Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BERMASYARAKAT
Disusun Oleh :
Riomas Harjuno Aji
111.150.132
A. Latar Belakang
Manusia terdiri dari jasad dan roh. Jasad atau badan bersifat nyata, dapat
disentuh panca indera yang terdiri dari daging,darah, tulang yang terbungkus oleh
kulit dan terbentuk oleh sel-sel.Sedangkan ruh bersifat gaib, yang tidak dapat
tersentuh oleh panca indera, namun dapat dirasakan lewat gejala-gejala yang
ditimbulkan pada jasad. Gerak badan, gerak otak yang disebut fikir, gerak rasa pada
hati yang disebut menghayati,semuanya berpangkal pada roh.
Apabila roh berpisah dari badan, yang diistilahkan mati, semua gerak itu
menjadi diam, dan gejala hidup sirna. Karena roh itu langsung dari Allah SWT, yang
menyebabkannya baik atau buruk adalah qalbu atau hati. Manusia berhubungan
dengan alam nyata melalui otak yang berfikir dan melalui hatinya ia kontak dengan
alam gaib. Qalbu atau hati menjadi baik apabila dipengaruhi oleh malaikat dan
sebaliknya jika terkontaminasi oleh syetan maka qalbu itu menjadi buruk. Baik dan
buruk itu akan lahir dengan perbuatan yang sebelumnya dipertimbangkan oleh akal.
Kebanyakan manusia berbeda pendapat dalam menilai baik dan buruknya
sesuatu. Hal tersebut berdasarkan perbedaan ukuran yang dipakai dalam
memberikan penilaian tentang baik dan buruk itu. Diantara mereka ada yang
melihatnya sebagai sesuatu yang baik, tetapi adapula yang melihatnya buruk bahkan
ada seseorang yang melihat sesuatu itu baik dalam waktu sekarang, lalu melihatnya
buruk pada waktu lain.
Adalah sesuatu kenyataan yang tak bisa dibantah, bahwa manusia mengerti
apa yang baik dan apa yang buruk dan dapat membedakan dengan jelas untuk
selanjutnya mengamalkannya. Pemahaman tersebut tidak dicapai melalui pengalaman
tetapi pengertian tersebut telah ada sebelum ia mengalami, yaitu sejak ia masih
berada dalam kandungan ibu, ketika Tuhan telah memberikannya. Hal tersebut
sejalan dengan firman Allah SWT (QS.91:7-8)
Terjemahannya:
Artinya : Aku adalah Nabi tidak berdusta, Aku anak Abdul Muthalib.(
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Pada saat yang demikian itu tidak seorangpun yang tampak lebih bersemangat
melakukan peperangan dari pada beliau SAW sendiri. Keberanian ini timbul untuk
menegakkan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Hal ini dijelaskan dalam
firman Allah (QS.1:147)
“Tidak masuk sorga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (H.R
Muslim).
Bisa disebutkan bahwa apabila salah satu tetangga kita sedang tertimpa suatu
masalah dan sangat membutuhkan bantuan hendaklah membantu jangan hanya
berdiam diri padahal kita tidak sadar sedang melakukan kesalahan-kesalahan. Pastilah
Allah SWT sangat tidak suka terhadap orang yang seperti itu, maka masuklah ke
neraka (tidak masuk sorga).
Dari beberapa sumber diatas juga memberikan pengetahuan kita bahwa
pentingnya hubungan baik dengan masyarakat (tetangga).
Apabila seoarang tetangga kita ada yang ingin menjual rumahnya, baik itu karena
desakan ekonomi (terlilit hutang) maka yang paling berhak membeli rumah adalah
tatangga (setelah saudara).
Seperti yang telah tertuang bahwasanya Rasulallah SAW bersabda:
“Tetangga adalah orang yang paling berhak membeli ruamah tetangganya.” (HR.
Bukhari dan Muslim) [5]
Bertamu
Sebelum memasuki rumah, yang bertamu hendaklah meminta izin kepada
penghuni rumah dan setelah itu mengucapkan salam.
Dengan Firman ALLAH SWT:
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu , agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nur 24: 27)
Allah SWT menjelaskan agar orang mukmin selalu beriman kepada-Nya dan
berakhlaq dalam bertamu dengan cara yang telah ditetapakan. Tamu hendaklah
meminta izin kepada pemilik rumah terlebih dahulu barulah mengucapkan salam.
Ada beberapa ulama yang mayoritas ahli fiqh berselisih pendapat. Mereka
berargumentasi dari beberapa hadits Rasulullah SAW riwayat Bukhari, Ahmad,
Tirmidzi, Ibn Abi Syaibah dan Ibn ‘Abd Al-Bar. [6]
Meskipun dari sumber hadits yang berbeda-beda tetapi mereka menyatakan hal
yang sama yaitu mengucapkan salam terlebih dahulu baru meminta izin (as-salam
qabl al-kalam).
Dari perbedaan tadi, ada beberapa ulama yang berargumentasi lain. Mereka
menyatakan bahwa, apabila tamu melihat salah seorang penghuni rumah maka dia
(tamu) mengucapkan salam terlebih dahulu. Akan tetapi apabila tamu tidak melihat
pemilik rumah maka hendaklah dia (tamu) meminta izin dulu baru mengucapkan
salam. Pendapat terskhir inilah yang diambil oleh al-Mawardi.[7]
Rasulullah SAW bersabda:
“Jika seorang di antara kamu telah meminta izin tiga kali, lalu tidak diizinkan,
maka hendaklan dia kembali.” (HR. Bukhari Muslim)
1. ketukan pertama sebagai isyarat kepada pemilik rumah bahwa telah kedatangan
tamu.
2. Ketukan kedua memberikan waktu untuk membereskan barang-barang yang
mungkin berantakan dan menyiapkan segala sesuatu yang piperlukan.
3. Ketukan ketiga biasanya pemilik rumah sudah siap membukakan pintu. Akan tetapi
bisa saja pada waktu ketukan kedua pemilik rumah sudah membukakan pintu,
tergantung situasi dan kondisi pemilik rumah. [9]
Namun bila pada ketukan ketingga tetap tidak dibukakan pintu, kemungkinan
pemilik rumah tidak bersedia menerima tamu atau sedang tidak berada di rumah.
Merujuk firman Allah SWT:
“Jika kamu tidak menemui seseorang di dalamnya, maka janganlah kamu masuk
sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja) lah
”, maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersiih bagimu dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nur 24:28)[10]
Maksud dari ayat ini adalah pada saat bertamu namun tidak ada orang di
dalamnya, bahkan ditolak pemilik rumah janganlah masuk karena akan dinilai kurang
memiliki akhlak. Ini akan akan menjaga nama dan kehormatan tamu itu sendiri juga
berdampak pada nama baiik pemilik rumah.
Menerima Tamu
Salah satu akhlak yang terpuji dalam Islam adalah menerima dan memuliakan
tamu tanpa membedakan status sosial.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata
yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir
hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada
Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Hadits diatas dapat kita selidiki bahwa apabila seseorang beriman kepada Allah
dan Hari Akhir dalam berbicara katakanlah hal yang baik jangan berkata yang tercela,
bahkan lebih baik lagi diam dari pada tidak dapat berkata baik. Memuliakan
tetangganya disini bisa diartikan menyambut baik tetangganya jangan malah merasa
tidak nyaman apabila tamu datang serta menyambut baik tamu. Selain dengan
tetangga, seorang Muslim harus dapat berhubungan baik dengan baik di lingkungan
pendidikan, lingkungan kerja, sosial dan yang lainnya.
Jika tamu datang dari tempat yang jauh dan ingin menginap, maka pemilikan
rumah atau tuan rumah wajib menerima dan menjamunya dengan batasan maksimal
tiga hari. Apabila tamu mau menginap lebih dari tiga hari, terserah tuan rumah tetap
menjamunya atau tidak.
Rasulullah SAW bersabda;
“Menjamu tamu itu hanya tiga hari. Jizahnya sehari semalam. Apa yang
dibelajakan untuk tamu diatas tiga hari adalah sedekah. Dan tidak bolaeh bagi
tamu tetapmenginap (lebih dari tiga hari). Karena hal itu akan memberatkan tuan
rumah.” (HR. Tirmidzi)
Menurut Rasulullah SAW, menjamu tamu lebih dari tiga hari nilainya sedekah,
bukan lagi kewajiban.
Menurut Imam Malik yang dimaksud dengan jaizah sehari semalam adalah
memuliakan dan menjamu tamu pada hari pertama dengan hidangan yang istimewa
menjadi hidangan yang biasa dimakan tuan rumah sehari-hari. Sedangkan menurut
Ibn al-Atsir, yang dimaksud dengan jaizah adalah memberi bekal kepada tamu untuk
perjalanan sehari-semalam. Ini karena disesuaikan di daerah padang pasir, diperlukan
bekal minimal sehari-semalam sampai bertemu dengan tempat persinggahan
berikutnya. [11]
Kedua pemahaman di atas dapat di kompromikan dengan melakukan kedua-
duanya apabila memeng tamunya membutuhkan bekal guna melanjutkan perjalanan.
Tapi apa pun bentuknya, tujuannya sama yaitu untuk memuliakan tamunya dengan
sedemikian rupa.
Dari hadits di atas adalah pentingnya peran tetangga dalam hidup bermasyakat
terutama dalam memilih tempat untuk dijadikan tetangga dalam hidup bermasyakat
terutama dalam memilih tempat untuk dijadikan rumah saja kita harus memilih
dengan beberapa aspek yang harus diperhatikan.
Kita dapat melihat dari sebuah kata “tetangga sebelum rumah” dalam kehidupan
bermasyarakat, maksudnya kita sebelum membangun sebuah rumah harus memilih
atau mengetaui kondisi tetangga kita. Diharapkan jaangan sembarang dalam hal ini,
karena akan berdampak pada diri kita sendiri.
Baik buruknya sikap tetangga kita tentu tergantung juga bagaimana kita bersikap
kepada mereka. Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa
tetangga yang baik adalah salah satu dari tiga hal yang membahagiakan hidup,
dengan sabdanya;
“Di antara yang membuat bahagia seoarang Muslim adalah tetangga yang baik,
rumah yang lapang, dan kendaraan yang nyaman.” (HR. Hakim)
“Tidaklah beriman kepada-Ku orang yang dapat tidur dengan perut kenyang
sementara tetangganya kelaparan, padahal dia mengetahui” (HR. Bazzar)
Dalam menerima tamu atau memuliakan tamu yang dilakukan antara lain:
a> Menyambut kedatangan tamu dengan muka yang manis dan senyuman.
Dengan diawali muka yang manis disertai senyuman akan membawa awal yang
baik bagi tamu. Tamu akan merasa nyaman bahkan senang bertamu di tempat kita.
b> Menggunakan tutur kata yang lemah lembut.
Gunakanlah kata-kata yang lemah lembut, jangan malah kita menggunakan kata-
kata yang kasar. Ini akan berdapak pada kesalah fahaman tamu kepada kita, karena
yang datang itu kita belum tau sifatnya juga. Dampak lainnya juga menyebabkan hati
yang bertamu menjadi senang.
c> Mempersilahkannya duduk di tempat yng baik.
Kalau perlu disediakan ruangan khusus untuk menerima tamu yang selalu dijaga
kerapian dan kebersihannya. Yujuannya agar memberikan kenyamanan kepada tamu
dan lebih menghargainya. Mungkin tamu tadi tidak datang setiap saat.
Dalam berkendara
Ketika kita menggunakan kendaraan, apalagi melewali jalan desa atau
perumahan tetangga. Hendaklah kita sadar diri dan mengunakan dan mengunakan
etika yang baik, seperti:
1> Kurangi kecepatan yang standar pada kecepatan antara 20-40 km/jam.Tinggal
bagaimana kondisi yang sebenarnya.
2> Menyapa orang bila berpapasan, bahkan bersikap rendah diri.
a. Simpulan
Setelah membahas etika Islam dan implementasinya, maka pada akhir penulis
menarik beberapa intisari pembahasan ini, antara lain:
1. Makna akhlak dapat ditinjau dari segi etimologis dan terminologis. Secara
Etimologis ialah bermakna budi pekerti, perangai dan tingkah laku. Sedangkan secara
terminologis bermakna suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang olehnya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan akal terlebih
dahulu.
2. Gambaran Akhlak nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari senantiasa
memperlihatkan akhlak-akhlak yang mulia karena akhlak adalah implementasi dari
al-Qurann itu sendiri. Adapun keutamaan akhlaknya yang terpuji diantaranya :Jujur,
pemberani, sabar, malu, pemaaf dan lain-lain sebagainya.
3. Pembinaan akhlak menjadi tuntutan mutlak dewasa ini, sesuatu tuntutan yang tidak
bisa ditawar lagi. Keharusan mutlak ini harus menjadi kepedulian semua pihak, sebab
akhlak mulia menjadi pilar tumbuh dan berkembangnya peradaban suatu bangsa.
Kemampuan suatu bangsa untuk terus hidup dan berkembang ditentukan oleh kualitas
akhlaknya, apabila akhlak suatu bangsa baik maka akan baik pula bangsa itu, tapi
sebaliknya apabila akhlak suatu bangsa itu tidak baik maka bangsa itu juga menjadi
tidak baik.
b. Implikasi
1. Begitu pentingnya Akhlak dalam hidup dan kehidupan manusia, agar pemerintah
(umara) dan ulama serta para tokoh masyarakat duduk bersama mengayomi
masyarakat dalam mengimplementasikan akhlak di seluruh aspek kehidupan.
2. Pada lembaga terkait, agar pendidikan akhlak di mulai dari usia dini, durasi
jam
pelajaran akhlak ditambah pada setiap jenjang pendidikan.
Daftar pustaka
http://kampuscuy.blogspot.co.id/2012/06/implementasi-akhlak-dalam-
kehidupan.html
http://agustinadais.blogspot.co.id/2013/04/makalah-aplikasi-akhlak-baik-
dalam.html
https://sanrawijaya.wordpress.com/.../akhlak-dalam-m...
http://abarokah51.blogspot.co.id/2012/11/akhlak-kepada-masyarakat.html