Vous êtes sur la page 1sur 44

CASE PRESENTATION

DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF


TERHADAP KEJADIAN DM PADA NY. W di PUSKESMAS
NGALIYAN SEMARANG
DENGAN PENDEKATAN H.L. BLUM

Laporan Kesehatan Masyarakat


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Ngaliyan
Periode Kepaniteraan 26 Maret 2018 – 26 Mei 2018

Disusun Oleh :
Arina Husna
30101306884

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
CASE PRESENTATION
DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF
TERHADAP KEJADIAN DM PADA NY. W DI PUSKESMAS
NGALIYAN SEMARANG
DENGAN PENDEKATAN H.L. BLUM

Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di


Puskesmas Ngaliyan Periode Kepaniteraan 26 Maret 2018 – 26 Mei 2018

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Arina Husna
30101306884

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Ngaliyan
Semarang, April 2018
Disahkan Oleh:

Mengetahui
Pembimbing PKM Ngaliyan Pembimbing Kepaniteraan IKM

dr. H. Azmi Syahril Fandi dr. M. Ulil Fu’ad

Kepala PKM Ngaliyan Kepala Bagian IKM

dr. Indah Widiastuti DR.Siti Thomas Z., SKM, M. Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan kasus mengenai Diagnosis Holistic dan Terapi Komprehensif terhadap

Kejadian DM pada Ny.W di Puskesmas Ngaliyan Semarang dengan pendekatan

HL Blum.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka

menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini

memuat data hasil kunjungan pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 pada tanggal

16 April 2018 di puskesmas Ngaliyan.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Indah Widiastuti selaku Kepala Puskesmas Ngaliyan yang telah

memberikan bimbingan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Ngaliyan Semarang.


2. dr. H. Azmi Syahril Fandi selaku pembimbing Kepaniteraan IKM di

Puskesmas Ngaliyan yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan

selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan

Masyarakat di Puskesmas Ngaliyan Semarang.


3. Paramedis beserta staf Puskesmas Ngaliyan atas bimbingan dan

kerjasama yang telah diberikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh

dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, kami

sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

iii
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus analisis perilaku penderita
dm terhadap kejadian kasus DM pada Ny. W di Puskesmas Ngaliyan Semarang
dengan pendekatan HL Blum ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, April 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

iv
CASE PRESENTATION..........................................................................................i

CASE PRESENTATION........................................................................................iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Tujuan 3

1.3.1. Tujuan Umum 3

1.3.2. Tujuan Khusus 3

1.4. Manfaat 3

1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa 3

1.4.2. Manfaat Bagi Masyarakat 4

BAB II......................................................................................................................5

2.1. Cara dan Waktu Pengamatan 5

2.2. Hasil Pengamatan5

2.2.1. Identitas Penderita 5

2.2.2. Anamnesis Holistik 6

2.2.3.Pemeriksaan Fisik (dilakukan pada tanggal 16 April 2018) 11

2.2.4. Diagnosis holistic 13

Usulan Penatalaksanaan Komprehensif 14

2.2.5. Penatalaksanaan Komprehensif dan Intervensi 15

v
BAB III..................................................................................................................18

PEMBAHASAN....................................................................................................18

3.1. Analisa Penyebab Masalah 18

3.1.1. Genetik 18

3.1.2. Perilaku 18

3.1.3. Pelayanan Kesehatan 20

Pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.

Dalam hal ini kuratif (tepat diagnosis dan penanganan) dan

rehabilitatif pada pasien diabetes yang telah mengalami kmplikasi

telah dilakukan dengan baik. Tetapi dalam kasus Pasien Ny.W

edukasi seperti pemberian informasi dan penyuluhan tentang

penyakit diabetes mellitus masih kurang. 20

3.1.4. Lingkungan 20

3.2. Alternatif Pemecahan Masalah HL-Blum 22

3.3. Plan Of Action (POA) 23

BAB V....................................................................................................................25

KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................25

4.1. Kesimpulan 25

4.2. Saran 26

4.2.1. Untuk pasien 26

4.2.2. Untuk Puskesmas 26

BAB VI..................................................................................................................27

PENUTUP..............................................................................................................27

vi
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

LAMPIRAN...........................................................................................................30

Lampiran 1. Foto Kegiatan 30

Lampiran 2. Intervensi 31

Lampiran 3. Leaflet Diabetes Melitus33

Lampiran 4. Senam Kaki Diabetes Melitus 34

Lampiran 5. Diet Penderita DM 35

Lampiran 6. Kuisioner Penderita DM.......................................................38

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes Association

2010). Keluhan yang sering pada penderita DM adalah poliuria, polidipsia,

polifagia (Irianto, 2014). Secara etiologis DM di klasifikan menjadi empat,

yaitu diabetes militus tipe 1, diabetes militus tipe 2, diabetes pada kehamilan

dan diabetes melitus tipe lain (American Diabetes Assosiation, 2005). Pada

diabetes melitus tipe I hormon insulin tidak diprosuksi sehingga disebut

insulin dependent diabetes melitus (IDDM). Sedangkan diabetes melitus tipe

2 disebabkan oleh resistensi hormon insulin, karena jumlah reseptor insulin

pada permukaan sel berkurang, meskipun jumlah insulin tidak berkurang

(Irianto, 2014). Di Indonesia, yang terbanyak adalah diabetes militus tipe 2.

Diabetes militus jenis ini baru muncul pada usia di atas 40 tahun (Profil

Kesehatan Jawa Tengah, 2013)

International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya

kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014

menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Prevalensi Diabetes di Indonesia terjadi

peningkatan dari tahun ke tahun, dari tahun 2007 5,7% tahun 2014 6,9%

sekitar 9,1 juta. Data menurut Riskedes 2014 menunjukkan bahwa Diabetes

merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia dengan

1
presentase sebesar 6,7%, setelah Stroke 21,1% dan Penyakit Jantung Koroner

12,9%. Angka kejadian diabetes melitus di Puskesmas Ngaliyan kota

Semarang cenderung naik turun selama beberapa bulan terakhir ini. Jumlah

kasus diabetes melitus pada tahun 2016 berjumlah 738 kasus, tahun 2017

berjumlah 779 kasus, pada bulan Januari sampai Maret 2018 secara berurutan

adalah 69 kasus, 67 kasus, 117 kasus. Diabetes melitus menjadi salah satu

penyakit tidak menular yang paling banyak ditemui di puskesmas Ngaliyan

Semarang.

Penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan degeneratif sebagai

penyebab kematian mulai menggeser kedudukan dari penyakit-penyakit

infeksi. Penyakit tidak menular mulai meningkat bersama dengan pola hidup

pada masyarakat. Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab

utama kematian adalah diabetes melitus (Darmawan, 2016). Kelompok

Faktor Risiko Tinggi antara lain pola makan yang tidak seimbang, riwayat

Keluarga/ada keturunan meningkatkan resiko 2 – 6 kali, umur Lebih dari 45

th, obesitas, hipertensi, kehamilan dengan berat bayi lahir > 4 kg, kehamilan

dengan hiperglikemi. (Frankilawati, 2013)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, diperlukan pengkajian untuk

mengetahui gambaran terjadinya diabetes mellitus tipe 2 pada Ny. W di

wilayah kerja puskesmas Ngaliyan kota Semarang.

2
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Bagaimana gambaran kejadian diabetes melitus tipe 2 pada Ny.W di

Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang berdasarkan pendekatan H.L. Blum?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui dan menganalisa kejadian diabetes militus tipe 2 pada Ny.

W di Puskesmas Ngaliyan Semarang dengan pendekatan H.L.Blum

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Untuk mengetahui gambaran lingkungan dengan kejadian

kasus DM pada Ny. W.


1.3.2.2. Untuk mengetahui gambaran perilaku dengan kejadian kasus

DM pada Ny. W.
1.3.2.3. Untuk mengetahui gambaran pelayanan kesehatan dengan

kejadian kasus DM pada Ny. W.


1.3.2.4. Untuk mengetahui gambaran genetik dengan kejadian kasus

DM pada Ny. W.

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa

1.4.1.1. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diabetes

melitus, khususnya yang tipe 2.


1.4.1.2. Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang

ada di lapangan.

3
1.4.1.3. Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang

ilmu kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.

1.4.2. Manfaat Bagi Masyarakat

1.4.2.1. Memberi informasi kepada masyarakat tentang kesehatan.


1.4.2.2. Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan untuk lebih

memberdayakan masyarakat dalam upaya kesehatan promotif

dan preventif tehadap kejadian diabetes melitus.

BAB II

ANALISA SITUASI

4
2.1. Cara dan Waktu Pengamatan

Pengamatan kasus diabetes melitus dilakukan berdasarkan data

kunjungan pasien terdiagnosis diabetes melitus di Puskesmas Ngaliyan pada

16 April 2018. Analisa HL Blum terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2

diperoleh dari kunjungan rumah pasien di Perumahan Pondok Asri Ngaliyan

no 568 RT 1 RT 7 pada tanggal 18 April 2018. Anamnesa dan kunjungan

rumah untuk mengamati kondisi lingkungan, perilaku pasien, dan keluarga

pasien. Intervensi pada tanggal 21 April 2018.

2.2. Hasil Pengamatan

2.2.1. Identitas Penderita

Nama : Ny. W
Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 18 Juli 1966
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ngaliyan RT 1 RW 7
Pekerjaan : Asisten Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Tanggal Berobat : 16 April 2018
Kewarganegaraan : WNI
Cara pembayaran : Umum

2.2.2. Anamnesis Holistik

A. Aspek 1 Personal

Keluhan Utama Badan lemas dan BAK malam hari >3x.


Harapan Pasien ingin sembuh dari penyakitnya, sehingga

5
dapat sehat seperti semula.
Kekhawatiran Sakit yang dialami bertambah parah dan timbul

komplikasi lain.

B. Aspek 2 Anamnesis Medis Umum

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke puskesmas Ngaliyan pada tanggal 16 April

dengan keluhan badan lemas dan BAK yang lebih dari 3 kali saat

malam hari sehingga mengganggu istirahat di malam hari. Keluhan

tersebut disetai dengan rasa haus yang berlebihan sehingga pasien

menjadi lebih sering minum. Sebelum sakit pasien mengaku suka

makan dan minuman yang manis hampir setiap hari ia konsumsi.

Keluhan ini muncul pertama kali, kemudian pasien berobat di

klinik dan didiagnosa mengalami diabetes melitus tipe 2 pada tahun

2015. Pasien mengaku rutin kontrol, tetapi tidak teratur minum

obat.

Riwayat Penyakit Dahulu

 Hipertensi : disangkal
 Penyakit jantung : disangkal
 Kolesterol : disangkal
 Asam urat : disangkal
 Diabetes Melitus : diakui (sejak ±3 tahun yang lalu)

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat diabetes melitus pada keluarga diakui, yaitu orang tua

pasien ibunya.

6
Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga di Semarang

sejak 10 tahun yang lalu. Sedangkan suaminya bekerja sebagai

petani di Salatiga. Pasien memiliki dua orang anak, anak pertama

laki-laki berusia 30 tahun sudah menikah, anak kedua berusia 24

tahun dan belum menikah tinggal bersama suaminya di Salatiga.

Data Rumah

Kepemilikan rumah : Pasien tinggal di rumah majikannya

C. Aspek 3 Faktor Risiko Internal

Data Individu

Pasien berusia 52 tahun, Pendidikan pasien terakhir SD.

Berat badan pasien 63 kg, dan tinggi badan 153 cm dimana BMI =

26,91 kg/m2. Berdasarkan analisa tersebut pasien mengalami

Preobesitas.

Data Keluarga

No Nama Usia Pendidikan Status


1. Tn. J 54 tahun SD Suami
2. Ny. W 52 tahun SD Istri
3. An. R 30 tahun SMK Anak
4. An. S 24 tahun SMK Anak

Tabel 2.1. Data Keluarga


Data Genogram

7
Gambar 2.1. Data Genogram

Keterangan:

: wanita DM

: Meninggal

: Wanita

: Laki-laki

Data Perilaku

Frekuensi dan pola makan pasien mengikuti keinginan pasien

sendiri, yaitu pasien dalam sehari makan 2 – 3 kali dan diantara waktu

makan tersebut pasien sering makan cemilan seperti makanan manis.

Pasien makan dengan lauk seperti tahu, tempe, ayam dan sayur

bersantan. Pasien juga terbiasa mengkonsumsi teh manis dan sirup

hampir setiap hari, karena pasien beranggapan jika tidak minum teh

manis badan nya akan terasa lemas. Pasien melakukan aktifitas sehari

– hari sebagai Asisten Rumah Tangga seperti membersihkan rumah,

memasak, mencuci. Pasien tidak pernah melakukan olahraga di

rumah. Pasien terdiagnosis menderita diabetes melitus saat periksa di

8
klinik pada tahun 2015. Saat ini pasien rutin kontrol setiap bulan ke

Puskesmas Ngaliyan, tetapi tidak rutin minum obat. Pasien juga jarang

berolahraga. Pengetahuan pasien mengenai penyakit diabetes melitus,

pencegahan, diet, komplikasi diabetes militus masih kurang, sehingga

pengertian pola hidup sehat untuk penderita diabetes melitus kurang.

D. Aspek 4 Faktor Risiko Eksternal


Data Lingkungan

a. Ekonomi

Saat ini pasien masih bekerja sebagai asisten rumah tangga

dan tinggal bersama majikannya. Suami pasien bekerja sebagai

petani di Salatiga. Dan kedua anaknya sudah bekerja, anak

pertama sudah berkeluaga dan tinggal sendiri, sedangkan anak

keduanya tinggal bersama suaminya dan sudah bekerja. Pasien

mengaku penghasilannya dan suaminya cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Pasien berobat Umum.

b. Sosial Masyarakat

Pasien berhubungan baik dengan tetangga sekitar rumah

majikannya. Rata-rata lingkungan masyarakat yang ditinggali

pasien adalah golongan menengah ke atas.

Data Fasilitas Pelayanan yang Terdekat


a. Sarana Pelayanan Kesehatan
Pasien memerikasakan dirinya di Puskesmas Ngaliyan.
b. Akses Pelayanan Kesehatan

9
Pasien menuju ke Puskesmas Ngaliyan dengan menggunakan

angkutan umum. Jaraknya sekitar 1 kilometer.


c. Program Pada Pelayanan Kesehatan
1. Penyuluhan. Menurut pasien, pernah

melihat penyuluhan di puskemas namun belum pernah

mengenai diabetes mellitus. Dan pasien hanya mengerti

bahwa diabetes militus adalah penyakit gula darah dan tidak

bisa sembuh
2. Prolanis. Puskesmas Ngaliyan telah

melakukan upaya ini dengan baik. Pasien rutin untuk kontrol

ke puskesmas.

E. Aspek 5 Derajat Fungsional (menggali kemampuan pasien dalam

menjalankan aktivitas sehari-hari)

1 : Mampu melakukan aktivitas seperti sebelum sakit

2.2.3.Pemeriksaan Fisik (dilakukan pada tanggal 16 April 2018)

 Tanda Vital

- Kesadaran : Composmentis
- Tekanan darah : 120/80 mmhg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernafasan : 22 x/menit
- Suhu : 36.5° C
- Antropometri :
a. Berat Badan : 63 kg
b. Tinggi Badan : 153 cm
c. BMI : 26.91 kg/m²
- status Gizi : Pre obesitas

 Kepala : Mesocephal

 Leher : Pembesaran KGB (-), Deviasi trakea (- )

10
 Mata : CA -/-, SI -/-

 Hidung : Sekret (-), nafas cuping hidung (-)

 Telinga : Gangguan pendengaran (-)

 Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)

 Thorak

Inspeksi : gerak hemithorak kanan dan kiri tidak ada

yang tertinggal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru, jantung

dalam batas normal


Auskultasi : suara dasar vesikuler, tidak ada suara

tambahan, jantung dalam batas normal

 Abdomen

Inspeksi : Datar, supel


Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : thympani

Auskultasi : peristaltik usus (+) normal

 Ekstremitas : Akral dingin (-), ekstrimitas pucat (-), oedem (-)

 Musculoskeletal : gerakan bebas (+), deformitas (-), krepitasi

(-), nyeri tekan (-)

 Saraf

Kaku kuduk : Tidak ditemukan

Saraf kranialis : Dalam batas normal

Motorik

Motorik Superior Inferior


Gerakan N/N N/N

11
Kekuatn 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi N/N N/N

Refleks fisiologis : ++/++

Refleks patologis : --/--

Kulit : ikterik (-), petekhie (-), turgor kulit < 2detik

 Pemeriksaan Tambahan : pada tanggal 16 April (sebelum

intervensi)

 Gula darah sewaktu : 271 mg/dl

2.2.4. Diagnosis holistic

ASPEK 1
Keluhan : Badan lemas dan BAK di malam hari >3x
Harapan :Pasien ingin sembuh dari penyakitnya, sehingga

dapat sehat seperti semula


Kekhawatiran :Sakit yang dialami bertambah parah dan timbul

komplikasi lain.
ASPEK 2
Diagnosis kerja  Diabetes melitus tipe II
Diagnosis

banding -
ASPEK 3
Faktor resiko a. Pasien berusia 52 tahun.
b. Status gizi pasien preobesitas.
internal c. Keluarganya ada yang terkena diabetes

militus.

d. Kurangnya kesadaran terhadap pola

makan yang sehat.

12
e. Kurangnya pengetahuan tentang diabetes

mellitus, pencegahan, cara mengontrol

penyakit pasien dan komplikasinya.

f. Pasien tidak teratur minum obat dengan

dosis sesuai anjuran dokter.

g. Kurang beraktivitas, seperti jarang olah

raga.
ASPEK 4
Faktor resiko Kurangnya penyuluhan mengenai penyakit

eksternal yang diderita pasien


ASPEK 5
Derajat 1 : Mampu melakukan aktivitas seperti sebelum

fungsional sakit

Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

Identifikasi Masalah (Masalah yang ada pada pasien)

h. Berdasarkan kasus tersebut, seorang perempuan Ny.W usia 52 tahun

dengan keluhan badan lemas dan BAK yang lebih dari 3 kali saat malam

hari sehingga mengganggu istirahat di malam hari. Berdasarkan

identifikasi dari faktor risiko internal ditemukan bahwa pasien berusia 52

tahun, status gizi pasien prebesitas. Pasien juga kurang memperhatikan

pola makan yang sehat, mengkonsumsi minuman manis seperti teh manis

dan sirup hampir setiap hari, keluarganya ada yang terkena diabetes

13
militus. Pasien tidak teratur minum obat, kurang beraktivitas dan

pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus dinilai kurang..

Berdasarkan identifikasi dari faktor risiko eksternal ditemukan

bahwa kurangnya penyuluhan pelayanan kesehatan mengenai penyakit

diabetes melitus, pencegahan, diet, komplikasinya.

2.2.5. Penatalaksanaan Komprehensif dan Intervensi

1. Promotif
a. Patient Centered

- Edukasi kepada pasien tentang definisi yang benar tentang

diabetes militus, tanda, gejala, faktor resiko, cara

mengontrol penyakit dan komplikasi diabetes mellitus.

- Edukasi dan memotivasi pasien untuk menambah aktivitas

dan berolahraga.
- Edukasi dan simulasi untuk sering melakukan senam kaki

diabetes
- Memotivasi pasien tentang pola makan yang aman yang

dapat di konsumsi oleh penderita diabetes miletus dengan

memberikan leaflet mengenai diet bagi penderita diabetes

mellitus.
b. Family Focused

- Edukasi kepada keluarga tentang diabetes melitus dan

pentingnya dukungan keluarga untuk pasien.

c. Community Oriented
- Melakukan advokasi kepada Puskesmas dapat menambahkan

leaflet / poster, lebih sering mengadakan penyuluhan

14
mengenai penyakit (gejala, pencegahan, faktor resiko, terapi)

diabetes militus.
2. Preventive
a. Patient Centered
- Mengontrol kadar gula darah dengan cara mengatur pola

makan dan minum.


- Memberi makanan pengganti seperti beras merah, dan

pengganti gula pasir (gula jagung).


- Cek gula darah teratur setiap bulan.
b. Family Focused

- Edukasi mengenai faktor resiko diabetes militus agar

menjaga pola makan dan minum melalui pasien

- Edukasi untuk melakukan screening diabetes militus

c. Community Oriented
- Deteksi dini penderita diabetes melitus oleh tenaga

kesehatan.
3. Kuratif
a. Patient Centered
- Pemberian Metformin tablet 500 mg 2x1
b. Family Focused
- Keluarga diharapkan dapat mengingatkan dan mengawasi

pasien untuk kontrol teratur, minum obat sesuai dengan

anjuran dokter.
c. Community Oriented
- Kader diharapkan dapat melaporkan kejadian diabetes

melitus kepada puskesmas sehingga penderita bisa ditangani

dengan cepat.
4. Rehabilitatif
a. Patient Centered
- Pasien dapat berolahraga rutin jalan santai dengan alas kaki

selama 30 menit perhari.

15
- Pasien melakukan senam kaki diabetes mellitus secara

sederhana, dilakukan 3 kali dalam seminggu

- Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur.

b. Family Focused
- Keluarga diharapkan dapat mengingatkan dan mengawasi

pasien untuk meminum obat tersebut serta meningkatkan

motivasi untuk kesembuhan pasien.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Analisa Penyebab Masalah

3.1.1. Genetik

Faktor keturunan atau genetik memberikan andil sangat besar

pada prevalensi penyakit diabetes melitus tipe II. Diketahui bahwa

orang yang memiliki riwayat keluarga menderita DM lebih berisiko

daripada orang yang tidak memiliki riwayat DM. Hal ini selaras dengan

penelitian yang menunjukkan terjadinya diabetes melitus tipe II akan

meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara

kandung mengalami penyakit ini (Frankilawati, 2013). Pada kasus DM

yang diderita Ny. W terdapat adanya riwayat orang yaitu ibunya yang

mengalami penyakit yang sama.

16
3.1.2. Perilaku

1. Aktivitas fisik
Pasien sehari hari hanya melakukan aktivitasnya sebagai

Asisten rumah tangga yaitu memasak, mencuci pada pagi hari,

dan menyapu mengepel pada sore hari. Pasien tidak melakukan

olah raga tertentu. Penelitian telah dilakukan dan hasil analisis

dengan menggunakan tabulasi silang menunjukkan mereka yang

kurang berolahraga mempunyai risiko terkena DM tipe 2, dengan

nilai p = 0,038 dan odds ratio 3,00. Hal ini menunjukkan bahwa

orang yang kurang olahraga memiliki risiko 3 kali terjadi DM tipe

2 dibandingkan dengan orang yang cukup olahraga dan secara

statistik bermakna (Fitriani, 2012).


Telah diperlihatkan bahwa aktivitas fisik secara teratur

menambah sensitivitas insulin dan menambah toleransi glukosa.

Baru-baru ini penelitian prospektif juga memperlihatkan bahwa

aktivitas fisik berhubungan dengan berkurangnya risiko terhadap

DM tipe 2. Program olahraga yang baik, benar, teratur dan terukur

membantu menstabikan kadar gula darah, mengurangi kebutuhan

insulin dan obat-obatan serta memelihara berat badan (PERKENI,

2011).

2. Pola makan
Dari anamnesis diketahui bahwa perilaku pasien berupa

kebiasaan makan dan minum manis. Teori menyebutkan bahwa

seringnya mengonsumsi makanan/minuman manis akan

meningkatkan risiko kejadian DM tipe 2 karena meningkatkan

17
konsentrasi glukosa dalam darah. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan Wicaksono (2011). Hasil analisis penelitian

menunjukkan bahwa orang yang memiliki kebiasaan

mengonsumsi makanan/ minuman manis memiliki risiko 2 kali

terjadi DM tipe 2 dibandingkan dengan orang yang tidak

memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman manis

(Wicaksono, 2011).

3.1.3. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif. Dalam hal ini kuratif (tepat diagnosis dan penanganan)

dan rehabilitatif pada pasien diabetes yang telah mengalami kmplikasi

telah dilakukan dengan baik. Tetapi dalam kasus Pasien Ny.W edukasi

seperti pemberian informasi dan penyuluhan tentang penyakit diabetes

mellitus masih kurang.

3.1.4. Lingkungan

Lingkungan sosial adalah lingkungan yang mencakup hubungan

yang komplex antara faktor-faktor dan kondisi budaya, adat dan

kehidupan masyarakat. sangat berperan terhadap kepatuhan pasien

menjalani pengobatan DM. Faktor lingkungan sosial yang berperan dalam

kasus ini meliputi kebiasaan tidak mengkonsumsi obat sesuai anjuran

dokter secara teratur. Hal ini dikarenakan tidak ada dukungan keluarga

untuk pasien senantiasa mengubah pola hidupnya. Ketidakpatuhan pasien

DM dalam menjalani terapi merupakan salah satu faktor penyebab

18
ketidakberhasilan dalam penanganan diabetes (Haris 2007). Hasil

penelitian Anggina et al (2010) juga menunjukkan bahwa faktor yang

berhubungan erat dengan kepatuhan terapi adalah dukungan keluarga

karena dukungan keluarga merupakan salah satu dari faktor yang memiliki

kontribusi yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat yang

mempengaruhi kepatuhan pasien diabetes mellitus.

Dalam kasus Ny. W, keluarga pasien tidak memberikan dukungan /

support dengan membiarkan pola makan pasien yang tidak sesuai dengan

pola diet diabetes melitus dan kepatuhan minum bat, hal ini dikarenakan

pasien tinggal jauh dari keluarga dan kndisi pasien tinggal bersama

majikannya sehingga

3.1. Gambar Diagram Pendekatan HL BLUM

PERILAKU:
Pasien kurang memperhatikan pola makan sehat dan
seimbang
Pasien kurang berolahraga

LINGKUNGAN:
GENETIK : Tidak adanya support dari
Penderita DM keluarga untuk mengawasi
Riwayat ibu pasien tipe 2 pola diet dan Kepatuhan
dengan DM obat pasien

LAYANAN KESEHATAN:

3.2. Alternatif Kurangnya


Pemecahan edukasi
Masalahtentang
HL-Blum
diabetes melitus
N Masalah Tujuan Sasaran Alternatif Pemecahan Masalah

19
o
1. Masalah - Agar pasien Pasien - Edukasi tentang pola makan
perilaku meperhatikan pola penderita diabetes mellitus,
makan sehat dan Leaflet diet diabetes mellitus
seimbang. - Edukasi dan memotivasi pasien
- Agar pasien untuk berolahraga,
berolahraga Mengajarkan senam kaki DM
secara sederhana.

2. Masalah - Mengadakan Petugas - memberi informasi pada petugas


Pelayanan penyuluhan kesehatan, puskesmas agar meningkatkan
Kesehatan mengenai pasien, dan aktifitas penyuluhan terutama di
pengertian, tanda, keluarga luar puskesmas mengenai
gejala, faktor resiko, penyakit tidak menular (DM)
cara mengontrol
penyakit pasien dan
komplikasi DM
3. Lingkungan - Agar lingkungan Anggota Memberikan informasi dan
keluarga mensupport Keluarga edukasi tentang pentingnya
dan mengawasi pola support dan dukungan bagi pasien
diet dan kepatuhan DM dalam hal kepatuhan obat
obat pasien pasien dan pla makan yang sehat
4. Genetik - Agar keluarga yang - Melakukan screening penyakit DM
beresiko terkena DM pada anak-anak pasien dengan
dapat di kendalikan melakukan pemeriksaan gula
darah.

20
3.3. Plan Of Action (POA)

Tabel. 3.1. Plan Of Action (POA)

No Masalah Intervensi Tujuan Metode Indikator Sasar Waktu Pelaksana


keberhasilan an

1. Pengetahuan pasien Edukasi kepada pasien Pasien -Edukasi Pengetahuan Pasien 21 April Dokter Muda
tentang pengertian, tentang pengertian, mengetahui -Diskusi pasien 2018 FK UNISSULA
tanda, gejala, faktor gejala, faktor resiko, tentang tanya jawab tentang
resiko, cara cara mengontrol dan pengertian, tanda, gejala
mengontrol komplikasi diabetes tanda, gejala, dan
penyakit pasien dan melitus serta pemberian faktor resiko, komplikasi
komplikasi DM leaflet. cara mengontrol diabetes
masih kurang dan komplikasi mellitus
DM. menjadi baik.

2. Pasien tidak patuh -Edukasi kepada pasien -Pasien patuh Edukasi Pasien patuh Pasien 21 April Dokter Muda
meminum obat pentingnya meminum minum obat personal meminum 2018 FK UNISSULA
sesuai dengan dosis obat secara teratur sesuai anjuran obat secara
anjuran dokter dengan dosis sesuai dokter. teratur.
anjuran dokter.
-Edukasi bahwa DM
memerlukan
pengobatan jangka
panjang dan kontrol

21
teratur.

3. Pasien kurang -Edukasi pola makan-Meningkatkan - Edukasi - Pasien Pasien 21 April Dokter Muda
memperhatikan yang baik dan benar
pengetahuan -Diskusi mengetahui 2018 FK UNISSULA
pola makan yang menurut aturan 3J pasien dan tanya jawab jenis
sehat dan seimbang bagi penderita DM.keluarga makanan
bagi penderita DM. yang bisa
- Pemberian contoh -Sebagai upaya dikonsumsi
makanan yang baik agar pasien dan yang
untuk pasien DM. memperhatikan harus
pola dan jenis dihindari
makanannya

4. Aktifitas fisik - Edukasi kepada pasien - Pasien menjadi - Edukasi Pasien Pasien 21 April Dokter Muda
kurang pentingnya berolahraga rajin untuk personal berolahraga 2018 FK UNISSULA
secara teratur . berolahraga dan dan praktik secara teratur
menambah langsung setiap
-mencontohkan aktivitasnya harinya.
kegiatan olahraga -
seperti senam kaki DM.

22
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil pengamatan pasien Ny.W dengan

menggunakan analisa HL-Blum dapat diambil kesimpulan tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi penyakit Diabetes Mellitus adalah :

 Genetic

Faktor genetik mempengaruhi terjadinya penyakit Diabetes Melitus pada

pada kasus ini.

 Pola Perilaku

Pola makan pasien yang terlau banyak mengkonsumsi minuman dan

makanan yang manis – manis, kurangnya berolah raga merupakan faktor

yang mempengaruhi terjadinya penyakit diabetes melitus pada Ny. W.

 Lingkungan

Berdasarkan kasus ini faktor lingkungan berupa tidak adanya support dari

keluarga pasien merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya

penyakit diabetes melitus pada Ny. W.

Berdasarkan kasus ini pasien tidak patuh minum obat DM

 Faktor pelayanan kesehatan

Kurangnya edukasi tentang diabetes melitus

4.2. Saran

4.2.1. Untuk pasien

23
 Meminum obat secara teratur dengan dosis sesuai.

 Rajin berolahraga minimal 30 menit setiap harinya.

 Melakukan kontrol gula darah secara rutin yaitu sebulan sekali.

 Pasien merubah pola makan menjadi teretur dan sehat.

 Menghindari makanan atau minuman manis yang bisa membuat Gula

darahnya menjadi tinggi.

 Melakukan screening kesehatan bagi keluarga pasien yang memiliki

faktor risiko menderita DM..

4.2.2. Untuk Puskesmas

 Meningkatkan edukasi kepada pasien yang telah terdiagnosis menderita

DM untuk mengubah pola hidupnya.

 Meningkatkan kegiatan kunjungan untuk memberikan edukasi kepada

masyarakat agar meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat

mengenai diabetes melitus.

BAB VI

PENUTUP

24
Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan pada

penderita DM di Puskesmas Ngaliyan. Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat

penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun

di masyarakat serta dalam membangun kesehatan yang layak untuk masyarakat.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan

dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Ngaliyan.

25
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Assosiation (ADA) ,2012, Nutrition


http://www.diabetes.org/food-nutrition-lifestyle/nutrition.jsp

American Diabetes Association. Diabetes care. The Journal of Clinical and


Applied Research and Education. 2015:Volume 38, Supplement 1.
Anggina, L, Hamzah, H. 2010. Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga
dengan Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus dalam Melaksanakan Progam
Diet di Poli Penyakit Dalam RSUD eibabat cimahi, Jurnal Penelitian
Kesehatan Suara Forikes. November 2010. ISSN : 2086-3098.

Budioro. 2001. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Badan Penerbit Universitas


Diponegoro : Semarang

Darmawan, A. 2016. Epidemiologi Penyait Menular dan Penyakit Tidak Menular.


Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Dinkes, Jateng.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. 2013,


Semarang: Dinkes Jateng

Frankilawati, D. A.M. 2013. Hubungan Antara Pola Makan, Genetik dan


Kebiasaan Olahraga Terhadap Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah
Kerja Puskesmas Nusukan, Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Fitriyani, 2012, Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan

Citangkil dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak Kota Cilegon, Ilmu

Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta.

Hapsari, N. 2014. Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan Obat dan


Keberhasilan Terapi pada Pasien Diabetes Melitus Instalasi Rawat Jalandi

26
Irianto K. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Balai Penerbit Alfabeta, Bandung 2014 :
hal 189-195.
International Diabetes Federation, 2015. Definition and Diagnosis of Diabetes
Mellitus and Intermediate Hyperglycemia. Atlas Diabetes.
http://www.who.int/diabetes/publications/Definition%20and
diagnosis%20of%20 diabetes new.pdf.

Perdana, A. Burhannudi, I, Devi, R. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang


Penyakit DM dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah paada Pasien DM
Tipe II di RSU PKU Muhammadiyah Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

PERKENI. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe-2 di


Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia; 2015. p.1-10
Puskesmas Ngaliyan. Profil kesehatan Puskesmas Ngaliyan tahun 20118.
Semarang: Puskesmas Ngaliyan

WHO. Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus and its


complication. World Health Organization Department of Noncommunicable
Disease Surveil:lance. Geneva 1999.

27
LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Kegiatan

Tampak Depan dan Sekeliling Rumah

Ruang Tamu

28
Lampiran 2. Intervensi

29
30
Lampiran 3. Leaflet Diabetes Melitus

31
Lampiran 4. Senam Kaki Diabetes Melitus

32
Lampiran 5. Diet Penderita DM

DIET PENDERITA DM

1. Perhitungan Jumlah Kalori

Ny. W seorang perempuan berusia 52 tahun, mempunyai tinggi 153

cm dan berat badan 63 kg, masih bekerja.

Perhitungan kebutuhan kalori :

 Berat badan ideal = (TB cm – 100) kg

= 153 – 100

= 53 kg.

 Status gizi = (BB aktual : BB ideal) x 100 %

= (76 : 53) x 100%

= 118 % (termasuk gemuk).

 Jumlah kebutuhan kalori perhari :


1. Kebutuhan kalori basal : BB ideal x 25 kalori
53 x 25 = 1378 kalori
1. Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 10 %.
10 % x 1378 = 137,8 kalori
2. Koreksi karena BB gemuk dikurangi 20%
20 % x 1378 = 275,6 kalori

Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk penderita 1378 kalori + 137,8 kalori –

275,6 kalori = 1102,4 kalori.


Distribusi makanan :
1. Karbohidrat 60% = 60% x1000 = 600 kalori dari karbohidrat yang setara

dengan 150 gram karbohidrat (600 kalori : 4 kalori/gram karbohidrat).


2. Protein 20 % = 20% x 1000 = 200 kalori dari protein yang setara dengan 50

gram protein (200 kalori : 4 kalori/gram protein).


3. Lemak 20% = 20% x 1000 = 200 kalori dari lemak yang setara dengan 22,2

gram lemak (200 kalori : 9 kalori/gram lemak).

33
2. Jenis Makan

3. Contoh makanan pengganti

34
Lampiran 6. Kuesioner Perilaku Penderita DM

KUESIONER

PERILAKU PENDERITA DIABETES MELLITUS

Petunjuk :
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) dari setiap pertanyaan
dibawah ini yang dianggap paling sesuai.
1. Ketika ada gejala diabetes mellitus seperti banyak kencing, banyak makan,
banyak minum dan lain-lain, apakah yang paling utama yang Anda
lakukan ?
a. Pengobatan alternative
b. Memeriksakan diri ke dkter/petugas kesehatan
c. Menunggu perkembangan penyakit
2. Apa yang Anda lakukan setelah menjalani pengobatan diabetes mellitus
dari dokter/petugas kesehatan lainnya dan dinyatakan bahwa kadar gula
darah Anda sudah normal ?

35
a. Tetap melakukan anjuran dokter, mulai dari pengaturan pola makan
dan aktivitas sehat
b. Akan menggunakan pengobatan tradisional untuk pengobatan lanjutan
c. Kembali seperti biasa seperti saat belum terkena diabetes mellitus
3. Sebagai penderita diabetes mellitus apakah selalu menerapkan pola makan
yang baik ?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
4. Pola makan yang bagaimanakah yang Anda terapkan sehingga dikatakan pola
makan yang baik?
a. Memakan makanan menu diet diabetes mellitus
b. Mengurangi konsumsi gula
c. Tidak mengkonsumsi nasi yang banyak mengandung karbohidrat
5. Kapan Anda menerapkan pengaturan pola makan yang baik?
a. Saat kadar gula darah tidak normal
b. Saat kadar gula darah normal maupun tidak normal
c.Tergantung kondisi tubuh
6. Sebagai penderita diabetes mellitus berapakah rata-rata jumlah lemak yang
Anda konsumsi?
a.20-25% lemak
b.15% lemak
c.Menerka sendiri ukurannya
7. Sebagai penderita diabetes mellitus berapakah jumlah gula yang Anda
konsumsi?
a. < 12 sendok teh per hari
b. > 12 sendok teh perhari
c. Seperlunya, sebut kan .........
8. Berapa porsi dalam sepiring Anda mengkonsumsi nasi untuk tiap kali makan
besar?
a. Setengah porsi piring untuk tiap kali makan besar
b. Seperempat porsi piring untuk tiap kali makan besar
c. 1 porsi piring penuh nasi
9. Berapa porsi dalam se piring Anda mengkonsumsi sayur untuk tiap kali makan
besar?
a. Setengah porsi piring untuk tiap kali makan besar
b. Seperempat porsi piring untuk tiap kali makan besar
c. 1 porsi piring penuh sayur
10. Selain nasi, makanan apa yang Anda konsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi tubuh Anda?
a. Roti, mie, kentang, dan lain-
b. Cukup ubi saja
c. Memakan sayuran tanpa nasi
11.Makanan berlemak tinggi yang harus Anda hindari dalam pengaturan pola
makan yang baik sebagai penderita diabetes mellitus adalah?

36
a. Daging berlemak, jeroan, kuning telur
b. Es krim, sosis, cake, coklat, dendeng, makanan gorengan
c. Roti, mie, kentang, dan lain-lain
12. Berapa selang waktu yang Anda berikan dari makan besar ke makan kecil?
a. 2 jam
b. 3 jam
c. 4 jam
13.Upaya yang Anda lakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi diabetes
mellitus adalah :
a. Tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat
b. Menstabilkan berat badan yang kegemukan
c. Merencanakan pola makan dan aktivitas yang sehat

37

Vous aimerez peut-être aussi