Vous êtes sur la page 1sur 9

1.

Aturan Sinus dan Cosinus


Aturan Sinus
Untuk sembarang segitiga yang panjang sisi-sinya a, b dan c, dengan
A adalah sudut di depan sisi a
B adalah sudut di depan sisi b
C adalah sudut di depan sisi c
berlakuasinA=bsinB=csinCasinA=bsinB=csinC
Contoh
Diketahui segitiga ABC dengan ∠A = 45°, ∠B = 30° dan panjang AC = 6. Tentukan panjang BC !

Jawab :

BCsin45∘=6sin30∘BCsin45∘=6sin30∘

BC = 6×sin45∘sin30∘6×sin45∘sin30∘
BC = 6×12√ 2 126×12212
BC = 6√2

Jadi, panjang BC adalah 6√2


Aturan Cosinus
Untuk sembarang segitiga yang panjang sisi-sisinya a, b dan c, dengan C adalah sudut di depan sisi c,
berlakuc2=a2+b2−2ab.cosCc2=a2+b2−2ab.cosCatau dapat pula
dituliscosC=a2+b2−c22abcosC=a2+b2−c22ab
Contoh
Tentukan x dari segitiga berikut !

Jawab :
Dengan aturan cosinus :
x2 = 42 + 62 − 2. 4. 6. cos 60°
x2 = 42 + 62 − 2. 4. 6. 1212
x2 = 28
x = √ 28 28 = 2√7

Jadi, nilai x adalah 2√7

2. Luas Segitiga Pada Trigonometri


Luas Segitiga
Soal No. 1
Segitiga samasisi ABC dengan panjang sisi 12 cm diperlihatkan gambar berikut!
Tentukan luas segitiga dengan menggunakan rumus pertama di bawah!

Pembahasan
Ambil garis tinggi dari segitiga

Phytagoras saat mencari tinggi segitiga

Berikutnya menentukan luas segitiga. 4 kelompok rumus berikut untuk menentukan luas suatu
segitiga.

Luas segitiga dengan rumus pertama:

3. Rumus Jumlah Dan Selisih Dua Sudut Trigonometri

1. Rumus Penjumlahan Trigonometri

1.1 Rumus Sin ( α + β )

sin ( α + β ) = sin α cos β + cos α sin β

1.2 Rumus Cos ( α + β )

cos ( α + β ) = cos α cos β - sin α sin β


1.3 Rumus Tan ( α + β )

tan ( α + β ) = tan α + tan β / 1 - tan α tan β

2. Rumus Selisih Trigonometri

2.1 Rumus Sin ( α - β )

sin ( α - β ) = sin α cos β - cos α sin β

2.2 Rumus Cos ( α - β )

cos ( α - β ) = cos α cos β + sin α sin β

2.3 Rumus Tan ( α - β )

tan ( α - β ) = tan α - tan β / 1 + tan α tan β

Berikut Rumus Selengkapnya!

3.
Contoh Soal :
Dengan menggunakan rumus penjumlahan dan selisih dua sudut, tentukan nilai dari !
a. sin 75°
b. cos 15°

Jawab :
a. Kita gunakan rumus penjumlahan sin ( α + β ) = sin α cos β +
cos α sin β

sin 75° = sin ( 45° + 30° )


= sin 45° cos 30° + cos 45° sin 30°
= 1/2 √2 . 1/2 √3 + 1/2 √2 . 1/2
= 1/4 √6 + 1/4 √2
= 1/4 ( √6 + √2 )

b. Kita gunakan rumus selisih cos ( α - β ) = cos α cos β + sin α sin β

cos 15° = cos ( 45° - 30° )


= cos 45 cos 30 + sin 45 sin 30
= 1/2 √2 . 1.2 √3 + 1/2 √2 . 1/2
= 1/4 √6 + 1/4 √2
= 1/4 ( √6 + √2 )
4. Kedudukan Titik Terhadap Garis dan Titik Terhadap Bidang

A. Titik Terletak pada Garis

Sebuah titik dikatakan terletak pada garis, jika titik tersebut dapat dilalui oleh garis

B. Titik di Luar Garis

Sebuah titik dikatakan berada di luar garis, jika titik tersebut tidak dapat dilalui oleh
garis

C. Titik Terletak pada Bidang

Sebuah titik dikatakan terletak pada bidang α, jika titik tersebut dapat dilalui oleh
bidang α

D. Titik di Luar Bidang

Sebuah titik dikatakan berada di luar bidang α, jika titik tersebut tidak dapat dilalui
oleh bidang α

5. Barisan dan Deret Aritmatika

Baris
Baris adalah daftar urutan bilangan dari kiri ke kanan yang mempunyai pola tertentu. Setiap bilangan
dalam barisan merupakan suku dalam barisan.

Contoh:
1, 2, 3, 4, 5, ... , dst.
3, 5, 7, 9, 11, … , dst.

Deret
Deret adalah penjumlahan suku-suku dari suatu barisan. Jika suatu barisan:
maka adalah Deret.

Contoh:
1 + 2 + 3 + 4 + 5, ... + Un
3 + 5 + 7 + 9 + 11 + … + Un.

Barisan Aritmatika
Barisan aritmatika adalah barisan dengan selisih antara dua suku yang berurutan selalu tetap. Selisih
tersebut dinamakan beda dan dilambangkan dengan “b”

Contoh:
3, 6, 9, 12, 15.
Barisan diatas merupakan barisan aritmatika karena selisih dari setiap suku yang berurutan selalu
sama/tetap, yaitu 6 – 3 = 9 – 6 = 12 – 9 = 15 – 12 = 3. Nah 3 inilah yang dinamakan beda.
5. Barisan dan Deret Geometri

a. Barisan Geometri

Barisan Geometri ialah suatu barisan bilangan dengan pola tertentu berupa perkalian yang memiliki rasio
yang sama/tetap.

Suku-sukunya dinyatakan dengan :

U1, U2, U3, ….Un

a, ar, ar2, ar3, …., arn – 1

dan Rasio dinyatakan dengan r :

r = Un/Un-1

Suku ke n barisan Geometri (Un) dinyatakan dengan rumus:

Un = a . r n – 1

Keterangan:

Un = suku ke n dengan n = 1,2,3, …


a = suku pertama → U1 = a
r = rasio

Berikut ini contoh soal Barisan Geometri :

Suku ke 10 dari barisan 2, 4, 8, 16, 32, … ialah….

Jawab:

n = 10
a=2
r=2

Un = a . r n – 1
U10 = 2 . 210 – 1
= 2 . 29
= 210 = 1.024

b. Deret Geometri

Deret Geometri ialah jumlah suku-suku pada barisan geometri.

Jika U1, U2, U3, … Un merupakan barisan geometri maka U1 + U2 + U3 + … + Un ialah deret geometri
dengan Un = arn – 1. Rumus umum untuk menentukan jumlah n suku pertama dari deret geometri dapat
diturunkan sebagai berikut.

Misalkan Sn notasi dari jumlah n suku pertama.

Sn = U1 + U2 + … + Un
Sn = a + ar + … + arn – 2 + n – 1 ………………………………………. (1)

Jika kedua ruas tersebut dikalikan r, diperolehlah :

rSn = ar + ar2 + ar3 + … + arn – 1 + arn …………………………….. (2)

Dari selisih persamaan (1) dan (2), diperoleh :


rSn = ar + ar2 + ar3 + … + arn–1 + arn
Sn = a + ar + ar2 + ar3 + … + arn – 1
rSn – Sn = –a + arn

↔ (r – 1)Sn = a(rn–1)
↔ Sn =

Jadi, rumus umum jumlah n suku pertama dari deret geometri ialah sebagai berikut.

Sn = , untuk r > 1

Sn = , untuk r < 1

Keterangan:
Sn = jumlah n suku pertama
a = suku pertama
r = rasio
n = banyak suku

6. Pertumbuhan, Peluruhan Bungan dan Anuitas


1. Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan kenaikan atau pertambahan nilai suatu besaran terhadap besaran
sebelumnya.Peristiwa yang termasuk dalam pertumbuhan adalah pertambahan penduduk dan perhitungan
bunga majemuk di bank. Terdapat dua jenis pertumbuhan, yaitu pertumbuhan eksponensial dan
pertumbuhan linier.

Contoh:

Banyak penduduk kota A setiap tahun meningkat 2% secara eksponensial dari tahun sebelumnya. Tahun
2013 penduduk di kota A sebanyak 150.000 orang. Hitung banyak penduduk pada tahun 2014 dan 2023!

Jawab:

Banyak penduduk pada tahun 2014 (artinya 1 tahun setelah 2013, maka n = 1):

Banyak penduduk pada tahun 2023 (n=2023-2014=9):


2. Peluruhan

Peluruhan merupakan penurunan atau pengurangan nilai suatu besaran terhadap nilai besaran
sebelumnya. Peristiwa yang termasuk dalam peluruhan (penyusutan) di antaranya adalah peluruhan zat
radioaktif dan penurunan harga barang.

Contoh:

Banyak penduduk kota A setiap tahun meningkat 2% secara eksponensial dari tahun sebelumnya. Tahun
2013 penduduk di kota A sebanyak 150.000 orang. Hitung banyak penduduk pada tahun 2014 dan 2023!

Jawab:

Banyak penduduk pada tahun 2014 (artinya 1 tahun setelah 2013, maka n = 1):

Banyak penduduk pada tahun 2023 (n=2023-2014=9):

Pengertian Anuitas
Anuitas adalah sejumlah pembayaran pinjaman yang sama besarnya yang dibayarkan setiap
jangka waktu tertentu, dan terdiri atas bagian bunga dan bagian angsuran.

Rumus Anuitas :
Anuitas = Angsuran + Bunga
AN = An + Bn

Rumus Angsuran :
An = A1 (1+i)n-1
keterangan :
An = Angsuran ke-n
A1 = Angsuran ke -1
i = Suku Bunga

Contoh :
Suatu Pinjaman akan dilunasi dengan sistem anuitas bulanan. Jika besarnya anuitas
Rp.400.000,00. Maka tentukanlah bunga ke-5 jika angsuran ke-5 adalah Rp.315.000,00!!!!

Jawab :
AN= 400.000
B5= 315.000

AN= An+Bn
400.000 = An + 315.000
An= 400.000 - 315.000
= 85.000
Nilai Anuitas
Untuk mencari nilai anuitas kita dapat menggunakan rumus berikut :
AN = M.i/1-(1+i)-n

Ket :
M = Modal
i = Suku bunga

Dapat juga menggunakan daftar tabel anuitas


AN = M x daftar abuitas baris ke-n dan kolom i%

Ada pula rumus hubungan anuitas dengan angsuran pertama :


AN = A1 x (1+i)n
Keterangan :
AN = Anuitas
A1 = Angsuran Pertama
i = Suku Bunga
n = Jangka waktu

Contoh :
Nasa bersama suaminya berencana mengambil rimah di VILLA INDAH dengan harga
Rp.250.000.000,00. Nasa hanya memiliki uang muka Rp.100.000.000,00. Sisanya akan di cicil
dengan sistem anuitas tahunan selama 10 tahun dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan
nilai anuitasnya !

Jawab :
M = 250.000.000 - 100.000.000 = 150.000.000
n = 10 Tahun
i = 18%/tahun = 0,18 / tahun

AN = M.i/ 1-(1+i)-n
AN = 150.000.000 x 0.18 / 1-(1+0,18)-10
AN = 27.000.000 / 1 - 1,18 -10
AN = 27.000.000/0,808935533

AN = 33.377.196,20

Sisa Pinjaman Anuitas


Ada 4 cara untuk menentukan sisa pinjaman anuitas :

Cara 1 :
Sm = B ke (m+1)/i
Keterangan :
Sm= Sisa bunga ke m
i = Suku Bunga

Cara 2 :
Sm = M - ( A1 + A1 x daftar nilai akhir rente kolom i % baris (m-1))
Keterangan :
Sm =Sisa bunga ke m
M = Modal
A1 = Angusuran pertama

Cara 3 :
Sm = A1 x [ daftar nilai akhir rente kolom i % baris (n-1) - daftar nilai akhir renre kolom
i% baris (m-1)]
Keterangan :
Sm = Sisa bunga ke m
A1 = Pertama

Cara 4 :
Sm = A x [ daftar nilai tunai rente kolom i% baris (n-m)]
Keterangan :
Sm = Sisa bunga ke
AN = Anuitas

kita ambil contoh dari salah satu cara saja. Yaitu cara pertama :
Pinjaman sebesar Rp.10.000.000,00 dengan anuitas Rp 510.192,59, akan di lunasi dengan
sistem anuitas bulanan dengan suku bunga 3%/bulan selama 2,5 tahun. Tentukan Besarnya
sisa pinjaman ke 10 bulan !!

Jawab :
B1 = M x i
= 10.000.000 x 0,03
= 300.000

A1 = AN-B1
= 510.192,59 - 300.000
= 210.192,59

A11 = A1 ( 1+i)11-1
= 210.192,59 ( 1+0,03)10
= 210.192,59 x 1,343916379

= 282.481,26

B11 = AN - A11
= 510.192,59 - 282.481,26
= 227.711,33

S10 = B11/i
= 227.711,33/0,03

= 7.590.377,67

Vous aimerez peut-être aussi