Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kasus : melihat seberapa efektif peranan dari audit internal dalam menciptakan good corporate
governance pada instansi pemerintah di kota Semarang. Dimana good corporate
governance sebagai variabel dependen yang termasuk kategori unobserved variabel
sehingga memiliki beberapa indikator untuk pengukurannya. Indikatornya adalah
independensi, kemahiran profesional, dan lingkup pekerjaan audit. Begitu pula dengan
peran audit internal yang merupakan variabel independen yang termasuk unobserved,
sehingga membutuhkan beberapa indikator untuk penilaian. Indikator untuk good
corporate governance adalah transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, kewajaran.
Latar Belakang
Adanya instansi pemerintah yang disebut sebagai badan layanan umum (BLU) mendorong berbagai
instansi pemerintah untuk mendapatkan predikat tersebut. Badan layanan umum sendiri adalah
suatu badan hukum milik pemerintah yang bergerak dalam hal pelayanan untuk kesemakmuran
rakyat. Mengapa badan layanan umum ini menarik banyak instansi pemerintah untuk mendapatnya,
karena adanya kebebasan dalam pengelolaan keuangan PNBP yang diberikan pengelolaanya pada
instansi berbadan BLU. Sehingga hal ini menarikn simpatik dari berbagai instansi pemerintah untuk
mendapatkannya.
Adanya BLU ini, instansi dituntut untuk mampu menyelanggarakan pemerintahan yang baik atau
dikenal dengan good corporate governance. Pelayanan yang baik, selama ini dikenal merupakan hal
yang menajdi tujuan pada perusahaan swasta, yang notabene perusahaan yang berorientasi pada
maksimalisasi profit. Dalam era saat ini, pelayanan yang baik yang mengedepankan pada pelayanan
masyarakat, tidak hanya diterapkan pada perusahaan swasta, namun diharapkan dapat diterapkan
dalam sektor publik.
Salah satu cara untuk menunjang tercapainya gcg ini yaitu dengan adanya audit internal. Adanya
audit internal dalam instansi, diharapkan mampu memperbaiki kinerja instansi menjadi lebih baik
lagi, dengan demikian maka status gcg akan dengan mudah diperoleh guna mendapatkan badan
hukum BLU.
Peraturan pemerintah no 23 tahun 2005 menyebutkan bahwa Pemeriksaan intern BLU dilaksanakan
oleh satuan pemeriksaan intern yang merupakan unit kerja yang berkedudukan langsung di bawah
pemimpin BLU. Berdasarkan pada PP tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap satker BLU
wajib memiliki audit internal.
Rumusan masalah
1. Apakah independensi, kemahiran profesional, dan lingkup pekerjaan audit, secara mampu
menggambarkan peran audit internal?
2. Apakah transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran mampu
menggambarkan good corporate governance?
3. Apakah peran audit internal berpengaruh signifikan dalam pelaksanaan good corporate
governance?
Tujuan penelitian :
Definisi Variabel
Variabel Dependen
Good Corporate Governance adalah suatu sistem yang ada pada suatu organisasi yang memiliki
tujuan untuk mencapai kinerja organisasi semaksimal mungkin dengan cara-cara yang tidak
merugikan stakeholder organisasi tersebut” (Pratolo, 2007:8).
Indikator good corporate governance :
1. Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Kaitannya dengan
penelitian ini adalah pengungkapan informasi yang tidak terbatas pada visi misi dan keuangan
perusahaan selain itu perusahaan harus mengungkpannya secara tepat waktu.
2. Kemandirian
Suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Dapat dijelaskan bahwa
masing-masing unit dalam satker BLU bekerja sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-
masing, selain itu menghindari dominasi dan lempar tanggungjawab antar anggota.
3. Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban Organ sehingga pengelolaan
perusahaan terlaksana secara efektif. Selain itu di dalam satker BLU setiap karyawan telah
mengetahui rincian tugasnya yang selaras dengan pencapaian GCG dan mematuhi code of
conduct dalam menjalankan tugas. Kemudian adanya system reward and punishment yang akan
meningkatkan kinerja dari karyawan.
4. Pertanggungjawaban
Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Satker BLU harus berjalan sesuai dengan
peraturan yang ada, selain itu harus memperhatikan juga kondisi lingkungan sekitar satker dalam
hal tanggungjawab social termasuk kelestarian lingkungan di dalamnya.
5. Kewajaran (fairness)
Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Satker BLU memberikan
kesempatan kepada para karyawan untuk dapat mengembangkan karir tanpa memperhatikan
gender ras dan lain sebagainya.
Variabel Independen
Menurut Agoes (2004 : 221) internal audit (pemeriksaan intern) yaitu pemeriksaan yang dilakukan
oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan
ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.
1. Independensi
Audit intern harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang diperiksanya.
2. Kemahiran profesional
Audit intern harus mencerminkan keahlian dan ketelitian profesional.
3. Lingkup pekerjaan audit internal
Lingkup pekerjaan pemeriksa intern harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap
kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian intern yang dimiliki organisasi dan kualitas
pelaksanaan tanggungjawab yang diberikan.
Pengukuran Variabel
Variabel diukur dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Dengan ketentuan :
Variabel Good Corporate Governance dengan 5 indikator, yang dinyatakan dalam bentuk item
pertanyaan, sehingga:
Nilai minimal 5
Nilai maksimal 25
Variabel peran audit internal dengan 3 indikator, masing-masing indikator memiliki 3 item
pertanyaan, sehingga:
Nilai minimal 3
Nilai maksimal 9
Dikarenakan model dari variabel peran audit internal ini dalam setiap indikatornya memiliki
indikator lagi yang merupakan item pertanyaan, maka peru dilakukan analisis tersendiri terlebih
dahulu. Analisis yang dimaksud adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA). Tujuan dari CFA
adalah mencari indikator yang tepat atau memilih indikator mana yang mampu membentuk suatu
variabel.
Kerangka Berfikir :
IND 1
Transparansi
IND 2 Independensi
IND 3 Kemandirian
KP 1
LP 1
Lingkup
LP 2 Pekerjaan
Audit Internal
Kewajaran
LP 3 Gambar 1. Kerangka Berfikir
Hipotesis :
H 3a : Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 1 mampu menggambarkan pada indikator
Lingkup Pekerjaan Audit internal.
H 3b : Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 2 mampu menggambarkan pada indikator
Lingkup Pekerjaan Audit internal.
H 3c : Sub indikator Lingkup Pekerjaan Audit Internal 3 mampu menggambarkan pada
indikator Lingkup Pekerjaan Audit internal.
H 4c : Indikator Lingkup Pekerjaan Audit Internal mampu menggambarkan peran audit internal.
b. Kemahiran Profesional
KP 1 = β1 KP +e4
KP 2 = β2 KP +e5
KP 3 = β3 KP +e6
c. Lingkup Pekerjaan Audit Internal
LP 1 = β1 LP +e7
LP 2 = β2 LP +e8
LP 3 = β3 LP +e9
TR = β1 GCG +etr
KM = β2 GCG +ekm
AK = β3 GCG +eak
PT = β4 GCG +ept
KW = β5 GCG +ekw
Model Struktural
1. Asumsi SEM
a. Uji Normalitas
Tabel 1
NILAI CRITICAL RASIO
b. Uji Outlier
Tabel 2
NILAI OUTLIER
Asumsi SEM selanjutnya adalah outlier, asumsinya adalah terdapat outlier jika nilai p1 dan
p2 < 5%. Pada tabel di atas diketahui bahwa pada responden 5, 53, 64, 140, 5, 76, 27
memiliki nilai p1 dan p2 sebesar < 5%.. Outlier ini yang akan memepengaruhi tidak
normalnya suatu data.
2. Uji Model Fit
Tabel 4
HASIL MODEL
Dari dua tabel di atas, diketahui bahwa nilai chi square sebesar 335,301, degrees of freedom
sebesar 73, dan nilai probabilitas sebesar 0,000. Model dikatakan fit jika memiliki nilai
probablitas > 0,05. Namun dengan nilai sebesar 0,000 maka dikatakan bahwa model
penelitian ini tidak fit.
b. RMSEA
Tabel 5
NILAI RMSEA
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,161 ,144 ,178 ,000
Independence model ,249 ,234 ,264 ,000
Model dikatakan fit jika memiliki nilai RMSEA <0,08. Nilai RMSEA pada model penelitian
ini sebesar 0,161 dan 0,249 di mana keduanya RMSEA > 0,08 sehingga model tidak fit.
c. GFI
Tabel 6
NILAI GFI
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,033 ,778 ,681 ,541
Saturated model ,000 1,000
Independence model ,074 ,522 ,449 ,453
Model dikatakan fit jika memiliki nilai GFI ≥ 0,90. Sedangkan pada model ini nilai GFI
sebesar 0,778 < 0,90, sehingga model tidak fit.
d. CMIN
Tabel 7
NILAI CMIN
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 32 335,301 73 ,000 4,593
Saturated model 105 ,000 0
Independence model 14 873,302 91 ,000 9,597
Model dikatan fit jika nilai CMIN ≤ 2. Pada model ini nilai CMIN sebesar 4,593> 2.
Sehingga model tidak fit.
Dikarenakan Adanya outlier, maka ada kemungkinan hal itu mempengaruhi model fit penelitian
ini. Sehingga uji model fit hampir keseluruhannya tidak menunjukkan model yang fit. Oleh
karena itu, perlud idperhatikan modifikasi indeks yang disarankan oleh alat analisis. Pada tabel
tersebut disajikan hal yang harus diperbaiki, yang mana setelah hal tersebut dilakukan akan
menurunkan nilai chi square. Berikut modifikasi yang dimaksud.
Tabel 8
MODIFIKASI MODEL
Dalam modifikasi model covariance dapat dilakukan dengan memberikan hubungan relasi pada
covariance yang dimaksud. Hubungan relasi ekm <-> ept memiliki nilai M.I. 8,807, artinya jika
kedua ovariance ini dihubungkan, akan menurunkan nilai chi square sebesar 8,807. Dengan
demikian diharpkan jika nilai chi sqaure turun, maka nilai probabilitas akan naik, sehingga dapat
melibihi angka 0,05.
a. Validitas Konstruk
Tabel 9
Nilai Signifikansi Loading Factor
Pengujian validitas dilakukan untuk melihat valid tidaknya suatu sub indikator
menggambarkan indikator. Pegujian validitas dilakukan dengan melihat nilai p (loading
factor) tabel yang terdapat dalam tabel di atas, dengan asumsi p < 0,01 artinya sub indikator
valid. Selain itu dapat pula dengan melihat simbol *** pada tabel p, artinya adalah p value
yang dihasilkan sangat kecil di bawah 0,001 yang artinya signifikan. Dari tabel di atas,
diketahui sub indikator yang valid dari independensi adalah IND1, IND3, sedangkan IND2
tidak valid karena memiliki nilai loading factor 0,005. Hal ini secara tidak langsung
menjawab hipotesis sebagai berikut
Hipotesis diterima
Dalam pengujian validitas ketiga terkahit indikator lingkup penugasan audit internal, dapat
dilihat bahwa masing-masing sub indikator memiliki nilai loading factor yang signifikan
keran memiliki tanda *** keseluruhan. Sehingga pengujian validitas ini sekaligus menjawab
hipotesis selanjutnya, yaitu hipotesis diterima.
Hipotesis diterima
Dalam pengujian validitas keempat yaitu terkahit indikator dari peran audit internal.
indikator independensi memiliki nilai koreasi 1, sehingga hubungan kuat menggambarkan
indikator peran audit internal. Indikator kedua adalah kemahiran profesional dengan nilai
0,767, artinya tidak valid, lalu lingkup penugasan audit internal memiliki nilai loading 0,13,
artinya tidak valid. Kesimpulan dari hasil hipotesisnya disajikan berikut
Dalam pengujian validitas terakhir indikator Good Corporate Governance, dapat dilihat
bahwa indikator transparansi, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban, dinyatakan valid,
sedangkan kemandirian dan kewajaran dinyatakan tidak valid, sehingga hipotesisnya
sebagai berikut
b. Validitas Struktural
Tabel 9
Nilai Signifikansi Loading Factor
Dalam pengujian hipotesis keempat, dilihat angka p tabel yang terdapat dalam tabel di atas,
dengan asumsi loading structural > 0,7 dikatakan memiliki validitas konvergen. Dari tabel di
atas, diketahui bahwa hampir keseluruhan indikator dan sub idikator valid, namun ada
beberapa yang tidak valid. Indikator yang tidak memiliki validitas konvergen yaitu
kemampuan profesional, independensi 2, kemahiran profesional 2, kemahiran profesional 3,
lingkup peugasa audit internal 2, lingkup peugasa audit internal 3, kemandirian, dan
kewajaran.
5. Uji Reliabilitas
Tabel 10
Nilai Reliabilitas
Indikator
Suatu indikator dinyatakan reliabel jika memiliki nilai estimate > 0,5. Berdasarkan hasil
perthitungan yang disajikan dalam tabel di atas, indikator yang reliabel adalah lingkup
penugasan, independensi, pertanggungjawaban, akuntabilitas, transparansi, lingkup
penugasan 1, kemahiran profesional 3, dan independensi 1. Sedangkan indikator lainnya
dinyatakan tidak reliabel karena memiliki nilai estimate di bawah 0,05.
Tabel 11
PERHITUNGAN CHI SQUARE SETELAH
MODIFIKASI
Tabel 12
HASIL MODEL SETELAH MODIFIKASI
Setelah adanya perbaikan model, ada perubahan yang membuat model menajdi fit. Pertama
pada nilai DF, sebelum modifikasi nilai DF sebesar 73, setelah modifikasi nilai DF menjadi
58. Keuda nilai chi sqaure turun drastis, yang awalnya 335,301 menjadi 51, 961. Sedangkan
nilai probablitas yang awalnya 0,000 menjadi 0,698. Nilai probabilitas setelah perbaikan
sebesar 0,698 > 0,05 sehingga model penelitian ini menjadi fit.
b. RMSEA
Tabel 13
NILAI RMSEA SETELAH MODIFIKASI
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,000 ,000 ,042 ,980
Independence model ,249 ,234 ,264 ,000
Model dikatakan fit jika memiliki nilai RMSEA <0,10. Nilai RMSEA setelah modifikasi,
yang awalnya 0,161 menjadi 0,000. Model ini fit karena nilai RMSEA 0,000 < 0,10.
c. GFI
Tabel 14
NILAI GFI SETELAH MODIFIKASI
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,018 ,951 ,912 ,526
Saturated model ,000 1,000
Independence model ,074 ,522 ,449 ,453
Model dikatakan fit jika memiliki nilai GFI ≥ 0,90. Dalam model awal, nilai GFI sebesar
0,778 < 0,90, sehingga model tidak fit. Namun setelah modifikasi model menjadi fit karena
memiliki nilai GFI sebesar 0,951 > 0,90.
d. CMIN
Tabel 15
NILAI CMIN SETELAH MODIFIKASI
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 47 51,961 58 ,698 ,896
Saturated model 105 ,000 0
Independence model 14 873,302 91 ,000 9,597
Model dikatan fit jika nilai CMIN ≤ 2. Pada model awal penelitian ini nilai CMIN sebesar
4,593> 2, sehingga model tidak fit. Setelah adanya perbaikan model, nilai CMIN turun
menjadi 0,896, di mana 0,896 < 2, sehingga model ini menjadi fit. Selain itu dapat pula
dengan melihat nilai p value, p value > 0,05 dinyatakan model fit. Dalam tabel di atas p
value 0,698 > 0,5 sehingga model fit.
e. CFI
Tabel 15
NILAI CFI SETELAH MODIFIKASI
Baseline Comparisons
NFI RFI IFI TLI
Model CFI
Delta1 rho1 Delta2 rho2
Default model ,941 ,907 1,007 1,012 1,000
Saturated model 1,000 1,000 1,000
Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Model fit jika memiliki nilai CFI > 0,90. Dalam model di atas diketahui bahwa nilai CFI
sebesar 1,000 > 0,90 sehingga model penelitian ini fit.
f. Modifikasi Model
Setelah adanya modifikasi, pada bagian modification model di variance dan covariance
kosong, artinya sudah tidak perlu adanya perbaikan model. Model yang sebenarnya masih
diperbaiki adalah memberikan regresi antara KP2 dengan IND2. Namun dikarenakan
hubungan antara dua indikator merupakan hubungan regresi, sehingga diperluakan teori
yang kuat untuk memberikan hubungan antara keduanya. Sehingga dalam penelitian ini
perbaikan model antara dua indikator diabaikan.
Tabel 14
MODIFIKASI MODEL SETELAH MODIFIKASI
Penelitian ini ditujukan untuk melihat seberapa besar peran dari audit internal dalam pelaksanaan
Good Corporate Governance. Good Corporate Governance merupakan suatu pelayanan yang
baik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah. Dimana variable ini merupakan variabel
laten yang harus memiliki indikator untuk menilainya, yaitu transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Sedangkan Peran aduit internal ini sendiri
merupakan variabel laten yang membutuhkan indikator untuk menilainya. Indikator yang
dimaksud adalah independensi, kemahiran profesional, dan lingkup pekerjaan aduit internal.
Masing-masing dari indikator ini memiliki sub indikator lain yang harus diuji perananya bagi
indikator tersebut, dimana pengujian yang dimaksud disebut dengan second confirmatory order.
Tabel 15
Nilai Signifikansi Loading Factor
7. Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 1 mampu menggambarkan pada indikator
Lingkup Pekerjaan Audit internal.
8. Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 2 mampu menggambarkan pada indikator
Lingkup Pekerjaan Audit internal.
9. Sub indikator lingkup Pekerjaan Audit Internal 3 mampu menggambarkan pada indikator
Lingkup Pekerjaan Audit internal.
11. Indikator kemahiran profesional tidak mampu menggambarkan peran audit internal.
12. Indikator kemahiran lingkup penugasan aduit internal tidak mampu menggambarkan
peran audit internal.
18. Indikator Peran audit internal tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate
Governance
Created by Rischa Inung Fauziah