Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelompok 8
Disusun Oleh :
Kelas : 2A
KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2018
1
BAB II
PEMBAHASASAN
A. PENGERTIAN NYERI
2
1. Mengenali kapan nyeri terjadi (160502)
2. Menggambarkan factor penyebab (160501)
3. Menggunakan tindakan pencegahan (160504)
4. Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesic
(160503)
5. Melaporkan perubahan gejala nyeri pada professional kesehatan
(160505)
6. Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada professional
kesehatan (160507)
7. Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri (160506)
8. Melaporkan nyeri yang terkontrol (160508)
C. KLASIFIKASI NYERI
Menurut Barbara C. Long Klasifikasi nyeri secara umum dibagi
menjadi dua,yakni nyeri akut dan kronis. Yaitu :
a. Nyeri akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang
,yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan
otot .
b. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan ,biasanya
berlangsung dalam waktu cukup lama,yaitu lebih dari 6 bulan. Yang
termasuk dalam nyeri kronis adalah nyeri terminal,sindrom nyeri kronis
dan nyeri psikosomatis.
Ditinjau dari sifat terjadinya nyeri dapat dibagi kedalam beberapa
kategori,diantaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.
Perbedaan nyeri akut dan kronis :
Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronis
Pengalaman Satu kejadian Satu situasi,status eksistensi
3
Serangan Mendadak Bisa
mendadak,berkembang,dan
terelubung
Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan bahkan
sampai bertahun-tahun
Pernyataan nyeri Daerah nyeri tidak Daerah nyeri sulit dibedakan
diketahui dengan pasti intensitasnya,sehingga sulit
dievaluasi (perubahan
perasaan)
Gejala-gejala Pola respon yang khas Pola respons yang bervariasi
klinis dengan gejala yang dengan sedikit gejala adaptasi
lebih
Pola Terbatas Berlangsung terus dapat
bervariasi
Perjalanan Biasanya berkurang Penderitaan meningkat setelah
setelah beberapa saat beberapa saat
4
panas dan dingin panas,iskemia pasmus,iritasi
pergeseran tempat kimiawi (tidak ada
torehan)
Reaksi Tidak Ya Ya
otonom
Refleks Tidak Ya Ya
kontraksi otot
a. Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang
lain,umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral.
b. Nyeri psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang
timbul akibat psikologis.
c. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karna salah satu
ekstremitas diamputasi.
d. Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri yang tajam karna adanya spasme
disepanjang atau di beberapa jalur saraf.
D. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan diharapkan dapat mengurangi
tingkat nyeri bahkan dapat menghilangkan nyeri tersebut. Adapun menurut
Nursing Inteventions classification (NIC 2015-2107) tindakan yang
dilakukan untung mengkontrol nyeri adalah Manajemen nyeri (1400) yang di
definisikan sebagai pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat
kenyamanaan yang dapat diterima klien. Aktifitas atifitas yang dapat
dilakukan professional keperawatan sesuai NIC (2015-2017) antara lain :
a. Lakukan pengkajian secara komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan factor pencetus.
b. Observasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan terutama
pada klien yang tidak dapat berkomunikasi dengan efektif
B. Gunakan strategi komunikasi teraupetik untuk mengali pengalaman klien
nyeri
5
C. Gali pengetahuan dan pengalaman klien pada nyeri
D. Tentukan akibat pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
E. Implementasikan tindakan nonfarmakologi yang sesuai untuk
memfasilitasi penurunan nyeri
6
Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering
dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik
menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian yang sama seperti
reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem kontrol
desenden. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena
menyebabkan relaksasi otot (Smeltzer dan Bare)
2) Terapi es dan panas
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat
sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi. Penggunaan panas mempunyai
keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan
dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.
Baik terapi es maupun terapi panas harus digunakan dengan hati-hati
dan dipantau dengan cermat untuk menghindari cedera kulit (Smeltzer
dan Bare)
3) Trancutaneus electric nerve stimulation
Trancutaneus electric nerve stimulation (TENS) menggunakan unit
yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada
kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau
mendengung pada area nyeri. TENS dapat digunakan baik untuk nyeri
akut maupun nyeri kronis (Smeltzer dan Bare)
4) Distraksi
Distraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada
sesuatu selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan
mungkin merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap
teknik kognitif efektif lainnya. Seseorang yang kurang menyadari
adanya nyeri atau memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan
sedikit terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri.
Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan
menstimulasi sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih
sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak (Smeltzer dan Bare)
7
5. Teknik relaksasi
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Hampir semua orang
dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari metode relaksasi. Periode
relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan
ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan
nyeri (Smeltzer dan Bare)
6. Imajinasi terbimbing
Imajinasi terbimbing adalah mengggunakan imajinasi seseorang
dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek
positif tertentu. Sebagai contoh, imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan
meredakan nyeri dapat terdiri atas menggabungkan napas berirama lambat
dengan suatu bayangan mental relaksasi dan kenyamanan (Smeltzer dan
Bare)
7. Hipnosis
Hipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau menurunkan jumlah
analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Keefektifan
hipnosis tergantung pada kemudahan hipnotik individu. (Smeltzer dan
Bare)
E. Pengkajian nyeri
Menurut Smeltzer, S.C bare B.G Pengkajian nyeri dapat
dilakukan dengan tujuan nyeri dapat teratasi dengan cepat dan tepat
sesuai kebutuhan yang klien butuhkan untuk mencapai tingkat
kenyamanan pada klien. Sehingga pengkajian yang dilakukan harus
secara komperhensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas, dan factor pencetus. Pengkajian nyeri
tersebuat dapat dilakukan dengan menggunakan cara atau metode
pengkajian nyeri PQRST. Pengkajian nyeri PQRST meliputi antara
lain yaitu :
8
a. P ( Provocate )
Faktor paliatif meliputi faktor pencentus nyeri, terasa setelah
kelelahan, udaran dingin dan saat bergerak.
b. Q ( Quality )
Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti rasa berat, tekanan, terbakar,
teriris, nyeri tumpul, tajam atau seperti ditusuk – tusuk jarum.
c. R (Region )
Adalah daerah perjalanan nyeri, lokasi nyeri meliputi nyeri
abdomen kuadran bawah, luka post operasi dan lain – lain.
d. S ( Skala )
Keparahan atau intensitas nyeri, skala nyeri ringan, sedang, berat
atau sangat nyeri.
e. T ( Time )
Waktu nyeri meliputi: kapan dirasakan, berapa lama dan berakhir.
9
2. Numerical Rating Scale (NRS)
Metode ini menggunakan angka-angka untuk
menggambarkan range dari intensitas nyeri. Umumnya pasien
akan menggambarkan intensitas nyeri yang dirasakan dari
angka 0-10. “0” menggambarkan tidak ada nyeri sedangkan
“10” menggambarkan nyeri yang hebat.
10
4. Wong-Baker Faces Pain Rating Scale
Skala dengan enam gambar wajah dengan ekspresi yang
berbeda, dimulai dari senyuman sampai menangis karena
kesakitan. Skala ini berguna pada pasien dengan gangguan
komunikasi, seperti anak-anak, orang tua, pasien yang
kebingungan atau pada pasien yang tidak mengerti dengan
bahasa lokal setempat
11
BAB III
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR dan TOOLS CONTROL
PAIN
12
C. Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika kurang jelas
2. Tanyakan keluhan pasien
3. Menjaga privacy pasien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Mengatur posisi pasien agar rileks tahap beban fisik
6. Memberikan penjelasan pada pasien beberapa cara distraksi :
a. Bernafas pelan-pelan
b. Massage sambil bernafas pelan-pelan
c. Mendengarkan lagu sambil menepuk-nepuk jari kaki
d. Membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata
e. Menonton TV
f. Berbincang-bincang dengan orang lain
7. Menganjurkan pasien untuk melakukan salah satu teknin distraksi
tersebut bila terasa nyaman atau ketidaknyamanan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, bereskan alat-alat
5. Melepas sarung tangan
6. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respon pasien terhadap teknik distraksi
3. Paraf dan nama perawat jaga.
13
REFERENSI Smith, S.F., Duell, D.j., & Martin, B. C. (2013). Clinical nursing
14
b. TOOLS MEMBIMBING RELAKSASI DISTRAKSI
NAMA :
NIM :
TANGGAL :
15
b. Massage sambil bernafas pelan- 6
pelan 6
c. Mendengarkan lagu sambil
menepuk-nepuk jari kaki 6
d. Membayangkan hal-hal yang
indah sambil menutup mata 6
e. Menonton TV 6
f. Berbincang-bincang dengan 6
orang lain
g. Menganjurkan pasien untuk 2
melakukan salah satu teknin
distraksi tersebut
7. Menganjurkan pasien untuk mencoba
teknik tersebut bila terasa nyaman atau
ketidaknyamanan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien 3
2. Simpulkan hasil kegiatan 2
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan 3
selanjutnya 2
4. Akhiri kegiatan, bereskan alat-alat 2
5. Melepas sarung tangan 4
6. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan 3
2. Catat respon pasien 2
3. Paraf dan nama perawat jaga 2
16
F. JUMLAH SCORE 100
=……..
17
2. TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY
a. SOP TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY
PENGERTIAN Guided Imagery adalah sebuah teknik yang menggunakan imajinasi dan
visualisasi untuk membantu mengurangi stres dan mendorong relaksasi
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam dan menyapa nama pasien
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan kepada pasien
dan keluarga
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan sebelum kegiatan
18
C. Tahap Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menjaga privasi pasien
3. Memberikan kesempatan klien untuk bertarnya sebelum kegiatan
dilakukan
4. Menggunakan sarung tangan (bila diperlukan)
5. Memberi salam dan menanyakan nama pasien
6. Mengatur posisi pasien agar rileks tanpa beban
7. Dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta
kepada klien untuk perlahan-lahan menutup matanya dan fokus pada
nafas mereka (Baik bapak sekarang bapak bisa menutup kedua mata
bapak perlahan-lahan dan usahakan tetap bernafas dengan baik!)
8. Klien didorong untuk relaks, mengosongkan pikiran dan memenuhi
pikiran dengan bayangan yang membuat damai dan tenang (Sekarang
coba bapak bayangkan hal-hal apa saja yang membuat bapak merasa
nyaman dan bahagia)
9. Klien dibawa menuju tempat spesial dalam imajinasi mereka (misal:
sebuah pantai tropis, air terjun, lereng pegunungan, dll), mereka dapat
merasa aman dan bebas dari segala gangguan (interupsi). (Bila
keadaan klien memungkinkan)
10. Pendegaran difokuskan pada semua detail dari pemandangan tersebut,
pada apa yang terlihat, terdengar dan tercium dimana mereka berada
di tempat special tersebut (Bila keadaan klien memungkinkan)
11. Dalam melakukan teknik ini,dapat juga digunakan adiotape dengan
musik yang lembut atau suara-suara alam sebagai background, waktu
yang digunakan 10-20 menit (Bapak sekarang saya akan memutarkan
music, sehingga bapak bisa focus berimajinasi)
12. Lakukan hingga nyeri sudah berkurang bahkan hilang
19
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, bereskan alat-alat
5. Melepas sarung tangan
6. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respon pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga
Jrank. ( 2013). Guided imagery therapy. Diakses pada 26 Maret 2018 dari
http://www.minddisorders.com/Flu-Inv/Guided-imagery-therapy.html.
20
b. TOOL TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY
NAMA :
NIM :
TANGGAL :
21
umumnya yaitu meminta kepada klien
untuk perlahan-lahan menutup matanya
dan fokus pada nafas mereka (Baik
bapak sekarang bapak bisa menutup 6
kedua mata bapak perlahan-lahan dan
usahakan tetap bernafas dengan baik!)
20. Klien didorong untuk relaks,
mengosongkan pikiran dan memenuhi
pikiran dengan bayangan yang membuat
damai dan tenang (Sekarang coba bapak 6
bayangkan hal-hal apa saja yang
membuat bapak merasa nyaman dan
bahagia)
21. Klien dibawa menuju tempat spesial
dalam imajinasi mereka (misal: sebuah 6
pantai tropis, air terjun, lereng
pegunungan, dll), mereka dapat merasa
aman dan bebas dari segala gangguan
(interupsi). (Bila keadaan klien 6
memungkinkan)
22. Pendegaran difokuskan pada semua
detail dari pemandangan tersebut, pada
apa yang terlihat, terdengar dan tercium
dimana mereka berada di tempat special 5
tersebut (Bila keadaan klien
memungkinkan)
23. Dalam melakukan teknik ini,dapat juga
digunakan adiotape dengan musik yang
lembut atau suara-suara alam sebagai
background, waktu yang digunakan 10-
20 menit (Bapak sekarang saya akan
22
memutarkan music, sehingga bapak bisa
focus berimajinasi)
24. Lakukan hingga nyeri sudah berkurang
bahkan hilang
D. Tahap Terminasi
7. Evaluasi perasaan klien 3
8. Simpulkan hasil kegiatan 2
9. Lakukan kontrak untuk kegiatan 3
selanjutnya 2
10. Akhiri kegiatan, bereskan alat-alat 2
11. Melepas sarung tangan 4
12. Cuci tangan
E. Dokumentasi
4. Catat waktu pelaksanaan tindakan 3
5. Catat respon pasien 2
6. Paraf dan nama perawat jaga 2
=……..
23
3. TEKNIK PIJAT REFLEKSI
PENGERTIAN Pijat dengan melakukan penekanan pada titik - titik syaraf. Titik - titik
syaraf tersebut berada pada kaki, kebanyakan titik - titik syaraf tersebut
berada di telapak kaki, selain kaki pada tangan juga memiliki titik – titik
syaraf tertentu.
1. Minyak
2. Lotion
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
24
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan kepada pasien dan
keluarga
C. Tahap Kerja
25
pasien yang berpenyakit kronis dipijat 3 kali dalam seminggu
sekali. Jangan memijat setiap hari.
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, bereskan alat-alat
5. Melepas sarung tangan
6. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respon pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga
26
b. TOOL TEKNIK PIJAT REFLEKSI
NAMA :
NIM :
TANGGAL :
5. Mencuci tangan 4
6. Menyiapkan alat 3
B. Tahap Orientasi
C. Tahap Kerja
27
17. Memberi salam dan menanyakan nama pasien 3
28
khususnnya mengenai pasien.
D. Tahap Terminasi
7. Evaluasi perasaan klien 3
8. Simpulkan hasil kegiatan 2
9. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya 3
10. Akhiri kegiatan, bereskan alat-alat 2
11. Melepas sarung tangan 2
12. Cuci tangan 4
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan 3
2. Catat respon pasien 2
3. Paraf dan nama perawat jaga 2
=……..
29
4. TEKNIK RELAKSASI (NAFAS DALAM)
a. SOP TEKNIK RELAKSASI (NAFAS DALAM)
PENGERTIAN Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang
mengalami nyeri akut. Rileks sempurna yang dapat mengurangi
ketegangan otot,rasa jenuh,kecemasan sehingga mencegah menghebatnya
stimulasi nyeri.
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam dan menyapa nama pasien
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan kepada pasien dan
keluarga
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan sebelum kegiatan
30
C. Tahap Kerja
31
D. Tahap Terminasi
13. Evaluasi perasaan klien
14. Simpulkan hasil kegiatan
15. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
16. Akhiri kegiatan, bereskan alat-alat
17. Melepas sarung tangan
18. Cuci tangan
E. Dokumentasi
4. Catat waktu pelaksanaan tindakan
5. Catat respon pasien
6. Paraf dan nama perawat jaga
32
b. TOOL TEKNIK RELAKSASI (NAFAS DALAM)
NAMA :
NIM :
TANGGAL :
33
dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu
bersamaan minta pasien untuk memusatkan
perhatian betapa nikmatnya rasanya
8. Menginstruksikan pasien untuk bernafas dengan 6
irama normal beberapa saat (1-2 menit)
9. Menginstruksikan pasien untuk bernafas dalam, 6
kemudian menghembuskan secara perlahan dan
merasakan saat ini udara mengalir dari tangan,
kaki, menuju ke paru-paru kemudian udara
mengalir ke seluruh tubuh
10. Meminta pasien untuk memusatkan perhatian 6
pada kaki dan tangan, udara yang mengalir dan
merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan
dan kaki dan rasakan kehangatannya
11. Menginstruksikan pasien untuk mengulangi 6
teknik-teknik ini apabila rasa nyeri kembali lagi
12. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta 5
pasien untuk melakukan secara mandiri
D. Tahap Terminasi
13. Evaluasi perasaan klien 3
14. Simpulkan hasil kegiatan 2
15. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya 3
16. Akhiri kegiatan, bereskan alat-alat 2
17. Melepas sarung tangan 2
18. Cuci tangan 4
E. Dokumentasi
7. Catat waktu pelaksanaan tindakan 3
34
8. Catat respon pasien 2
9. Paraf dan nama perawat jaga 2
=……..
35
DAFTAR PUSTAKA
36