Vous êtes sur la page 1sur 5

PENGEMBANGAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH


(Studi Kasus di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi)

Adhinda Dewi Agustine, Irwan Noor, Abdullah Said


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: adhindadewi@ymail.com

Abstract: Marine and Fisheries Sector Development to Increase Revenue (Case Studies in the
Department of Marine and Fisheries Regency of Banyuwangi). This research was conducted as
marine and fishery remains one of the leading sectors of Indonesian society helped the economy.
Maximal utilization of marine and fisheries sector became a spotlight of its own to the local
government in developing the sector in order to be a leading sector. Thus the Department of Marine
and Fisheries appointed as representatives of local governments to accommodate the implementation
of the development of marine and fisheries sector to increase revenue with a form of cooperation that
is conducted with groups of fishermen and fish farmers, which aims to lift the well-being of coastal
communities as well as to contribute in revenue (PAD) with taxes and levies.

Keywords: capacity building, marine and fisheries sector, local government

Abstrak: Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan untuk Meningkatkan Pendapatan


Asli Daerah (Studi Kasus di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi).
Penelitian ini dilakukan karena kelautan dan perikanan masih menjadi salah satu sektor unggulan
yang ikut membantu perekonomian masyarakat Indonesia. Kurang maksimalnya pemanfaatan
sektor kelautan dan perikanan ini menjadi sebuah sorotan tersendiri bagi pemerintah daerah dalam
mengembangkan sektor tersebut agar menjadi sektor unggulan. Maka dari itu Dinas Kelautan dan
Perikanan ditunjuk sebagai perwakilan pemerintah daerah dalam mengakomodir pelaksanaan
pengembangan sektor kelautan dan perikanan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dengan
bentuk kerjasama yang dilakukan bersama kelompok-kelompok nelayan dan pembudidaya ikan,
yang bertujuan untuk bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat pesisir serta ikut menyumbang
dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan bentuk pajak dan retribusi daerah.

Kata kunci: pengembangan kapasitas, sektor kelautan dan perikanan, pemerintah daerah

Pendahuluan teraan masyarakat serta ikut menyumbang dalam


Indonesia adalah negara kepulauan yang retribusi guna kemajuan daerah ke depannya.
memiliki banyak potensi sumber daya alam. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32
Salah satu sumber daya alamnya yang melimpah Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
adalah sektor kelautan dan perikanan. Salah satu menyebutkan bahwa setiap pemerintah daerah
provinsi di Indonesia yang memiliki potensi ke- diberi kewenangan yang luas dalam menyeleng-
lautan dan perikanan yang cukup besar adalah garakan semua urusan pemerintahan mulai dari
Provinsi Jawa Timur dengan luas perairan se- perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengen-
besar 208.138 km2, yang mana meliputi Selat dalian, dan evaluasi kecuali kewenangan bidang
Madura, Laut Jawa, Selat Bali dan Samudera politik luar negeri, pertahanan keamanan, per-
Indonesia dengan panjang garis pantai 1.600 km. adilan, moneter, fiskal, agama, dan kewenangan
Panjangnya garis pantai tersebut melewati be- lain yang ditetapkan peraturan pemerintah.
berapa kabupaten di Jawa Timur yang memiliki Sebagai konsekuensi dari kewenangan
potensi sumber daya kelautan dan perikanan ter- otonomi yang luas, setiap pemerintah daerah
besar dan salah satunya yaitu Kabupaten mempunyai kewajiban untuk meningkatkan
Banyuwangi. pelayanan dan kesejahteraan masyarakat secara
Potensi sebesar ini harus bisa di- demokratis, adil, merata, dan berkesinambungan.
manfaatkan seoptimal mungkin dengan me- Kewajiban itu bisa dipenuhi apabila pemerintah
laksanakan program–program pengembangan daerah mampu mengelola potensi daerah yaitu
yang bertujuan untuk bisa mengangkat kesejah- potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.2. Hal. 276-280 | 276


dan potensi sumber daya keuangannya secara kembang ke arah yang lebih baik dan diinginkan.
optimal. Pemerintah daerah dalam menyeleng- Pembangunan sendiri mempunyai makna suatu
garakan pemerintahannya dituntut untuk mampu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
menyelenggarakan proses pembangunan yang perubahan yang berencana dilakukan secara
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi guna sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah
terciptanya kesejahteraan masyarakat luas. Demi menuju modernitas dalam rangka pembinaan
mancapai hal tersebut, maka daerah diberi hak bangsa (dikutip Siagian 1983, h.3).
dan kewenangan untuk menggali sumber-sumber Jadi pembangunan itu sendiri bisa di- tarik
pendapatan daerahnya sendiri agar mampu untuk garis besar dimana suatu proses untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan melaksanakan perubahan ke arah yang lebih baik
pembangunan di daearah. Sebagaimana yang daripada sebelumnya, yang dilakukan secara
telah tercantum dalam Undang-undang Nomor sadar dan terencana yang bertujuan untuk men-
32 Tahun 2004 pada Bab ke-VIII tentang ciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik
keuangan daerah, diketahui bahwa salah satu dan bila dihubungkan dengan administrasi maka
sumber anggaran pendapatan dan belanja daerah bisa diartikan suatu upaya untuk meningkatkan,
(APBD) adalah pendapatan asli daerah (PAD), mem-perbaiki teknik, proses, dan sistem untuk
dimana dalam PAD terdapat pajak daerah dan menaikkan atau meningkatkan kapasitas
retribusi daerah. administrasi suatu negara berkembang.
Untuk bisa berkontribusi pada Penda- patan Pada kegiatan pengembangan yang di-
Asli Daerah sektor kelautan dan perikanan harus lakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan ini
mampu untuk dimanfaatkan secara optimal, masuk ke dalam teori Pengembangan Kapasitas
bilamana hal ini kurang maka akan (Capacity Building), yang diartikan secara
mengakibatkan banyaknya budidaya-budidaya sempit sebagai proses agar individu, organisasi,
perikanan darat di pedesaan yang tidak akan dan masyarakat mengembangkankemampuannya
mendapatkan perhatian serta bantuan dari untuk meningkatkan fungsi untuk memecahkan
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. masalah dan adanya pelatihan meningkatkan
Proyek bantuan alat pakan ikan dari pemerintah pengetahuan dan kecakapan secara umum (Milen
pusatpun juga tidak akan dapat digunakan oleh 2006, h.12).
para petani ikan karena biaya produksi yang Ada beberapa elemen-elemen pengem-
tinggi (dikutip dari Radar Banyuwangi, bangan kapasitas yang harus diperhatikan,
h.18,2013). elemen-elemen tersebut diataranya adalah se-
Kondisi para nelayan di Banyuwangi ini bagai berikut, penentuan misi dan visi lembaga
masih perlu mendapatkan perhatian dari secara jelas, perbaikan sistem kebijakan publik,
pemerintah kabupaten dan berhak mendapatkan perbaikan struktur organisasi, perbaikan ke-
peralatan ataupun fasilitas yang memadai untuk mampuan manajerial dan kepemimpinan, per-
mendukung aktivitas mereka sehari-hari dalam baikan budaya organisasi, pengembangan sumber
melaut, namun hal ini tidak didukung dengan daya manusia organisasi atau lembaga, pe-
adanya dana yang memadai untuk sektor kelaut- ngembangan sistem networking, pengembangan,
an dan perikanan (Radio Mandala Fm pemanfaatan, dan penyesuaian lingkungan
Banyuwangi, 2013). (Riyadi 2004, h.66).
Apabila sektor kelautan dan perikanan Suatu hal yang harus dipahami bahwa
Kabupaten Banyuwangi dikembangkan secara elemen-elemen yang harus dikembangkan se-
intensif melalui langkah-langkah yang tepat, ma- bagaimana elemen-elemen pengembangan kapa-
ka sektor ini akan menghasilkan nilai produksi sitas tersebut sebagai satu kesatuan, sebagai
yang besar dan dapat dimanfaatkan untuk ke- sebuah sistem, apabila dibenahi yang satu maka
majuan perekonomian masyarakat di dapat mempengaruhi yang lain. Bila dicermati,
Banyuwangi, khususnya petani ikan dan nelayan. elemen-elemen ini menyangkut kemampuan,
Nilai produksi yang besar bisa digunakan untuk proses (pencapaian dan penerapan teknik atau
memberikan kontribusi yang maksimal untuk metode yang tepat). Feedback (perbaikan input
Pendapatan Asli Daerah. Maka dari itu, di- perlu- dan output) dan lingkungan (penciptaan situasi
kan “Pengembangan Sektor Kelautan dan dan kondisi yang kondusif).
Perikanan di Kabupaten Banyuwangi Untuk Secara umum pengembangan dan
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah”. peningkatan kapasitas meliputi tiga (3) tingkatan
agar dapat berjalan secara efektif dan
Tinjauan Pustaka berkelanjutan yaitu:
Pembangunan administrasi merupakan  Tingkat individu, yaitu keterampilan,
suatu upaya untuk memperbaiki, membangun, kualitas, pengetahuan/wawasan, sikap
meningkatkan kinerja administrasi negara ber- (attitude), etika dan motivasi individu-

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.2. Hal. 276-280 | 277


individu yang bekerja dalam suatu b. Sarana dan prasarana yang
organisasi. digunakan (teknologi, alat
 Tingkat kelembagaan atau entitas, yaitu tangkap dan kapal)
struktur organisasi, proses-proses peng- c. Budidaya
ambilan keputusan dalam organisasi, 2. Kontribusi sektor kelautan dan perikanan
prosedur-prosedur dan mekanisme- untuk meningkatkan Pendapatan Asli
mekanisme kerja, hubungan-hubungan Daerah di Kabupaten Banyuwangi.
dan jaringan antar organisasi dan lain- 3. Faktor pendukung dan faktor penghambat
lain. dalam pengembangan sektor kelautan dan
 Tingkat sistem, yaitu kerangka per- perikanan untuk meningkatkan Pendapat-
aturan dan kebijakan-kebijakan yang an Asli Daerah di Kabupaten Banyu-
mendukung atau membatasi pencapaian wangi.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di
tujuan-tujuan kebijakan tertentu.
Kabupaten Banyuwangi, sedangkan situs
Pengembangan dan peningkatan kapasitas
penelitian dilaksanakan di Dinas Kelautan dan
ini mendukung pula adanya UU RI no.9/1985
Perikanan Kabupaten Banyuwangi. Sumber data
dan UU RI no.31/2004 tentang sektor perikanan
diperoleh dari data primer dan sekunder. Pe-
yang mana disebutkan bahwasannya kegiatan
ngumpulan data dilakukan dengan wawancara
yang termasuk dalam perikanan dimulai dari pra-
dan dokumentasi. Instrumen pe-nelitian yaitu
produksi, produksi, pengolahan sampai dengan
peneliti sendiri, pedoman wa-wancara, buku
pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu
catatan lapangan dan alat tulis menulis. Analisis
sistem bisnis perikanan, dan peraturan ini men-
data menggunakan interactive model of analisys
dukung adanya kegiatan pengembangan sektor
yang dikembangkan oleh Miles dan Hubberman
kelautan dan perikanan untuk meningkatkan pen-
(1992, h.16-20) melalui empat tahapan yaitu pe-
dapatan asli daerah.
ngumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
Sumbangsih yang diberikan sektor kelaut-
verifikasi.
an dan perikanan untuk pendapatan daerah ini
berupa pendapatan asli daerah, dana per-
Temuan Penelitian
imbangan, lain-lain pendapatan, dan sumber pe-
Struktur pada Dinas Kelautan dan Perikanan
nerimaan lain (dikutip dari Khorirul Muluk 2007,
Kabupaten Banyuwangi terdiri dari Kepala Dinas
h.146-148)
yang dalam melaksanakan tugasnya berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
Metode Penelitian
melalui Sekertaris Daerah dan di- bantu oleh
Jenis penelitian yang digunakan pada
seorang sekertaris, tiga kepala bidang, tiga kepala
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
sub.bidang, serta kelompok jabatan fungsional.
pendekatan kualitatif. Hal ini sesuai dengan
Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
pendapat Arikunto, (1990, h.309) bahwa pe-
Banyuwangi sumber daya manusia- nya masih
nelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk me-
kurang, hal ini terlihat dari jumlah pegawai yang
ngumpulkan informasi mengenai status suatu
berada di kantor hanya 16 orang diantaranya: 2
gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya
Kepala Sub.Bagian (Kasubbag) dan 3 staff, 2
pada saat penelitian dilakukan. Data tersebut
Kepala Bidang (Kabid), 7 Kepala Sistem (Kasi)
berasal dari wawancara, catatan laporan, foto,
ditambah 1 Kepala Dinas dan 1 Sekertaris.
video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo
Dari penjelasan di atas sudah diketahui
dan dokumen resmi lainnya. Sedangkan pe-
bahwa pengembangan sektor kelautan dan
nelitian kualitatif merupakan penelitian yang ber-
perikanan dilihat dari sumber daya manusianya-
maksud untuk memahami fenomena tentang apa
pun tidak memperlihatkan kemampuan yang
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
cukup untuk mengemban pelaksanaan pe-
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-
ngembangan itu sendiri, dimana dalam proses
lain, secara holistik dengan cara deskriptif dalam
pelaksanaan pengembangan sektor tersebut di-
bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus
perlukan jumlah pegawai yang harus seimbang
yang alamiah dan dengan memanfaatkan
dengan kompetensi bidangnya masing-masing.
berbagai metode ilmiah. (Moleong 2007, h.11).
Dalam mengerjakan suatu pekerjaan
Fokus penelitian adalah:
khususnya pada pengembangan sektor kelautan
1. Upaya pengembangan sektor kelautan
dan perikanan diperlukan sumber daya aparatur
dan perikanan yang dilakukan oleh Dinas
yang berkompeten yang didukung dengan pem-
Kelautan dan Perikanan Kabupaten
budidaya ikan/ nelayan yang mempunyai banyak
Banyuwangi :
ide-ide kreatif dan inovatif dalam realisasi
a. Sumber daya manusia
kegiatan-kegiatan pengembangan sektor kelautan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.2. Hal. 276-280 | 278


dan perikanan untuk meningkatkan Pendapatan kepantasan usaha yang dilakukan demi hasil yang
Asli Daerah (PAD) dengan kegiatan pelatihan diinginkan dan responsiveness yakni bagaimana
dan penyuluhan. mensinkronkan antara kebutuhan dan ke-
Kegiatan pelatihan dan pendidikan serta mampuan. Diharapkan dengan adanya budidaya
penyuluhan yang dilaksanakan Dinas Kelautan yang dilakukan ini masyarakat dapat ber-
dan Perikanan dilakukan untuk meningkatkan partisipasi secara langsung untuk mengembang-
kapasitas manusia, dalam hal ini meningkatkan kan sektor kelautan dan perikanan Kabupaten
kapasitas pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Banyuwangi serta asyarakat juga mendapatkan
Kabupaten Banyuwangi sendiri, pembudidaya pembelajaran sosial melalui pengalaman
ikan dan nelayan, serta mempengaruhi dan me- langsung melakukan kegiatan budidaya.
ngatur masa depannya supaya menjadi lebih baik Bukan hanya kegiatan pengembangan
lagi. sektor kelautan dan perikanan saja yang di-
Pada Dinas Kelautan dan Perikanan sarana lakukan namun juga adanya kontribusi sektor
dan prasarana yang dipakai kurang begitu kelautan dan perikanan untuk meningkatkan pen-
lengkap karena anggaran yang diberikan dapatan asli daerah juga ikut berpengaruh, hal ini
pemerintah masih kecil, dan ini tidak sesuai bisa dilihat dari kontribusi sektor kelautan dan
dengan harapan masyarakat pesisir khususnya perikanan selama lima tahun terakhir (2008-
karena bantuan dana yang diberikan pemerintah 2012) dengan kontribusi yang paling besar adalah
masih minim maka Dinas Kelautan dan pada tahun 2009, senilai Rp 282.675.459,00 dan
Perikanan pun tidak mampu berbuat banyak pendapatan yang paling besar ini berasal dari
untuk ikut membantu dalam peningkatan ke- retribusi tempat pelelangan ikan. Sedangkan total
sejahteraan perekonomian kehidupan nelayan dan realisasi terkecil ada pada tahun 2010 dengan
pembudidaya ikan. jumlah total sebesar Rp 110.177.500,00.
Dalam hal pengembangan sektor kelautan Maka tata-rata kontribusi yanng diberikan
dan perikanan yang dilakukan oleh Dinas pada PAD dari tahun 2008-2012 sebesar 0,21%,
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi dari enam sumber pendapatan yang meliputi
alat-alat yang dipergunakan unutk membantu retribusi pemakaian kekayaan daerah (sewa tanah
nelayan adalah penggunaan GPS dan fish dan bangunan), retribusi tempat pelelangan ikan,
finder.Namun penggunaan kedua alat tersebut Retribusi balai benih ikan, retribusi pengamatan
belum merata dan masih perlu diperkenalkan cara dan kelayakan mutu hasil perikanan dan perairan
penggunaannya ke nelayan, karena tidak semua lainnya, retribusi ijin peredaran ikan, dan
nelayan mendapatkan pelatihan tentang peng- retribusi ijin usaha perikanan.
gunaan alat tersebut. Oleh karena itu di perlukan Perjalanan kontribusi sektor kelautan dan
peran serta pemerintah dalam (penambahan perikanan dalam meningkatkan pendapatan asli
angggaran) untuk lebih me-ningkatkan sarana daerah pada program pengembangan ini di-
dan prasarana yang ada di instansi demi pengaruhi pula oleh faktor penghambat dan pen-
terwujudnya kesejahteraan ekonomi yang merata dukung yang mana faktor pendukug tersebut di-
Dalam Pengembangan Sektor Kelautan dan uraikan segi sumber daya manusianya dengan
Perikanan Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli komposisi dan jumlah pegawai tingkat pen-
Daerah (PAD), tidak hanya sarana dan prasarana didikan strata 2 (S2) berjumlah 1 orang dan strata
yang digunakan saja yang perlu d-i perhatikan 1 (S1) berjumlah 26 orang di Dinas Kelautan dan
namun juga didukung dengan budidaya yang Perikanan
dikembangkan didalam sektor ke- lautan dan Pembinaan atau pelatihan (diklat) pegawai
perikanan terebut untuk membantu menyumbang dalam rangka menambah pengetahuan serta
pendapatan asli daerah. Budidaya yang dilakukan keterampilan di masing-masing bidang kelautan
meliputi perikanan air tawar (kolam, mina padi, dan perikanan, dari sarana dan pra-sarana yang
karamba), budidaya perikanan air payau, ada dilapangan menunjukkan aset bergerak yang
budidaya perikanan air laut (budidaya rumput dimiliki Dinas Kelautan dan Perikanan berupa
laut, budidaya ikan di karamba jaring apung). kendaraan roda 4 berjumlah 3 buah dengan
Kegiatan budidaya ini berkaitan dengan kondisi baik, kendaraan roda 3 ber- jumlah 2
konsep Capacity Building (Pengembangan dengan kondisi sedang, kendaraan roda 2
Kapasitas) yang merupakan upaya dengan me- berjumlah 2 dengan kondisi sedang dan 10 ber-
maksudkan untuk mengembangkan suatu ragam kondisi baik, dan speedboat berjumlah 1 dengan
strategi meningkatkan efficiency, effektiveness, kondisi baik dan 1 berkondisi rusak, dan dilihat
dan responsiveness kinerja suatu organisasi untuk dari segi budidaya yang ada dilapangan me-
mencapai outcome, dalam hal waktu (time) dan nunjukkan bahwa ada tiga hal yaitu Pelaksanaan
sumber daya (resources) yang dibutuhkan guna Program Gerakan Pemanfaatan 10.000 kolam
mencapai suatu outcome; effectiveness berupa

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.2. Hal. 276-280 | 279


ikan pekarangan, budidaya Ikan dalam karamba, pakai dimana sarana tersebut di- butuhkan dalam
dan pengembangan bibit ikan unggul. pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan,
Untuk faktor penghambat yang di- untuk faktor pendukung berasal dari pembinaan
temukan dalam proses pengembangan sektor atau diklat pegawai dalam rangka menambah
kelautan dan perikanan yaitu berupa rendahnya pengetahuan serta ke- terampilan di masing-
kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan masing bidang kelautan dan perikanan.
potensi kelautan dan perikanan yang berwawasan Solusi dalam pengembangan sektor ke-
lingkungan, kemudian terbatasnya petugas lautan dan perikanan untuk meningkatkan
lapangan untuk teknis kelautan dan perikanan Pendapatan Asli Daerah adalah pendidikan,
serta terbatasnya jumlah pegawai yang ada di latihan dan penyuluhan yang mengikutsertakan
Dinas Kelautan dan Periakanan, dan penempatan tidak hanya pegawai dinas kelautan dan
posisi kinerja yang tidak sesuai dengan perikanan melainkan juga dari nelayan, masya-
kompetensi. rakat petani ikan di pelosok-pelosok daerah.
Kemudian perlu didirikan KUD bagi nelayan
Kesimpulan yang diperlukan untuk pembelian kapal motor,
Dari hasil pembahasan di atas, dapat ditarik promosi dan perbaikan alat-alat tangkap.
sebuah kesimpulan sebagai berikut: Pemerintah daerah diharapkan mampu
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa untuk lebih cepat menangani sagala bentuk per-
Sektor kelautan dan perikanan ber-kontribusi masalahan yang dihadapi oleh nelayan dan
dalam PAD, yang dilihat dari 5 tahun terakhir pembudidaya ikan, serta menambah adanya ke-
(2008-2012) dengan rata-rata kontribusi sebesar lengkapan pendukung untuk para nelayan dalam
21% atau Rp 190.275.925. Adapun kontribusi menjalankan pekerjaan mereka sehari-hari dan
dilihat dari faktor pendukung dan penghambat distribusi dana bantuan yang merata pada
pengembangan sektor kelautan dan perikanan nelayan-nelayan di daerah juga bisa
yang sebagian besar untuk faktor penghambat dilaksanakan.
berasal dari sarana prasarana yang tidak layak

Daftar Pustaka
Arikunto, S. (1990) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rhineka Cipta.
Arikunto, S. (2002) Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek ed. Revisi V. Jakarta, Rineka
Cipta.
Milen, Anneli. (2006) Capacity Building Meningkatkan Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta,
Pembaharuan
Moleong, Lexy J (2008) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosda Karya.
Muluk, M.R Khairul (2007) Desentralisasi dan Pemerintah Daerah. Malang, Bayumedia Publishing.
Riyadi, Selamet (2004) Banking Assets and Liability Management, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Undang-Undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Jakarta, Kementrian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia.
Undang-Undang No.9 Tahun 1985 tentang Perikanan. Jakarta, Kementrian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta, Direktorat Jendral
Pajak Republik Indonesia.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No.2. Hal. 276-280 | 280

Vous aimerez peut-être aussi