Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1
2. Alat Ukur Arus Searah
Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur arus
searah. Alat ukur ini dapat berupa amperemeter, milliamperemeter dan
galvanometer. Dalam mempergunakan ammeter arus searah perlu diperhatikan
beberapa hal yaitu Ammeter tidak boleh dipasang sejajar (paralel) dengan sumber
daya serta ammeter harus dipasang seri dengan rangkaian yang diukur arusnya
dan melihat polaritasnya. Bila kita mempunyai milliamperemeter arus searah,
hendak digunakan sebagai ammeter dengan beberapa macam batas ukur, dapat
dilakukan sebagai berikut:
2
maka arus yang diukur adalah
3
4. Alat Ukur Tegangan Bolak-Balik
Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah,
meter dasar (misalnya mA-meter searah) dan resistor seri (lihat Gambar 3).
4
Gambar 4 Rangkaian Dasar Ohmmeter seri
V merupakan sumber tegangan searah atau baterai dan RM adalah resistansi
dalam meter dasar M. a) Mula-mula diambil RX = nol atau A-B dihubungkan
sehingga diperoleh arus melalui meter M adalah:
atau
5
Sehingga
Dalam persamaan tersebut IM = arus yang mengalir melalui meter M dan RX =
resistansi yang diukur.
6
Gambar 6 Rangkaian Ammeter Searah
7
1.5 Hasil Dan Pembahasan
1.5.1 Hasil
Hasil dari percobaan pertama ini adalah baterai 1,5 V yang digunakan arus
listrik yang dihasilkan masih baik.
1.5.2 Pembahasan
Jika pada alat multimeter menunjukkan tanda negatif, maka baterai
tersebut yang menjadi bahan percobaan kondisinya masih layak atau baik.
8
BAB II
HUKUM OHM
9
panjang maka semakin besar hambatan suatu benda. Hambatan juga
berbading terbalik dengan luas penampang benda, semakin luas
penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Inilah alasan mengapa
kabel yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk
memperkecil hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah.
Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda (hambatan jenis)
semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu.
Kalau antara dua kutub positif dan kutub negatif dari sebuah sumber tegangan
kita hubungkan dengan sepotong kawat penghantar, maka akan mengalir arus
listrik dari kutub positif ke kutub negatif. Arus ini mendapat hambatan dalam
penghantar itu. Dari peristiwa di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan
antara arus yang mengalir dalam hambatan kawat dan adanya sumber
tegangan.
Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung dari besarnya hambatan
kawat. Semakin besar hambatan kawat, maka semakin kecil arus yang
mengalir. Apabila sumber listrik bertegangan 1 volt dihubungkan dengan
hambatan sebesar 1 Ohm, maka arus yang mengalir sebesar 1 amper. Dalam
penyelidikannya George Simon Ohm (ahli ilmu fisika dari Jerman)
menemukan bahwa arus listrik yang mengalir dalam hambatan akan
bertambah besar jika tegangan dinaikkan, sementara nilai hambatannya tetap.
Dari uraian diatas dapat dituliskan rumus hukum Ohm, yaitu:
V=IxR
Dimana,
V = tegangan dalam satuan volt
I = arus dalam satuan ampere
R = hambatan dalam satuan ohm
10
2.4. Cara Kerja
Berikut cara kerja yang dilakukan pada pecobaan ini.
1. Praktikan diberikan alat yang dinamakan resistor.
2. Praktikan diminta untuk mengukur kapasitas tegangan pada resistorr
tersebut.
3. Pengukuran tegangannya menggunakan alat multimeter.
4. Setelah melakukan pengukuran praktikan mencatat hasil yang tertera
pada multimeter.
5. Praktikan dapat mengambil gamabr untuk mendukung terlengkapinya
data untuk pembuatan laporan.
2.5.2 Pembahasan
Dari data hasil percobaan didapatkan bahwa beda resistor (hambatan)
dapat mempengaruhi besar arus listrik yang dihasilkan. Semakin besar sebuah
hambatan maka akan semakin kecil arus listrik yang terjadi pada rangkaian listik.
Pada pecobaa ini hanya dicoba besar arus listrik pada rangkaian seri saja.
11
2.6 Soal Latihan
1. Bila hasil pengamatan grafik tidak linear, apa komentar anda? Jelaskan
menurut pendapat anda.
2. Berdasarkan hasil perhitungan saudara, berapakah nilai dari masing –
masing hambatan (R1=R2)?
Jawab
1. Terjadinya grafik tidak linear bias terjadi atau bias dikatakan sangat
mungkin terjadi, alasannya karena dalam praktikum adanya
kemungkinan melakukan kesalahan kecil pada kegiatan praktikum
berlangsung sehingga membuat data yang diperoleh tidak linear atau
berbeda jauh dari hasil sebelumnya.
2. R1 ≠ R2 karena di dalam data yang diperoleh didapatkan R1 = 100Ω dan
R2 = 47Ω
12
BAB III
PENGUKURAN DAYA LENSA POSITIF
13
Jika sebuah lensa cembung dengan panjang focus f, terhadap sebuah objek
yang jaraknya v akan terbentuk bayangan di suatu titik (tempat) yang berjarak b.
pada peristiwa terbentuknya bayangan pada lensa dipenuhi oleh persamaan
(Halliday dan Resnick, 1997) :
1 1 1
+𝑏=𝑓
𝑣
14
3.5 Hasil dan Pembahasan
3.3.1 Hasil
Berikut hasil dari percobaan ketiga.
Jarak
No Jarak Benda S (cm) bayangan S’ 1/s (cm-1) 1/s’ (cm-1)
(cm)
1 14 cm 12 cm 1/14 cm 1/12 cm
2 14 cm 17 cm 1/14 cm 1/17 cm
3 14 cm 11,5 cm 1/14 cm 1/11,5 cm
4 11 cm 17,5 cm 1/11 cm 1/17,5 cm
5 12 cm 19,5 cm 1/12 cm 1/19,5 cm
3.5.2 Pembahasan
Dari data yang didapatkan dapat diketahui bahwa sifat dari bayangan
lenca cembung atau lensa positif adalah jarak bayangan akan semakin besar jika
jarak benda ke lensa semakin kecil.
15
2. Fokus pertama (F1) adalah suatu titik asal sinar yang mengakibatkan
sinar-sinar dibiaskan sejajar. Artinya bayangan akan terbentuk di jauh
tak terhingga (s’ = ~ ) dan jarak benda s sama dengan jarak fokus
pertama F1. Sedangakan F2 fokus kedua yaitu titik pertemuan sinar-
sinar bias apa bila sinar-sinar yang datang pada bidang lengkung
adalah sinar-sinar sejajar. Artinya benda berada jauh di tak terhingga (s
= ~ ).
3. Lensa positif dikatakan konvergen karena sifat dari positif itu adalah
hal yang baik dan dapat berguna bagi banyak orang maupun suatu
kejadian. Dikatakan positif karena konvergen adalah mengumpulkan
cahaya sehingga dapat banyak membantu penglihatan manusia agar
bias melihat lebih baik lagi khususnya lansia.
16
BAB IV
PELURUHAN WAKTU PARUH ZAT
17
Rumusnya:
LAJU PELURUHAN
B. Waktu paruh
Waktu paro atau paruh adalah waktu yang diperlukan unsur radioaktif sehingga
separo zat radoiaktif tersebut meluruh dari massa awalnya. Waktu paruh
dilambang dengan t1/2. Rumusnya yaitu:
WAKTU PARUH
C. Umur rata-rata
Umur rata-rata adalah kebalikan dari peluang (hipotesis) untuk meluruh persatuan
waktu. Dengan rumus:
UMUR RATA-RATA
18
D. Peluruhan inti
Dalam peluruhan inti inilah perhitungan radioaktif yang paling penting karena
menyebabkan perbedaan jumlah partikel sebelum dan sesudah reaksi peluruhan.
Berikut rumus peluruhan inti:
19
4.5 Hasil dan Pembahasan
4.5.1 Hasil
Berikut hasil dari percobaan keempat.
20
4.5.2 Pembahasan
Secuplik air yang berada dalam pipa buret yang menggantikan bahan
radioaktif. Hal ini berarti air menggambarkan zat radioaktif, air yang masih
tinggal disebut aktivitas. Semakin besar aktivitasnya, semakin banyak air yang
meluruh perdetik. Aktivitas hanya ditentukan oleh jumlah peluruhan per detik.
Jawab :
0
0 10 20 30 40 50 60
= 1,386 s
4. λ = 50-45/ 10
= 5/10
= 0,5
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum hingga penulisan laporan dapat dismpulkan bahwa
1. Multimeter yang sering dipakai pada umumnya menggunakan meteran
kumparan putar dapat sebagai meter indikatornya. Multimeter
mempunyai saklar pemilih fungsi yaitu untuk arus searah, tegangan
searah, tegangan bolak – balik , dan tahanan.
2. Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan
beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda
penghantardikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai
resistansinya tidak bergantung terhadap
besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.
Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan
sejarah. Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai
hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat
arus sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1 Volt
3. Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk yaitu lensa bikonveks
(cembung rangkap), lensa plankonveks (cembung datar) dan lensa
konkaf konveks (cembung cekung). Lensa cembung disebut juga lensa
positif.
4. Peluruhan adalah perubahan spontan dari satu nuklida induk menjadi
satu nuklida anak yang bersifat radioaktif maupun yang tidak, dengan
memancarkan sinar-sinar atau partikel-partikel radioaktif.
22
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari mulai praktikum hingga pembuatan
laporan adalah agar waktu untuk praktikum jangan diaksih tahu mendadak dan
jangan pelaksanaannya terlalu sore. Dan juga dalam pembuatan laporan diberikan
waktu lebih agar praktikan dapat menyelesaikan laporan dengan sempurna.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25