Vous êtes sur la page 1sur 5

ASMA DAN FAKTA YANG BELUM TERUNGKAP

Senin, 8 Jan 2007 14:55:06

Pdpersi, Jakarta - ASMA DAN FAKTA YANG BELUM TERUNGKAP

Angka kejadian asma terus meningkat tajam beberapa tahun terahkir. Penyakit asma terbanyak
terjadi pada anak dan berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Alergi
dapat menyerang semua organ dan fungsi tubuh tanpa terkecuali. Disamping itu banyak
permasalahan kesehatan lain yang menyertai berupa gangguan organ tubuh lain, gangguan
perilaku dan permaslahan kesehatan lainnya, Sayangnya permasalahan tersebut belum banyak
terungkap. Gangguan tersebut tampaknya sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan penderita asma yang sudah banyak mengalami gangguan. Selama ini informasi tentang
asma mungkin hanya seputar pencegahan, gejala di saluran napas dan pengobatan asma.

Asma adalah penyakit yang mempunyai banyak faktor penyebab. Yang paling sering karena faktor
atopi atau alergi. Penyakit ini sangat berkaitan dengan penyakit keturunan. Bila salah satu atau
kedua orang tua, kakek atau nenek anak menderita astma bisa diturunkan ke anak. Faktor-faktor
penyebab dan pemicu asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap
rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain. Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti
susu sapi, ikan laut, buah-buahan, kacang juga dianggap berpernanan penyebab asma. Polusi
lingkungan berupa peningkatan penetrasi ozon, sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksid (NOX),
partikel buangan diesel, partikel asal polusi (PM10) dihasilkan oleh industri dan kendaraan
bermotor. Makanan produk industri dengan pewarna buatan (misalnya tartazine), pengawet
(metabisulfit), dan vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu asma. Kondisi lain yang
dapat memicu timbulnya asma adalah aktifitas, penyakit infeksi, emosi atau stres.

PERMASALAHAN PENDERITA ASMA


Sering kambuh dan berulangnya keluhan asma, sehingga orang tua frustasi akhirnya ”shopping”
atau berpindah-pindah dari satu dokter ke dokter lainnya. Hal ini dilakukan karena sering kali
keluhan alergi pada anak tersebut sering kambuh meskipun diberi obat yang paling mahal dan
paling baik. Bila penatalaksanaan tidak dilakukan secara baik dan benar maka keluhan alergi atau
asma akan berulang dan ada kecenderungan membandel. Berulangnya kekekambuhan tersebut
akan menyebabkan meningkatnya pengeluaran biaya kesehatan. Tetapi yang harus lebih
diperhatikan adalah meningkatkannya resiko untuk terjadinya efek samping akibat pemberian
obat. Tak jarang penderita asma mendapatkan pengobatan antibiotika, anti alergi atau bahkan
steroid dalam jangka waktu yang lama.

Penderita asma beresiko mengalami terjadi reaksi anafilaksis akibat alergi makanan fatal yang
dapat mengancam jiwa. Makanan yang terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal tersebut
adalah kacang, ikan laut dan telor. Setelah mengkonsumsi makanan tertentu timbul reaksi sesak,
mengi, pingsan dan gangguan kesadaran. Bila tidak segera tertolong dapat mengancam jiwa. Di
Amerika Serikat dilaporkan sekitar 150 anak meninggal karena reaksi alergi makanan yang fatal
ini.

Asma yang tidak ditangani dengan baik dapat mengganggu kualitas hidup anak berupa hambatan
aktivitas 30 persen, dibanding 5 persen pada anak non-asma. Asma menyebabkan kehilangan 16
persen hari sekolah pada anak-anak di Asia, 34 persen di Eropa, dan 40 persen di Amerika
Serikat.

Penderita alergi dan asma sewring dikaitkan dengan gangguan gizi ganda pada anak. Gizi ganda
artinya dapat menimbulkan kegemukan (berat badan lebih) atau bahkan sebaliknya terjadi
malnutrisi atau berat badan kurang. Bahkan didapatkan penelitian pada penderita asma terdapat
resiko gangguan pertumbuhan tinggi badan. Prostaglandin E2 (PGE2) adalah salah satu faktor
lokal yang berperanan penting untuk pertumbuhan tulang. Pada penderita asma sering terjadi
peningkatan platelet-activating factor (PAF) yang ternyata dapat menghambat produksi PGE2
dalam osteobast.

Sering dijumpai bahwa penderita asma pada anak mendapatkan overdiagnosis (diagnosis
berlebihan) atau overtreatment (pengobatan berlebihan). Tidak jarang ditemui penderita asma
yang didiagnosis dan diobati sebagai tuberkulosis dan saat timbul infeksi saluran napas atas
sering didiagnosis pnemoni (infeksi pariu-paru) hanya berdasarkan foto rontgen dada. Hasil foto
rontgen asma (batuk lama), pnemoni dan tuberkulosis kadang hampir mirip karena terjadi
peningkatan gambaran infiltrat paru. Bila tidak cermat maka maka sering terjadi overdiagnosis
penyakit lainnya pada kasus asma.

Pada penderita alergi dan asma tampak anak mudah mengalami sakit infeksi saluran napas baik
berupa faringitis akut (infeksi tenggorok), tonsilitis (amandel) dan infeksi saluran napas akut
lainnya. Sehingga sering didapatkan seorang anak setiap bulan harus berobat ke dokter karena
sering sakit panas, batuk, pilek atau infeksi saluran napas dan mudah terkena penyakit infeksi
lainnya secara berulang.

MANIFESTASI KLINIS LAIN YANG MENYERTAI


Asma adalah salah satu manifestasi gangguan alergi. Keluhan alergi sering sangat misterius,
sering berulang, berubah-ubah datang dan pergi tidak menentu. Kadang minggu ini sakit
tenggorokan, minggu berikutnya sakit kepala, pekan depannya sesak selanjutrnya sulit makan
hingga berminggu-minggu. Bagaimana keluhan yang berubah-ubah dan misterius itu terjadi. Ahli
alergi modern berpendapat serangan alergi atas dasar target organ (organ sasaran). Reaksi alergi
yang dapat menggganggu beberapa sistem dan organ tubuh anak dapat menyertai penderita
asma. Organ tubuh atau sistem tubuh tertentu mengalami gangguan atau serangan lebih banyak
dari organ yang lain. Mengapa berbeda, hingga saat ini masih belum banyak terungkap. Gejala
tergantung dari organ atau sistem tubuh , bisa terpengaruh bisa melemah. Penderita asma juga
sering disertai gangguan alergi pada organ tubuh yang lain seperti sering pilek, sinusitis,
gangguan kulit (eksim), mata gatal, gangguan saluran cerna, sering sakit kepala, migrain,
gangguan hormonal. Pada gangguan saluran kencing didapatkan gejala sering kencing, cistitis
(infeksi saluran kencing) atau bedwetting (ngompol malam hari). Pada sistem otot dan tulang
didapatkan keluhan nyeri kaki, tangan, atau kaku pada leher. Pada gangguan pembuluh darah
didapatkan gejala mudah pingsan, tekanan darah rendah dan berdebar-debar.

GANGGUAN SUSUNAN SARAF PUSAT


Tak terkecuali ternyata otak ataupun susunan saraf pusat dapat terganggu oleh reaksi alergi.
Reaksi alergi dengan berbagai manifestasi klinik ke sistem susunan saraf pusat dapat
mengganggu neuroanatomi dan neurofungsional, Selanjutnya akan mengganggu perkembangan
dan perilaku pada anak. Beberapa gangguan perilaku yang pernah dilaporkan pada penderita
alergi juga pernah dilaporkan pada penderita asma. Banyak penelitian juga menyebutkan
gangguan perilaku seperti gangguan emosi, agresif, gangguan tidur dan gangguan perilaku buruk
lainnya sering menyertai penderita asma pada usia anak.

Pada tes kepribadian dapat terlihat bahwa pasien-pasien asma lebih bersifat mengutamakan
tindakan fisik, lebih sulit menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial, dan mempunyai mekanisme
defensif yang kurang baik. Jumlah serangan alergi yang dilaporkan oleh pasien ternyata
berhubungan dengan meningkatnya kecemasan, depresi, kesulitan berkonsentrasi, dan kesulitan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Reichenberg K mengadakan pengamatan pada anak
penderita asma usia 7-9 tahun, didapatkan gangguan emosi dan gangguan perilaku lainnya. Jill S
Halterman, dari the University of Rochester School of Medicine di Rochester, New York,
melaporkan penderita asma di usia sekolah lebih sering didapatkan perilaku sosial yang negatif
seperti mengganggu, berkelahi atau melukai teman lainnya. Sebaliknya juga didapatkan perilaku
pemalu dan mudah cemas. Bahkan peneliti terbaru lainnya mengungkapkan bahwa penderita
asma berpotensi untuk terjadi gangguan kejiwaan, seperti depresi dan sebagainya.

Asma dengan berbagai mekanisme yang berkaitan dengan gangguan neuroanatomi susunan saraf
pusat dapat menimbulkan beberapa manifestasi klinis seperti sakit kepala, migrain, vertigo,
kehilangan sesaat memori (lupa). Strel'bitskaia seorang peneliti mengungkapkan bahwa pada
penderita asma didapat gangguan aktifitas listrik di otak, meskipun saat itu belum bisa dilaporkan
kaitannya dengan manifestasi klinik. Peniliti lain yaitu Siniatchkin M, melaporkan penderita asma
disertai migrain pada anak juga berkaitan dengan gejala asma dan migrain pada salah satu orang
tua. Storfer dkk tahun 2000, melaporkan terdapat kecenderungan terjadi myopia (rabun jauh) 2
kali lebih besar, dalam pengamatan pada 2.720 anak penderita alergi dan asma. Sehingga anak
alergi atau asma 2 kali lebih besar untuk memakai kaca mata sejak usia muda. Yang menarik dari
penelitian tersebut juga didaptkan bahwa pada kelompok asma dan alergi tampak lebih cerdas.

Banyak laporan penelitian yang juga mengungkapkan bahwa pada penderita asma juga disertai
gangguan tidur. Gangguan biasanya ditandai dengan awal jam tidur yang larut malam, tidur
sering gelisah (bolak balik posisi badannya), kadang dalam keadaan tidur sering mengigau,
menangis dan berteriak. Posisi tidurpun sering berpindah dari ujung ke ujung lain tempat tidur.
Tengah malam sering terjaga tidurnya hingga pagi hari, tiba-tiba duduk kemudian tidur lagi, atau
mimpi buruk pada malam hari.

Dalam tahun terakhir ini didaptkan penelitian yang mengejutkan yang dilakukan oleh Croen.
Maternal asma atau asma saat kehamilan ternyata bisa beresiko terjadinya autis pada anak yang
dilahirkan. Penelitian ini dilakukan terhadap 88.000 anak pada tahun 1995 – 1999 di North
California.

Tampaknya banyak fakta dan penelitian yang ternyata mengungkapkan bahwa penderita asma
selain mengalami gangguan pada penyakit di paru-parunya juga mengalami manifestasi lain pada
gangguan beberapa organ tubuh dan gangguan perilaku. Meskipun demikian banyak fakta
tersebut masih harus memellukan penelitian lebih lanjut. Melihat demikian kompleksnya masalah
kesehatan yang mungkin bisa terjadi maka tindakan pencegahan asma sejak dini bahkan sejak di
dalam kandungan harus mulai dilakukan.

Artikel Lainnya :
Mawas Diri Dunia Kedokteran Indonesia
Mau Coba Home Schooling?
Asyiknya Belajar di Rumah!
Leptospirosis pada Manusia
Penyakit Pasca Banjir
Deteksi Dini DAN TANDA BAHAYA Penyakit
DBD

Lihat Arsip Artikel


http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=964&tbl=artikel

htm p alamat http://72.14.253.104/search?q=cache:cVdPC4N8tUwJ:www.dexa-


medica.com/test/htdocs/dexamedica/article_files/isk.pdf+infeksi+saluran+kemih+pada+a
nak&hl=id&ct=clnk&cd=29&gl=id

Yang Penting Untuk Bayi Anda


1. ASI makanan terbaik untuk bayi sampai berumur 4-6 bulan. ASI adalah
makanan alamiah. Prinsip umum adalah aman memberikan sesuatu yang
alamiah kecuali Anda betul-betul pasti mengetahui cara yang lebih baik.
2. Perlukah bayi Anda diberikan air putih ? Sebetulnya tidak terlalu penting,
karena telah ada air di dalam ASI atau susu formula yang diberikan. Bila
memberikan air putih pastikan air tersebut dimasak dengan baik.
3. Pemakaian Pampers saat ini dikaitkan dengan meningkatnya risiko terjadinya
infeksi saluran kemih.
4. Bayi yang mendapat ASI mulanya akan mengalami beberapa kali buang air
besar sehari. Pada usia yang lebih besar, bayi yang mendapat ASI masih
normal mengalami buang air besar selang sehari sepanjang kotoran yang
keluar tetap lunak dan bayi tidak kesakitan mengeluarkannya.
5. Bayi yang mengisap jari/jempol dihubungkan dengan kurang puasnya bayi
menetek.
6. Tumbuhnya gigi pada bayi bervariasi. Ada yang tumbuh pada umur 3 bulan,
ada pula bayi yang belum tumbuh gigi sampai 1 tahun. Keduanya sehat dan
normal. Rata-rata bayi mendapatkan gigi pertama pada umur 7 bulan. Orang
tua sering menghubungkan tumbuhnya gigi dengan flu, diare, demam.
Padahal keadaan ini disebabkan bakteri/virus. Tetapi mungkin keadaan
tumbuh gigi tersebut menurunkan daya tahan badan sehingga memudahkan
terjadinya infeksi. Jika bayi Anda mengalami demam sampai 38o C pada saat
tumbuh gigi, bawalah ke dokter untuk diperiksa.
7. Kesiapan anak untuk diajarkan buang air besar di toilet tergantung umur dan
kesiapan anak. Umumnya bayi akan secara berangsur-angsur dapat
mengontrol buang air besar dan buang air kecilnya dengan bertambahnya
umur. Ibu yang bijaksana akan memperhatikan anaknya menunggu saat
yang tepat ia siap dan memberikan dukungan positif pada anaknya untuk
belajar ke belakang.
8. Menggigit kuku adalah tanda ketegangan. Hal ini lebih sering terjadi pada
anak dengan ketegangan tinggi dan pada anak yang pencemas. Mereka mulai
menggigit kalau mereka merasakan ketegangan. Misalnya ketika menunggu
panggilan untuk ke sekolah, ketika menonton film yang
menakutkan.Memarahi apalagi menghukum anak yang menggigit kuku tidak
akan menyetop kebiasaan tersebut, karena mereka biasanya jarang
menyadari tindakan tersebut. Marah dan hukuman bahkan menambah
ketegangan mereka. Memberikan sesuatu yang pahit di kuku jarang
menolong. Jalan keluar yang baik adalah mencoba mencari tahu penyebab
ketegangan mereka dan berusaha menguranginya.
9. Bayi menjatuhkan dan membuang sesuatu. Sekitar umur 1 tahun bayi belajar
menjatuhkan sesuatu (mainan, makanan dll) mereka menangis bila tidak
mendapatkannya kembali. Bila Anda meladeninya mengembalikan barang
tersebut, ia akan menjatuhkannya kembali. Ia berpikir hal itu adalah
permainan yang menarik. Penyelesaiannya : bawa ia duduk di lantai kalau ia
berprilaku demikian sehingga ia bebas bermain. Bila ia mulai membuang
makanannya, jauhkan makanan tersebut dan ajak ia bermain. Tunggu sampai
nafsu makan anak timbul baru beri ia makan kembali. Memarahi anak yang
membuang sesuatu tidak akan meyelesaikan masalah.
10. Kapan sebaiknya menghubungi (menelpon) dokter Anda ? Pegangan umum
yang dapat dipakai adalah bila bayi/anak Anda terlihat lain dan berperilaku
tidak seperti biasanya. Maksudnya adalah seperti pucat yang tidak biasa,
rewel yang tidak biasa, tidur terus-menerus, tampak mengantuk yang tidak
biasa, dan lain-lain.

Sumber: http://www.dokteranak.or.id/seputar/tipsuntukbayi.htm

http://www.balita-anda.indoglobal.com/yangpenting.html

Prescription

Clavamox
Clavulanic Acid Meningkatkan Efektisitas Amoxycillin

Composition

Amoxycillin + Clavunalic Acid

Indication
- Infeksi Saluran Pernafasan Atas - Infeksi Saluran Pernafasan Bawah - Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak - Infeksi
Saluran Kemih

Dosage
* Tablet Dewasa dan anak > 12 tahun (>40 kg): 3 x 500 mg/hari * Injeksi Dewasa & anak > 12 tahun :
Umum : 3 x 1 g/hari, I.V Serius : 4 x 1 g/hari, I.V Anak 3 bulan - 12 tahun : Umum : 25 mg/kg/ 8 jam, I.V
Serius : 25 mg/kg/ 6 jam, I.V Anak 0 - 3 bulan : - Prematur :25 mg/kg/12 jam, I.V - Cukup bulan & selama
perinatal : 25 mg/kg/8 jam, I.V * Dry Syrup Anak 7-12 tahun (25-40 kg): 3x10 ml/hari Anak 2-7 tahun (12-25
kg) : 3x5 ml/hari Anak 9 bulan - 2 tahun (7-12kg): 3x2,5 ml/hari

http://www.kalbefarma.com/index.php?mn=product&tipe=detail&jenis=adv&detail=59

Vous aimerez peut-être aussi