Vous êtes sur la page 1sur 14

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII

Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PERIKANAN


HARI EKO IRIANTo dan INDROYONO SOESILO

Badan Riset Kelautan dan Perikanan


Departemen Kelautan dan Perikanan

ABSTRAK

Besarnya potensi produksi perikanan, baik dari sektor perikanan tangkap maupun budidaya berimplikasi pada
besarnya potensi sumbangan gizi bagi masyarakat, karena ikan dikenal sebagai sumber gizi yang bernilai tinggi baik
secara kuantitas maupun kualitas . Untuk mewujudkan tersedianya produk perikanan yang bermanfaat, diperlukan
dukungan teknologi produksi dan teknologi pascapanen . Teknologi produksi meliputi teknologi perikanan tangkap
dan teknologi budidaya, keduanya harus efektif dan efisien, tapi tetap berbasis pada kelestarian sumberdaya . Adapun
teknologi pascapanen meliputi teknologi (1) penanganan ikan hidup, (2) penanganan ikan segar, (3) pengolahan
tradisional, (4) pengolahan non tradisional, (5) pengolahan makro dan mikro alga, (6) pengolahan produk fortifikasi,
dan (7) pemanfaatan limbah hasil samping olahan perikanan . Di samping itu, karena mutu dan keamanan pangan
telah menjadi tuntutan dunia, teknologi untuk mendukung pengujian dan jaminan mutu produk perikanan pun sangat
diperlukan .
Kata kunci : Produk perikanan, teknologi pascapanen, gizi

PENDAHULUAN mencapai 2 .625 .800 ton. Produksi perikanan


budidaya didominasi oleh udang 327 .260 ton,
rumput laut 1 .079 .850 ton, ikan mas 285 .250 ton,
Potensi lestari perikanan laut Indonesia
bandeng 269 .530 ton, nila 227 .000 ton, ikan lele
diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang
94 .160 ton, gurameh 35 .570 ton dan kerapu 8 .430
tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE
ton (DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA, 2007) .
(Zona Ekonomi Ekslusif) dengan jumlah tangkapan
Potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki
yang diperbolel sebesar 5,12 juta ton pertahun
oleh Indonesia tersebut dan produksi yang
atau sekitar 80 pgrsen dari potensi lestari . Di
dihasilkannya menunjukkan bahwa perikanan
samping itu juga terdapat potensi perikanan lain
memiliki potensi yang baik untuk berkontribusi
yang berpeluang untuk dikembangkan, yaitu (a)
di dalam pemenuhan gizi masyarakat, khususnya
perikanan tangkap di perairan umum seluas 54
protein hewani ; di samping kontribusinya dalam
juta ha memiliki potensi produksi 0,9 juta ton per
pertumbuhan perekonomian Indonesia .
tahun ; (b) budidaya laut yang meliputi budidaya
ikan, budidaya moluska dan budidaya rumput
laut ; (c) budidaya air payau dengan potensi lahan POTENSI SUMBANGAN GIZI PERIKANAN
pengembangan sekitar 913 .000 ha ; (d) budidaya
air tawar meliputi budidaya di perairan umum, Pada kenyataannya tidak semua produksi
budidaya di kolam air tawar dan budidaya mina perikanan dapat dinikmati oleh masyarakat
padi di sawah ; serta (e) bioteknologi kelautan Indonesia, karena beberapa jenis ikan memiliki
untuk pengembangan industri farmasi, kosmetik, pasar ekspor yang sangat baik, sehingga sebagian
pangan, pakan dan produk-produk non-konsumsi besar produksinya diekspor. Pada umumnya
(DEPARTEMEN KELAUTAN dan PERIKANAN, 2005) . komoditas perikanan yang diekspor bila dipasarkan
Produksi perikanan tangkap dari penangkapan di pasar lokal harganya relatif mahal, sehingga
ikan dilaut dan di perairan umum pada tahun 2006 tidak terjangkau oleh kebanyakan konsumen atau
masing-masing sekitar 4 .468 .010 ton dan 301 .150 masyarakat Indonesia . Komoditas perikanan yang
ton (DITJEN PERfKANAN TANGKAP, 2007) . Sedangkan sebagian besar produksinya diekspor diantaranya
produksi perikanan budidaya pada tahun 2006 adalah tuna, cakalang, udang dan kakap merah .

41
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

Jenis ikan yang kebanyakan dikonsumsi oleh Komposisi kimia Ikan tergantung kepada spesies,
masyarakat Indonesia adalah ikan pelagis kecil, umur, jenis kelamin dan musim penangkapan serta
ikan demersal dan ikan air tawar. Jenis ikan- ketersediaan pakan di air, habitat dan kondisi
ikan tersebut memiliki potensi yang cukup baik lingkungan. Kandungan protein dan mineral daging
digunakan untuk pemenuhan gizi masyarakat ikan relatif konstan, tetapi kadar air dan kadar
Indonesia, karena nilai gizi dari jenis jenis ikan lemak sangat berfluktuasi . Jika kandungan lemak
tersebut tidak kalah dibandingkan dengan nilai gizi pada daging semakin besar, kandungan air akan
jenis jeniss ikan yang sering diekspor. Komposisi semakin kecil dan sebaliknya .
proksimat beberapa jenis ikan dapat dilihat pada
Tabel 1 .
Tabel 1 . Kandungan gizi ikan
Kandungan zat gizi per 100 g BDD *)
Jenis pangan BDD 100%
Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Ikan air tawar:
Ikan mas 80 86 16,0 2,0 0,0
Belut air tawar 100 82 6,7 1,0 10,9
Ikan bader (tawes) 80 198 19,0 13,0 0,0
Ikan laut :
Balong 47 107 16,5 3,9 1,5
Bambangan 36 112 20,0 1,3 3,7
Bawal 80 96 19,0 1,7 0,0
Ekor kuning 80 109 17,0 4,0 0,0
Ikan hiu 49 89 20,1 0,3 0,0
Kacangan 64 77 15,6 0,9 1,6
Kakap 80 92 20,0 0,7 0,0
Kembung 80 103 22,0 1,0 0,0
Kepiting 45 151 13,8 3,8 14,1
Kerang 20 59 8,0 1,l 3,6
Kuro 52 87 16,0 2,2 1,0
Lais 62 161 11,9 11,5 2,4
Layang 80 109 22,0 1,7 0,0
Layur 49 82 18,0 1,0 0,4
Lemuru 80 112 20,0 3,0 0,0
Pepetek 100 176 32,0 4,4 0,0
Rebon 100 81 16,2 1,2 0,7
Selar 48 100 18,8 2,2 0,0
Sidat 100 81 11,4 1,9 3,0
Tembang 80 204 16,0 15,0 0,0
Teri 100 77 16,0 1,0 0,0
Ikan tambak :
Bandeng 80 129 20,0 4,8 0,0
Udang 68 91 21,0 0,2 0,1
Sumber : ANONIMUS (2004) ; *BDD = Bobot dapat dimakan

Ikan, selain dikenal mengandung protein n-3) dan asam dokosaheksanoat/DHA (C22 :6, n-
yang memiliki asam amino yang lengkap, juga 3) (IRIANTO, 1993) . EPA dan DHA menyediakan
diketahui mengandung lemak yang kaya akan asam perlindungan terhadap berbagai keadaan, yaitu
lemak tak jenuh jamak atau polyunsaturated fatty meliputiperedaran darah, emosional, kekebalan, dan
acids (PUFA) yang berkhasiat bagi kesehatan . sistem syaraf. Peradangan seperti rematik, radang
Minyak ikan lebih banyak mengandung asam lemak sendi, asma, sklerosis ganda, kanker payudara,
tak jenuh jamak . Asam lemak tak jenuh jamak yang skizofenia, depresi, dan sejumlah penyakit ringan
banyak terdapat pada ikan adalah asam lemak memberikan respon terhadap penggunaan minyak
omega-3, terutama eikosapentanoat/EPA (C20 :5, ikan. Omega-3 juga dapat mencegah pengerasan

42
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkdtkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

arteri, menurunkan kadar trigliserida, dan juga operasi penangkapan, permasalahan yang dihadapi
mengurangi kekentalan yang menyebabkan oleh para pengusaha saat ini adalah tingginya
penggumpalan platelet dalam darah . Asam lemak biaya yang harus dikeluarkan untuk BBM (bahan
tak jenuh jamak penting lainnya adalah asam bakar minyak). Fishing ground yang semakin jauh
linolenat (C18 :3, n-3) dan asam linoleat (C18 :2, menyebabkan biaya operasional penangkapan
n-6). Kandungan asam lemak omega-3 bervariasi yang dikeluarkan menjadi semakin besar dan
tergantung pada jenis ikan (Ix1ANTo et al., 1995) . memberatkan pengusaha . Oleh karena itu perlu
Pada umumnya komposisi minyak ikan dari ikan dikembang-kan usaha perikanan tangkap yang
laut lebih komplek dan mengandung asam lemak efisien dan lestari dengan dukungan teknologi yang
tak jenuh rantai panjang yang relatif lebih banyak memadai .
dibandingkan dengan ikan air tawar. Teknologi yang diperlukan untuk mendukung
operasi penangkapan ikan, terutama di laut adalah :
1 . Teknologi untuk penyediaan informasi
yang akurat tentang posisi gerombolan
TEKNOLOGIPRODUKSI
ikan (fishing ground) yang didistribusi-kan
kepada industri penangkapan ikan secara
Secara garis besar produksi perikanan dapat
berkala untuk mengefisienkan operasi
dilakukan melalui usaha penangkapan dan usaha
penangkapan .
budidaya dengan memanfaatkan sumber daya
2 . Teknologi rumpon yang lebih efektif
yang ada, yang diikuti dengan usaha pengolahan,
di dalam menarik ikan agar berkumpul
baik yang berupa industri rumah tangga maupun
dibandingkan dengan teknologi yang ada
industri besar.
saat ini, sehingga usaha penang-kapan akan
lebih efisien .
Perikanan tangkap 3 . Teknologi/alat tangkap dengan tingkat
selektifitas yang tinggi dan alat tangkap
Penangkapan lebih bersifat eksploitatif yang yang dapat dioperasikan untuk eksploitasi
bila tidak dilaksanakan dengan memper-hatikan ikan laut dalam .
kelestarian sumberdaya dapat menyebabkan over 4 . Teknologi penanganan atau penyim-panan
fishing seperti yang telah terjadi di perairan pantai hasil tangkap di atas kapal yang baik,
utara Jawa, perairan Selat Bali dan perairan Selat dengan pendinginan atau pembekuan,
Malaka sebelah selatan . Over fishing, salah satunya yang memungkinkan penerapan cold chain
dapat terjadi karena adanya pemahaman bahwa system, sehingga pembuangan ikan sia-
sumberdaya ikan merupakan milik umum (common sia karena kerusakan atau penurunan mutu
property), yang dapat dimanfaatkan secara tak gizi akibat kemunduran mutu ikan dapat
terbatas oleh siapa saja (open access) . Selain di dihindarkan .
laut usaha penangkapan juga dapat dilakukan di 5 . Disain kapal yang memenuhi per-syaratan
perairan umum, seperti danau, waduk dan sungai . sanitasi dan higiene untuk menjamin mutu
Degradasi sumberdaya ikan yang terjadi dan keamanan hasil tangkapan .
pada akhir-akhir ini menyebabkan perlu adanya
pengendalian terhadap usaha penangkapan ikan,
Perikanan budidaya
terutama di laut . Di samping itu perlu juga mencari
sumberdaya ikan baru, seperti ikan .laut dalam yang
Potensi lahan perikanan budidaya Indonesia
belum banyak dieksplorasi, apalagi dieksploitasi .
cukup besar yang didukung oleh kondisi alam
Permasalahan lain yang dihadapi oleh sumberdaya
Indonesia yang mempunyai keragaman fisiografis
perikanan tangkap adalah IUU (Illegal, unreported
yang menguntungkan untuk akuakultur. Suhu
and unregulated) fishing yang merupakan salah satu
air wilayah tropis yang relatif tinggi dan stabil
penyebab eksplorasi sumberdaya tidak terkendali
sepanjang tahun memungkin-kan kegiatan
yang berakibat pada degradasi sumberdaya . Dalam
budidaya berlangsung sepanjang tahun . Tipologi

43
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

bentang lahan dan pesisir yang beragam memberi teknologi perbenihan ini, mengingat semakin
peluang untuk pengembangan komoditas budidaya menurunnya mutu genetik ikan dewasa ini .
yang beragam pula (NuRUJANAH dan RAKi MAwATI 4 . Teknologi pakan/nutrisi . Pembuatan pakan
2006) . ikan selama ini lebih banyak mengandalkan
Usaha budidaya dapat dilakukan di tambak, tepung ikan sebagai sumber protein,
kolam, keramba dan jaring apung. Dari tingkatan sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
teknologiyang diterapkan, budidaya dapat dilakukan tepung ikan masih harus diimpor. Oleh karena
secara intensif, semi intensif dan tradisional . Di itu perlu dikembangkan sumber protein
dalam penerapannya, budidaya dapat dilakukan alter-natif, seperti misalnya memanfaatkan
secara terpadu dengan usaha budidaya yang lain, maggot yang dikembangbiakkan dengan
seperti dengan budidaya padi (mina padi), ayam memanfaatkan limbah kelapa sawit.
(longyam - balong ayam), dengan ayam dan domba Teknologi produksi artemia, yang digunakan
serta padi dan itik/bebek (Parlabek) . untuk pakan benih ikan dan udang, perlu
Komoditas perikanan budidaya memiliki dikembangkan karena selama ini masih
peluang yang sangat besar dikembangkan untuk diimpor.
pemenuhan gizi masyarakat, seperti ikan mas, lele, 5 . Teknologi deteksi dan pencegahan
gurame, nila, patin, bandeng dan mujahir . Selain penyakit . Penggunaan Polymerase chain
itu, mengingat permasalahan utama budidaya ikan reaction (PCR) untuk diagnosis penyakit
saat ini adalah tingginya harga tepung ikan sebagai ikan dan udang secara cepat perlu lebih
salah satu komponen pakan, perlu dikembangkan dikembangkan .
jenis ikan yang memerlukan pakan dengan tingkat 6 . Peningkatan mutu melalui rekayasa genetika
persyaratan yang tidak terlalu tinggi, tetapi (reproduksi, pertumbuhan, mutu dan warna
memiliki tingkat pertumbuhan yang baik, seperti daging, efisiensi pakan, ketahanan terhadap
ikan jelawat yang dapat tumbuh baik dengan pakan penyakit dan perubahan lingkungan
singkong atau daun singkong . Untuk komoditas (SUGAMA, 2006) .
yang ditujukan untuk ekspor seperti udang dan ikan
kerapu, tingginya biaya pakan masih dapat ditutup
TEKNOLOGI PASCAPANEN
dengan nilai komoditas ekspor yang juga tinggi .
Komoditas ekspor perikanan budidaya lain yang
Ikan setelah dipanen dapat dipasarkan dalam
cukup penting adalah rumput laut, yang merupakan
bentuk ikan hidup, ikan segar dan produk olahan .
salah satu komoditas prioritas dalam Revitalisasi
Oleh karena itu, teknologi pascapanen yang
Perikanan .
diperlukan di dalam penyediaan ikan untuk
Dukungan teknologi yang diperlukan bagi
keperluan konsumsi manusia adalah (a) teknologi
pengembangan perikanan budidaya untuk
penanganan ikan hidup, (b) teknologi penanganan
pemenuhan gizi masyarakat adalah :
ikan segar dan (c) teknologi pengolahan ikan .
1 . Sistem budidaya, perlu dikembangan sistem
yang lebih efisien dan efektif mengingat
biaya input budidaya yang cenderung Teknologi penanganan ikan hidup
meningkat, seperti peng-gunaan pakan
buatan . Pemasaran ikan hidup telah lama dikenal
2 . Teknologi budidaya untuk komoditas baru di beberapa daerah di Indonesia, terutama di
yang digemari oleh masyarakat, seperti pulau Jawa . Teknologi yang banyak diterapkan
cumi-cumi . adalah transportasi ikan hidup sistem basah,
3 . Teknologi perbenihan, khususnya untuk yaitu pengangkutan ikan dengan menggunakan
lebih memudahkan bagi masyarakat di air sebagai media . Dalam hal ini air ditempatkan
dalam mendapatkan benih, seperti yang telah pada wadah pengangkut dengan sitem tertutup
dikembangkan di Gondol (Bali) backyard atau sistem terbuka . Pada pengangkutan jarak
hatchery untuk benih bandeng. Teknologi jauh sebaiknya dilengkapi dengan aerator untuk
pemuliaan diperlukan untuk mendukung memungkinkan terjadi-nya suplai oksigen . Selain

44

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII


Dukungan Teknotogi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

itu ikan hidup juga dapat ditransportasikan dengan diangkut dengan menggunakan sistem kering .
menempatkan ikan di dalam kantung plastik Krustasea yang diimotilisasi dengan penurunan
berisi air dan kemudian diinjeksikan oksigen serta suhu bertahap sampai 14-15°C dapat ditransportasi-
ditutup atau diikat rapat-rapat. Jenis ikan air tawar kan dengan sistem kering selama 19 jam untuk
yang banyak dipasarkan dalam keadaan hidup udang dan 25-40 jam untuk lobster (SURYANINGRUM
adalah ikan mas, gurameh, nila dan lele . Dengan et al., 2001) .
telah berkembangnya proyek-proyek irigasi dan Ikan laut memiliki ketahanan hidup tidak
hidroelektrik menyebabkan terbukanya sumber sebaik ikan air tawar. Ikan laut dipasarkan dalam
pemasok ikan hidup air tawar. Pada waduk-waduk keadaan hidup umumnya hanya yang bernilai
hidroelektrik telah dikembangkan budidaya ikan ekonomis tinggi, seperti ikan kerapu . Terdapat
dengan menerap-kan teknologi keramba jaring tiga teknologi yang memungkinkan dikembangkan
apung (KJA) . Tampaknya KJA merupakan pilihan untuk mengangkut ikan tanpa media air, yaitu :
teknologi yang telah berkembang pesat, seperti • mengangkut ikan pada keadaan dingin
yang dapat dijumpai di waduk Jatiluhur dan waduk (anabiosis) tanpa air.
Saguling . Di samping itu KJA juga mulai diterapkan • membuat kondisi sekeliling ikan lembab
pada budidaya laut, terutama untuk ikan kerapu . dan kondisi ini akan melindungi kulit ikan
Saat ini pemasaran ikan bernilai ekonomis tinggi dari kekeringan .
dalam keadaan hidup juga telah dikembangkan, • memingsankan ikan .
seperti untuk lobster, ikan kerapu dan udang . Semua metoda tersebut pada dasarnya dalam
Peningkatan permintaan terhadap komoditas ini rangka untuk memperlambat proses metabolisme
sejalandenganpeningkatankesejahteraandiberbagai di dalam tubuh ikan, khususnya respirasi .
negara yang semakin menuntut makanan bermutu Untuk ikan kerapu, sebelum dikemas ikan barns
tinggi . Seperti yang telah disinggung sebelumnya diimotilisasi, yaitu dengan menempatkan ikan
bahwa ikan hidup merupakan suatu jaminan mutu pada air bersuhu 16,5 - 17,5° C . Dalam keadaan
yang sangat prima dibandingkan segala bentuk imotil, ikan kerapu dibungkus dengan kertas koran,
komoditas segar maupun olahan, maka kemampuan kemudian ditempatkan dalam kotak stirofom
menikmati hidangan yang dibuat dari ikan hidup dengan menggunakan serbuk gergaj i dingin sebagai
merupakan suatu prestise sendiri bagi konsumen . medianya . Stirofom berukuran 30 cm x 40 cm x 30
Oleh karena itu komoditas ini dihargai sangat tinggi cm dapat mengangkut 4 kg ikan . Dengan cara ini
di pasar. Selain ditransportasikan dengan sistem ikan kerapu dapat bertahan dalam keadaan hidup
basah produk tersebut juga dapat ditransportasikan paling tidak selama 10 jam . (UTOMO et al., 1998a
dengan sistem kering . Media transportasi yang dan 1998 6) .
dapat digunakan untuk transportasi ikan hidup Kepiting, kerang dan tiram juga dipasarkan
sistem kering adalah serbuk gergaji, kertas koran, dalam keadaan hidup, tetapi penanganan dan
serutan kayu, karung goni dan pasir, tetapi ternyata transportasi komoditas tersebut lebih mudah
serbuk gergaji merupakan penghambat panas dibandingkan dengan lobster, udang dan ikan
terbaik (SURYANrNGRUM et al., 2001) . kerapu .
Krustasea merupakan hewan yang mempunyai
alat pernapasan tambahan yang disebut labirinth .
Teknologi penanganan ikan segar
Dengan adanya alat pernapasan tambahan ini,
krustasea mampu beradaptasi untuk hidup di luar
Ikan termasuk komoditas yang cepat rusak dan
air selama beberapa jam dalam lingkungan yang
bahkan lebih cepat dibandingkan dengan daging
lembab pada suhu rendah . Secara anatomi, pada
hewan Iainnya . Kecepatan pembusukan ikan setelah
saat udang dalam keadaan tanpa air, pada rongga
penangkapan dan pemanenan sangat dipengaruhi
karapas masih mengandung air, sehingga masih
oleh teknik penangkapan dan pemanenan,
mampu menyerap oksigen yang terdapat pada air
kondisi biologis ikan, serta teknik penanganan
dalam rongga karapas . Dengan memanfaatkan sifat
dan penyimpanan di atas kapal . Oleh karena itu,
fisiologis yang unik tersebut, maka krustasea dapat

45
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

segera setelah ikan ditangkap atau dipanen harus insulator yang digunakan adalah poliuretan .
secepatnya diawetkan dengan pendinginan atau Pada kenyataannya penanganan ikan setelah
pembekuan. penangkapan belum dilakukan dengan baik dan
Pada prinsipnya pendinginan adalah hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya
mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhu tingkat susut panen (post-harvest losses), yaitu
serendah mungkin, tetapi tidak sampai menjadi diperkirakan sekitar 27 persen (DITJEN . PENGOLAHAN
beku . Pada umumnya, pendinginan tidak dapat dan PEM. sARAN HASIL PERIKANAN, 2007) . Penerapan
mencegah pembusukan secara total, tetapi semakin praktek-praktek penanganan ikan hasil tangkapan
dingin suhu ikan, semakin besar penurunan aktivitas yang belum balk adalah seperti (a) tidak dilakukan
bakteri dan enzim . Dengan demikian melalui pengawetan dengan pendinginan terhadap hasil
pendinginan proses bakteriologi dan biokimia tangkapan (dengan es atau refrigerasi), (b) jumlah
pada ikan hanya tertunda, tidak dihentikan . Untuk es yang digunakan untuk pengawetan kurang
mendingin-kan ikan, seharusnya ikan diselimuti dari yang dipersyaratkan, (c) wadah atau palka/
oleh medium yang lebih dingin darinya, dapat peti penyimpanan ikan tidak berinsulasi atau
berbentuk cair, padat, atau gas . Pendinginan ikan insulasi yang digunakan tidak sesuai dengan yang
dapat dilakukan dengan menggunakan refrigerasi, dipersyaratkan, dan (d) teknologi pengawetan yang
es, slurry ice (es cair), dan air laut dingin (chilled diterapkan tidak sesuai dengan lamanya waktu
sea water) . Cara yang paling mudah dalam penangkapan . Sebagai contoh es yang hanya
mengawetkan ikan dengan pendinginan adalah mampu mengawetkan ikan 10 - 14 hari, tidak
menggunakan es sebagai bahan pengawet, baik sesuai digunakan untuk mengawetkan ikan dengan
untuk pengawetan di atas kapal maupun setelah di lama penangkapan sampai 40 hari . Di samping itu,
daratkan, yaitu ketika di tempat pelelangan, selama kondisi sanitasi dan higiene yang buruk di tempat
distribusi dan ketika dipasarkan . Penyimpanan pendaratan dan di pasar ikan memperparah keadaan
ikan segar dengan menggunakan es atau sistem tersebut .
pen-dinginan yang lain memiliki kemampuan yang Bahan pengawet seperti es dan air laut dingin
terbatas untuk menjaga kesegaran ikan, biasanya termasuk bahan yang relatif aman terhadap ikan
10-14 hari (WIBowo dan YuNizAL, 1998) . yang diawetkan, terutama ketika dikonsumsi oleh
Yang pertama perlu diperhatikan di dalam masyarakat . Penggunaan bahan pengawet yang
penyimpanan dingin ikan dengan meng-gunakan tidak tepat peruntukan-nya bagi bahan pangan,
es adalah berapa jumlah es yang tepat digunakan . seperti formalin, harus dicegah dan dilarang . Bahan
Es diperlukan untuk menurunkan suhu ikan, wadah pengawet mayat tersebut pemah menghebohkan
dan udara sampai mendekati atau sama dengan suhu masyarakat, karena ternyata digunakan untuk
ikan dan kemudian mempertahankan pada suhu mengawetkan hasil tangkapan ikan oleh nelayan .
serendah mungkin, biasanya 0°C . Perbandingan BBRP2BKP juga sedang melakukan penelitian
es dan ikan yang ideal untuk penyimpanan dingin tentang penggunaan buah picung sebagai bahan
dengan es adalah 1 : 1 . Hal lain yang juga perlu pengawet . Buah picung secara turun temurun
dicermati di dalam pengawetan ikan dengan es digunakan untuk mengawetkan ikan ol eh masyarakat
adalah wadah yang digunakan untuk penyimpanan di daerah Banten, khususnya di Pandeglang dan
harus mampu mempertahankan es selama mungkin Lebak .
agar tidak mencair. Wadah peng-es-an yang ideal Cara pengawetan ikan yang lain adalah dengan
harus mampu mempertahankan suhu tetap dingin, pembekuan . Untuk mendapatkan umur simpan yang
kuat, tahan lama, kedap air, dan mudah dibersihkan panjang ikan hams dibekukan dengan menggunakan
(WIBowo dan YUNIZAL, 1998) . Untuk itu diperlukan alat pembeku dan kemudian disimpan beku dalam
wadah yang memiliki daya insulasi yang baik . Balai cold storage . Jika dilakukan secara benar, cara
Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi tersebut memungkinkan penyediaan ikan yang
Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) telah mutunya mendekati ikan segar. Konsumen awam
mengembangkan palka atau peti ikan berinsulasi . biasanya sulit untuk membedakan antara ikan segar
Palka/peti terbuat dari fiber glass dan bahan dan ikan yang telah mengalami pembekuan .

46
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

Teknologi pengolahan Sekarang telah berkembang produk dendeng ikan


yang memiliki rasa lebih menarik bagi sebagian
Pengelompokan produk perikanan dapat konsumen dibandingkan dengan ikan asin .
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dapat Teknologi fermentasi menghasilkan ber-bagai
dibedpkan atas produk tradisional dan produk jenis produk ikan fermentasi, seperti ikan peda,
modem atau produk siap masak dan produk siap jambal roti, kecap ikan, terasi, ikan tukai, bekasang,
saji/siap konsumsi . Semua jenis produk tersebut bekasam, naniura, picungan dan cincaluk . Ikan
dapat ditemukan di Indonesia dan biasanya peda, jambal roti, kecap ikan dan terasi telah
memiliki penggemar atau kalangan konsumen dikenal secara luas di Indonesia dan umumnya
sendiri-sendiri . diolah dari ikan laut . Bekasam dan naniura adalah
produk fermentasi yang menggunakan ikan air
tawar sebagai bahan mentahnya . Bekasam berasal
Teknologi pengolahan produk tradisional
dari Sumatera Selatan yang diolah dari ikan mas,
bader, murrel, nila, dan mujahir . Sedangkan naniura
Indonesia kaya akan berbagai jenis produk
berasal dari Sumatera yang dapat diolah dari ikan
tradisional yang biasanya memiliki kekhasan atau
gabus . Perbaikan teknologi pengolahan produk
keunikan dari segi bentuk, bau dan rasa. Produk
ikan fermentasi dilakukan dengan penggunaan
tradisional dari suatu daerah sulit untuk ditemukan
starter mikroba yang terseleksi/unggul, sehingga
di daerah lain, kecuali untuk produk-produk
pengolahan yang biasanya melalui proses
tertentu yang sudah dikenal secara luas, seperti
fermentasi spontan yang tidak terkontrol menjadi
ikan asin, ikan asap dan kerupuk ikan . Kadang-
proses fermentasi yang lebih terkendali .
kadang produk yang sama dikenal dengan nama
Teknologi pemindangan yang telah dikenal
berbeda di daerah lain, seperti ikan asap dikenal
cukup luas menghasilkan produk yang digemari
dengan nama ikan sale di Sumtera Selatan, ikan
masyarakat, khususnya di pulau Jawa . Teknik
asar di Maluku dan ikan fufu di Sulawesi Utara .
pemindangan yang diterapkan oleh para pemindang
Teknologi produk tradisional perikanan dicirikan
banyak variasinya, tergantung pada daerah, jenis
dengan suatu gambaran yang kurang baik, yaitu
dan ukuran ikan serta daerah pemasaran, tetapi
produk tradisional diolah dengan tingkat sanitasi
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
dan higiene yang rendah, menggunakan bahan
jenis, yaitu pemindangan garam dan pemindangan
mentah dengan tingkat mutu atau kesegaran yang
air - garam . Berdasarkan daerah produksinya
rendah, keamanan pangannya tidak terjamin,
dikenal dengan pindang bandeng Kudus, pindang
teknologi yang digunakan secara turun temurun, dan
bandeng Juwana dan pindang Bawean . Sekarang
perusahaan dikelola oleh keluarga dengan tingkat
telah berkembang teknologi bandeng presto atau
kemampuan manajemen kurang memadai . Data
teknologi pindang bandeng duri lunak . Salah
statistik menunjukkan bahwa 49,99% pemanfaatan
satu kelemahan dari produk pindang adalah umur
ikan laut adalah dalam bentuk produk tradisional
simpannya yang relatif pendek, sekitar 3-4 hari,
(DITJEN PERIICANAN TANGKAP, 2006) .
tetapi pindang bandeng presto yang dikemas
Teknologi pengasinan ikan biasanya
dengan baik dalam kondisi vakum dapat mencapai
menghasilkan produk ikan asin kering .
lebih dari satu bulan .
Permasalahan . utama yang dihadapi oleh pengolah
Teknologi pengasapan termasuk cara
ikan asin adalah proses pengeringan ketika musim
pengawetan ikan yang telah diterapkan secara
hujan dan kemungkinan serangan belatung lalat
turun temurun . Pengasapan sering dikombi-
selama pengeringan, terutama bila pengeringan
nasikan dengan pengeringan sinar matahari dan
memerlukan waktu lama . Hal ini dapat diatasi
atau perlakuan pendahuluan dengan peng-garaman .
dengan penggunaan alat pengering mekanis . Tetapi
Suhu pengasapan bervariasi dari satu tempat ke
penggunaan alat tersebut mas ih kurang menarik bagi
tempat lainnya tergantung per-mintaan konsumen
pengolahan ikan asin, karena harus mengeluarkan
dan tipe unit pengasapan yang digunakan . Tetapi
biaya ekstra untuk listrik dan kapasitasnya terbatas .
sehagian hesar produk diolah menggunakan

47
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

pengasapan panas (hot smoking), yaitu suhu pendaratan ikan seperti di Muncar (Banyuwangi),
pengasapan menyebabkan produk yang diolah Pengambengan (Bali) dan Bitung (Sulawesi Utara) .
masak . Sekarang telah dikembangkan teknologi Ikan kaleng ditemukan di pasaran dalam berbagai
pengasapan dengan menggunakan asap cair (cuka macam yang berbeda dalam hal bahan mentah,
kayu) yang menghasilkan produk dengan flavor medium, ukuran kaleng dan proses pengolahan
yang lebih seragam dibandingan dengan metoda yang digunakan . Bahan mentah ikan kaleng yang
tradisional . digunakan di Indonesia adalah tuna, cakalang dan
Dari kombinasi teknologi pengasapan dan lemuru . Salah satu potensi pengembangan produk
pengeringan dapat dihasilkan produk ikan kayu ikan kaleng adalah penggunaan medium yang
arabushi yang selama ini diekspor ke Jepang . mencirikan khas Indonesia, seperti kuah kare,
Arabushi kemudian diberi perlakuan pengkapangan bumbu pesmol, kuah soto, sambel goreng dan lain-
yang menghasilkan produk katsuobushi yang lain . Selain itu banyak jenis ikan yang terdapat
digunakan untuk penyedap masakan . BBRP2B di perairan Indonesia memberi peluang untuk
telah berhasil mengisolasi dan menseleksi jenis memproduksi ikan kaleng dengan berbagai jenis
kapang unggul, khususnya untuk menghasilkan bahan mentah .
rasa katsuobushi yang diiinginkan . Teknologi surimi dan teknologi daging lumat
Saat ini telah berkembang produk camilan memungkinkan diterapkan untuk pemanfaatan ikan
ikan siap konsumsi, misalnya ikan balita goreng bernilai ekonomis rendah . Surimi adalah produk
di Bogor, ikan saluang goreng di Banjarmasin dan setengah jadi yang diolah dengan melumatkan
Palembang, serta ikan gerang dan keripik ikan segar daging ikan, kemudian dicuci dengan air dingin
dari Bali . Produk olahan tradisional lainnya yang untuk menghilangkan sifat organoleptis yang kurang
telah dikenal luas adalah petis dan kerupuk . Produk- menarik dan setelah itu dipisahkan airnya . Surimi
produk ini memerlukan teknologi pengolahan yang merupakan teknologi pengolahan ikan yang secara
khusus sesuai dengan skala industri . tradisional telah digunakan oleh masyarakat Jepang
dengan menggunakan peralatan yang sederhana .
Saat ini pengolahan surimi secara komersial telah
Teknologi produk olahan non-tradisional
diproduksi secara mekanis . Pabrik surimi dapat
ditemukan di beberapa lokasi di Indonesia . Surimi
Banyak jenis teknologi pengolahan yang
dapat dipasarkan dalam keadaan beku . Surimi dan
dapat digolongkan pada kelompok ini, mulai dari
daging lumat merupakan produk setengah jadi yang
teknologi yang sederhana sampai yang memerlukan
dapat diolah menjadi berbagai jenis produk, seperti
peralatan yang relatif canggih .
bakso, sosis, nugget, burger, sate lilit, otak-otak,
Teknologi pembekuan telah dimanfaatkan
dan pempek . Di Jepang, surimi diolah menjadi
untuk menghasilkan berbagai jenis produk yang
kamaboko, chikuwa, hanpen, dan fish ham. Selain
dipasarkan dan disimpan dalam keadaan beku
itu surimi juga dapat digunakan untuk produksi
dengan bahan mentah ikan atau udang . Produk
surimi based products seperti produk analog udang
ikan dapat dipasarkan beku dalam bentuk ikan utuh
dan daging kepiting .
yang telah disiangi, loin, fillet dan lain-lain yang
pada umumnya dari ikan laut. Ikan air tawar yang
selama ini kurang berkembang dalam variasi bentuk Teknologi pengolahan makro dan mikro Alga
produk yang dipasarkan, sangat memungkinkan
untuk dipasarkan dalam bentuk fillet . Fillet ikan Makro alga yang banyak terdapat di perairan
air tawar yang telah berkembang adalah untuk ikan Indonesia adalah rumput Taut . Rumput taut
nila dan ikan patin, bahkan kedua produk tersebut berdasarkan fikokoloid yang dikandung-nya dapat
telah menjadi produk ekspor. dibedakan atas agarofit (penghasil agar-agar),
Teknologi pengalengan sebagai cara pengawetan karaginofit (penghasil karaginan) dan alginofit
ikan untuk jangka waktu yang panjang telah lama (penghasil alginat) . Fikokoloid yang dihasilkan
berkembang di Indonesia, khususnya di pusat-pusat

48
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

dari rumput laut memiliki sifat yang unik, sehingga Taut menunjukkan aktivitas farmakologi sebagai
dapat dimanfaatkan sebagai stabilisator, pengental, antimetrazol, hypotensive, sedative, cholinergic,
pembentuk gel, pengemulsi dan lain lain pada ionotropic, antiimflammatory, anticonvulsant,
berbagai produk olahan seperti makanan, minuman, hyper-reflexia, oxidative metabolism inhibitor dan
farmasi, dan pasta gigi (Wrsowo, 2006) . Selain bersifat toksik (YuNiza,t ., 2004).
mengandung polisakarida, rumput laut mengandung
mineral dan senyawa bioaktif yang dibutuhkan Tabel 2 . Nilai tambah produk rumput laut Eucheuma
cottonii
oleh manusia . Ekstrak dari beberapa jenis rumput

Biaya bahan mentah **


Harga produk Nilai tambah
Produk Rendemen per kg produk akhir
(Rp ./kg) (%)
(Rp .)
10-12%
Rumput laut kering (dari rumput laut 4000 - 5000
basah)
28-35%
25 .380 - 30 .080 14 .285
ATC chip (industrial grade) (dari rumput laut 194
(US$ 2,7 - 3,2)*
kering)
25 - 32%
28 .200 - 35 .720
ATC powder (industrial grade) (dari rumput laut 15 .789 202
(US$ 3 - 3,8)*
kering)
22-28%
42 .300 - 56 .400
SRC (food grade) (dari rumput laut 18 .000 274
(US$ 45, -6)*
kering)
60-90% 75 .200 - 94 .000 19 .048
Refined carrageenan 444
(dari ATC chip) (US$ 8 - 10)*
25%
Karaginan kertas (dari rumput laut 40.000 - 50 .000 18 .000 250
kering)
* Harga FOB ;
**Bahan mentah adalah rumput laut kering dihitung berdasarkan nilai rata-rata selang rendemen dan nilai rata-rata selang harga
harga
Rumput laut agarofit dapat diekstrak agarnya dan diolah menjadi agar-agar kertas, batang dan bubuk .

Rumput laut karaginofit dapat ditingkatkan nilai spirulina . Spirulina dapat digunakan sebagai bahan
tambahnya dengan mengolahnya menjadi alkali makanan kesehatan yang dapat langsung dimakan
treated cottonii (ATC), semi refined carragenan dengan cara membuatnya dalam bentuk jus yang
(SRC) dan refined carragenan . Sedangkan rumput dicampur dengan buah-buahan . Selain itu juga
laut alginofit mengandung suatu zat yang dinamakan dapat dibuat dalam bentuk tablet atau dimasukkan
algin dan dalam dunia industri dan perdagangan kedalam kapsul ukuran 500 mg . Kandungan asam
dikenal dalam bentuk asam alginat atau garam nuclead pada Spirulina sebesar 4% terdiri dari DNA
alginat yang pemakaiannya dalam industri sangat dan RNA, oleh sebab itu konsumsi Spirulina tidak
luas diantaranya untuk makanan, minuman, obat- boleh melebihi 50 gr perhari .
obatan, dan kosmetik . Pengolahan rumput laut
karaginofit Eucheuma cottonii menjadi produk yang Teknologi pengolahan produk fortifikasi
memiliki nilai tambah ternyata dapat memberikan
nilai tambah yang cukup besar terhadap komoditas
Ikan memiliki kandungan gizi yang baik,
tersebut seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 .
terutama protein dan lemak yang memungkin-
Salah satu jenis mikro alga yang telah kan untuk dimanfaatkan sebagai bahan fortifikasi
dimanfaatkan untuk keperluan manusia adalah pada berbagai produk makanan . Protein ikan dapat

49
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

difortifikasikan dalam bentuk daging lumat atau sapi dan ayam dalam rangka untuk meningkatkan
tepung ikan mutu pangan, dan protein hidrolisat . kandungan asam lemak omega-3 pada sosis
Sedangkan lemak dapat ditambahkan dalam bentuk (IRIANTo et al., 1997) .
minyak ikan, konsentrat asam lemak omega-3 dan
tepung minyak ikan . Teknologi pemanfaatan limbah hasil samping
Daging ikan lumat dapat ditambahkan rata-rata olahan
20% sampai 30%, kecuali untuk kue kering dan
keripik disarankan tidak lebih dari 20%, karena Hasil samping olahan dari industri produk
penambahan pada jumlah yang lebih banyak akan perikanan cukup beragam, tetapi secara garis besar
menghasilkan produk dengan tekstur yang lebih dapat dibedakan atas hasil samping dalam bentuk
keras . Daging ikan lumat dapat ditambahkan cair dan hasil samping dalam bentuk padat .
sebesar 20% pada pembuatan mie kering dan 25% Salah satu hasil samping olahan dalam bentuk
pada mie basah, kadar protein meningkat masing- cair adalah minyak ikan. Minyak ikan merupakan
masing dari 5,93% menjadi 11,93% dan dari 5,1% hasil samping dari pengolahan ikan kaleng
menjadi 7,4% . Pembuatan fish ballen dan pastry dan tepung ikan. Minyak ikan tersebut dapat
dengan tingkat fortifikasi daging ikan lumat sebesar ditingkatkan mutunya agar layak dikonsumsi
30% dapat meningkatkan protein masing-masing manusia dengan memurnikannya menggunakan
dari 8,3% menjadi 11,6% dan dari 8,1% menjadi metoda alkali . Minyak ikan memiliki nilai manfaat
13,54% . Pada pembuatan fish stick, daging ikan kesehatan/pengobatan dan gizi . Dengan demikian,
lumat yang ditambahkan sekitar 30% dan produk minyak ikan dapat dimanfaatkan untuk keperluan
yang dihasilkan mempunyai kandungan protein industri farmasi dan pangan . Minyak ikan dapat
13,10% (FAwzYA dan IRIANTO, 1997) . Daging diolah menjadi kapsul konsentrat asam lemak
udang lumat yang ditambahkan pada pembuatan omega-3 . Dengan teknik mikroenkapsulasi,
patolo (rengginang singkong) dapat menghasil- minyak ikan dapat diproses menjadi tepung minyak
kan produk yang lebih sedap dan memiliki rasa ikan yang memudahkan di dalam penanganan,
udang . Penambahan daging udang lumat sebanyak penyimpanan dan pemanfaatannya (IRIANTO dan
20% pada pembuatan emping melinjo dan dapat GIYATmi, 2003) . Tepung minyak ikan digunakan
meningkatkan protein produk dari 12,10% menjadi sebagai ingredien pada berbagai produk makanan,
18,56% (SIBARYONO et al., 2003) . seperti roti, makanan bayi, soup, fruit/health bars
Tepung ikan mutu pangan dapat ditambahkan dan frozen pizza (ANDERSEN, 1995), serta susu untuk
pada produk ekstrusi, roti, biskuit dan kue kering . ibu hamil .
Pada pembuatan produk ekstrusi tepung ikan Pemanfaatan minyak ikan di dalam industri
dicampur dengan jagung, beras dan kacang hijau pangan dengan tujuan untuk (a) pengganti fungsi
(FAwzYA et al., 1997 ; MuRDINAH et al ., 1998) . minyak nabati/lemak hewani dan (b) memperkaya
Tepung ikan, tepung kerang dan tepung udang dapat nilai gizi makanan dalam rangka mendapatkan
ditambahkan pada pembuatan permen jeli sebanyak makanan sehat. Untuk maksud tersebut, minyak
7,6% (IRIANTO et al., 2003) . Rumput laut Gracillaria ikan dikembangkan pemakaian-ya pada produk
spp dan Sargassum filipendula ditambahkan pada margarine dan table spread, hard fat, shortening,
kue keik untuk meningkatkan asam lemak omega-3 pastry fat, adonan biskuit, lemak dan emulsi untuk
dan iodium (DARIvIAwAN et al., 2004) . roti, adonan roti, minyak goreng, biscuit filling,
Minyak ikan dapat ditambahkan pada media minyak salad/sayur, emulsifier, fish spread, peanut
produk ikan kaleng untuk meningkatkan nilai butter, mayonaise, coleslaw, yoghurt, salami dan
gizinya. Jumlah minyak ikan lemuru yang dapat sosis (Blrvlso, 1989 ; BARLow et al., 1990) .
ditambahkan pada medium saus tomat untuk ikan Selain dari badan ikan, minyak ikan juga dapat
kaleng lemuru adalah 18,32% (IRIANTO et al., 2000) dihasilkan dari organ hati ikan, terutama hati ikan
dan medium minyak nabati untuk ikan cakalang hiu . Minyak hati ikan hiu, di samping memiliki
kaleng adalah 60% (IRIANTO et al., 2002) . Minyak kandungan skualen yang tinggi juga dapat dipakai
ikan ditambah-kan pada pembuatan sosis daging sebagai sumber vitamin A dan D _yang banyak

50



Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII


Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin kadang-kadang produk gelatin yang ada di pasaran
manusia. diragukan kehalalannya . Penggunaan tulang dan
Daging sisa pada pengolahan fillet ikan kulit ikan sebagai bahan mentah merupakan solusi
yang menempel pada tulang dapat dikerok dan yang tepat untuk mengatasi masala tersebut . Pada
dikumpulkan kemudian dapat diolah menjadi prinsipnya gelatin diperoleh dari proses hidrolisis
berbagai produk olahan seperti bakso, nugget, kaki kolagen sebagai salah satu komponen penyusun
naga dan produk olahan lainnya. kulit dan tulang ikan .
Hasil samping dari industri pembekuan udang
dan pengalengan rajungan/kepiting berupa kulit TEKNOLOGI PENDUKUNG PENGUJIAN
udang dan cangkang kepiting/ rajungan dapat diolah DAN JAMINAN MUTU
menjadi kitin dan kitosan yang memiliki rentang
pemanfaatan yang luas (Tabel 3), yaitu untuk dapat, Mutu dan keamanan produk merupakan
diaplikasikan pada bidang nutrisi, pangan, medis, persyaratan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi
kosmetik, lingkungan dan pertanian . di dalam perdagangan produk perikanan saat
ini . Persaingan antar produk di pasaran sangat
Tabel 3 . Pemanfaatan kitin dan kitosan ditentukan oleh kedua hal tersebut. Tidak jarang,
produk perikanan dapat menyebabkan keracunan
Bidang Pemanfaatan
dan kematian terhadap konsumen atau ditolak
Nutrisi Suplemen nutrisi negara pengimpor karena tidak memenuhi
Suplemen serat laut persyaratan keamanannya.
Pangan Nutraceutical, senyawa penyerap
Mutu produk ditentukan oleh performance
lemak Flavour
Flavour enhancer produk secara organoleptik, kimiawi, fisik dan
Pembentuk tekstur mikrobiologis . Cara yang paling mudah untuk
Emuls fier penentuan mutu produk adalah secara organoleptik,
Penjernih minuman sedangkan untuk penentuan mutu secara kimiawi,
Medis Mengobati luka mikrobiologis dan fisik memerlukan peralatan
Contact lens dan waktu yang relatif lama untuk memperoleh
Membran untuk dialisis darah hasilnya.
Antitumor Dalam hal keamanan pangan, selama proses
Kosmetik Krim pelembab
produksi, penanganan dan pengolahan produk
Produk Hair care
perikanan ternyata ditemukan hal-hal yang
Lingkungan Penjernih air
tidak diharapkan, terutama berkenaan dengan
dan pertanian Menyimpan benih
Fertilizer dan fungicide ditemukannya pemakaian bahan-bahan yang
tidak selayaknya digunakan . Sebagai contoh
Lain-lain Prosesfinishing kertas penggunaan khloramfenikol pada usaha budidaya
Menyerap warna pada produk cat dan penggunaan formalin untuk penanganan ikan
Feed additive di atas kapal . Di samping itu juga diketemukan
Chromatography pemakaian bahan-bahan yang tidak diperuntukkan
untuk pangan pada proses pengolahan produk
Sumber : SUHARTO,NO (2006)
perikanan seperti yang ditunjukkan pada Tabel
Selain itu juga dapat dihasilkan produk turunan 3 . Senyawa berbahaya juga dapat timbul akibat
dari kitin dan kitosan, yaitu kitooligosakarida yang cara penanganan ikan yang kurang baik, seperti
memiliki aktivitas antibakteri, antijamur, antitumor, terbentuknya senyawa histamin pada ikan tuna,
penurunan kolesterol, penurunan tekanan darah cakalang dan tongkol akibat pendinginan ikan yang
tinggi dan kemampuan dalam meningkatkan daya tidak memadai .
imunologi (SUHARTONO, 2006) . Untuk menjamin keamanan produk perikanan
Kulit dan tulang ikan dapat digunakan sebagai yang dipasarkan diperlukan metoda-metoda serta
bahan mentah pada pengolahan gelatin . Pada peralatan-peralatan yang mampu untuk mendeteksi
umumnya kolagen diolah dari tulang dan kulit dan mengukur keberadaan bahan berbahaya
binatang ternak, terutama sapi dan babi, sehingga tersebut . Untuk analisis khloramfenikol pada

51
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

udang diperlukan alat LC-MSMS, yang merupakan secara cepat yang disebut dengan "Antilin"
peralatan relatif mahal harganya, tetapi harus dan kit tersebut sudah didaftarkan untuk proses
diadakan untuk memenuhi permintaan negara mendapatkan HKI/paten . Ke depan mungkin juga
pengimpor produk tersebut . perlu dikembangkan kit untuk mengetahui mutu
Alat uji cepat mungkin sudah saatnya kesegaran ikan (misalnya dengan menggunakan
dikembangkan untuk keperluan perlindungan bagi prinsip redoks potensial) atau kit untuk mengukur
konsumen, seperti alat uji cepat untuk mendeteksi kadar air produk (misalnya untuk kerupuk, ikan
formalin, histamin dan bahan berbahaya lainnya. asin, cumi asin dal lain lain) dan parameter-
BBRP2B telah mengembangkan kit deteksi formalin parameter mutu lainnya .

Tabel 3 . Hasil survei penggunaan bahan tidak untuk pangan pada penanganan dan pengolahan produk perikanan
No Jenis malpraktek Jenis produk Jenis bahan yang digunakan
1. Penggunaan bahan pewarna yang 1 . Terasi Rhodamm B, Kesumba cap
tidak dianjurkan belalang, pewarna lain tanpa
Crierk an je as
2 . Daging kerang hijau I'ewatna cap odok dan
Pewarna cap ikan mas koki
3 . Pindang kuning Auramin
2. Penggunaan insektisida 1 . Ikan jambal Pastak, Endodan 350 EC,
Baygon, Startox
2 . Ikan asin Startox
3 . Ikan asin rebus Baygon dicampur minyak
tanah
4 . Tepung ikan/bahan baku tepung ikan B aygon
5 . Sirip hiu Startox
3. Penggunaan borax 1 . Ikan jambal Borax
2 . Bakso ikan Borax
4. Penggunaan hidrogen peroksida 1 . Ikan asin/jambal H20 2
2 . Ikan teri H 20 2
3 . Ikan peda H2O 2
5. Penggunaan bahan pemutih Ikan asin Bayclin
6. Penggunaan sabun cuci 1 . Sirip ikan hiu Deterjen
2 . Cumi-cumi kering Deterjen
7. Penggunaan twas Ikan asap Tawas
8. Penggunaan bahan pengawet Ikan segar Formalin
mayat
Sum her: IRIANTo dan MURDINAH (2006)

PENUTUP berbagai penyakit dan membantu perkembangan


otak .
Sumberdaya , perikanan Indonesia memiliki
Teknologi penangkapan dan teknologi budidaya
potensi yang sangat baik untuk berkontribusi di
yang ada telah berhasil memanfaat-kan sumberdaya
dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia,
yang ada, walaupun belum optimal . Teknologi
yaitu baik sumberdaya perikanan tangkap maupun
penanganan basil tangkap dan hasil panen yang
perikanan budidaya . Pada umumnya ikan memiliki
baik perlu diterapkan untuk mempertahankan mutu
kandungan gizi yang baik, yaitu protein yang
dan keamanan-nya, terutama dengan penerapan
tersusun atas asam amino esensial yang lengkap dan
cold chain system mulai setelah ditangkap/dipanen
lemak yang tersususun sebagian besar oleh asam
sampai di tangan konsumen .
lemak tak jenuh omega-3 yang berkhasiat terhadap

52
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

Teknologi pengolahan, selain meningkat-kan FAWZYA, Y.N . dan IRIANTo, H.E. 1997. Fortifikasi makanan
nilai tambah kotnoditas perikanan juga memberikan dengan sumber gizi dari ikan untuk peningkatan
pilihan produk untuk
k dikonsumsi oleh masyarakat, konsumsi ikan dan kesehatan, Warta Penelitian
Perikanan Indonesia III (1) : 2-6.
sehingga kontribusi per-ikanan di dalam pemenuhi
kebutuhan gizi masyarakat melalui produk pangan FAWZYA, YN ., RUFINA, M. SuGIYONo dan IRIANTO, H .E .
hewani dapat tercapai . 1997. Quality of extruded food products made from
corn, rice and fish flour mixture . di dalam APFIC
Summary report of papers presented at the tenth
DAFTAR PUSTAKA session of the Working Party on Fish Technology
and Marketing, Colombo, Sri Lanka 4-7 June
ANDERSEN, S . 1995 . Microencapsulated marine omega-3 1996 . FAO Fisheries Report No .563 . Rome, FAO
fatty acids for use in the food industry . Food Tech p.265-269.
Euro Dec . 1994/Jan 1995 : 104 - 105 .
IRIANTO, H .E. 1993 . Kemungkinan pemanfaatan minyak
BARLOW, S .M ., F.V
.K . dan DUTHIE, I.F.
YOUNG, ikan Indonesia untuk konsumsi manusia . Jur. Fak.
1990. Nutritional recommendations for n-3 Perik . Unsrat. 11(2) : 45-54 .
polyunsaturated fatty acids and challenge ro food
industry. Proceeding of the Nutrition Society 49 : IRIANTO, H.E ., FAWZYA, Y.N ., RETNOWATI, N ., TANTRI, J .
13-21 . and IBRAHIM, B. 1997 . Utilization of fish oil in beef
and chicken sausage processing . di dalam APFIC
1989. Food oils : Past and present food uses .
BIMBO, A.P. Summary report of papers presented at the tenth
JAOCS 66 (12) :1717 - 1726 . session of the Working Party on Fish Technology
and Marketing, Colombo, Sri Lanka 4-7 June
DARMAWAN, M ., TAZWIR dan H .E . IRIANTO . 2004 .
1996 . FAO Fisheries Report No .563 . Rome, FAO
Fortifikasi kue keik menggunakan Gracillaria spp .
p .235-246 .
dan Sargassum fzlipendula sebagai somber asam
lemak omega-3 dan iodium . J. Pen . Perikanan IRIANTO, H .E ., FAWZYA, Y.N ., SUGIYONO dan NOLITA, S.
Indonesia 10 (3) : 85 - 93 . 2000. Development of tomato sauce enriched
with fish oil for canned sardine medium . Di dalam
DEPARTEMEN KELAUTAN dan PERIKANAN . 2005 . Revitalisasi
Proceeding of the JSPS-DGHE International
perikanan . Departemen Kelautan dan Perikanan
Symposium on Fisheries Science in Tropical Area,
Republik Indonesia. Jakarta .
Bogor August 21-25, 2000 (Eds . CARMAN, O . et
DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA . 2007 . Kebijakan dan program al.) .
prioritas tahun 2008 . makalah disampaikan dalam
IRIANTO, H .E ., FAWZYA, Y.N ., SUGIYONodan ANGGRENANI,
Rakornas Departemen Kelautan dan Perikanan
S . 2002 . Use of sardine oil for medium of canned
tahun 2007. Departemen Kelautan dan Perikanan .
skipjack. Fisheries Science Vol. 68 Supp . II : 1430-
Jakarta.
1433 .
DITJEN . PENGOLAHAN dan PEMASARAN HASIL PERIKANAN .
IRIANTO, H .E ., SUBARYONO dan HERLINA, N . 2003 .
2007 . Kebijakan dan program prioritas Ditjen
Development of gelatin jelly candy enriched
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan .
with fish flour. Di dalam Proceeding International
Powerpoint disampaikan dalam Rakornas
Seminar on Marine and Fisheries, Jakarta 15-16
Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 2007 .
December 2003 . (Eds . BURHANUDDIN, S . et al.) him
Departemen Kelautan dan Perikanan . Jakarta.
207-211 .
DITJEN PERIKANAN TANGKAP .2006. Statistik perikanan
IRIANTO, H .E . dan GIYATMI . 2003 . Prospective uses of fish
tangkap Indonesia, 2004 . Ditjen Perikanan
oil in Indonesia. Di dalam Proceeding International
Tangkap . Jakarta.
Seminar on Marine and Fisheries, Jakarta 15-16
2007 . Kebijakan dan program
DITJEN PERIK.AN .A N TANGKAAP . December 2003 . (Eds . BuRHANUDIIN, S . et al.) him
prioritas tahun 2008 . makalah disampaikan dalarn 257-265 .
Rakornas Departemen Kelautan dan Perikanan
tahun 2007 . Departemen Kelautan dan Perikanan .
Jakarta.

53
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

MURDINAH, FAwzYA, Y.N, IRIANTO, H .E . dan WiBOwo, UTOMO, BSB, SURYANINGRUM, TD, SARI, A dan WIBowo,
S . 1998 . Fortifikasi tepung ikan pada makanan S . 1998a. Penelitian penanganan dan transportasi
ekstrusi dari campuran beras dan kacang hijau . Di ikan kerapu hidup untuk ekspor. Di dalam Intisari
dalam Prosiding Simposium Perikanan Indonesia penelitian perikanan laut 1997/1998 (Eds . LINTING,
II, Ujung Pandang, 2-3 Desember 1997 . p .315- ML et al.) . Balai Penelitian Perikanan Laut . Jakarta .
320 . him 50 - 56 .

NURDJANAH, M .L . dan RAKHAMAWATI, D. 2006 . UTOMO, BSB, SURYANINGRUM, TD, WIBOWO, S. dan
Membangun kejayaan perikanan budidaya . Di SUHERMAN, M . 1998b . Penelitian penanganan
dalam 60 Tahun Perikanan Indonesia (Eds . CHOLIK dan transportasi ikan kerapu hidup untuk ekspor
et al.) . Masyarakat Perikanan Nusantara. him 189- (lanjutan) . Di dalam Intisari penelitian perikanan
200 . laut 1998/1999 (Eds . LINTING, ML et al.) . Balai
Penelitian Perikanan Laut . Jakarta. him 39 - 42 .
SUBARYONO, H .E . IRIANTO dan N . INDRIATI. 2003 . Fortifikasi
ikan pada emping melinjo . J. Pen. Perik. Indonesia WIBowo, S . dan YUNIZAL . 1998 . Penanganan ikan segar.
9 (5) : 85 - 94 . Instalasi Perikanan Laut Slipi . Jakarta .

SUGAMA, K . 2006 . Perbaikan mutu genetik ikan untuk WiBowo, S . 2006 . Industri rumput Laut Indonesia. Di
mendukung pengembangan perikanan budidaya. dalam 60 Tahun Perikanan Indonesia (Eds . CHOLIK
Makalah Orasi Pengukuhan Profesor Riset . et al.). Masyarakat Perikanan Nusantara. him 254-
Departemen Kelautan dan Perikanan . Jakarta . 295 .

SUHARTONO, M .T. 2006 . Pemanfaatan kitin, kitosan, YUNIZAL. 2004 . Teknologi pengolahan Aiginat. Pusat
kitooligosakarida. Foodreview 1 (6) : 30 -- 33 . Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi
Kelautan dan Perikanan . Jakarta.
SURYANINGRUM, TD, UTOMO, BSB dan WIBowo, S . 2001 .
Teknologi penanganan dan transportasi krustasea
hidup . Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan . Jakarta.

54

Vous aimerez peut-être aussi