak bola mata : normal tidak menyempit
- Medan penglihatan : normal
- Buta warna : klien tidak mengalami buta warna
b. Hidung
- Bentuk : normal tidak terjadi deformitas
- Gangguan penciuman: tidak ada
c. Telinga
- Bentuk : normal dan simetris
- Membran timpani : agak keruh
- Otorhea : tidak ada
- Gangguan pendengaran: tidak ada
- Tinitus : tidak
d. Perasa (lidah) : normal tidak tremor
e. Peraba : normal tidak ada kelainan
Perkemihan (Blader)
a. Masalah kandung kemih : klien tidak mengalami masalah dalam kandung
kemih BAK lancar warna kuning jernih bau khas urine
b. Produksi urine : ± 1000 cc/hari
Pencernaan (Bowl)
a. Mulut dan tenggorokan
1) Mulut dan selapu lendir : lembab tidak ada stomatitis
2) Lidah agak kotor
3) Kebersihan rongga mulut : tidak berbau, gigi tidak terdapat karies gigi,
gigi tengah depan tidak ada
4) Tenggorokan tidak nyeri telan
5) Abdomen, kenyal tidak nyeri tekan, tidak ada benjolan yang abnormal
6) Pembesaran hepar : tidak terjadi pembesaran hepar
7) Pembesaran lien : tidak terjadi pembesaran lien
8) Asites : tidak terjadi asites
b. Masalah usus besar dan rectum/anus
BAB tidak ada masalah, tidak terjadi konstipasi/diare, klien tidak
menggunakan obat pencahar
Otot, Tulang dan Integumen (Bone)
a. Otot dan tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai bebas
Tidak ada fraktur, dislokasi, haematum, kekuatan otot 5 5
5 5
b. Integumen
1) Warna kulit : normal tidak terjadi sianosis, hiperpigmentasi (-)
2) Akral : hangat
3) Turgor : elastik, kembali dalam < 2detik
Reproduksi
Jenis kelamin perempuan, payudara simetris tidak ada benjolan
Endokrin
a. Faktor alergi : klien tidak mempunyai alergi makanan atau minuman
b. Kelainan endokrin: klien tidak memiliki riwayat penyakit DM

9. Pengkajian Psikososial
a. Interaksi Sosial
Klien dapat berinteraksi baik dengan siapa saja
b. Konsep Diri
Klien menerima bahwa dirinya mempunyai keturunan hipertensi
c. Spiritual
Klien berusaha menjalankan ibadahnya dengan sebaik-baiknya

10. Pengkajian Fungsional


a. KATZ Indeks
Klien mengatakan segala aktifitas masih bisa di kerjakan sendiri, seperti
makan, BAB/BAK, menggunakan pakaian, pergi ke toilet, mandi, mencuci,
dan berpindah. (KATZ Indeks A).
b. Modifikasi dari Barthel Indeks
NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1. Makan 10 Frekuensi : 3 x sehari
Jumlah : 1 porsi habis
Jenis : nasi, sayur, lauk-
pauk
2. Minum 10 Frekuensi : 4-5 x sehari
Jumlah : 1500cc/hari
Jenis : air putih
3. Berpindah dari kursi 15 Tidak menggunakan
roda ke tempat tidur, kursi roda, bisa
sebaliknya berpindah sendiri.
4. Personal toilet (cuci 5 Frekuensi :
muka, menyisir rambut, a. cuci muka tiap kali
gosok gigi) mandi dan wudhu
b. menyisir rambut 2 x
sehari
c. gosok gigi 2x sehari
5. Keluar masuk toilet 10 Mencuci pakaian
(mencuci pakaian, sendiri dan mandi
menyeka tubuh, sendiri.
menyiram)
6. Mandi 15 Frekuensi : 2 x sehari
7. Jalan di permukaan 5 Klien bisa berjalan
datar sendiri
8. Naik turun tangga 10 Klien mampu naik turun
tangga sendiri
9. Mengenakan pakaian 10 Klien mampu
mengenakan pakaian
sendiri.
10. Kontrol BAB 10 Frekuensi : 1 x sehari
Konsistensi : padat
11. Kontrol BAK 10 Frekuensi : 4-5 x sehari
Warna : pekat
12. Olahraga/latihan 10 Frekuensi : tiap hari
Jenis : relaksasi
13. Rekreasi/pemanfaatan 10 Frekuensi :
waktu luang Jenis : jalan-jalan

Interpretasi: dengan skor 130 Ny P termasuk mandiri


11. Pengkajian Status Mental
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
√ 01 Tanggal berapa hari ini?
√ 02 Hari apa sekarang ini?
√ 03 Apa nama tempat ini ?
√ 04 Dimana alamat Anda?
√ 05 Berapa umur Anda ?
√ 06 Kapan Anda lahir ? (minimal tahun lahir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu Anda?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap kurangi sampai tiga kali
pengurangan
∑=6 ∑=4

Skor total = 4
Interpretasi hasil: dengan nilaiskor4 NyP mengalami kerusakan intelektual ringan
12. Aspek Kognitif
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
1. Orientasi 5 2 Menyebutkan dengan benar :
o Tahun
o Musim
o Tanggal
o Hari
o Bulan
Orientasi 5 2 Dimana kita sekarang berada )
o Negara …..
o Propinsi ….
o Kota………
o PSTW/desa/kampung……..
o Wisma/alamat …….
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan
masing-masing obyek. Kemudian
tanyakan kepada klien ketiga obyek
tadi. (untuk disebutkan)
o Obyek bolpoint
o Obyek kerudung
o Obyek kertas
3. Perhatian dan 5 0 Minta klien untuk memulai dari
Kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat
o 93
o 86
o 79
o 72
o 65
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada No.2 (registrasi) tadi.
Bila benar, 1 point untuk masing2
obyek.
5. Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
2 o (misal jam tangan)
o (misal pensil)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut: “tak ada jika, dan, atau,
tetapi”. Bila benar, nilai satu point.
2 o Pernyataan benar 2 buah: tak ada,
tetapi

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah :
“Ambil kertas di tangan anda, lipat
dua dan taruh di lantai”.
3 o Ambil kertas di tangan anda
o Lipat dua
o Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai 1 point)
1 o “Tutup mata Anda”

Perintahkan pada klien untuk menulis


satu kalimat dan menyalin gambar
o Tulis satu kalimat
0 o Menyalin gambar
Nilai Total 18

Interprestasi hasil: dengan nilai skor 18 Ny P mengalami kerusakan aspek fungsi


mental ringan
13. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada

14. Terapi Medis


Nifedipine 3x1 tablet/hari
B. ANALISA DATA
No.
Data Penunjang Masalah Etiologi
Dx
1. DS : Kurang Kurang
a. Klien mengatakan tidak terlalu pengetahuan terpaparnya
mempedulikan penyakitnya informasi
b. Klien mengatakan keluarga
memiliki keturunan penyakit
hipertensi
c. Klien mengatakan sering
makan-makanan yang
meningkatkan tensinya naik
d. Anak Ny.P mengatakan ibunya
sulit diperingatkan untuk diit
DO :
a. Tekanan darah 200/150 mmHg

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
D. INTERVENSI
Diagnosa
No Tujuan / Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan
1. Kurang NOC: NIC:
pengetahuan b.d Setelah dilakukan a. Bina hubungan saling percaya, a. Menciptakan kerjasama yang
kurang tindakan keperawatan kontrak dengan klien kooperatif dengan klien dan
terpaparnya selama …x24jam, b. Kaji pengetahuan klien tentang keluarga
informasi diharapkan klien mentaati hipertensi b. Mengetahui sejauh mana
dan melaksanakan diit c. Beri penjelasan klien tentang: pengetahuan klien dan menentukan
hipertensi  Pengertian hipertensi intervensi
Kriteria hasil :  Penyebab hipertensi c. Menambah pengetahuan klien
a. Klien melaksanakan  Tanda dan gejala tentang hipertensi
diit  Akibat hipertensi
b. Klien tidak lagi makan  Cara pencegahan hipertensi
makanan yang dapat termasuk diit hipertensi
meningkatkan tekanan d. Anjurkan klien untuk tidak makan d. Ketaatan diit mencegah terjadinya
darah naik. makanan peningkat tekanan darah serangan berulang
c. Pengetahuan e. Anjurkan periksa ke
meningkat puskesmas/panti bila penyakit e. Mengetahui perkembangan
berlanjut kesehatan lebih lanjut
E. TINDAKAN KEPERAWATAN
No.
Tanggal Jam Implementasi Ttd.
Dx
1 1. Membina hubungan saling percaya
dengan klien (perkenalan identitas)
2. Mengkaji pengetahuan klien tentang
penyakitnya
3. Menanyakan penyebab tekanan darah
tingginya naik lagi
4. Memberikan penjelasan tentang :
 Pengertian hipertensi
 Penyebab hipertensi
 Tanda dan gejala
 Akibat hipertensi
 Cara pencegahan hipertensi
termasuk diit hipertensi
5. Menganjurkan klien untuk tidak
makan makanan yang dapat
meningkatkan tekanan darahnya naik
(seperti, pete, jengkol, mengurangi
makanan bersantan, makanan asin
dll).
6. Menganjurkan klien untuk periksa ke
Puskesmas bila penyakit berlanjut
F. EVALUASI
Tanggal/jam No. Dx Evaluasi Ttd
1 S:
 Klien mengatakan sudah mengerti
tentang penyakitnya
O:
 Klien dapat menjelaskan pengertian
hipertensi
 Klien akan berusaha menjalankan
diit
 Klien akan berusaha mengontrol
penyakitnya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi (1 s/d 6) dilanjutkan
keluarga pasien
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Corwin, E.J. (2000). Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: EGC.

Doenges, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Rubensten, D, Wayne, D, Bradley,J. (2005). Lecture Notes Kedokteran Klinis


Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Smeltzer, S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Vol.2.


Jakarta: FKUI.

Tjokroprawiro, Askandar. (2007). Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga


University Pers.

Isbagyo. (2002). Penyebab hipertensi.


http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-dinarkesum-6154-
1-bab1.pdf [28 April 2018].

Vous aimerez peut-être aussi