Vous êtes sur la page 1sur 10

PENGADAAN

TANAH UNTUK
PEMBANGUNAN
KEPPRES NO.55 TH.1993 tentang PENGADAAN
TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UTK
KEPENTINGAN UMUM
Pokok-pokok kebijakan pengadaan tanah
 Keppres ini hanya digunakan untuk pembangunan
 kepentingan umum
 Dilaksanakan dengan cara pelepasan atau
penyerahan hak atas tanah
 Pengadaan tanah kalau bukan untuk kepentingan
umum oleh Pemerintah dilaksanakan dengan jual
beli, tukar menukar
 Pelepasan atau penyerahan hak berdasarkan
prinsip penghormatan terhadap hak atas tanah
 Pembangunan harus sesuai dengan tata ruang
yang telah ditetapkan lebih dahulu
Batasan “kepentingan umum”
Kegiatan pembangunan yang dilakukan dan selanjutnya dimiliki
Pemerintah yang tidak digunakan untuk mencari keuntungan:
☺ Jalan umum, saluran pembuangan air
☺ Waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya termasuk
saluran irigasi
☺ RSU dan Puskesmas
☺ Pelabuhan atau bandar udara atau terminal
☺ Peribadatan
☺ Pendidikan atau sekolahan
☺ Pasar umum atau Pasar Inpres
☺ Fasilitas pemakaman umum
☺ Fasilitas keselamatan umum, banjir, dll.
☺ Pos dan telekomunikasi
☺ Sarana olah raga
☺ Stasiun TV atau
☺ Kantor pemerintah
☺ Fasilitas (ABRI)

Kegiatan untuk kepentingan umum selain a-n ditetapkan oleh


Keppres.
PANITIA 9
SUSUNAN Panitia pengadaan tanah terdiri
dari:
 Bupati/Walikota Ketua merangkap anggota)
 Kepala Kantor Pertanahan
 Kepala Kontor Pelayanan PBB
 Kepala Dinas Kimpraswil
 Kepala Dinas Pertanian
 Camat
 Lurah/Kades
 Asisten I (Sekretaris I bukan anggota)
 Kepala Seksi Kantor Pertanahan
(Sekretaris II bukan anggota)
TUGAS:
 mengadakan penelitian, inventarisasi
tanah, bangunan, tanaman
 mengadakan penelitian tentang status
tanah
 menaksir dan mengusulkan besarnya ganti
kerugian
 memberikan penjelasan
 mengadakan musyawarah
 menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang
 membuat berita acara
Bila musyawarah sulit dengan seluruh pemegang hak, maka
musyawarah dilakukan dengan wakil yang ditunjuk oleh para
pemegang hak.
Ganti kerugian:
 hak atas tanah
 bangunan
 tanaman
 benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah
Bentuk ganti kerugian:
 uang
 tanah pengganti
 pemukiman kembali
 gabungan dari a, b, c
 bentuk lain yang disetujui oleh pihak-pihak ybs
Dasar dan cara perhitungan
 Harga tanah  memperhatikan nilai jual obyek
PBB (NJOP)
 Nilai jual bangunan  ditaksir Kimpraswil
 Nilai jual tanaman  ditaksir Dinas Pertanian
 Besarnya perhitungan  ditetapkan dalam
musyawarah
 Bila musyawarah tidak mencapai kesepakatan, Panitia
memutuskan besarnya.
 Pemegang hak atas tanah dapat mengajukan
keberatan kepada Gubernur.
 Gubernur dapat mengubah atau menguatkan
keputusan.
 Bila Keputusan Gubernur tidak dapat diterima, maka
Gubernur mengajukan pencabutan hak berdasar UU
No.20 Th.1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas
Tanah dan Benda-benda Yang Ada Di atasnya, ke
Menteri Agraria/ Kepala BPN melalui Mendagri
dengan tembusan Menteri yang memerlukan tanah dan
Menteri Kehakiman.
 Menteri-menteri tersebut menyampaikan permintaan
pencabutan hak kepada Presiden  Presiden
memutuskan.
KEPPRES NO.34 TH.2003 tentang KEBIJAKAN NASIONAL DI
BIDANG PERTANAHAN
LANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN:
 PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN
PERTANAHAN:
 penyusunan data-base tanah aset
negara/pemerintah/pemerintah daerah.
 Penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan
pendaftaran tanah.
 Pemetaan kadasteral (registrasi penguasaan, pemilikan
penggunaan, pemanfaatan) dg teknologi citra satelit dan
teknologi informasi  untuk landreform dan pemberian hak
atas tanah.
 Pemberian hak atas tanah mengutamakan penetapan zona
sawah beririgasi, untuk ketahanan pangan.

SEBAGIAN KEWENANGAN PEMERINTAH DI BIDANG


PERTANAHAN DILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA
KEWENANGAN YG DIMAKSUD ADALAH:
a. Pemberian izin lokasi.
b. Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan
pembangunan.
c. Penyelesaian sengketa tanah garapan.
d. Penyelesaian masalah ganti kerugian.
e. Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah,
serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan
tanah absente.
f. Pemanfaatan dan penyelesaian tanah kosong.
g. Pemberian izin pembuka tanah.
h. Perencanaan penggunaan tanah wilayah
Kabupaten/Kota.
Kalau lintas Kabupaten/Kota dalam satu Propinsi,
dilaksanakan oleh Pemerintah Propinsi ybs.
BPN menyusun norma, standarisasi mekanisme
tatacara, kualitas SDM (3 bulan setelah Keppres
ditetapkan).

Vous aimerez peut-être aussi