Vous êtes sur la page 1sur 19

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul ”AskepKankerParu” yang mana
makalah ini sebagai salah satu tugas system respirasi, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:
1. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1 KEPERAWATAN STIKES Muhammadiyah
Lamongan.
3. Ns. Ilkafah, M.Kep selaku dosen Mata Kuliah system respirasi
4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat
digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Lamongan, 02oktober 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

HalamanJudul .......................................................................................................... i
Tim Penyususn ......................................................................................................... ii
Kata Pengantar ........................................................................................................ iii
Daftar Isi ................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. LatarBelakang ............................................................................................................ 1
1.2. RumusanMasalah ....................................................................................................... 2
1.3. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1.Pengertian KankerParu ........................................................................................ 3
2.2. Etiologi ................................................................................................................ 3
2.3. Patofisiologi ........................................................................................................ 7
2.4. ManifestasiKlinik ................................................................................................ 8
2.5. PemeriksaanPenunjang. ......................................................................................
2.6. PenatalaksanaanMedis. .......................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................... 13
3.1. Pengkajian ........................................................................................................... 13
3.2. DiagnosaKeperawatan ....................................................................................... 11
3.3. PerencanaanKeperawatan ................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 19
4.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 19
4.2. Saran ................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kanker adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam tubuh. Kanker ditandai
oleh poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa yang padat, bentuk tumor dan neoplasma
adalah istilah yang sering di pakai.
Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau system
pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan bisa juga berasal
dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang lain.
Kanker paru merupakan penyakit yang sering di derita pria dan wanita. Sebagian besar
kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar
prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker
paru terjadi antara usia 55 – 65 tahun dan kebanyakan yang menderita kanker paru meninggal
dunia karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap kondisi kesehatan.

1.1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi dari kanker paru ?
2. Apa etiologi dari kanker paru?
3. Apa patofisiologi dari kanker paru ?
4. Apa manifestasi klinis kanker paru ?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada kanker paru?
6. Bagaimana penatalaksanan medis kanker paru ?
7. Bagai mana asuhan keperatan pada kanker paru?

1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Agar kita sebagai mahasiswa mengerti bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan kanker
paru
1.2.2. Tujuan Khusus
1.Untuk mengetahui definisi dari kanker paru
2. Untuk mengetahui etiologi dari kanker paru
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari kanker paru
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker paru
5. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik pada kanker paru
6. Untuk mengetahui penatalaksanan medis kanker paru
7. Untuk mengetahui bagai mana asuhan keperawatan pada pasien kanker paru
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian kanker Paru
Kanker adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal.
Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor
paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC (
Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar )
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru
berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena
kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by Erich )
2.2. Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :
1. Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah
ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma
bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada
perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan
kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun.
Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan
pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
2. Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang
radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya
bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.
3. Kanker paru akibat kerja.
Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur
nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan
orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan
insiden.
4. Polusi udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada
mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan
uap diesel dalam atmosfer di kota.
( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
5. Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
a. Proton oncogen.
b. Tumor suppressor gene.
c. Gene encoding enzyme.
 Teori Onkogenesis.
Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor dalam genom
(onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan
(delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen
erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara
alamiah- programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran
dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom.
Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada sel
sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.
6. Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan
tingginya resiko terkena kanker paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
2.3. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang
dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan
karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul
efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini
menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian
distal.Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan
berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat
bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium,
otak, tulang rangka.

Bronchus (percabangan segmen atau subsegmen)

Trauma oleh arus udara ( Tar Rokok,polusi industry,polusi udara)


Bahan karsinogenik mengendap
Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi Bronchus

Deskuamasi Produksi Mukus Meningkat

Cell cadangan (reserve cell) basal mukosa bronchus Bersihan jalan nafas tidak efektif

Hyperplasi, metaplasi.

Cell Kanker

Manifestasi Klinis

Intrapulmoner Intratorasik Ekstrapulmoner Ektratorasik Non Metastatik Ekstratorasik


Metastatik
Kanker lumen branchu Adanya Invasi kanker,ke paru Mediastinum Jantung
Gangguan rasa nyaman (Nyeri)
Proksimal Distal Gg.disf efusi Pkd.
Sumbatan parsial Bronkiektasis/Aktelektasis Oesofagua
atau total Penurunan
Gangguan pertukaran gas
Sesak nafas Disfagia curah jantung
(Wheezing)
Pola nafas tidak efektif
Nutrisi kurang dari kebutuhan

2.4. Manifestasi Klinis


1. Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.
2. Gejala umum.
a. Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk
kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang
kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
b. Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
2.5. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi.
a. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian
hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b. Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe). Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap
karsinoma.
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA. Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi
kebutuhan ventilasi.
c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun
(umum pada kanker paru).
3. Histopatologi.
a. Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya
karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm,
sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
c. Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
d. Mediastinosopi.
Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
e. Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non
invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan.
a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
b. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
2.6. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
1. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
2. Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
3. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak fisis maupun psikologis
kanker baik pada pasien maupun keluarga.
4. Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah
dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.
(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000
 Penatalaksaaan Medis
1. Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua
jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru – paru yang tidak
terkena kanker..
2. Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien
dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi
radiasi.
3. Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi.
Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan sedikit.
4. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local.
5. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan
gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan
6. Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu
mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.
 Penatalaksanaan Perawat
a. Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya
b. Dalam tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi yang sering,
sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untu mengatasi kondisi dan apa makna
respons terhadap pengobatan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
I. Identitas klien:
1. Nama
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Suku/ bangsa
5. Agama
6. Status marital
7. Pendidikan/ pekerjaan
8. alamat

II. Keluhan Utama :


Klien merasakan sesak di sertai dengan nyeri, & badannya lemas

III. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat kesehatan Sekarang :
Menurut keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering mengalami batuk-batuk yang kadang-
kadang disertai sesak nafas, kemudian berobat ke dokter diberi obat dan keluhan berkurang.

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Keluarga klien menyatakan klien tidak menderita penyakit jantung,diabetes ,asthma, dulu sering
batuk- batuk, kemudian di obati dan sembuh.
3. Riwayat Kesehatan keluarga :
Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit keturunan atau penyakit menular
seperti TBC, liver, jantung, kencing manis dan ginjal

IV. Kebutuhan dasar:


 Pola makan : nafsu makan berkurang karena adanya sekret dan terjadi kesulitan menelan
(disfagia), penurunan berat badan.
 Pola minum : frekuensi minum meningkat (rasa haus)
 Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada.
 Aktivitas : keletihan, kelemahan
V. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum :
Pasien tanpak lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada
 Tanda – Tanda Vital
TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.
1. Sistem pernafasan
- Sesak nafas, nyeri dada
- Batuk produktif tak efektif
- Suara nafas: mengi pada inspirasi
- Serak, paralysis pita suara.
2. Sistem kardiovaskuler
- tachycardia, disritmia
- menunjukkan efusi (gesekan pericardial)
3. Sistem gastrointestinal
- Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.
4. Sistem urinarius
- Peningkatan frekuensi/jumlah urine.
5. Sistem neurologis
- Perasaan takut/takut hasil pembedahan
- Kegelisahan

VI. Data Penunjang


1. Foto dada, PA dan lateral
2. CT scan/MRI
3. Bronchoscope
4. Sitologi : TTB, biopsy kelenjar getah bening leher

3.2. Diagnosa Keperawatan


 Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASSALAH
1.
DS: - Klien mengungkapkan sesak Massa pada mediastinum Ketidakefektifan pola
saat ber-nafas dan dada terasa Menekan rongga paru nafas
berat.
Penurunan ekspansi paru
DO: - KU agak lemah.
- Suara nafas menghilang pada Pengembangan paru
dada anterior. terbatas
- Pada perkusi dada terdengar
redup. Klien sesak
- Respirasi 36 x/mnt, cepat dan
dang-kal.

DS
2. : - Pasien mengelu sesak dan nyeri Obstruksi jalan nafas oleh Gangguan pertukaran
saat bernafas sekresi dan spasme gas
DO : - Gelisah, bronkus
- nilai GDA tidak normal,
- perubahan TTV Kerusakan alveoli

Bronkiektasis/Aktelektasis
3.
S: -Mengeluh sakit disertai rasa Intrapulmoner Gangguan Rasa
Metastatik
nyeri yang menetap nyaman (Nyeri)
Adanya Invasi kanker ke
O: - Pasien tampak gelisah
pleura, atau dinding dada.
- Wajahya terlihat pucat
- Tanda vital : TD: 130/90
mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu :
38,6 derajat celsius, RR: 36
x/m.
DS
4. : - Mengatakan nafsu makan Sesak Pereubahan nutrisi
menurun dan terasa mual Psikologis kurang dari kebutuhan
DO: A: Penurunan berat badan,(BB
sebelumnya 66kg,setelah Mual
masuk RS BB 55Kg)
Anoreksia
B:
C : lemas, BB menurun,rambut
rontok
D : porsi makan tidak habis,makan
hanya 2 - 4 sendok

 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi kanker ke pleura, atau
dinding dada.
3. Perubahan nutria kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
4. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau ke
bagian utama paru, perubahan membran alveoli

3.3. Perencanaan Keperawatan


Tgl No TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL
dx
1. Setelah di lakukan1. Kaji frekuensi, kedalaman 1. Untuk mengetahui
tindakan pernafasan dan ekspansi frekuensi & kedalan
keperawatan 1x24 dada. pernafasan karena
jan di harapkan kedalamam pernafasan
pola nafas klien bervariasi tergantung
efektif dengan KH: derajat gagal nafas.
- Klien2. Auskultasi bunyi nafas, dan 2. Perubahan bunyi nafas
mengungkapkan catat adanya bunyi nafas menunjukan obstruksi
sesak berkurang/ tambahan. sekunder
tidak sesak. 3. Observasi pola batuk dan 3. Kongesti alveolar
- Respirasi dalam karakter secret mengakibatkan batuk
batas normal. kering/iritatif
- Tidak4. Berikan pada klien posisi 4. Posisi membantu
menggunakan otot semi fowler. memaksimalkan ekspansi
bantu pernafasan paru dan menurunkan
upaya pernafasan
5. Memaksimalkan
5. Kolaborasi dalam pernafasan dan
pemberian oksigen menurunkan kerja nafas.
tambahan. 6. Memberikan kelembaban
6. Berikan humidifikasi pada membran mukosa
tambahan. dan membantu
pengenceran secret

2. Setelah dilakukan 1. Kaji frekluensi dan 1. Berguna dalam evaluasi


tindakan kedalaman pernafasan. derajat distress
keperawatan 2x24 pernafasan dan kronisnya
diharapkan pasien proses penyakit.
menunjukkan 2. Area yang tak terventilasi
perbaikan ventilasi2. Auskultasi paru untuk dapat diidentifikasikan
dan oksigenasi penurunan bunyi nafas dan dengan tak adanya bunyi
jaringan yang adanya bunyi tambahan nafas.
adekuat dan 3. Menunjukan hipoksemia
Pertukaran gas 3. Observasi ferfusi daerah sistemik.
efektif.dengan akral dan sianosis ( daun
KH: telinga, bibir, lidah dan
- Tidak bingung dan membran lidah ) 4. Jalan nafas
gelisah 4. Lakukan tindakan untuk lengket/kolaps
- TTV normal memperbaiki jalan nafas. menurunkan jumlah
- Tidak sesak alveoli yang berfungsi
- Nilai GDA normal Secara negatif
mempengaruhi
pertukaran gas.
5. Tinggikan kepala/tempat 5. Meningkatkan ekspansi
tidur sesuai dengan dada maksimal, membuat
kebutuhan. mudah bernafas
meningkatkan
kenyamanan.
6. Kaji TTV 6. Takikardia, disritmia dan
perubahan tekanan darah
dapat menunjukkan efek
hipoksemia sistemik pada
fungsi jantung
7. PaCO2 biasanya
7. Monitor GDA meningkat, dan PaO2
menurun sehingga
hipoksia terjadi derajat
lebih besar/kecil.
8. Dapat
8. Berikan o2 tambahan sesuai memperbaiki/mencegah
dengan indikasi hasil GDA. buruknya hipoksia.
3 Seteh di lakukan 1. Tanyakan pasien tentang 1. Membantu dalam
tindakan nyeri, Tentukan evaluasi gejala nyeri
keperawatan karaktersitik nyeri kanker yang dapat
selama 1x24 jam melibatkan visera, saraf
Nyeri hilang/ atau jaringan tulang
berkurang dengan 2. Buat skala nyeri 0-10 2. Penggunaan skala
KH: rentang intensitasnya rentang membantu pasien
- TTV normal dalam
- Klien nampak mengkaji tingkat nyeri
rileks. 3. Observasi tanda-tanda vital3. Untuk mengetahui
- Klien dapat tidur. Penurunan tekanan darah
- Klien dapat : peningkatan nadi dan
berpartisi dalam pernafasan
aktivitas. 4. Kaji pernyataan verbal dan4. Ketidaksesuaian antara
non verbal nyeri pasien. verbal dan non verbal
menunjukan.derajat nyeri
5. Evaluasi keefektifan 5. Memberikan obat
pemberian obat berdasarkan aturan.
6. Berikan tindakan 6. Meningkatkan relaksasi
kenyamanan, ubah posisi, dan pengalihan
dll. perhatian..
7. Berikan lingkungan 7. Penurunan stress,
tenang. menghemat energy
8. Kolaborasi: Berikan 8. Mempertahankan kadar
analgesik rutin s/d indikasi. obat, menghindari puncak
periode nyeri
4. Setelah di lakukan 1. Catat ststus nutrisi pasien 1. Berguna dalam
tindakan pada penerimaan, catat mengidentifikasi derajat
keperawatan turgor kulit, berat badan kurang nutrisi dan
sselama 2x 24 jam dan derajat kekurangan menentukan pilihan
Nutrisi klien berat badan intervensi
terpenuhi. 2. Berikan penjelasan tentang2. Meningkatkan
Dengan KH: pentingnya makanan yang pengetahuan dan
- Berat badan adekuat dan bergizi kepatuhan untuk
bertambah dan. menjalankan program
- Menunjukan 3. Pastikan pola diet pasien diet sesuai atura
perubahan pola yang disukai/tidak disukai 3. Pertimbangan keinginan
makan. individu dapat
4. Awasi memperbaiki masukan
pemasukan/pengeluaran diet.
dan berat badan secara 4. Mengukur kefektifan
periodic nutrisi dan dukungan
5. Dorong klien untuk makan cairan.
diet TKTP 5. Peningkatan pemenuhan
kebutuhan dan kebutuhan
6. Pertahankan higiene mulut pertahanan tubuh
6. Akumulasi partikel
makanan di mulut
menambah rasa
ketidaknyamanan pada
7. Kolaborasi dengan Ahli mulut dan menurunkan
gizi dalam pemberian nafsu makan
makanan 7. Meninkatkan kemampuan
asupan sesuai dengan
kemampuan klien

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru
berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena
kanker.
Etiologi
Ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :
 Merokok
 Iradiasi.
 Kanker paru akibat kerja
 Polusi udara
 Genetik.
 Diet
Patofisiologi kaknker paru di lihat dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub
bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen.
Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan
dysplasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta
dan korpus vertebra.
Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di
bagian distal.Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi

Pemeriksaan Penunjang
 Radiologi.
 Bronkhografi.
 Laboratorium.
 Histopatologi.
 Pencitraan.
Penatalaksaaan Medis
 Pembedahan.
 Kemoterafi
 Radioterapi radikal
 Radioterapi paliatif
 Terapi endobronkia
 Perawatan faliatif
Asuhan Keperawatan
 Pengkajian
 Diagnosa keperawatan
 Perencanaan keperawatan
4.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurang-
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari
sekarang,dan kami juga berharap:
 Setelah membaca makalah ini,kami berharap kita menjadi lebih tahu dan lebih faham tentang
proses keperawatan pada sistem respirasi khususnya tentang Kanker paru.
 Dan yang paling penting kita bisa mengaplikasikan ilmu ini dalam kahidupan pekerjaan kelak.

DAFTAR PUSTAKA
1. Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan
/pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta
2. Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC.
Jakarta.
3. Long, Barbara C, (1996), Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik,
Yayasan

Vous aimerez peut-être aussi