INTERPRETASI

Dari hasil analisa data berupa jenis fluida dari beberapa sumber ternyata berbeda-beda.
Tiga buah sumber mempunyai air bertipe klorida yaitu di mata air Nakula Utara dan Selatan dan
yang satu adalah di sumur J1. Untuk sumur Sadewa dan kolam Antareja mempunyai air bertipe
bikarbonat, sedangkan untuk mata air Arjuna dan Sungai Pringgondani airnya bertipe sulfat.
Untuk melakukan perhitungan geothermometri hanya digunakan air yang berasal dari Mata Air
Nakula Utara dan Sumur J1. Sedangkan untuk air yang berasal dari Nakula Selatan telah
mengalami mixing sehingga komposisi ion sudah tidak seimbang lagi.
Dari hasil perhitungan geothermometer dengan metode Na-K, K-Mg, dan NA-K-Ca
dapat diketahui bahwa untuk smur J1 mempunyai suhu antara 160 0C sampai1400C. Ini sesuai
dengan hasil pemboran dimana pada bagian dasar sumur bersuhu sekitar 140 0C dan sekitar
kedalaman 350 m bersuhu1600C. Ini kemungkinan terjadi karena reservoar berada pada
kedalaman sekitar 350 m, sedangkan dibawahnya tersusuh oleh litologi yang inpermeabel
sehingga mempunyai suhu yang lebih rendah.Untuk lokasi Nakula Utara menghasilkan suhu
reservoar berkisar 110-1600C, Lokasi yang berada di sebelah selatan dapat diinterpretasikan
karena hasil dari struktur berupa rekahan yang menjorok/miring ke arah utara. Untuk lokasi
manifestasi yang lain terjadsi karena adanya steaming ground karena perpindahan panas fluida
tidak mencapai permukaan (dibawah m.a.t).
Hidrologi daerah ini dikontrol oleh morfologi tinggian di bagian barat daya sehingga
bagian selatan relatif tinggi. Air tanah akan bergerak dari selatan ke utara dan sebagian keluar di
sungai. Air tanah dapat mencapai reservoar karena sesar berarah timurlaut-barat daya kemudian
naik menjadi manifestasi melewati celah struktur juga.
Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa area ini berprospek untuk dilakukan tahap
eksploitasi karena suhu yang cukup dan kedalaman seekitar 350 m-500m dan penyebarannya
cukup luas. Area ini juga sudah terbukti dengan adanya sumur J1.