Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, dan kista. Predileksi akne
vulgaris pada daerah-daerah wajah, bahu bagian atas, dada, dan punggung.1
didapatkan frekuensi yang lebih besar pada usia antara 15-18 tahun pada kedua
tahun.2
pasti belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat
factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor psikis,
Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne yakni,
(inflamasi).2,3
pemeriksaan fisis, dan tes laboratorium. Diagnosis banding akne vulgaris antara
1
Penatalaksanaan akne vulgaris berupa terapi sistemik, topikal, fisik, dan
diet. Pada umumnya prognosis dari akne ini cukup baik, pengobatan sebaiknya
dimulai pada awal onset munculnya akne dan cukup agresif untuk menghindari
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
kronik folikel pilosebasea yang umunya terjadi pada masa remaja dengan
gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus, dan kista pada tempat
predileksinya.1
2.2 EPIDEMIOLOGI
Akne vulgaris pertama kali dipublikasikan pada tahun 1931 oleh Bloch.
Pada saat itu dinyatakan bahwa insiden terjadinya akne vulgaris lebih banyak
pada anak perempuan dibanding anak laki-laki dengan usia sekitar 13% pada
anak usia 6 tahun dan 32% pada anak usia 7 tahun. Sejak saat itu tidak ada
evolusi yang signifikan mengenai usia timbulnya jerawat. Menurut studi yang
berbeda dari literatur berbagai negara, usia awal rata-rata 11 tahun pada anak
85% terjadi pada remaja dengan beberapa derajat akne. Hal tersebut terjadi
dengan frekuensi yang lebih besar pada usia antara 15-18 tahun pada kedua
jenis kelamin. Pada umumnya, involusi penyakit terjadi sebelum usia 25 tahun.
Bagaimanpun, terdapat variabilitas yang besar pada usia saat onset dan resolusi
12% perempuan dan 3% laki-laki akan berlanjut secara klinis sampai usia 44
tahun. Sebagian kecil akan menjadi papul dan nodul inflamasi sampai usia
dewasa akhir.7
Akne vulgaris derajat ringan biasanya terjadi pada bayi yang terjadi oleh
karena stimulasi folikular oleh kelenjar androgen adrenal yang berlanjut pada
3
dengan komedo sebagai lesi predominan pada pasien yang sangat muda.
Jumlah kasus terbanyak terjadi pada periode pertengahan sampai akhir remaja,
setelah itu insidennya akan menurun. Namun pada wanita dapat terus berlanjut
2.3 ETIOLOGI
pasti belum diketahui secara jelas, namun terdapat beberapa faktor yang dapat
factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor psikis,
lainnya.3
2.3.1 Sebum
terjadi peningkatan sebum. Sebum yang meningkat tidak hanya terjadi pada
2.3.2 Bakteri
pada kulit. Pada keadaan patologik, bakteri ini membentuk koloni pada
4
2.3.3 Herediter
kelenjar palit (glandula sebasea). Apabila kedua orang tua mempunyai parut
2.3.4 Hormon
sangat cepat pada peningkatan kadar hormon ini di atas normal. Hal ini
2.3.5 Diet
2.3.6 Iklim
hebat pada musim dingin, dan dapat pula meningkat oleh paparan cahaya
matahari langsung.1
2.3.7 Faktor iatrogenik
dapat menginduksi akne pada dewasa muda. Kontrasepsi oral dapat pula
5
2.4 PATOGENESIS
peningkatan produksi sebum oleh glandula sebacea. Pasien dengan akne akan
meskipun kualitas sebum pada kedua kelompok tersebut adalah sama. Salah
P.aknes, flora normal yang terdapat pada unit pilosebacea. Asam lemak bebas
akne memiliki kadar serum androgen yang lebih tinggi dibanding dengan
orang yang tidak terkena akne. 5α-reduktase, enzim yang bertanggung jawab
meningkat pada bagian tubuh yang menjadi predileksi timbulnya akne yaitu
Dosis estrogen yang diperlukan untuk menurunkan produksi sebum jauh lebih
6
langsung melawan efek androgen dalam glandula sebacea, menghambat
a b c d
(pustul) d) Nodul
primer akne yaitu mikrokomedo. Epitel folikel rambut paling atas, yaitu
7
Hormon androgen dapat berperan dalam keratinosit follikular untuk
androgen yang poten yang memegang peranan terhadap timbulnya akne. 17β-
peranan androgen dalam patogenesis akne ialah bahwa pada orang dengan
linoleic. Asam linoleic merupakan asam lemak esensial pada kulit yang akan
menurun pada orang-orang yang terkena akne. Kuantitas asam linolic akan
diproduksi dengan kuantitas yang tetap tetapi akan mengalami dilusi seiring
2.4.3 Bakteri
peranan aktif dalam proses inflamasi yang terjadi. P.aknes merupakan bakteri
8
gram-positif, anaerobik, dan mikroaerobik yang terdapat pada folikel sebacea.
jumlah P.aknes yang terdapat pada glandula sebacea dan beratnya penyakit
yang diderita.2
2.4.4 Inflamasi
kulit yang tidak memiliki komedo dan cenderung menjadi akne menunjukkan
dari komedo yang baru terbentuk menunjukkan aktifitas inflamasi yang jauh
lebih hebat.1,2
9
bakteri ke dalam dermis mengakibatkan respon inflamasi yang cepat. Tipe sel
yang dominan pada 24 jam pertama ruptur komedo adalah limfosit. CD4 +
pada daerah perivaskuler. Satu sampai dua hari setelah ruptur komedo,
Komedo merupakan lesi primer dari akne. Hal tersebut dapat dilihat sebagai
papul yang datar atau sedikit meninggi dengan pembukaan sentral yang
10
pada kulit untuk dapat terlihat. Makrokomedo, yang jarang terjadi, dapat
mencapai ukuran 3-4 mm. Papul dan pustul biasanya berukuran 1-5 mm dan
disebabkan oleh inflamasi, oleh sebab itu pasti terdapat eritema dan edema.
membentuk plak yang terindurasi mengandung traktus sinus dan cairan apakan
Pasien secara umum akan memiliki lesi yang bervariasi. Pada pasien
dengan kulit yang lebih terang, lesi biasanya pecah dengan makula kemerahan
sampai keunguan yang memiliki umur yang lebih pendek. Pada pasien dengan
warna kulit yang lebih gelap, makula hiperpigmentasi akan terlihat dan
bertahan sampai beberapa bulan. Skar dari akne memiliki penampakan yang
heterogen. Morofologi yang dibentuk termasuk skar yang dalam, narrow ice-
pick yang terlihat kebanyakan pada dahi dan pipi, lesi canyon-type atrophic
pada wajah, skar papular putih kekuningan pada badan dan dagu, skar tipe
anetoderma pada badan, serta skar hipertrofik dan keloidal yang meninggi pada
Predileksi akne umunya pada wajah, leher, badan bagian atas, dan
lengan atas. Pada wajah hal tersebut paling sering terjadi pada pipi, dan
sebagian kecil pada hidung, dahi, dan dagu. Telinga dapat terlibat, dengan
komedo yang besar pada concha, kista pada lobus, dan kadang-kadang komedo
dan kista pre dan retro-aurikuler. Pada leher khususnya pada daerah nuchae, lesi
tanda awal dari produksi hormon seks yang meningkat. Ketika akne muncul
pada usia 8-12 tahun, yang tampak biasanya berupak komedo yang utamanya
muncul pada dahi dan pipi. Hal tersebut dapat tetap menjadi ringan dalam
11
pun, sebagaimana kadar hormon meningkat pada usia-usia pertengahan remaja,
pustul dan nodul inflamasi yang lebih berat dapat terjadi yang dapat menyebar
pada tempat lainnya. Laki-laki muda cenderung memiliki kompleks yang lebih
berminyak dan penyebaran penyakit yang lebih berat dibanding perempuan usia
muda. Perempuan dapat mengalami perjalanan penyakit yang berat dari lesi
perempuan usia 20-35 tahun yang belum mendapatkan akne pada saat remaja.
Akne ini kebanyakan bermanifestasi sebagai papul, pustul, dan nodul dalam
persisten yang nyeri pada daerah dagu dan leher bagian atas.7
2.6 KLASIFIKASI
Saat ini klasifikasi yang digunakan di indonesia untuk menentukan derajat akne
vulgaris menurut Lehman dan kawan-kawan yang merupakan adopsi dari Acne
Derajat Lesi
Ringan Komedo < 20
Lesi inflamasi < 15
Total lesi < 30
Sedang Komedo 20-100
Lesi inflamasi 15-50
Total lesi 30-125
Berat Komedo > 100
Kista > 5
Lesi inflamasi 50
Total lesi > 125
Tabel.1 klasifikasi acne vulgaris
(tabel diambil dari kepustakaan 4)
12
Gambar.3 Akne vulgaris grade 1 Gambar.4 Akne vulgaris grade 2
2.6 DIAGNOSIS
vulgaris biasanya terjadi pada saat pubertas, tetapi gejala klinis yang muncul
13
berfluktuasi berdasarkan siklus mensturasinya. Akne fulminan merupakan
subtipe akne yang jarang dan terjadi pada berbagai manifestasi sistemik,
tetapi dapat berkembang menjadi papul, pustul, nodul, atau kista. Kedua tipe
lesi ditemukan pada area dengan glandula sebacea yang banyak.4 Tes fungsi
endokrin rutin tidak diindikasikan pada sebagian besar pasien dengan akne.
lutenizing hormone (LH), FSH dapat dilakukan. Tes mikrobiologi rutin tidak
perlu pada evaluasi dan dan penanganan pasien dengan akne. Jika lesi terpusat
pada peri oral dan area nasal dan tidak responsif terhadap penanganan akne
didiagnosis dengan adanya beberapa variasi dari lesi akne (komedo, pustul,
papul, dan nodul) yang erdapat pada wajah, punggung, dan dada. Diagnosis
banding akne vulgaris antara lain erupsi akneiformis, rosasea, dan dermatitis
perioral.2,8
a. Erupsi akneiformis
14
Gambar.7 erupsi akne formis
(Gambar diambil dari kepustakaan 2)
b. Rosasea
secara pasti, dengan karakteristik adanya eritema pada sentral wajah dan
leher. Penyakit ini terdiri atas dua komponen klinik, yakni perubahan
vaskuler yang terdiri atas eritema intermiten dan persisten serta erupsi
akneiform yang terdiri atas papul, pustul, kista, dan hiperplasia sebasea.
Gambar.8 rosasea
(gambar diambil dari kepustakaan 2)
c. Dermatitis perioral
15
muda, sering ditemukan di sekitar mulut, namun dapat pula di sekitar
hidung dan mata. Etiologinya belum diketahui secara pasti, namun diduga
kontrasepsi oral.2,8,10
2.8 PENATALAKSANAAN
Terapi akne vulgaris terdiri atas terapi sistemik, topikal, fisik, operasi dan
diet.2,5,6
16
Tabel.2 penatalaksanaan acne vulgaris
( tabel diambil dari kepustakaan no2)
ringannya dari acne vulgaris tersebut, namun untuk penanganan awal pada
2.9 PROGNOSIS
Onset dari akne vulgaris sangat bervariasi, dimulai dari 6 hingga 8 tahun dan
kemudian tidak timbul lagi hingga umur 20 atau lebih.Kejadian akne ini biasanya
diikuti oleh remisi yang terjadi secara spontan. Walaupun rata-rata pasien akan
mengalami penyembuhan pada usia awal 20an tapi ada juga yang masih menderita
Akne pada wanita biasanya berfluktuasi berkaitan dengan siklus haid dan
17
seharusnya berhubungan dengan perubahan aktivitas glandula sabaseus, dimana tidak
terjadi peningkatan produksi sebum pada fase luteal dalam siklus menstruasi.2
sebaiknya dimulai pada awal onset munculnya akne dan cukup agresif untuk
Pada kebanyakan kasus, akne biasanya sembh secara spontan ketika melewati
usia remaja dan memasuki usia 20an. Alasan untuk hal ini masih belum diketahui
secara jelas, tidak ada penurunan secara bersama-sama pada produksi sebm ataupun
18
BAB III
KESIMPULAN
Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai
dengan adanya komedo, papul, pustul, dan kista. Predileksi akne vulgaris pada
daerah-daerah wajah, bahu bagian atas, dada, dan punggung. disebabkan oleh
berbagai factor Penyebab yang pasti belum diketahui secara jelas, namun terdapat
beberapa faktor yang dapat menyebabkan, antara lain : genetik, endokrin (androgen,
pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea,
yang memiliki karakteristik komedo, papul, pustul, dan nodul. Komedo merupakan
lesi primer dari akne. Hal tersebut dapat dilihat sebagai papul yang datar atau sedikit
meninggi dengan pembukaan sentral yang melebar berisi keratin hitam ( komedo
terbuka ). Patogenesis akne vulgaris sangat kompleks, dipengaruhi banyak faktor dan
dengan terjadinya akne, yakni peningkatan sekresi sebum, adanya keratinisasi folikel,
Terapi akne vulgaris terdiri atas terapi sistemik, topikal, fisik, operasi dan
diet. Onset dari akne vulgaris sangat bervariasi, dimulai dari 6 hingga 8 tahun dan
kemudian tidak timbul lagi hingga umur 20 atau lebih.Kejadian akne ini biasanya
diikuti0 oleh remisi yang terjadi secara spontan. Walaupun rata-rata pasien akan
mengalami penyembuhan pada usia awal 20an tapi ada juga yang masih menderita
19
DAFTAR PUSTAKA
eds. Andrews’ disease of the skin Clinical Dermatology 10th ed. Canada : El
18
Books;2005. p:10-20.
10. Schalock PC. Rosaceae and perioral (periorificial) dermatitis. In: Manual of
11. Boothroyd, Steve. Topical therapy and formulation priciples. In: Webster GF,
p:253-256
12. Gupta AK, Swan JE. Perioral dermatitis. In: Wiiliams H, Bigbi Mc, Diepgen T,
Books;2003. p:125-131.
20
13. Zouboulis, Christos C. Update and Future of Systemic Acne Treatment.
p:87-98.
15. Anonim. Acne Vulgaris. Cited on 23 maret 2018. Available from :
http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/basics/classification.html
21