Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
STEP 1
STEP 2
Penerangan umum.
Penerangan kelompok.
Penyuluhan wawan-muka.
549
Perhatian yang telah timbul dari kalangan masyarakat terhadap
program keluarga berencana segera membutuhkan penggarapan
yang lebih bersifat perorangan agar kesadaran
yang telah berkembang tersebut dapat tumbuh menjadi tin-
dakan melaksanakan keluarga berencana. Hal ini dilakukan
melalui penyuluhan wawan-muka baik berupa pendekatan
secara langsung kepada calon akseptor maupun kepada mereka
yang telah menjadi akseptor. Dengan demikian diharapkan
jumlah akseptor baru terus bertambah dan bersamaan dengan
itu kelangsungan akseptor yang telah ada dapat terus diper-
tahankan. Kegiatan penyuluhan wawan-muka tersebut untuk
sebagian besar dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB). Oleh karena itu selama Repelita I jumlah
tenaga PLKB terus ditingkatkan. Dalam tahun 1969/70 dan
tahun 1970/71 belum terdapat tenaga PLKB yang terorganisir.
Sejak tahun 1971/72 telah tercatat 1.930 orang tenaga PLKB,
kemudian dalam tahun 1972/73 terdapat tambahan 3.774 orang
dan kemudian dalam tahun 1973/74 tercatat PLKB baru sejum-
lah 5.969 orang (Tabel XII — 1).
TABEL XII — 1
1969/70 1973/74
R E P I I
1969/70 1970/71 1 1 1 J
E
9 T
9 9 U
1. PLKB — 1 3 5 1
7 7 7 M
—
2. PIMPINAN — .2L .7A .1 12
1 2 3 L
— 90 71 9. ..
3. PENGAWAS — /6 /1 / A
26
33 75 62 1H
—
4. KOORDINA- 74 720 721 497
KELOMPOK — 0 4 90 24
2 38 142 73
—
TOR — 2 0
d. Pendidikan kependudukan. 5
— —
550
Pendidikan kependudukan ditujukan untuk mengembangkan
pengertian tentang hubungan rasionil antara perkembangan
jumlah penduduk (manusia) dan perkembangan sumber-sumber
kehidupan yang terdapat di sekitarnya. Kegiatan ini dilakukan
baik melalui pendidikan di dalam sekolah maupun pendidikan
di luar sekolah.
TABEL XII — 2
1969/70 — 1973/74
R E P E T
L A
19 1
1969/70 1970/71 1I 72 9
1 Dep. Kes. 1. 1
9 I
/7 7
2 —
. ABRI — 1 15
78 1.
3 Instansi Pemerin- 7 3 3
— lain
.tahan — — 4.4 8641 84
.4. Swasta 11 15 /1
— 8
5
4/ 732
— TOTAL — 0 2 76
727*) 6 28
75 48
1.465*) 14 2. .
Catatan: *) Belum ada perincian menurut 2 status.
. 13 2
Perkembangan jumlah klinik tersebut membutuhkan 8 7penam- 3
bahan tenaga yang dapat melayani masyarakat 6 dengan sebaik- 5
baiknya. Dalam rangka ini jumlah tenaga dokter 1 yang melayani
keluarga berencana (Jawa-Bali) telah bertambah jumlahnya
dari 421 orang dalam tahun 1969/70 menjadi 1.186 orang dalam
tahun terakhir Repelita I (1973/74). Demikian pula halnya de-
ngan tenaga bidan yang melayani keluarga berencana. Dalam
tahun 1969/70 baru tercatat 855 orang bidan yang melayani
klinik keluarga berencana. Namun pada tahun terakhir Repe-
lita I (1973/74) untuk daerah Jawa dan Bali telah tercatat 2.241
552
orang tenaga bidan pada klinik keluarga berencana. Peningkat-
an jumlah tenaga yang melayani klinik keluarga berencana
tersebut juga berlaku bagi tenaga pembantu bidan dan tenaga
administrasi (Tabel XII — 3) .
GRAFIK XII - I
1969/70 - 1973/74
553
TABEL XII — 3
JUMLAH PERSONALIA KLINIK KELUARGA BEREN-
CANA MENURUT KATEGORI DI JAWA DAN BALI
1969/70— 1973/74
Personalia R E L A
P I
Klinik 1
E I T
9
1969/70
1. Dokter 4 7 7
2. Bidan 2
8 51
1. 19 28 11
3. Pembantu 1
5 5
569 1
.9 /
8
1 .29
Bidan 5
2 6387 7
31. 11.7
4. Tenaga * 167
3 81.23
Administrasi )4 2080/ .071 .71
Catatan : 27 258/ .17 6.94/
*) Dalam tahun 1969/70 pekerjaan 1 administrasi 7 klinik 64 1957
dirangkap oleh pembantu bidan. 52 43 794
6 0
Bagi daerah yang agak terpencil sehingga penduduknya tidak
dapat dicapai oleh klinik keluarga berencana, pelayanan dila-
kukan oleh Team Medis Keliling Keluarga Berencana. Selama
masa Repelita I telah dikembangkan 89 buah Team Medis Ke-
liling Keluarga Berencana yang tersebar di daerah Jawa dan
Bali.
554
Kecuali itu terhadap ibu-ibu yang melahirkan di luar rumah
sakit (klinik bersalin), misalnya melahirkan di rumah sendiri,
dilakukan pula "pendekatan khusus", sehingga ibu yang ber-
555
sangkutan langsung memperoleh pelayanan keluarga beren-
cana pada waktunya. Konsep pelaksanaan kegiatan pelayanan
keluarga berencana sesudah melahirkan di luar rumah sakit
tersebut telah diselesaikan perumusannya pada akhir Repelita
I (1973/74).
4. Logistik.
Kegiatan di lapangan logistik keluarga berencana merupakan
kegiatan penunjang dalam pelbagai bidang yang amat mem-
pengaruhi berhasilnya pelaksanaan program keluarga beren-
cana secara keseluruhan. Hal ini meliputi penyediaan alat kon-
trasepsi, fasilitas kerja, sarana angkutan dan lain sebagainya.
556
TABEL XII — 4
KATEGORI REPELITA I
TENAGA
K.B. 1 1 1 1972/73 1973/74
1. Dokter KB 9
2 9
4 9
2 JUMLAH
2 2 1
2. 6
5 7
3
6 7
5 7
1 4
1 .4
Bidan KB
Bidan/Pembant 1
9
1
8 2
0
4
1 3
1
4
8 3
.2 4
.9 1.4
u 7
/5 9
/4 ./8 .2 .6 168
3.kelompok,
P.L.K B 2 3
2
3
7
5
1
2
4
.09
Pengawas 7 7 7
. 19 .0 .
Pimpin 0 48 78 53
0 1 2
0 6 3 1
an
dan
dan Pelaporan. 2 4 3
4 1 2
3 58
4 8 4
Koordinator
6. Dukun 1 2 . 61 . .31
5.rencana
Petugas 2 6 4
Keluarga Be- 6
3
— 1
— 0
2
— 2
7
0 3
1
— 270
Penerangan
(PLKB). 3 . 1
8 8. 81 .4.
7.
Jumlah: Lain- —
1 —
2 9 1 162 41
7 2
5 9 9
4. Petugas
lain petugas*) . .3 . 7 0 01
Catatan: Pencat
K B. = Keluarga Berencana 6 6
5 6
1 5 . . .7
atan 5 5
P L KB 6 1 0
= Petugas Lapangan Keluarga Berencana 0 0 7
1 4 5 3 1 2
*) Meliputi: Perawat, Petugas Sosial, Petugas Logistik,2 4 6
Administrator Pusat dan Daerah, Petugas Penelitian dan Pelatih.
557
c. Kegiatan swasta dalam lapangan produksi alat
kontrasepsi telah mulai berkembang (misalnya kondom).
TABEL XII—5
(dalam ribuan)
REPELIT I
A
19 19 19 19 1
69/ 70/ 71/ 72/ 9
1. 1.1
70 1.0
71 2.5
72 9.0
73 17
PM 00 00 00 00 53
2. I U 98 23 25 43 4./
D 6,5 7 6 07
3. 25 10 2
04
KON — — 9
DO 0
Catatan :
M
Semua angka-angka dalam Tabel XII — 5 adalah angka yang
sudah diperbaiki.
558
laksanaan sistim pencatatan dan pelaporan dan sekaligus juga
menghambat langkah-langkah untuk menilai kemajuan pelak-
sanaan program.
559
Inventarisasi Lembaga-lembaga Penelitian yang bergerak di
bidang penelitian yang ada hubungannya dengan keluar- ga
berencana (sosial, psikologi, anthropologi dan lain sebagainya).
560
Penilaian alat mass media untuk keluarga berencana.
TABEL XII — 6
R E P E L I T
1 A I 1
1. Pil 9
1 19
79, 1
2 16 89
6
4 70/
8 9
8 09 57
2. IUD. 2
.9 76,
71 2
7
1, 37 273
9
/
6 4 1
1/
8 8,2 9,/
3. 9 24, 2 9 2
,7 2,
7 0/ 37
La . 9 4, 1 1
0 7
2 ,7 ,1
in-lain
Jumlah 5 13 9
5 1, 18
411234 - (36). 3 27
3 1,1 1 .6 .,
4
, 9, 0 32
1 4 7 6
8 9
Catatan: Angka-angka dibulatkan.
561
GRAFIK XII — 3
JUMLAH AKSEPTOR BARU YANG DICAPAI MENURUT
METHODE KONTRASEPSI DI JAWA DAN BALI
1969/70 — 1973174
(dalam ribuan )
562
Repelita I (1971/72, 1972/73, 1973/74) menunjukkan beberapa
gambaran yang menarik. Ternyata misalnya bahwa kelompok
umur yang lebih muda dari para akseptor baru persentasenya
terus menaik (Tabel XII — 7) . Kenyataan ini cukup
menggem-
TABEL XII — 7
PERSENTASE AKSEPTOR BARU
MENURUT KELOMPOK UMUR DI JAWA DAN BALI
563
TABEL XII — 8
564
akseptor baru akan tetapi juga untuk menjaga kelangsung- an
daripada para akseptor yang telah ada..
TABEL XII — 9
565
7. Mengapa pemerintah daerah tidak mendukung program KB dari pemerintah pusat? Kendala?
8. Mengapa angaka jumlah kelahiran di Indonesia masih sangat tinggi? Apa dampaknya?
9. Efek dari bom kependudukan ?
Semula kehidupan manusia di bumi dikuasai oleh alam, namun dengan munculnya etika
Barat lahirlah sistem nilai yang hakikatnya memandang bahwa manusialah yang menguasai
dan menjadi pusat (antroposentris). Dalam sistem nilai seperti ini lahirlah anggapan bahwa
apa yang di bumi ini segala-galanya adalah untuk manusia
Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan ber bagai kebutuhan, mulai dari
pangan, sandang, maupun permukiman. Dibutuh kan juga sumber daya alam lainnya seperti
tanah, air, energi, mineral, dan lainnya yang diambil dari persediaan sumber daya alam di
bumi.
Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan untuk kepentingan manusia menyebabkan
menipisnya perse diaan sumber daya alam, bahkan sisa-sisa pengelolaan berbagai barang
akhirnya menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Beberapa contoh mengenai
terjadinya bencana lingkungan akibat pencemaran dan lainnya adalah sebagai berikut.
Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi lingkung an hidup antara lain sebagai berikut.
a. Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup. Akan terlihat perbedaan
lingkungan hidup pa da daerah bukit tandus, dengan daerah yang tertutup rimbun oleh
tumbuhan.
b. Hubungan atau integrasi antarunsur dalam ling kungan hidup. Integrasi di sini tidak hanya
menyang kut komponen biofisik saja melainkan menyangkut pula hubungan sosial karena
unsur-unsur lingkung an hidup memiliki sifat dinamis.
c. Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup. Misalnya: di dalam ruangan tertentu orang
merokok, tentu akan menyebabkan ruanganmenjadi pengap.
d. Faktor-faktor nonmaterial, antara lain kondisi suhu, cahaya, dan kebisingan
Pembangunan yang dilakukan oleh setiap negara ternyata dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduknya. Sejalan dengan itu eksploitasi sumber daya alam semakin meningkat.
Akibatnya persediaan sumber daya alam makin terkuras dan pencemaran lingkungan
semakin meningkat. Hal ini terjadi tidak hanya pada nega ra maju, tetapi juga terjadi pada
Negara berkembang, termasuk Indonesia. Negara maju masih meneruskan pola hidupnya
yang mewah dan boros. Jumlah industri, ken daraan bermotor, dan konsumsi energi terus
meningkat dalam memenuhi kebutuhan kehidupan mereka. Sementara negara berkembang
berusaha keluar dari kemiskinannya melalui peningkatan pembangunan. Untuk itu,
eksploitasi sumber daya alam dilakukan, baik untuk kebutuhan dalam negeri, maupun untuk
ekspor. Eksploitasi sumber daya alam yang terus-menerus dan kurangnya kesadaran terhadap
lingkungan menyebabkan bencana lingkungan yang terjadi di berbagai bagian bumi makin
beragam.
Keberadaan industri dalam bentuk pabrik-pabrik atau teknologi lainnya pada dasarnya
muncul karena tersedianya unsur alam yang memerlukan proses lebih lanjut sehingga
memiliki nilai tambah. Unsur lingkungan alam inilah yang disebut bahan baku atau bahan
mentah, atau mungkin bahan setengah jadi.
Industrialisasi baik itu industri besar, menengah, kecil, dan rumah tangga adalah proses
pengolahan bahan mentah atau bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Luaran
atau hasil yang berupa barang jadi itu menjadi jelas kegunaan dan harganya menjadi
meningkat. Usaha inilah yang menjadikan diperoleh keuntungan yang besar.
Usaha industrialisasi ini, membutuhkan tenaga kerja yang banyak sehingga memerlukan
seleksi kemampuan. Dalam penyerapan tenaga kerja ini sangat penting bagi penduduk.
Industrialisasi ini terjadi karena adanya persediaan bahan mentah yang belum jelas nilainya
kemudian diolah atau diproses menggunakan mesin pabrik atau peralatan lainnya.
Berbagai gangguan lingkungan yang mengancam kehidupan tersebut menarik perhatian para
ahli. The Club of Rome dalam penelitiannya berhasil menemukan adanya lima faktor yang
saling berkaitan dan berkembang secara eksponensial yang menyebabkan rusaknya
lingkungan. Kelima factor tersebut adalah pertumbuhan penduduk, peningkatan produksi
pertanian, pengembangan industri, pencemaran lingkungan, dan konsumsi sumbersumber
alam yang tidak dapat diperbarui makin meningkat. Bila kelima faktor tersebut tidak
diperhatikan, tidak dikelola dengan baik, dan tidak segera diatasi permasalahan yang timbul
maka diperkirakan pada tahun 2100 mendatang manusia akan dihadapkan dengan
kehancuran bumi tempat tinggalnya. Hal tersebut akan diawali dengan munculnya berbagai
bencana yang mengganggu kehidupan manusia.
Proyek pembangunan apapun bentuknya diharapkan mempunyai dampak positif bagi negara.
Bagi negara tentunya berupa keuntungan berupa pemasukan pajak, atau menambah
peningkatan ekonomi yang lain.
Dunia dewasa ini menghadapi suatu rentetan perma salahan yang sangat rumit, seperti
penyediaan pangan dunia, pengangguran, hambatan dalam pengembangan industri,
pengadaan energi dan bahan baku, pengem bangan sumber daya alam, kesempatan
pendidikan, per kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terkendali,
keserakahan perusahaan multinasional dalam mencari kekayaan alam, dan akhir-akhir ini
permasalah an pencemaran lingkungan hidup
Keseluruhan permasalahan tersebut saling berkaitan dan apabila direnungkan lebih dalam,
pada hakikatnya bersumber pada rangkaian dari lima permasalahan pokok, yaitu:
Apabila pena nganan permasalahan pokok dunia tidak tepat, akan saling berbenturan dan
pada akhirnya akan bermuara pada perselisihan, permusuhan, perebutan, dan terjadi
kerusakan lingkungan hidup. Keterkaitan antara keempat faktor ini dan keterkaitannya
dengan ling kungan hidup semakin erat sehingga setiap permasalahan harus dilihat secara
utuh sebagai satu kesatuan dan sebagai permasalahan bersama.
Tingginya kebutuhan jumlah barang dan jasa memerlukan lebih banyak sumber daya alam
sebagai salah satu faktor produksi dalam industri pengolahan. Jadi, dengan meningkatnya
jumlah penduduk maka secara ekonomis barang dan jasa harus disediakan dalam jumlah
banyak. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup suatu
bangsa, tetapi peningkatan produksi barang dan jasa yang dilakukan tersebut ternyata
menuntut lebih banyak persediaan sumber daya alam yang bersangkutan. Akibatnya, sumber
daya alam semakin menipis, bahkan pencemaran lingkungan juga sangat meningkat sejalan
dengan laju pertumbuhan ekonomi