Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Jawab :
BCsin45∘=6sin30∘BCsin45∘=6sin30∘
BC = 6×sin45∘sin30∘6×sin45∘sin30∘
BC = 6×12√ 2 126×12212
BC = 6√2
Jawab :
Dengan aturan cosinus :
x2 = 42 + 62 − 2. 4. 6. cos 60°
x2 = 42 + 62 − 2. 4. 6. 1212
x2 = 28
x = √ 28 28 = 2√7
Pembahasan
Ambil garis tinggi dari segitiga
Berikutnya menentukan luas segitiga. 4 kelompok rumus berikut untuk menentukan luas suatu
segitiga.
3.
Contoh Soal :
Dengan menggunakan rumus penjumlahan dan selisih dua sudut, tentukan nilai dari !
a. sin 75°
b. cos 15°
Jawab :
a. Kita gunakan rumus penjumlahan sin ( α + β ) = sin α cos β +
cos α sin β
Sebuah titik dikatakan terletak pada garis, jika titik tersebut dapat dilalui oleh garis
Sebuah titik dikatakan berada di luar garis, jika titik tersebut tidak dapat dilalui oleh
garis
Sebuah titik dikatakan terletak pada bidang α, jika titik tersebut dapat dilalui oleh
bidang α
Sebuah titik dikatakan berada di luar bidang α, jika titik tersebut tidak dapat dilalui
oleh bidang α
Baris
Baris adalah daftar urutan bilangan dari kiri ke kanan yang mempunyai pola tertentu. Setiap bilangan
dalam barisan merupakan suku dalam barisan.
Contoh:
1, 2, 3, 4, 5, ... , dst.
3, 5, 7, 9, 11, … , dst.
Deret
Deret adalah penjumlahan suku-suku dari suatu barisan. Jika suatu barisan:
maka adalah Deret.
Contoh:
1 + 2 + 3 + 4 + 5, ... + Un
3 + 5 + 7 + 9 + 11 + … + Un.
Barisan Aritmatika
Barisan aritmatika adalah barisan dengan selisih antara dua suku yang berurutan selalu tetap. Selisih
tersebut dinamakan beda dan dilambangkan dengan “b”
Contoh:
3, 6, 9, 12, 15.
Barisan diatas merupakan barisan aritmatika karena selisih dari setiap suku yang berurutan selalu
sama/tetap, yaitu 6 – 3 = 9 – 6 = 12 – 9 = 15 – 12 = 3. Nah 3 inilah yang dinamakan beda.
5. Barisan dan Deret Geometri
a. Barisan Geometri
Barisan Geometri ialah suatu barisan bilangan dengan pola tertentu berupa perkalian yang memiliki rasio
yang sama/tetap.
r = Un/Un-1
Un = a . r n – 1
Keterangan:
Jawab:
n = 10
a=2
r=2
Un = a . r n – 1
U10 = 2 . 210 – 1
= 2 . 29
= 210 = 1.024
b. Deret Geometri
Jika U1, U2, U3, … Un merupakan barisan geometri maka U1 + U2 + U3 + … + Un ialah deret geometri
dengan Un = arn – 1. Rumus umum untuk menentukan jumlah n suku pertama dari deret geometri dapat
diturunkan sebagai berikut.
Sn = U1 + U2 + … + Un
Sn = a + ar + … + arn – 2 + n – 1 ………………………………………. (1)
↔ (r – 1)Sn = a(rn–1)
↔ Sn =
Jadi, rumus umum jumlah n suku pertama dari deret geometri ialah sebagai berikut.
Sn = , untuk r > 1
Sn = , untuk r < 1
Keterangan:
Sn = jumlah n suku pertama
a = suku pertama
r = rasio
n = banyak suku
Pertumbuhan merupakan kenaikan atau pertambahan nilai suatu besaran terhadap besaran
sebelumnya.Peristiwa yang termasuk dalam pertumbuhan adalah pertambahan penduduk dan perhitungan
bunga majemuk di bank. Terdapat dua jenis pertumbuhan, yaitu pertumbuhan eksponensial dan
pertumbuhan linier.
Contoh:
Banyak penduduk kota A setiap tahun meningkat 2% secara eksponensial dari tahun sebelumnya. Tahun
2013 penduduk di kota A sebanyak 150.000 orang. Hitung banyak penduduk pada tahun 2014 dan 2023!
Jawab:
Banyak penduduk pada tahun 2014 (artinya 1 tahun setelah 2013, maka n = 1):
Peluruhan merupakan penurunan atau pengurangan nilai suatu besaran terhadap nilai besaran
sebelumnya. Peristiwa yang termasuk dalam peluruhan (penyusutan) di antaranya adalah peluruhan zat
radioaktif dan penurunan harga barang.
Contoh:
Banyak penduduk kota A setiap tahun meningkat 2% secara eksponensial dari tahun sebelumnya. Tahun
2013 penduduk di kota A sebanyak 150.000 orang. Hitung banyak penduduk pada tahun 2014 dan 2023!
Jawab:
Banyak penduduk pada tahun 2014 (artinya 1 tahun setelah 2013, maka n = 1):
Pengertian Anuitas
Anuitas adalah sejumlah pembayaran pinjaman yang sama besarnya yang dibayarkan setiap
jangka waktu tertentu, dan terdiri atas bagian bunga dan bagian angsuran.
Rumus Anuitas :
Anuitas = Angsuran + Bunga
AN = An + Bn
Rumus Angsuran :
An = A1 (1+i)n-1
keterangan :
An = Angsuran ke-n
A1 = Angsuran ke -1
i = Suku Bunga
Contoh :
Suatu Pinjaman akan dilunasi dengan sistem anuitas bulanan. Jika besarnya anuitas
Rp.400.000,00. Maka tentukanlah bunga ke-5 jika angsuran ke-5 adalah Rp.315.000,00!!!!
Jawab :
AN= 400.000
B5= 315.000
AN= An+Bn
400.000 = An + 315.000
An= 400.000 - 315.000
= 85.000
Nilai Anuitas
Untuk mencari nilai anuitas kita dapat menggunakan rumus berikut :
AN = M.i/1-(1+i)-n
Ket :
M = Modal
i = Suku bunga
Contoh :
Nasa bersama suaminya berencana mengambil rimah di VILLA INDAH dengan harga
Rp.250.000.000,00. Nasa hanya memiliki uang muka Rp.100.000.000,00. Sisanya akan di cicil
dengan sistem anuitas tahunan selama 10 tahun dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan
nilai anuitasnya !
Jawab :
M = 250.000.000 - 100.000.000 = 150.000.000
n = 10 Tahun
i = 18%/tahun = 0,18 / tahun
AN = M.i/ 1-(1+i)-n
AN = 150.000.000 x 0.18 / 1-(1+0,18)-10
AN = 27.000.000 / 1 - 1,18 -10
AN = 27.000.000/0,808935533
AN = 33.377.196,20
Cara 1 :
Sm = B ke (m+1)/i
Keterangan :
Sm= Sisa bunga ke m
i = Suku Bunga
Cara 2 :
Sm = M - ( A1 + A1 x daftar nilai akhir rente kolom i % baris (m-1))
Keterangan :
Sm =Sisa bunga ke m
M = Modal
A1 = Angusuran pertama
Cara 3 :
Sm = A1 x [ daftar nilai akhir rente kolom i % baris (n-1) - daftar nilai akhir renre kolom
i% baris (m-1)]
Keterangan :
Sm = Sisa bunga ke m
A1 = Pertama
Cara 4 :
Sm = A x [ daftar nilai tunai rente kolom i% baris (n-m)]
Keterangan :
Sm = Sisa bunga ke
AN = Anuitas
kita ambil contoh dari salah satu cara saja. Yaitu cara pertama :
Pinjaman sebesar Rp.10.000.000,00 dengan anuitas Rp 510.192,59, akan di lunasi dengan
sistem anuitas bulanan dengan suku bunga 3%/bulan selama 2,5 tahun. Tentukan Besarnya
sisa pinjaman ke 10 bulan !!
Jawab :
B1 = M x i
= 10.000.000 x 0,03
= 300.000
A1 = AN-B1
= 510.192,59 - 300.000
= 210.192,59
A11 = A1 ( 1+i)11-1
= 210.192,59 ( 1+0,03)10
= 210.192,59 x 1,343916379
= 282.481,26
B11 = AN - A11
= 510.192,59 - 282.481,26
= 227.711,33
S10 = B11/i
= 227.711,33/0,03
= 7.590.377,67