Vous êtes sur la page 1sur 17

TEHNIK TERAPI KOMPLEMENTER: AROMA TERAPI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Terapi Komplementer


Dosen Pengampu: Ns. Nur Widayati, MN

PAPER

oleh:
Suhariyati NIM 112310101001
Dian Diningrum T. P. NIM 112310101004
Nurul Fitriyah NIM 112310101010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2014
PEMBAHASAN
1. Definisi
Aromaterapi adalah terapi komplementer dalam praktek keperawatan dan
menggunakan minyak esensial dari bau harum tumbuhan untuk mengurangi masalah
kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup (Bangun & Nur’aeni, 2013). Aromaterapi
adalah penggunaan minyak essensial dari tanaman untuk meningkatkan kesehatan,
vitalitas tubuh, pikiran serta jiwa dengan cara inhalasi, mandi rendam, kompres,
pemakaian topikal dan pijat. Pemakaian minyak essensial secara komersial untuk
terapi stres dan pencegahan penyakit sudah dilakukan sejak ratusan tahun (Rho dkk,
2006). Hasil penelitian yang telah ada memperlihatkan bahwa aromaterapi dapat
mempengaruhi denyut nadi, tekanan darah, kekuatan otot, kesadaran otak, temperatur
tubuh dan sirkulasi darah (Field dkk, 2005).

2. Mekanisme
Mekanisme kerja bahan aromaterapi adalah melalui sistem sirkulasi tubuh dan
sistem penciuman. Organ penciuman merupakan satu-satunya indera perasa dengan
berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan merupakan
saluran langsung ke otak. Hanya sejumlah 8 molekul sudah dapat memicu impuls
elektris pada ujung saraf. Dibutuhkan kurang lebih sekitar 40 ujung saraf yang harus
dirangsang sebelum seseorang sadar bau apa yang dicium (Deveraux, 2003).
Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap di udara. Apabila masuk
ke rongga hidung melalui penghirupan, akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses
penciuman. Proses penciuman terbagi dalam tiga tahap; dimulai dengan penerimaan
molekul bau tersebut oleh olfactory epithelium, yang merupakan suatu reseptor yang
berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya bau tersebut akan ditransmisikan sebagai suatu
pesan ke pusat penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung (Howard dan
Hughes, 2007).
Pusat penciuman sebesar biji buah delima pada pangkal otak. Pada tempat ini
berbagai sel neuron menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarnya ke sistem
limbik yang selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk diolah (Deveraux, 2002).
Bila minyak esensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan membawa
unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak tersebut ke puncak hidung.
Rambut getar yang terdapat dalamnya, yang berfungsi sebagai reseptor, akan
menghantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya ingat seseorang yang
selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi
(Howard dan Hughes, 2007).
Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi
dengan pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang atau
terangsang. Melalui penghirupan, sebagian molekul akan masuk ke dalam paru-paru.
Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik
pada bronkus maupun pada cabang halusnya (bronkioli). Pada saat terjadi pertukaran
gas di dalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh sirkulasi darah di dalam
paru-paru. Pernafasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatik ke
dalam tubuh (Deveraux, 2002).
Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak.
Sebagai contoh, bau yang menyenangkan akan menstimulasi talamus untuk
mengeluarkan enkefalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan
menghasilkan perasaan tenang (Howard dan Hughes, 2007).
Kelenjar pituitari juga melepaskan agen kimia ke dalam sirkulasi darah untuk
mengatur fungsi kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal. Bau yang menimbulkan rasa
tenang akan merangsang daerah di otak yang disebut raphe nucleus untuk
mengeluarkan sekresi serotonin yang menghantarkan kita untuk tidur (Howard dan
Hughes, 2007).
3. Tujuan
Aromaterapi adalah terapi menggunakan essential oil atau sari minyak murni
untuk mengurangi masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup,
membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan
merangsang proses penyembuhan. Aromaterapi biasa digunakan untuk rileksasi dan
pengobatan. Aromaterapi dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri, perawatan
kulit, mengurangi ketegangan dan kelelahan, serta memperkuat kondisi tubuh secara
keseluruhan.
Minyak esensial dapat memengaruhi suasana hati, mengurangi kelelahan,
mengurangi kecemasan, dan merangsang relaksasi. Ketika dihirup, minyak esensial
bekerja pada otak dan sistem saraf melalui stimulasi dari saraf penciuman.

4. Manfaat
Aromaterapi bermanfaat dalam bidang kesehatan khususnya sebagai terapi
pelengkap. Berikut ini adalah manfaat aroma terapi antara lain:
a. Pijat aromaterapi dalam persalinan
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ibu yang dipijat 20 menit setiap jam
selama tahapan persalinan dapat menurunkan rasa sakit. Hal tersebut karena pijat
aromaterapi lebih merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin yang
merupakan pereda sakit alami dan juga menciptakan perasaan nyaman. Pijat
aromaterapi pada ibu hamil dapat di lakukan di bagiantubuh seperti leher, kepala,
punggung dan tungkai. Essential oil yang bisa digunakan antara lain base oil dari
kacang almond serta minyak zaitun. Untuk pemakaian essential oil harus
berdasarkan rekomendasi ahli aromaterapi dan harus memperhatikan respon klien
dikarnakan ada beberapa jenis oil mengandung zat yang sangat kuat dan dapat
mempenggaruhikontraksi jika salah digunakan (Danuatmaja dan Meiliasari, 2008).
b. Aromaterapi untuk menidurnyenyakan bayi
Dalam perawatan bayi, aromaterapi digunakan untuk menenangkan bayi
dan anak-anak agar tidak gelisah/rewel dan dapat tidur dengan nyenyak. Minyak
esensial yang berbeda memiliki sifat yang berbeda dan digunakan untuk alasan
yang berbeda. Berikut adalah beberapa minyak esensial lembut yang sering
digunakan untuk bayi seperti geranium (Graveolen spelargonium), lavender
(Lavandula angustifolia), mawar (Rosa damascena), Roman chamomile (Nobile
chamaemelum), lemon, grapefruit, jeruk mandarin (Aurantium sinensis). Ada
beberapa minyak atsiri yang tidak boleh dianjurkan untuk bayi, antara lain minyak
atsiri tinggi menthone seperti peppermint (Mentha piperita x), cornmint (Mentha
arvensis), hisop (Hisop officinalis), basil (Ocimum basilicum), dan juniper
(Juniperus communis).
c. Pelengkap pengobatan penyakit
Menurut Al-Kaheel (2013), penggunaan minyak Habbatus Sauda’ (jintan
hitam), minyak biji anggur, dan berbagai minyak herbal lainnya bagus untuk
penggobatan. Hal ini dilakukan setelah membaca Alquran dan mengoleskannya
kebagian tubuh yang sakit. Para peneliti telah menunjukkan bahwa penggunaan
minyak herbal ditambah dengan frekuensi suara dapat meningkatkan kapasitas
minyak menjadi lebih efektif dalam penggobatan penyakit. Dalam penelitian,
aromaterapi pijat dapat mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan harga
diri, dan penelitian lain juga membuktikan bahwa aromaterapi melalui inhalasi
efektif diberikan pada klien dengan cemas yaitu mahasiswa yang akan menghadapi
ujian dengan pengukuan tanda-tanda vital, dan juga terbukti dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada pasien kanker saat akan menghadapi operasi.

5. Indikasi
Menurut Worwood (2002), Aromatherapy merupakan tindakan terapeutik
dengan menggunakan minyak esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan
fisik, dan psikologi sehingga keadaan tubuh menjadi lebih baik. Ada banyak jenis
bahan dan indikasi dalam minyak aromaterapi, yaitu:
a. Cendana / sandalwood (Santalum album)
Mempunyai indikasi untuk mengatasi rasa cemas, tegang, dan ketakutan, dan
mempunyai efek penenang dan dapat mengatasi masalah gangguan tidur. Minyak
ini dapat digunakan sebagai perawatan kulit yaitu pelembut, dan penyejuk yang
sangat baik digunakan pada kulit kering, berkerut, atau pada kulit meradang
karena sinar matahari, minyak ini juga dapat menghilangkan rasa gatal dikulit
(Worwood, 2002).
b. Lemon (Citrus lemon)
Indikasinya untuk menyegarkan badan dan melancarkan sirkulasi tubuh, kaya
vitamin C dapat digunakan untuk mengatasi berbagai macam infeksi dan gangguan
pencernaan, baik digunakan untuk influenza, dan sakit tenggorokan, menguatkan
sistem kekebalan tubuh, membangkitkan nafsu makan, meringankan sakit karena
rematik atau nyeri sendi, menyegarkan pikiran, dan meningkatkan konsentrasi
(Worwood, 2002).
c. Jasmine (Jasminum grandiflorum)
Mempunyai indikasi untuk mengurangi rasa cemas, menyejukkan dan
meningkatkan kepekaan, kejernihan pikiran, ketenangan, menghangatkan emosi,
membantu keteraturan sisitem pernafasan dan mengurangi iritasi karena batuk,
dapat juga digunakan untuk perawatan kulit kering dan sensitif (Worwood, 2002).
d. Mawar (Rosa centifolia)
Mempunyai indikasi sebagai pembangkit semangat, memperbaiki suasana hati
(relaksasi), menyenangkan, dan sebagai antidepresan. Bersifat sebagai antioksidan
sehingga baik untuk tubuh (Worwood, 2002). Penelitian Yulianingsih, dkk. (2006
dalam Ribkahwati, ) menyatakan bahwa mawar merah lokal Cipanas Jawa
Barat mengandung citronellol 27,23 % dan geraniol 16,18 %.
e. Green Tea (Camelia sinensis)
Mempunyai indikasi sebagai pelindung dan melembabkan kulit, mengatasi
darah tinggi, membantu mengeluarkan dahak, dan menurunkan kadar gula dalam
darah (Worwood, 2002). Berasal dari bagian daun. Bersifat sebagai anti oksidan
kuat dan anti radikal bebas. Aroma Green tea dapat membantu menyeimbangkan
fungsi sel tubuh, membantu mencegah kanker, memperbaiki sistem peredaran
darah, membantu menguraikan asam lemak, menurunkan kadar gula dalam darah,
meningkatkan fungsi lever, membantu mengeluarkan dahak dan membersihkan
paru-paru, memperlambat proses penuaan, dan membangkitkan semangat
(Setiyanti, 2008).
f. Lavender
Kelebihan minyak lavender dibanding minyak essensial lain adalah
kandungan racunnya yang relative sangat rendah, jarang menimbulkan alergi dan
merupakan salah satu dari sedikit minyak essensial yang dapat digunakan langsung
pada kulit (Yunita,2010). Kandungan minyak esensial dari tumbuh-tumbuhan,
seperti pada batang, daun, akar, buah, dan bunga dapat diisolasi atau dipisahkan
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan penyulingan (distilation).
Penyulingan merupakan proses yang sangat menentukan untuk mendapatkan
minyak esensial dari suatu tanaman. Terdapat beberapa cara penyulingan yang
dapat dilakukan untuk menghasilkan minyak esensial dan cara-cara tersebut
tergantung pada volume serta ketersediaan alat-alat pendukung di lokasi
penyulingan. Alat penyulingan minyak sebaiknya terbuat dari bahan stainless steel.
Jika proses penyulingan dibuat dari bahan lain (non-stainless steel), minyak yang
dihasilkan akan tampak keruh. Pertama yang harus kita lakukan sebelum
penyulingan adalah memotong bunga lavender menjadi bagian yang lebih kecil.
Hal ini bertujuan agar kelenjar minyak pada bunga dapat terbuka sebanyak
mungkin sehingga memaksimalkan produksi minyak esensial. Tahap selanjutnya
adalah mengeringkan bunga lavender pada tempat yang teduh atau ruang tertutup
selama kurang lebih dua hari. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses
penyulingan dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Jangan langsung
mengeringkan di bawah sinar matahari karena dapat mengakibatkan sebagian
minyak dari bunga ikut menguap. Selain itu, pengeringan yang terlalu cepat dapat
mengakibatkan bunga menjadi rapuh dan sulit untuk disuling. Bila dua tahap di
atas telah dikerjakan, bunga lavender siap untuk disuling menjadi minyak esensial.
g. Pine (Pinus sylvestris)
Mempunyai indikasi untuk mengatasi masalah gangguan paru-paru, seperti
influenza, sakit tenggorokan, bronkitis, TBC, dan radang paru-paru (pneumonia).
Sebagai antiseptik dan antibakteri, bermanfaat untuk membantu perawatan infeksi
saluran urin dan ginjal, melancarkan buang air kecil dan peredaran darah. Dapat
digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka dikulit dan iritasi kulit. Aroma
cemara memberikan kesegaran dan membangkitkan semangat, sangat berguna
untuk mengatasi kelelahan fisik dan mental (Worwood, 2002).

h. Minyak wijen hitam


Tanaman wijen (Sesamum indicum L.) merupakan tanaman herbal yang
termasuk pada famili Pedaliaceae dan genus Sesamum. Biji dari tanaman wijen
hitam (Sesamum black seed) bisa menghasilkan minyak dan minyak tersebut bisa
digunakan untuk aromaterapi. Minyak wijen mengandung protein tinggi dan
mengandung asam lemak tidak jenuh (40-45,4%) (Rusmin, dkk, 2007). Komposisi
kimia dari wijen hitam sebagai berikut:
a. Kadar air: 5,42
b. Minyak 46,50
c. Albumin 25,01
d. Karbohidrat 9,06
e. Serat kasar 6,69
f. Abu 6,69 (Rusmin, dkk, 2007).
Dari biji wijen hitam yang diperas akan menghasilkan minyak wijen (bening
berwarna kuning, tidak berbau,berasa manis dan tidak mudah menjadi tengik),
yang mengandung gliserida dengan berbagai asam lemak (asam stearin,palmitin
dan olein) beserta sesamid. Kandungan bahan lain adalah lechitin, cholin,fytin,
globulin, sesamin, albumnin dan asam aminarginin (Rusmin, dkk, 2007).

6. Kontraindikasi
Menurut Worwood (2002) kontraindikasi untuk penggunaan aromaterapi
adalah:
a. Penggunaan aromaterapi tidak dianjurkan untuk seluruh tubuh dengan
menggunakan jenis minyak melebihi dua minggu karena akan terjadi reaksi kimia
yang menumpuk pada tubuh yang dapat menganggu fungsi ginjal dan hati.
b. Penggunaan aromaterapi atau minyak esensial dengan dosis yang berlebihan akan
menimbulkan rasa mual, pening, iritasi kulit, gangguan emosional, atau perasaan
tidak menentu.
c. Bila secara tidak sengaja minyak esensial mengenai mata, teteskan minyak nabati
untuk mengencerkan dan melarutkannya, jangan menggunakan air karena minyak
esensial tidak larut dalam air.
Selain jenis minyak esensial, ada pula jenis aromaterapI yaitu minyak asiri
yang mempunyai kontraiindikasi dalam pemakaiannya, salah satunya adalah minyak
asiri bersifat larut dalam lemak serta mudah masuk ke dalam kulit dan selanjutnya
masuk ke dalam aliran darah. Beberapa tetes minyak asiri sudah dapat memberikan
efek bagi tubuh. Oleh karena itu, penggunaannya harus hati-hati. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan saat menggunakan minyak asiri adalah sebagai berikut :
a. Minyak asiri bersifat pekat karena merupakan konsentrat, sehingga harus
digunakan secara hati-hati.
b. Saat digunakan, sebagian besar minyak asiri harus diencerkan dengan minyak
pelarut.
c. Pada anak-anak, jenis dan dosis minyak asiri yang digunakan harus
diperhatikan karena kulitnya sangat lembut dan sensitif.
d. Hindari penggunaan minyak asiri di daerah mata.
e. Jangan menggunakan minyak asiri dengan kadar lebih dari 2,5%.
f. Minyak asiri konsentrat tidak boleh diminum langsung.
g. Pada orang yang mempunyai kulit sensitif atau peka, sebaiknya menggunakan
larutan minyak asiri dengan kadar 1%.

7. Cara Pemakaian
a. Inhalasi
Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam penggunaan
metode aromaterapi yang paling simpel dan ceoat (Buckle, 2003). Inhalasi juga
merupakan metode yang paling tua dalam penggunaan aromaterapi. Aromaterapi
masuk dari luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap dengan mudah, melewati
paru-paru di alirkan ke pembuluh darah melalui alveoli. Proses inhalasi melalui
penciuman merupakan cara yang paling efektif. Penyerapan melalui indra
penciuman dapat dilakukan dengan cara inhalasi yaitu menghirup aroma minyak
esensial yang diteteskan ke dalam mangkuk berisi air panas. Cara ini juga
bermanfaat untuk penderita flu, hidung tersumbat, sinus, batuk dan bersin karena
alergi. Namun, bagi penderita asma, inhalasi tidak dianjurkan. Adapun cara
penggunaan aromaterapi secara langsung adalah sebagai berikut (Buckle, 2003):
1) Tissue atau Gulungan Gabus Ambil 1-5 tetes minyak esensial, teteskan pada
tissue atau kapas, kemudian hirup 5-10 menit. Dapat juga tissue atau kapas
tersebut diletakkan dibawah bantal.
2) Steam Tambahkan 1-5 tetes minyak esensial dalam alat steam atau penguapan
yang telah diisi air. Letakkan alat tersebut disamping atau sejajar kepala
pasien. Anjurkan pasien untuk menghirup selama 10 menit. Anjurkan pasien
untuk menutup mata dan melepaskan kontak lensa atau kacamata selama
inhalasi, karena dapat menyebabkan pedih.
Adapun beberapa cara inhalasi tidak langsung, antara lain:
1) Pengharum atau Penyegar Ruangan: tambahkan 1-5 tetes minyak esensial ke
dalam alat pemanas yang telah berisi air, kemudian letakkan di tempat yang
aman atau sudut ruangan. Sangat bagus apabila ditambahkan air conditioner
(AC) dalam ruangan tersebut.
2) Aromaterapi yang digunakan melalui inhalasi caranya adalah minyak
aromaterapi ditempatkan di atas peralatan listrik, dimana peralatan listrik ini
sebagai alat penguap. Peralatan listrik harus dicek oleh petugas sebelum
digunakan demi keamanan pasien. Kemudian dilakukan penambahan 2-3 tetes
minyak aromaterapi dalam vaporiser dengan 20 mL air untuk dapat
menghasilkan uap air. Minyak yang umum digunakan adalah papermint untuk
mual, lavender untuk relaksasi, rose baik digunakan dalam suasana sedih,
floral citrus dapat memberikan kesegaran.
b. Masase/Pijat
Tehnik pijat adalah yang paling mum. Melalui pemijatan, daya
penyembuhan yang terkandung oleh minyyak esensial bisa menembus melalui
kulit dan dibawa ke dalam tubuh, mempengaruhi jaringan internal dan oragan-
oragan tubuh. Karena minyak esensial sangat berbahaya bila diaplikasikan
langsung ke kulit dalam bentuk minyak yang murni. Minyak esensial baru bisa
digunakan setelah dilarutkan dengan minyak dasar seperti minyak zaitun, minyak
kedelai, dan minyak tertentu lainnya (Departement of Health, 2007).
Terapi aroma apabila digunakan melalui pijat dilakukan dengan langsung
mengoleskan minyak aroma terapi yang telah dipilih di atas kulit. Sebelum
menggunakan minyak tersebut perlu diperhatikan adanya kontraindikasi maupun
adanya riwayat alergi yang dimiliki. Minyak lavender terkenal sebagai minyak
pijat yang dapat memberikan relaksasi. Pijat kaki atau merendam kaki dalam
panci dengan air sudah diberi efek meredakan (Departement of Health, 2007).
Terapi aroma yang digunakan dengan cara pijat, merupakan cara yang
sangat digemari untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki
sirkulasi darah dan merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun serta
meningkatkan kesehatan pikiran. Dalam penggunaannya dibutuhkan 2 tetes
essensial oil ditambah 1 mL minyak pijat (Hutasoid, 2002).
c. Kompres
Penggunaan aroma terapi melalui kompres hanya sedikit membutuhkan
minyak aromaterapi. Kompres hangat dengan minyak aromaterapi dapat
digunakan untuk menurunkan nyeri punggung dan nyeri perut. Kompres dingin
yang mengandung minyak lavender digunakan pada bagian perineum saat kala II
persalinan (Departement of Health, 2007).
d. Berendam
Cara lain dalam menggunakan aromaterapi adalah dengan menambahkan
tetesan minyak esensial ke dalam air hangat yang digunakan untuk berendam.
Dengan cara ini efek minyak esensial akan membuat perasaan dan membuat
pasien rileks, melarutkan pegal-pegal dan nyeri, juga memberi efek yang
merangsang dan mengembalikan energi. Pasien akan memperoleh manfaat
tambahan dari menghirupkan uap harum. Minyak esensial aromaterapi yang
menguap dari air panas (Hadibroto & Alam, 2001).
Berendam dengan menggunakan aromaterapi dapat mengendurkan otot
yang tegang setelah bekerja seharian, berendam pada air hangat merupakan saat
yang menyenangkan. Untuk berendam membutuhkan sekitar 5-8 tetes dan jenis
essensial oil yang telah dipilih (Hutasoid, 2002).
DAFTAR PUSTAKA

Al-Kaheel, Abdel Daem. 2013. Penggobatan Qur’ani: Manjurnya Berobat dengan


Alquran. Ahli bahasa Muhammad Misbah. Jakarta: Amza.

Bangun, Argi Virgona & Nur’aeni, Susi. 2013. Pengaruh Aromaterapi Lavender
Terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca Operasi di Rumah Sakit Dustira
Cimahi. [serial online].
http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/jks2013 0802_120-126.pdf.
[27 September 2014].

Davis C, Marie C, Kerri H, Mark J, Julie F. 2005. The Effect Of Aromatherapy


Massage with Music on the Strss and Anxiety Levels of Emergency Nurses.
Australasian Emegency Nursing Journal. 8: 43-50.

Danuatmaja, Bonny & Meiliasari, Mila. 2008. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.
Jakarta: Puspa swara.

Deveraux C. 2003. Aromatheraphy: Essential Oil and How to Use Them. United
States: Tutle Publishing, pp: 73-75.

Howard S, Hughes BM Expectancies. 2007. Not aroma, explain impact of lavender


aromatherapy. New England Journal of Medicine. 5(365):479-485

Field T, Diego M, Hernandez-reif M, Cisneros W, Feijo L, Vera Y, Gil K, Grina D,


Claire He Q. 2005. Lavender Fragrance cleansing gels effect on relaxation.
International Journal of Neurosciene, 115 (2): 207-222.

Ribkahwati, dkk. . Profil Minyak Atsiri Mahkota Bunga Mawar (Rosa hybrida
L.) Kultivar Lokal. [serial online].
http://www.researchgate.net/profile/Hery_Purnobasuki/publication/25123729
2_PROFIL_MINYAK_ATSIRI_MAHKOTA_BUNGA_MAWAR_(Rosa_hybrida
_L.)/links/00b7d51ef9e642e65e000000. [diakses 29 november].

Rho, Han, Kim, Lee. 2005. Effects of Aromatherapy Massage on Anxietas and Self-
Esteem in Korean Elderly Woman: A pilot Study. International Journal of
Neurosciene, 116: 1447-1455.

Rusmin, Devi & Balittro. 2007. Manfaat Dan Budidaya Wijen (Sesamum indicum
L.).Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13
Nomor 1. ISSN0853 8204. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan.

Setiyanti, A., A. (2008). Bentuk penggunaan dan jenis aromaterapi [serial online],
didapat dari URL: http://teena82.wordpress.com.

Worwood, V.A. 2002. The Complete Book of Essential Oils and Aromatherapy. New
World Library.
PSIK AROMATERAPI
UNIVERSITA
S
JEMBER
NO
NO REVISI HALAMAN 1 - 3
PROSEDUR DOKUMEN
TETAP TANGGAL
DITETAPKAN OLEH: KELOMPOK 1
TERBIT
1 PENGERTIAN Aromaterapi adalah terapi komplementer dalam
praktek keperawatan dengan menggunakan
minyak esensial dari bau harum tumbuhan.
2 TUJUAN a. Mengurangi masalah kesehatan dan
memperbaiki kualitas hidup
b. Membangkitkan semangat dan gairah
c. Menyegarkan serta menenangkan jiwa
d. Menghilangkan nyeri
e. Perawatan kulit
f. Mengurangi ketegangan dan kelelahan
g. Mengeluarkan dahak
3 INDIKASI a. Gangguan tidur
b. Nyeri sendi
c. Masalah kulit: kulit kering, berkerut, kulit
meradang karena sinar matahari, ruam,
gigitan serangga, bisuldan gatal-gatal
d. Rematik
e. Gangguan pencernaan
f. Masalah pernapasan: influenza, sakit
tenggorokan, TBC, bronkitis dan pneumonia
g. Cemas
h. Sakit kepala
i. Hipertensi
4 KONTRA INDIKASI a. Penggunaanlebih dari dua minggu
b. Mengenai mata
c. Melebihi dosis pemakaian
5 PERSIAPAN PASIEN a. Berikan salam, perkenalkan diri Anda dan
identifikasi responden dengan memeriksa
identitas responden secara cermat.
b. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan, berikan kesempatan pada
responden untuk bertanya dan jawab seluruh
pertanyaan
c. Posisipasien duduk atau berbaring atau
berendam.
6 PERSIAPAN ALAT a. Bed atau bedtub atau matras
b. minyakesensial
c. Baskom
d. Handuk
e. Kapas
f. Cangkir
g. Lilin/lampu minyak/brunner electric
aromatherapy
h. Kom
i. Minyak urut
j. Lotion
k. Air
l. Botol Penyemprot
7 CARA BEKERJA Tahap Kerja
a. Dihirup
1) Teteskan6 tetes minyak ensesial ke dalam
baskom yang berisi air panas
2) Hadapkan wajah ke atas baskom dengan
menutup kepala dan muka menggunakan
handuk
3) Lalu hirup
4) atau hirup dengan menggunakan kapas

b. Penguapan
1) Isi cekungan cangkir pada tungku dengan
air 100ml
2) Tambahkan 20 tetes minyak esensial
3) Nyalakan lilin atau lampu minyak atau
listrik (brunner electric aromatherapy)
4) Tunggu menjadi panas, penguapan pun
terjadi

c. Pijatan
1) Tuangkan minyak urut dalam kom
2) Lalu campur dengan minyak ensesial
3) Oleskan campuran minyak tersebut ke
bagian tubuh yang akan dipijat
4) Mulailah memijat

d. Olesan
1) Tuangkan lotion ke dalam kom
2) Campur dengan minyak ensesial
3) Oleskan ke wajah dan lengan pasien
dengankurun waktu 2 kali sehari dalam 4
minggu

e. Semprotan untuk ruangan


1) Tambahkan sekitar 10-12 tetes
minyakesensial ke dalam setengah liter air
2) Semprotkan campuran tersebut ke seluruh
ruangan denganbantuan botol penyemprot

f. Berendam
1) Tambahkan beberapa tetes minyak aroma
ke dalam air berendam
2) Kemudian berendamlah selama 20 menit
8 HASIL a. Evaluasi respon pasien
b. Berikan reinforcement positif
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Mengakhiri kegiatan dengan baik
9 DOKUMENTASI a. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
dan jam pelaksanaan
b. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan
c. Dokumentasikan tindakan

Vous aimerez peut-être aussi