Vous êtes sur la page 1sur 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


`Geologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
segala suatu yang berlangsung bumi. Geologi mempelajari proses-proses
yang berlangsung di permukaan bumi dengan melihat tanda-tanda yang ada di
kerak bumi. Kerak bumi sendiri tersusun oleh lapisan batuan, batuan-batuan
tersebut pada dasarnya terbentuk dari magma. Magma terbentuk dalam
lapisan kerak bumi pada kondisi tertentu. Untuk mempelajari magma sangat
penting untuk mempelajari kondisi-kondisi tempat yang memungkinkan
terbentuknya magma tersebut. Kondisi tersebut dapat terjadi dalam tujuh
tempat tertentu, tempat tersebut dikenal sebagai tujuh busur magmatisme.

1.2 Maksud
 Memahami tujuh busur magmatisme
 Memahami magma yang dibentuk serta kaitanya dengan busur magma

1.3 Tujuan
 Dapat menjelaskan tujuh busur magmatisme dan produknya
 Dapat menjelaskan magma dan proses terbentuknya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Magma
Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara
alamiah bersifat mobile, bersuhu antara 900 ° - 1200 °C atau lebih dan berasal
dai kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas ( F.F. Grouts,
1947; Tumer dan verhogen 1960, H. Williams, 1962).
Magma berevolusi melalui 3 cara.Pertama adalah diferensiasi magma
yaitu proses terbentuknya magma didalam bumi pada proses ini juga
memungkinkan terbentuknya batuan , asimilasi adalah proses percampuran
magma dengan batuan sampingnya sehingga terjadi perubahan unsur kimianya
dan percampuran 2 magma yaitu percam puran 2 magma yang memiliki unsur
kimia yang berbeda sehingga menghasilkan unsur kimia magma yang baru.

2.2 Busur Magmatisme Dan Produknya

Gambar. 1 Busur Magmatisme

Gambar diatas merupakan proses magmatisme dan zona dimana magma


dikeluarkan. Proses ini sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng yang
berbeda baik secara fisik maupun kimia serta adanya suhu tingi dan tekanan
tinggi yang berasal dari dalam bumi. Dalam hal ini dibagi kedalam 7 busur
magmatisme yaitu sebagai berikut.

2
1. Mid Oceanic Redge

Gambar 1.1 Mid oceanic ridge

Zona MOR adalah zona dimana lempeng samudera dan samudera


saling menjauh atau divergen. Ini sangat dikontrol oleh arus konveksi yang
terjadi pada mantel bumi sehingga magma keluar dan membentuk
pegunungan lantai samudera. Magma yang dihasilkan bersifat basah-ultra
basah.

2. Continental Rift Zone

Gambar 1.2 MOR dan Continental rift zone

Continenal rift zone merupakan zona yang hampir sama dengan


zona MOR (MOR diatas dan continental rift zone dibawah). Bedanya,

3
pada zona continental rift zona terjadi pada lempeng continental yang tetap
dikontrol oleh arus konveksi pada mantel bumi sehingga lempeng
continental saling menjauh atau divergen dan membentuk sebuah pecahan
celah yang panjang hingga ribuan kilometer dan lebarnya ratusan
kilometer atau mirip dengan graben. Magma yang dihasilkan pada zona ini
adalah magma basah intermediet karena berasal dari astenosfer yang
bersifat ultra basah bertemu dengan lempeng benua yang bersifat asam
sehingga menghasilkan magma basah intermediet.

3. Island Arc

Gambar 1.3 Island arc

Island arc merupakan busur kepulauan yang terbentuk akibat


terjadinya pergerakan lempeng samudera dari MOR yang secara terus
menerus sehingga membentuk suatu busur kepulauan. Dilihat dari gambar
1 diatas island arc terletak pada zona subduction karena island arc yang
sudah terbentuk dibawa oleh pergerakan lempeng samudera. Magma yang
dihasilkan bersifat basah.

4. Volcanic Arc

Gambar 1.4 Volcanic arc

4
Volcanic arc merupakan busur gunung api yang terbentuk pada
zona subduction dimana terjadi penunjaman antara lempeng samudera
dengan lempeng benua sehingga lempeng samudera menyusup
dibawahnya langsung terjadi melting dan terbentuklah gunung vulkanik
dengan magma yang bersifat intermediet.

5. Back Arc Basin


Back arc basin merupakan suatu cekungan dibelakang
zona subduction (lihat gambar 1.4). Proses ini hampir sama dengan zona
MOR yang terjadi pada lempeng samudera. Ketika lempeng samudera
bergerak saling menjauh (rifting) sementara diatas lempeng samudera ada
lempeng benua sehingga terbentuk cekungan dibelakang zona subduction.
Ini biasanya terbentuk bersamaan dengan island arc. Magma yang
dihasilkan bersifat basah.
6. Oceanic Intraplate
Oceanic intraplate terjadi pada zona hotspot yang berasal dari
mantel. Ini terjadi karena pergerakan lempeng sehingga kerak samudera
menipis yang memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar
samudera sehingga membentuk gunungapi atau pulau-pulau gunungapi di
tengah samudera. Karena lempeng samudera terus bergerak, maka
terbentuk deretan pulau-pulau tengah samudera.(lihat gambar 1 bagian 6).
Magma yang dihasilkan bersifat ultra basah karena langsung berasal dari
astenosfer dalam bumi.

7. Continental Intraplate
Continental intraplate ini juga terjadi pada zona hotspot tepatnya
pada lempeng continental. Dari peregerakan lempeng tersebut menjadikan
kerak benua mulai menipis namun magma tidak bisa keluar karena berada
paling jauh dibawah sehingga hanya terbentuk gunung. Dari lempeng
continental yang terus bergerak maka terbentuk deretan pegunungan.

5
Magma yang dihasilkan bersifat ultra basah yang berasal dari astenosfer
dalam bumi.

6
BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Magma merupakan cairan silikat pijar yang bersifat mobile dan
merupakan material dasar pembentuk batuan. Sifat magma ditentukan oleh
tempat pembekuannya berdasarkan 7 busur magmatisme. 7 busur
magmatisme yaitu Mid Oceanic Ridge, Continental Rift Zone, Island Arc,
Volcanic Arc, Back Arc Basin, Oceanic Interplate, dan Continental
Interplate.
3.2 Saran
Disarankan kepada mahasiswa agar mencari referensi berbahasa asing
agar terbiasa dan lebih lengkap serta akurat. Dalam membuat makalah
disarankan agar menggunakan bahasa yang baku dan ilmiah dan selalu
mencantumkan nama narasumber atau referensi.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://zullogist.blogspot.co.id/2013/05/7-busur-magmatisme.html (diakses pada


Selasa, 15 Desember 2015 pukul 17.00 WIB)

Vous aimerez peut-être aussi