Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1610312053
KELOMPOK 2A
Terminologi :
Sesak napas : perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang pendek dan
penggunaan otot bantu pernapasan
Merokok : kegiatan yang dilakukan seseorang dengan cara membakar tembakau dan
menghisap sapnya, baik menggunakan rokok atau pipa (Sitepoe dalam Sari, 2016)
Pemeriksaan fisik : sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk
menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis.
Sianosis : perubahan warna kulit dan membran mukosa menjadi kebiruan akibat
konsentrasi hcmoglobin tereduksi yang berlebihan dalam darah. Kamus Dorland
Perkusi pekak : mengetuk sesuatu dengan ketukan pendek dan tajam menggunakan dinding
dada serta jaringan di bawahnya sebagai landasan ketukan agar menghasilkan bunyi yang
dapat didengar dan getaran yang dapat dirasakan
Oksigen : unsur kimia (llhat Tabel Unsur) dengan nomor atom 8. Unsur ini menyusun
sekitar 20 persen udara atmosfer, merupakan unsur penting dalam pernapasan tumbuhan
dan hewan, dan diperlukan untuk mendukung pembakaran. Kamus Dorland
HCU : unit pelayanan di Rumah Sakit bagi pasien dengan kondisi stabil dari fungsi
respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan, perawatan
dan pemantauan secara ketat. Tujuannya ialah agar bisa diketahui secara dini perubahan-
perubahan yang membahayakan, sehingga bisa dengan segera dipindah ke ICU untuk
dikelola lebih baik lagi.
Efusi pleura : Penumpukan cairan di rongga pleura yang dapat disebabkan oleh
peradangan. Dat berbentuk eksudat atau transudate.
Analisis gas darah : pemeriksaan untuk mengukur keasaman (pH), jumlah oksigen dan
karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kerja paru
dalam menghantarkan oksigen ke dalam sirkulasi darah dan mengambil karbondioksida dari
dalam darah.
Drainase efusi pleura : pengeluran cairan yang menumpuk di rongga pleura dengan daerah
yang dipilih adalah linea aksilaris medialis pada ruang interkostal 5 (pada ketinggian puting
payudara) di aspek superior/kranial kosta-6 Hospital Care for Children
Perdarahan : keluarnya darah, seperti dari pembuluh darah yang cedera. Kamus Dorland
STEP 2
1. Mengapa Tn. Abdul bisa sesak nafas dan bertambah sejak kemaren?
2. Mengapa Tn. Abdul tidak bisa tidur terlentang , lebih enak bila setengah duduk dan
miring ke kiri?
3. Apakah ada hubungan batuk berdahak dengan keluhan Tn. Abdul?
4. Bagaimana hubungan merokok dengan keluhan Tn. Abdul?
5. Bagaimana interpretas i dari pemeriksaan fisik Tn. Abdul?
6. Mengapa dokter memberikan oksigen 8L /menit dan menggunakan nonrebreathing
mask?
7. Mengapa dokter menganjurkan Tn. Abdul dirawat di HCU?
8. Mengapa dilakukan pemeriksaan rontgen thoraks pada Tn. Abdul?
9. Bagaimana tanda –tanda efusi pleura dan pendorong jantung kanan?
10. Bagaimana interpretasi analisis gas darah Tn. Abdul ?
11. Apa indikasi drainase efusi pleura ?
12. Apakah ada hubungan kondisi Tn. Abdul dengan kondisi pasien yang perdarahan
yang banyak di hidung?
13. Bagaimana saudara dapat menjelaskan kondisi yang terjadi pada Tn. Abdul dan
prosedur yang akan dilakukan ?
STEP 3
1. Mengapa Tn. Abdul bisa sesak nafas dan bertambah sejak kemaren?
Ada beberapa penyebab sesak nafas
Kemoreseptor
Perubahan pH, pCO2, dan pO2 darah arteri dapat dideteksi oleh
kemoreseptor sentral dan perifer. Stimulasi reseptor ini mengakibatkan peningkatan
aktivitas motorik respirasi. Aktivitas motorik respirasi ini dapat menyebabkan
hiperkapnia dan hipoksia, sehingga memicu terjadinya dispnea. Menurut studi,
terdapat pula peran serta kemoreseptor karotid yang langsung memberikan impuls
ke korteks serebri, meskipun hal ini belum dibuktikan secara luas.
Hiperkapnia akut yang terjadi pada seseorang sesungguhnya lebih dikaitkan
terhadap ketidaknormalan keluaran saraf motorik dibanding aktivitas otot
respiratorik. Hal ini disebabkan gejala umum hiperapnia akut berupa urgensi untuk
bernapas yang sangat menonjol. Sensasi ini disebabkan oleh meningkatnya tekanan
parsial karbondioksida pada pasien-pasien, khususnya yang
mengalami quadriplegia maupun yang mengalami paralisis otot pernapasan.
Penderita sindrom hipoventilasi sentral kongenital yang mengalami desentisasi
respons ventilatorik terhadap CO2 tidak merasakan sensasi sesak napas ketika
penderita tersebut henti napas atau diminta untuk menghirup kembali CO2 yang
telah dihembuskan. Dengan kata lain, mekanisme yang turut serta dalam sensasi
sesak napas ini adalah kenaikan pCO2 dan penurunan pO2dibawah normal. Ketika
nilai pCO2 normal dan ventilasi normal, tekanan parsial oksigen harus diturunkan di
bawah 6.7 kPa untuk bisa menghasilkan sensasi sesak napas.
Hiperkapnia
Hipoksia
Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapatkan terapi oksigen
perlu dievaluasi analisis gas darah setelah terapi untuk menentukan perlu tidaknya
terapi oksigen jangka panjang.
c. Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti kamar bersalin,
Ruang endoskopi, ruang dialisis.
PO2, adalah tekanan gas O2 dalam darah. Kadar yang rendah menggambarkan
hipoksemia dan pasien tidak bernafas dengan adekuat. PO2 dibawah 60 mmHg
mengindikasikan perlunya pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2
adalah 80-100 mmHg
PCO2, menggambarkan gangguan pernafasan. Pada tingkat metabolisme normal,
PCO2 dipengaruhi sepenuhnya oleh ventilasi. PCO2 yang tinggi menggambarkan
hipoventilasi dan begitu pula sebaliknya. Pada kondisi gangguan metabolisme,
PCO2 dapat menjadi abnormal sebagai kompensasi keadaan metabolik. Nilai
normal PCO2 adalah 35-45 mmHg
Saturasi O2, menggambarkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen. Nilai
normalnya adalah 95-98 %