Vous êtes sur la page 1sur 31

SENIN, 19 JANUARI 2009

Info dari Lindsey Williams


Anda pernah mendengar seorang pastur bernama Lindsey
Williams? Dia pernah menulis sebuah buku berjudul "Energy
Non-Crisis," isinya adalah bahwa teori Peak Oil hanyalah omong
kosong dari kartel minyak (& perbankan) sebagai bagian dari
rencana besar mereka untuk mengendalikan dunia.

Orang mengatakan bahwa dia memiliki relasi dengan sejumlah


petinggi kartel minyak internasional. Sebagai balasan bahwa dia
tidak akan mencetak ulang bukunya dan membahas masalah stok
minyak Amerika yang berlimpah di Gull Island, petinggi kartel itu
setuju untuk membocorkan sedikit informasi mengenai rencana
"The Elite" ke depan.
Bulan Juli tahun 2008, saat harga minyak dunia masih tinggi-
tingginya, dia "membocorkan" informasi bahwa harga minyak
akan ditekan ke bawah level $50. Orang-orang menertawainya,
katanya itu tidak mungkin terjadi. Tentu saja, hari ini orang-
orang itu tidak lagi menertawainya.

Berikut adalah informasi terbaru dari pastur ini. Percaya atau


tidak, terserah Anda... (Info dari website Henry Makow)

1. Harga minyak dijatuhkan oleh kartel minyak sebagai upaya


untuk menekan kekuatan negara Arab / OPEC. "Mereka" mau
membangkrutkan negara OPEC, terutama Iran & Venezuela,
dengan mengurangi pendapatan mereka sebesar lebih dari 75%.
Iran sudah mulai membuat bursa perdagangan minyak mereka
sendiri, melompati pasar New York dan London. Mereka juga
memperdagangkan minyak mereka dengan menggunakan mata
uang non-US dolar. Menurut Williams, ini tidak akan dibiarkan
karena mengancam kekuasaan mutlak sistem perbankan Barat.

2. Negara Arab mulai mempertimbangkan untuk tidak lagi


membeli aset dalam nominasi US dolar, hal yang mana yang telah
mereka lakukan selama 35 tahun terakhir sejak persetujuan
Bretton Wood tahun 1971. Hal yang sama juga sedang
dipertimbangkan oleh Cina, India, dan negara Asia lainnya.
Dengan demikian, hutang nasional Amerika tidak akan lagi
dibiayai oleh negara-negara tersebut. Federal Reserve akan
membiayai defisit dengan mencetak uang baru / monetisasi
hutang. Ini akan menjadi ancaman inflasi besar.

3. Emas dan minyak biasanya bergerak bersamaan dalam arah


yang sama. Mulai sekarang tidak lagi, karena intensitas
permintaan dan spekulasi, emas dan minyak akan bergerak
sendiri-sendiri.

4. Tahun ini, 2009, Amerika akan menghadapi kehancuran total


ekonomi. Nilai dolar akan jatuh dengan dalam, dan butuh
bertahun-tahun lamanya agar Amerika bisa bangkit kembali.

5. OPEC tidak bisa memotong supply minyak cukup besar untuk


mempengaruhi harga.

6. Papacy dan Yesuit tidak ada hubungannya dengan skenario


dunia yang sedang terjadi.

7. "The Elite" tidak akan pernah membiarkan Amerika mandiri


atas kebutuhan energi mereka. Stok minyak dalam negeri
Amerika tidak akan ditambang.

8. Mengenai Obama, tidak ada perubahan apapun yang akan dia


lakukan. Pengambil keputusan di sekelilingnya, adalah anggota
Council on Foreign Relations (CFR), orang-orang yang sama dari
"The Elite" atau "Globalist" yang menjalankan pemerintahan
Clinton dan Bush.

9. Karena besarnya penurunan pendapatan dari minyak, Dubai


akan menjadi "kota mati."

10. Semua negara Arab akan memasuki depresi. Anggaran negara


mereka dibuat dengan asumsi harga minyak $80, sekarang yang
bisa mereka lakukan hanyalah mengurangi pengeluaran besar-
besaran.

11. Selain tidak lagi membeli surat hutang negara Amerika, Arab /
OPEC secara aktif akan MENJUAL surat hutang yang sebelumnya
mereka pegang. Hal yang sama juga dilakukan Asia, termasuk
Cina. Mereka semua akan mengalihkan uang mereka ke emas dan
aset-aset tampak lainnya.

12. Rencana jangka panjang "The Elite" adalah mengontrol dan


memiliki semuanya.

13. Harga bahan bakar akan tetap di kisaran $1.50 per galon (di
Amerika) untuk 1 - 1,5 tahun ke depan. Pendapatan berbagai
negara bagian (Amerika) dari pajak penjualan minyak akan
menurun drastis. Beberapa negara bagian akan menyatakan diri
bangkrut, terutama California.

14. "Mereka" akan mengontrol harga minyak dengan


menyediakan minyak dalam jumlah masif ke pasar. Dua
pengumuman besar mengenai suplai minyak akan datang dari
Indonesia (yang memiliki stok lebih dari 300 milyar barel), dan
satunya lagi dari Rusia.

15. "Mereka" akan menghancurkan Amerika, dan kemudian


melakukan konsolidasi kekuasaan dengan membeli semua aset
tersisa dengan harga murah. "Mereka" juga akan mengambil alih
industri otomotif dan real estate. Tentu saja, hanya di waktu yang
tepat, setelah harga jatuh ke level dasar. Setelah tahun-tahun
kehancuran ke depan, "Mereka" akan menguasai semuanya.

16. Rusia akan kembali menjadi kekuatan besar. Akan ada


persaingan besar kembali antara Barat dan Rusia.

17. Tidak akan ada perang melawan Iran. Penduduk Amerika saat
ini tidak mungkin menyetujuinya. "Mereka" akan menghancurkan
Iran lewat metode ekonomi tanpa menggunakan perang.

18. Dalam waktu 6 - 9 bulan ke depan Amerika akan memasuki


masa hiperinflasi. "Sediakan semua kebutuhan Anda sekarang."

19. Negara-negara di seluruh dunia, terutama Cina, akan


membuang dolar Amerika dan membeli emas.

20. Alasan mengapa emas susah didapat (di Barat) saat ini adalah
karena "Mereka" tidak ingin masyarakat bisa memproteksi
kekayaan mereka.

21. "Mereka" takut terhadap emas karena emas adalah hal yang
tidak bisa mereka kontrol. Mereka mengganggap emas sebagai
"uang yang sebenarnya."

22. Ketakutan terbesar "Mereka" saat ini adalah bahwa


masyarakat "terbangun" dari mimpi mereka. "Mereka" tidak mau
menerapkan hukum darulat (martial law), sebab bisa memicu
revolusi dan perubahan kekuasaan.

23. Penduduk Amerika takut akan pemerintahan Obama. Satu


hari setelah pengumuman Pemilu, penjualan senapan di Amerika
meningkat 400% di Wal Mart.

24. "Mereka" tidak lagi mencoba implementasi Uni Amerika


Utara (North American Union) antara Amerika, Kanada, dan
Meksiko. Target mereka adalah langsung ke global goverment,
global bank, global currency.

Nasehat dari Williams kepada publik sekarang adalah...

1. Percayalah kepada Tuhan. Tata ulang kehidupan spiritual Anda.


Pada saat bersamaan, bersikap skeptislah pada segalanya.
Investigasi semua informsi Anda, terutama yang berasal dari
pemerintahan.
2. Mulailah berkebun (menanam makanan).

3. Jangan berhutang. Hutang adalah senjata perbudakan


"Mereka."

4. Stoklah sebanyak mungkin bahan pangan. Ekonomi pertanian


sudah ambruk.

***
DI P OSK AN OL E H P U STAK A P OHON B OD HI J AM 1: 17 P M 1 K OME N TAR:
L I N K KE P OSTI N G IN I

SELASA, 29 JUNI 2010

Selangkah Lebih Dekat Ke Panggung Likuidasi


“Seandainya kebijakan dari benua Republik Amerika Utara ini
benar-benar diterapkan, pemerintah akan memiliki uang
mereka tanpa ongkos. Mereka bisa melunasi hutang mereka dan
menjadi negara bebas tanpa hutang. Mereka akan memiliki
semua uang yang mereka butuhkan untuk menjalankan
perdagangan. Mereka akan menjadi makmur melebihi negara
manapun di dunia. Pemerintahan itu harus dihancurkan atau
dia akan menghancurkan semua monarki di muka bumi.”
-Lord Goschen, 1865, mengenai uang bebas hutang Amerika,
greenbacks-

Di tulisan-tulisan sebelumnya saya pernah mengatakan bahwa di


dalam debt based money system, semua orang & negara adalah
aset, sampai mereka tidak lagi sanggup membayar uang sewa
uang, maka mereka akan berubah menjadi liabilitas.

Dan nasib liabilitas di dalam sistem ini adalah mati (seminim-


minimnya, hidup dalam kelaparan).
Mungkin pertanyaan bagi kebanyakan orang adalah: Apakah
tidak bisa kalau kita menyelesaikan persoalan ini dengan cara
mencetak uang saja? Jawabannya adalah bisa… untuk sementara
waktu, sampai akhirnya menjadi tidak bisa (kecuali yang dicetak
adalah uang bukan hutang).

Sebelumnya, mari kita lihat apakah ada bedanya deflasi dengan


hiperinflasi… Bayangkan ini:

Mulai suatu ketika, di sebuah negara A, mereka (pemerintah &


swasta):
* Mengekspor barang senilai 100 ton emas setiap bulan.
* Mengimpor barang senilai 120 ton emas setiap bulan.

Total tabungan emas yang ada di negara A adalah 200 ton.

Dengan defisit 20 ton.bulan, semua tabungan emas di negara ini


akan habis dalam 10 bulan. Mulai bulan ke-11, tidak ada cukup
emas untuk menutupi semua kebutuhan mereka. Untuk
menyederhanakan situasi, kita asumsikan semua barang yang
perlu diimpor adalah sangat penting, tidak boleh ada yang
dihilangkan. Maka pilihan mereka ada 2:

1. Mereka harus sanggup meningkatkan produksi dan


mengekspor lebih banyak barang, sampai mencapai minimal 120
ton emas/bulan.
2. Kalau tidak bisa, sebagian dari mereka akan kelaparan (atau
mati).

Saat ini, kita tidak lagi menggunakan emas. Kita bisa mengganti
kosakata emas dengan mata uang yang lain, misalnya dolar A.
Pemerintah negara A, yang putus asa karena tidak sanggup
mengimpor kekurangan barang setara 20 ton emas/bulan tadi,
mulai mencetak uang (dolar A) setara 20 ton emas lebih banyak
setiap bulan agar mereka bisa mengimpor barang setara 20 ton
emas tadi. Uang ini, begitu dicetak, langsung dipakai untuk
membeli barang dari luar.

Apa yang terjadi?

Mungkin awalnya mitra dagang negara A tidak akan menaikkan


harga (dalam mata uang dolar A), karena belum benar-benar tahu
apa yang sebenarnya dilakukan pemerintah negara A. Selama
beberapa bulan, negara A tetap sanggup memenuhi kebutuhan
mereka yang setara 120 ton emas, dengan bantuan mesin cetak.

Huuh… Pemerintah negara A pun bersyukur… “Kita berhasil


melewati beberapa bulan.”

Kemudian, mitra dagang A mulai paham apa yang dilakukan A.


Dolar A seharusnya tidak memiliki daya beli senilai beberapa
bulan lalu, nilai dolar A seharusnya jatuh karena pemerintah A
mencetak mereka tanpa modal dan berharap mendapatkan
barang yang diproduksi mereka dengan susah payah. Harga
dagangan mereka pun naik harga.

Sekarang, negara A harus mencetak lebih banyak uang lagi agar


bisa membeli barang yang sudah naik harganya. Semakin dicetak,
semakin mahal harga barang yang mereka impor. Lalu negara A
pun mencetak lebih banyak lagi, dan harga pun naik lebih tinggi
lagi. Ini lingkaran tak berujung.

Bila dilakukan terlalu lama, daya beli dolar A tidak akan jatuh
teratur lagi, tetapi akan jatuh secara eksponensial dan
kehilangan nilainya karena semua mitra dagang A sudah tidak
mau berdagang lagi dengan A.

Ini ilustrasi yang disederhanakan, tapi inti dalam ilustrasi ini


adalah sangat penting kalau Anda mau mengimajinasikan apa
yang sebenarnya terjadi di Weimar, atau Zimbabwe, dan lainnya.
Deflasi Vs Hiperinflasi.

Permasalannya ada di surplus / defisit negara itu secara


keseluruhan. Weimar sudah ditakdirkan untuk bangkrut paska
perjanjian Versailles. Tidak ada cukup uang di tangan rakyat
Jerman untuk membayar ongkos ganti rugi perang yang
dibebankan kepada mereka. Mencetak uang hanyalah cara untuk
mengulur waktu, apa yang tak terhindarkan pada akhirnya tetap
tak terhindarkan. Bangkrut.

Hal yang sama di Zimbabwe. Mereka mengimpor lebih banyak


daripada mengekspor. Saat tidak ada lagi kekayaan setara defisit
akumulatif mereka, pemerintahan mereka pun mencetak uang
untuk membeli dolar dan mengimpor barang. Di akhir percobaan,
uang mereka menjadi lebih murah dari tissue paper.

Ini bukan masalah mencetak uang atau tidak kawan. Dalam


standard emas sempurna sekalipun, kalau sebuah negara
menghabiskan semua emas mereka dan kemudian hidup defisit
setiap bulan, rakyat mereka tetap akan kelaparan pada akhirnya.
Ini hanya masalah waktu. Saat cukup banyak emas mengalir
keluar dan tidak kembali lagi, the game is over.

Akhir dari sebuah siklus debt based money adalah deflasi. It’s the
end. Tetapi waktu ini bisa ditunda sementara kalau pemerintah
mau menyalakan mesin cetak. Weimar dan Zimbabwe, kalau saja
mereka tidak menyalakan mesin cetak, mereka akan kelaparan
lebih cepat.

Efek akhir deflasi dan hiperinflasi pada dasarnya adalah sama.


Hiperinflasi adalah deflasi versi yang diperpanjang, di mana
pemerintah menunda hari penghakiman dengan cara mencetak
uang dan menurunkan daya beli rata-rata uang rakyat mereka.
Mungkin agak rumit untuk mengukur index kemakmuran
penduduk, tapi kalau bisa dibuat, hasil akhirnya akan tetap sama.
Kemakmuran rata-rata penduduk di negara yang mengalami
kedua hal itu akan sama… sama-sama turun.

Kalau Anda sudah membaca blog ini cukup lama, Anda tahu
bahwa majikan uang dunia cepat atau lambat akan mencari cara
untuk melikuidasi liabilitas, singkirkan cukup orang dan mulai
lagi siklus debt based money system yang berikut.

Awalnya saya mengira proses likuidasi masih akan menggunakan


cara yang paling kuno, rekayasa perang skala besar (perang dunia
ke-3). Tapi kejadiaan akhir-akhir ini membuat saya khawatir
mereka akan menggunakan cara yang belum pernah dicoba
sebelumnya… Penghancuran ekosistem. Tentu saja, ini hanyalah
kekhawatiran, saya tidak 100% yakin bencana ini adalah strategi
likuidasi yang sedang direncanakan.

Saya rasa untuk pertama kalinya dalam sejarah, spesies manusia


sudah menguasai cukup teknologi untuk menghancurkan sebuah
planet. Di balik gelombang besar penyebaran informasi tentang
rezim kriminal bankir zionis tahun-tahun ini, tragedi terbesar
adalah posisi para kriminal ini sudah sedemikian dominan di
dunia . Anda tidak perlu diberitahu lagi siapa yang sedang
memegang kendali, siapa bos besar di hampir setiap sektor
produksi dan distribusi di dunia, termasuk industri
senjata/militer. Kalau dunia mengancam kekuasaan mereka
cukup kuat, sulit dibayangkan apa yang bersedia mereka lakukan
untuk membalas dan mempertahankan status quo dominasi
mereka.

Bencana Teluk Mexico, yang katanya murni “accidental”, efeknya


luar biasa mengerikan. Sebagai orang awam, saya rasa wajar kita
bertanya:

1. Kalau luapan di daratan saja yang belum tentu bisa ditutupi,


bagaimana caranya menutupi bocoran minyak di kedalaman 1500
meter di dasar lautan? Titik bocoran menurut beberapa berita
sudah menyebar di berbagai titik di dasar laut yang topografi
tanahnya sangat terjal.
Topografi Tanah Lokasi
Kebocoran

2. Bagi yang menyarankan penggunaan bom nuklir untuk


meledakkan tanah dan menutupi lubang semburan, apakah
benar-benar gagasan yang baik untuk menyalakan peledak di
dekat luapan minyak dan gas?

3. Seberapa jauh minyak akan menghalangi penguapan air laut,


yang artinya menghalangi hujan di daratan? Tanpa hujan yang
normal, apa akibatnya bagi prospek panen dan suplai bahan
pangan?

4. Seberapa jauh pengaruh gas yang menguap sekarang, seberapa


beracunnya gas ini kalau sudah tertiup dan sampai ke daratan
yang penuh dengan pemukiman?

5. Berapa persen kehidupan laut yang akan punah akibat


semburan minyak dan gas ini? Seberapa berbahayakah zat
dispersan minyak yang saat ini digunakan BP?

6. Dan pertanyaan yang paling penting, dalam worst case


scenario, seberapa lama minyak dan gas dari perut bumi ini akan
meluap? Seberapa besar porsi samudera yang akan
terkontaminasi semburan minyak dan gas ini? Seberapa besar
efek kematian makluk yang bisa terjadi di planet ini?
Gunakan saja angka yang diberitakan saat ini, perkiraan 50 – 100
ribu barrel per hari!
100 ribu x 30 = 3 juta barrel / bulan
3 x 12 = 36 juta barrel / tahun

Moga-moga saya salah baca, katanya dalam waktu 18 bulan


(2012) minyak ini sudah akan sampai di Samudra Atlantik.
Amerika Selatan, Eropa dan Afrika barat akan menjadi daerah
kontaminasi berikut. Sedangkan dalam jangka beberapa bulan ke
depan, pemerintah Amerika sebenarnya sudah harus memulai
untuk evakuasi penduduk di sekitar teluk, puluhan juta orang
mungkin harus berpindah. Bila tidak dilakukan, resiko gangguan
kesehatan penduduk di sana akibat udara dan hujan beracun akan
sangat serius.

Pertanyaannya… Pengungsi mau pindah ke mana? Kerja di mana?


Makan apa?
Sebenarnya, tanpa kejadian ini pun, manusia perlu khawatir akan
harga minyak. Dengan kejadian ini, prospek harga minyak
menjadi benar-benar mengkhawatirkan. Pengeboran minyak di
lautan sudah pasti akan diperketat, padahal dunia membutuhkan
semakin banyak minyak.

PEAK OIL

Teori mengenai Peak Oil pertama kali dikemukakan oleh seorang


geolog dari Amerika, Hubbert Peak, pada pertengahan 1950-an.
Menurut dia, bila kita sudah mulai memompa setengah dari
sumur sebuah minyak, kecepatan pompa akan menurun dan
output produksi akan turun setelahnya.

Menurut para geolog minyak, bila tidak ada penemuan minyak


dalam jumlah besar di tahun-tahun mendatang, dunia akan
segera mencapai kapasitas puncak produksi minyak. Mereka
mengatakan bahwa puncak produksi minyak akan terjadi antara
2005 - 2012.
Perkiraan Produksi
Minyak Dunia

Bagi Anda yang belum mendengar tentang peak oil dan


konsekwensinya, coba bayangkan ini…

Keseluruhan kegiatan di planet ini membutuhkan energi. Zaman


dan level peradaban sebuah populasi juga berbanding lurus
dengan energi yang mereka konsumsi. Kalau bukan karena
minyak, sejarah abad 19 & 20 tentunya akan sama sekali berbeda.
Bisa Anda bayangkan kita masih menggunakan sepeda dan kuda
sebagai transport? Bisa Anda bayangkan kalau manusia masih
mengandalkan batubara dan kayu bakar? Berapa persen orang
yang bisa menikmati listrik? Berapa daya produksi mesin dan
output barang / jasa di dunia? Berapa total populasi dunia
sekarang kalau bukan karena revolusi sumber energi?

Sekarang bayangkan ini… Bagaimana kalau output produksi


minyak akan memuncak di tahun-tahun ini dan kemudian
turun… dan turun… Apa akibatnya bagi peradaban manusia dan
jumlah penduduk?
Penduduk bertambah
seiring dengan produksi minyak

Kalau suplai sumber energi berkurang, cepat atau lambat


penduduk akan berkurang. Tetapi… Siapa orang yang mau masuk
statistik penduduk yang berkurang itu? Nobody wants to die…
Kondisi bagaimana yang bisa memaksa penduduk bumi turun ke
level 5 milyar, 4 milyar, 3 milyar, atau 1 milyar??

Note:
Mungkin juga sebenarnya ada penemuan lainnya yang belum
dikembangkan, mungkin tanpa minyak manusia malahan bisa
menemukan sumber energi yang bahkan lebih murah dan hebat… Ada
yang mengatakan bahwa Nikola Tesla sudah menemukan cara
mengalirkan listrik dengan biaya amat murah pada abad yang lalu,
tetapi penemuan ini tidak pernah direalisasikan karena dihalangi oleh
bos industri minyak. Bagaimana caranya menghalangi? Jangan
pinjamkan proyek ini uang! Pemilik bank-bank besar dan bos minyak di
Amerika orangnya ya itu-itu saja (baca sejarah dinasti Rothschild).

Kembali ke isu minyak. Dengan status quo, di mana minyak


adalah sumber energi paling penting di dunia. Seiring dengan
memuncaknya produksi minyak, memuncak juga level peradaban
dan populasi manusia. Tanpa menyelesaikan masalah suplai
energi, dekade-dekade ke depan akan menjadi dekade
pembantaian kehidupan yang tak terbayangkan. Harga minyak
akan melambung tinggi, hanya orang / negara yang paling kaya
saja yang akan tercukupi kebutuhan minyaknya.

Saya bukan sedang menulis novel konspirasi kawan. Peak


Oiladalah isu yang sangat-sangat serius. Bila dikombinasikan
dengan fakta bahwa kemampuan manusia (terutama di US &
Eropa) untuk membayar ongkos sewa uang dalam debt based
money systemsaat ini sudah di ambang limit, adalah kesimpulan
yang wajar untuk mengatakan sejumlah manusia di dunia tinggal
menunggu waktu untuk menghadapi proses likuidasi liabilitas di
dalam sistem.
Panggung menuju likuidasi besar sedang dipersiapkan, dan kalau
beberapa bom nuklir bisa dilempar ke Iran & Israel menjelang
2012, maka panggung likuidasi ini benar-benar akan menjadi
sempurna. Mungkin film 2012 versi Hollywood kemarin tidak
akan tampak terlalu fiktif lagi…

Catatan lainnya, hari-hari ini kita sering medengar


kata austerity(hidup hemat) dari pertemuan G20. Apa yang
sebenarnya mereka maksudkan?

Semua uang adalah hutang. Saat rakyat mereka tidak sanggup


membayar hutang dan gagal bayar atas kredit mereka, bank pun
menderita kerugian. Lalu kerugian ini ditomboki oleh pemerintah
dengan menaikkan hutang pemerintah*. Sekarang, bahkan
pemerintah mereka pun gak sanggup melanjutkan operasional
mereka. Penerimaan mereka (terutama dari pajak) tidak sanggup
menutupi semua pengeluaran mereka: pembayaran gaji, biaya
pembangunan proyek, pembayaran pensiunan, pembayaran
cicilan hutang, dll.

* Yang dinaikkan pemerintah adalah hutang. Pemerintah tidak mencetak


uang (printing money), mereka tidak berhak melakukannya! Yang
mereka cetak adalah bond (surat hutang). Masalah siapa yang beli,
apakah dana dari sektor swasta atau bank sentral adalah isu yang lain.

Maka di ambang kebangkrutan ini, pemerintah mereka pun


angkat tangan, dan melancarkan slogan baru. “Mari Hidup
Hemat*.” Ini nantinya akan berujung ke PHK besar-besaran
pegawai negeri dan penghentian sejumlah besar proyek
infrastruktur. Tentu saja, program bailout perbankan akan tetap
berlanjut, bonus dan gaji aduhai para bankir akan tetap berlanjut.
Manusia-manusia penting ini tidak termasuk dalam
paket austerity.
* Hemat seharusnya adalah sebuah pilihan. Artinya, kalau Anda punya
uang, dan Anda memilih untuk menggunakannya dengan lebih hati-hati /
tidak sembarangan, itu namanya hemat. Tetapi, paket “austerity” yang
sedang dislogankan G20 ini, mereka tidak memilih demikian, mereka
terpaksa untuk hidup demikian. Tidak ada uang lagi, mereka sudah
bangkrut. Ini bukan hemat namanya!

Bila G20 benar-benar serius melaksanakan program


"penghematan" ini, bulan-bulan dan tahun-tahun ke depan akan
menjadi era deflasi besar. Banyak orang akan jatuh miskin.

Dan pertanyaan yang paling penting bagi semua orang, akankah


krisis ini diakhiri dengan terbukanya mata orang, bahwa
pemerintah pada dasarnya tidak wajib meminjam, dan suplai
uang sebenarnya tidak harus muncul dalam bentuk hutang
berbunga?

Printing money tidaklah seburuk seperti yang sering dituduhkan


orang, yang selalu mengaitkannya dengan isu hiperinflasi. Sangat
berbeda ketika negara mencetak uang untuk melanjutkan proyek
pembangunan, atau untuk membiayai proyek produktif misalnya
pertanian atau pertambangan mereka, dibanding mencetak uang
hanya untuk membayar kebutuhan konsumsi. Ini sangat berbeda.

Seandainya negara A pada contoh di depan bisa mencetak cukup


dolar A tambahan dan uang itu memang dipakai untuk
menaikkan produksi di dalam negeri, membantu seluruh negeri
agar bisa mengekspor barang setara minimal 120 ton emas/bulan,
makaprinting money justru akan menjadi solusi, bukan masalah.

Di bawah ini ada sebuah website, berisi beberapa buku yang


sebagian juga ditulis oleh Louis Even (baca dongeng: Mitos
Uang). Isinya tentang metode social credit sebagai uang. Tulisan-
tulisan semacam ini, dan metode lain yang juga ada (Anda bisa
mencarinya di internet), adalah untuk menunjukkan bahwa
gagasan-gagasan lain tentang metode penciptaan uang adalah
tersedia. Sistem bankers debt based money system seperti yang
sedang kita praktekkan bukanlah opsi satu-satunya di dunia.

“Austerity” program… Atau mungkin lebih


tepatnya Povertyprogram, sebenarnya bisa dihindari.

Silahkan membaca dan memikirkannya…


www.michaeljournal.org

DI P OSK AN OL E H P U STAK A P OHON B OD HI J AM 9: 41 P M 50 K OME N TAR:


L I N K KE P OSTI N G I N I

JUMAT, 14 NOVEMBER 2008

Serba - Serbi Pasar Modal


Di pasar modal, kebanyakan orang merasa senang ketika harga
saham naik, katanya itu adalah simbol kemakmuran. Sebaliknya,
ketika harga saham turun, semuanya sedih, katanya itu adalah
simbol kemunduran kemakmuran.

Pada tahun-tahun kenaikan harga saham, tak ada yang protes,


semuanya asyik dengan prediksi mereka ke level berapa harga
saham bisa menuju di akhir tahun. Pada tahun-tahun penurunan
harga saham, semuanya memprotes, mereka menuntut
pemerintah agar "bertindak / melakukan sesuatu."

Apa sebenarnya pasar modal?

Sederhananya, itu adalah tempat orang mengumpulkan modal


agar bisa menjalankan usahanya tanpa perlu berhutang ke orang
/ institusi lain.

Mari kita ambil contoh, misalnya Anda adalah penjual eskrim,


dan usaha Anda tampaknya menjanjikan. Dari tahun ke tahun
omset terus menanjak, dan Anda ingin mengekspansi usaha
Anda. Namun di dalam hati Anda, Anda sedikit khawatir dengan
berhutang ke bank, sebab hutang ke bank adalah komitmen mati,
Anda harus membayarnya tak peduli apapun yang terjadi dengan
bisnis eskrim Anda. Jadi Anda memutuskan untuk berbagi resiko
dengan orang lain ("untung sama-sama untung, rugi sama-sama
rugi"). Maka Anda pun menggunakan pasar modal dan
menerbitkan saham-saham baru untuk dijual kepada publik.
Uang yang Anda dapatkan Anda gunakan untuk ekspansi bisnis,
sebagai gantinya, kepemilikan Anda di perusahaan eskrim itu pun
berkurang karena adanya pemegang saham tambahan (publik).

Setelah perusahaan Anda resmi go-public, dan saham-saham


perusahaan Anda bebas ditransaksikan di pasar modal, orang-
orang yang sebelumnya telah membeli saham Anda bisa menjual
saham yang mereka beli di pasar modal. Harga ditentukan secara
bebas oleh mereka di pasar.

Jadi ingat:
1. Kontribusi publik pada perusahaan go-public hanya terjadi 1
kali, yaitu saat IPO (Initial Public Offering), saat pemilik
perusahaan menjual saham-saham baru ke publik. Setelah go-
public, tak ada satu sen pun uang hasil transaksi di pasar modal
yang masuk ke kas perusahaan go-public. Uang hanya bertukar
tangan di antara orang-orang (publik) yang memperjual-belikan
saham-saham yang sudah mereka beli. "Harga" yang
diperdagangkan di pasar modal di antara orang-orang ini (publik)
pun secara umum dipercayai mencerminkan "Nilai" perusahaan
itu.
Jadi bila Anda baru saja mulai belajar jual-beli saham, jangan
mempercayai propaganda bahwa dengan aktif melakukan jual-
beli saham, Anda memberikan kontribusi tertentu kepada
perusahaan-perusahaan publik, dan dengan demikian membantu
pengembangan ekonomi negara atau masyarakat Anda.
Kenyataannya adalah tak ada satu sen pun uang Anda yang
masuk ke kantong perusahaan publik itu untuk ekspansi usaha
mereka, kecuali Anda beli saat IPO.

Hal lainnya, tidak ada yang perlu dibanggakan ketika Anda


membaca berita betapa banyaknya uang dari institusi asing yang
masuk ke bursa saham Indonesia. Sama untuk mereka, tidak ada
satu sen pun uang mereka yang masuk ke kantong perusahaan
publik Indonesia, kecuali mereka beli saat IPO. Jadi "kontribusi"
satu-satunya uang asing ini adalah kalau mereka membeli saham
dari orang lokal yang ingin menjual. Sayang, bukannya orang
lokal berhasil mengambil manfaat dari dana asing ini,
kenyataannya adalah lebih sering orang lokal yang menjadi
pembeli saham dana asing yang ingin menjual. Pembeli saham
terbesar di akhir bubble biasanya adalah dana pensiun, asuransi,
ibu-ibu rumah tangga, kelas menengah baru, ataupun mahasiswa
kaya yang membeli saham berdasarkan nasehat investasi koran &
majalah finansial yang mereka baca.

2. Orang-orang yang memperdagangkan saham tersebut (publik),


tidak peduli jumlahnya sebenarnya sesedikit apa, merekalah yang
menentukan harga saham, dan dengan demikian juga harga
perusahaan. Katakanlah hanya ada 40% saham perusahaan
eskrim Anda yang beredar di pasaran, tetapi harga 40% saham
yang diperdagangkan ini mencerminkan juga sisa 60% saham
yang tidak diperdagangkan oleh pemilik lainnya.
3. Ada resiko tertentu di usaha perusahaan yang hendak go-
public. Bila tidak, pemilik perusahaan itu tidak akan pernah
menawarkan saham baru ke publik. Bila prospek usahanya itu
sedemikian luar biasa (bagus), mengapa tidak berhutang ke bank
atau menjual surat hutang (obligasi) saja? Berhutang paling-
paling membayar bunga 10 - 20%. Apalah artinya 10 - 20% biaya
bunga bila dibandingkan dengan prospek ratusan atau ribuan
atau jutaan persen keuntungan seandainya bisnis yang hendak
mereka jual sedemikian bagus prospeknya?

Mengenai harga, siapa yang menentukannya? Bagaimana


menentukannya? Dan apa efeknya?

Mari kita ambil contoh perusahaan eskrim tadi...


Misalnya untuk setiap lembar saham setelah dihitung-hitung
akan mendapatkan keuntungan Rp 100 / lembar saham / tahun
(EPS = Earning Per Share). Anda ingin menjual perusahaan
eskrim ini, dengan harga berapa Anda bersedia menjual?

Sekadar perbandingan saja, sekarang bunga deposito adalah 8%,


artinya dalam 12,5 tahun (100/8) bisa balik modal kalau
bunganya tidak didepositokan kembali.

Tetapi Anda berpikir.. deposito uang pokoknya kan mati, gak bisa
berkembang. Prospeknya stagnan.. sedangkan usaha eskrim Anda
sedang menanjak, jadi harusnya ada orang yang akan bersedia
membeli dengan imbal hasil balik modal awal lebih lama daripada
12,5 tahun.

Dengan untung per saham Rp 100, bila dijual dengan harga Rp


1250, maka pembeli saham baru tersebut akan menikmati potensi
balik modal dalam jangka waktu yang sama kalau dia membeli
deposito. Tetapi karena ada prospek pengembangan dalam bisnis
eskrim ini, Anda pun optimis bisa menjual di harga, katakanlah
20 tahun untuk balik modal (Rp 2000), 20 x lipat untung
tahunan saat ini. Anda bisa mencoba meyakinkan pembeli awal
bahwa bila tidak ada kejutan, setelah ekspansi ini berhasil,
untung per saham untuk tahun berikut bisa menjadi Rp 200, dan
untuk tahun berikutnya lagi bisa menjadi Rp 300.. dan
seterusnya.

Jadi walaupun dengan harga saat ini (Rp 2000), harga saham
Anda tampak mahal, tetapi bila calon pembeli bersedia "berpikir
jangka panjang," waktu yang diperlukan untuk balik modal akan
menjadi lebih cepat daripada 12,5 tahun, mungkin dalam waktu
5-7 tahun sudah balik modal, karena di tahun-tahun berikut
keuntungan per lembar saham sudah jauh di atas Rp 100.

(Perbandingan harga saham dengan keuntungan per saham =


PER , Price Earning Ratio, untuk contoh di atas, dengan harga
jual Rp 2000 dan EPS Rp 100, berarti PER nya = 20x)

KEYAKINAN orang atas potensi perusahaan-perusahaan go-


public inilah yang menentukan harga saham, dan nilai kapitalisasi
total perusahaan go-public di suatu negara.

(Ingat juga hal ini, tidak semua keuntungan perusahaan bisa


dibagikan dalam bentuk dividen, jadi walaupun secara teoritis
pembeli baru bisa balik modal dalam 5-7 tahun, tetapi itu bukan
berupa cash money)

Di masa booming ekonomi, orang akan optimis terhadap masa


depan, dan dengan demikian bersedia membayar PER yang lebih
tinggi, sebab menurut mereka bisnis perusahaan yang mereka beli
sedang dalam masa menanjak, omset akan terus bertambah,
demikian juga dengan laba.
Di masa resesi ekonomi, pesimisme lebih kuat, orang-orang pun
hanya bersedia membeli di PER yang lebih rendah, sebab mereka
khawatir perusahaan yang mereka beli omsetnya akan menurun,
dan dengan demikian laba pun menurun.

Mari kita ambil contoh:


Di masa booming, EPS perusahaan eskrim Anda tumbuh menjadi
Rp 300. Orang-orang optimis akan perusahaan ini, dan mereka
kemudian bersedia membeli di PER 20x, harga saham di pasar
bisa menjadi Rp 6000 / lembar.

Di masa resesi, EPS perusahaan eskrim Anda turun menjadi Rp


100 kembali. Ditambah pesimisme orang akan prospek
perusahaan ini, PER yang bersedia mereka bayar pun turun
menjadi 10x, sekarang harga saham menjadi Rp 1000.

Dari Rp 6000 turun menjadi Rp 1000 (-83%) bagi sejumlah orang


adalah hal yang kejam, jahat, dan mustahil, tetapi dalam siklus
boom and bust ini bukanlah hal yang aneh. Contoh di atas
sepenuhnya wajar, dan sudah sering terjadi.

Kebalikan dari siklus di atas, kalau harga naik dari Rp 1000 ke Rp


6000 (+500%) di masa booming perekonomian pun bukan hal
yang aneh, bukti nyata ada di mana-mana, Anda hanya perlu
mengecek harga saham di pasar modal negara Anda.

Saat SBY menjadi Presiden RI (2004), index harga saham di


IHSG adalah sekitar 800-an. Selama 3 tahun berikut sampai
2007, bursa saham di mana-mana di seluruh dunia naik tajam,
IHSG pun sempat naik sampai 2800 (sekitar 250%)
Suporter pemerintah berkomentar betapa pemerintahan ini
berhasil memulihkan ekonomi negara, buktinya adalah harga
saham naik terus! Kenyataannya harga saham naik terutama
karena sentimen global, tak ada hubungan yang jelas dengan
kinerja pemerintah...

Jadi kalau sekarang di masa kejatuhan IHSG pemerintah


mengingkarinya dengan mengatakan fundamental kita
sebenarnya bagus.. jangan panik.. ini cuma imbas kinerja bursa
saham luar negeri, tidak ada hubungannya dengan kita, kita
hanyalah korban...... apa yang mereka tunjukkan sebenarnya
hanyalah bahwa mereka adalah orang-orang naif, pembohong,
atau dua-duanya...! Sebab masa-masa kenaikan harga saham
tahun-tahun sebelumnya pun sebenarnya hanyalah efek bursa
global.

Tidak ada keanehan apapun kalau IHSG kembali ke level 800-an,


sebab memang tidak banyak perubahan positif yang berhasil
dilakukan pemerintahan ini. Siapa yang bisa mengatakan kalau
kemiskinan penduduk RI saat ini lebih sedikit dibandingkan
tahun 2004???

MANIPULASI PASAR, BISAKAH TERJADI?


Point (2) di atas adalah hal yang sangat penting. Harga yang
diperdagangkan di pasar, tidak peduli betapa sedikitnya
partisipan, adalah harga yang menjadi acuan semua orang.

Misalkan total saham perusahaan eskrim Anda ada 1 juta lembar.


Yang Anda jual ke publik hanya 40% (400 ribu lembar). Dari 400
ribu lembar ini, hanya 100 ribu yang aktif diperdagangkan,
karena sisa 300 ribu lembar lainnya dipegang oleh orang-orang
konservatif, mereka membeli dan menyimpan sahamnya untuk
jangka panjang.

100 ribu saham (10%) ini akan mempengaruhi nilai 90% lainnya!

Kalau ada sekelompok kecil orang terus melakukan short selling


dan memaksa harga saham perusahaan ini turun ke level yang
sangat rendah, nilai 90% saham yang lain semuanya terpengaruh.
Sebaliknya, kalau sekelompok kecil orang "menggoreng" 10%
saham di tangan mereka ke level yang sangat tinggi, 90% saham
tersisa juga terpengaruh.

Ini berlaku tidak hanya untuk saham, semua yang


diperdagangkan di pasar komoditi juga menggunakan sistem yang
sama. Minyak, emas, perak, tembaga, nikel, timah, zinc, semua
komoditi lainnya bisa digerakkan oleh segelintir orang untuk
kepentingan mereka sendiri.

Pernahkah Anda heran mengapa kalung emas di leher Anda


harganya berfluktuasi secara harian? Mengapa harga emas di
pasar berjangka London dan New York, yang partisipannya
hanyalah segelintir kecil orang, bisa mempengaruhi harga emas
untuk setiap penduduk lainnya di muka bumi?

Dunia hari ini tidaklah sama dengan dunia kemarin. Apa yang
kita sangka benar 100 tahun lalu, atau 50 tahun lalu, atau 10
tahun lalu, tidaklah pasti benar juga untuk hari ini. Mungkin
sudah saatnya kita memikirkan kembali justifikasi harga di pasar
modal / pasar komoditi. Sudah saatnya 90% partisipan pasif ikut
menentukan harga yang tahun-tahun terakhir ini terus
dikendalikan oleh 10% partisipan aktif......
DI P OSK AN OL E H P U STAK A P OHON B OD HI J AM 2: 21 P M 2 K OME N TAR:
L I N K KE P OSTI N G IN I

SENIN, 10 NOVEMBER 2008

Efek Berantai Hutang Gagal Bayar


Beberapa tahun terakhir, karena pancingan bunga rendah,
konsumen terbesar di dunia (Amerika) ramai-ramai mengajukan
kredit untuk membeli apa saja, terutama properti.

Karena properti adalah induk dari semua produk konsumsi


lainnya, maka permintaan terhadap produk-produk lain seperti
alat elektronik, furniture, bahan bangunan, bahan plastik rumah
tangga, semuanya pun naik pesat.

Sekarang limit hutang rakyat Amerika sudah di ambang batas,


ditambah kenaikan biaya hidup karena kenaikan harga minyak,
listrik, air, dan bahan pangan, mereka pun ramai-ramai
menghentikan pembayaran cicilan ke bank.

Bank kehilangan modal kerja karena pinjaman mereka tidak bisa


ditagih, dan jaminan properti yang mereka pegang saat
memberikan KPR pun nilainya terus merosot, karena sekarang
penjual jauh lebih banyak dari pembeli.

Semakin bank merugi, semakin sedikit yang bisa mereka


pinjamkan kembali ke masyarakat, karena uangnya sudah tidak
ada. Semakin sedikit rakyat Amerika meminjam, semakin sedikit
orderan ke pabrik-pabrik manufaktur suplier mereka.

Beberapa tahun terakhir, pabrik-pabrik di seluruh dunia ramai-


ramai mengajukan kredit ke bank karena lonjakan permintaan
hutang rakyat Amerika membuat mereka kebanjiran order.
Kenaikan bahan baku tidak menjadi masalah, yang penting
customer mereka terus membeli, dan bank terus memberikan
kredit kerja.

Sekarang, rakyat Amerika tidak lagi sanggup membeli, tetapi


hutang-hutang yang dimiliki para pemilik pabrik tetap harus
dibayarkan. Tentu saja, tidak semua pabrik mengekspansi usaha
mereka hanya dari hutang, ada juga yang mayoritas modal
kerjanya datang dari pemegang sahamnya sendiri.

Di hari-hari baik, semakin besar porsi hutang, semakin cepat


maju perusahaan mereka, karena hutang yang digunakan dengan
benar memang bisa menjadi ungkitan (leverage) laba. Tetapi, di
hari-hari buruk, hutang bisa berbalik membunuh mereka. Bunga
yang harus mereka bayarkan tidak akan berkurang karena
sekarang omset menurun. Kecuali mereka sanggup mengurangi
ataupun membayar lunas hutang bank mereka, para pemilik
pabrik HARUS menaikkan margin laba produk mereka di
pasaran. Tetapi, harga jual tidak tergantung mereka sendiri, harga
jual tergantung juga kepada kompetitor mereka. Pabrik yang
porsi hutangnya kecil tidak perlu menaikkan margin setinggi
pabrik yang porsi hutangnya besar. Dalam beberapa bulan ke
depan, sudah bisa kelihatan siapa yang bisa survive dan siapa
yang tidak. Pabrik yang memaksakan kenaikan harga jual lebih
tinggi dari kompetitornya akan kehilangan market share mereka.
Mereka ada di daftar teratas perusahaan-perusahaan yang akan
bangkrut di siklus resesi ini.
Sejumlah besar karyawan termasuk top management pabrik-
pabrik ini, yang beberapa tahun sebelumnya gemar membeli
barang dengan kredit karena optimisme mereka akan masa depan
pabrik mereka, akan gagal bayar atas pinjaman mereka ke bank.
Akibatnya, bank-bank lokal di negara-negara tersebut juga akan
kehilangan modal dan mengurangi kredit ke rakyat negara
bersangkutan, dan siklus resesi lokal akan dimulai di negara-
negara tersebut.

Mari ambil sebuah contoh:


Saat ini, kemungkinan besar karyawan pabrik yang mengekspor
barangnya ke Amerika tidak akan mendapatkan persetujuan
kredit apapun dari bank (terutama KPR). Bila mereka kebetulan
membeli rumah awal tahun ini, dan sudah membayar uang muka,
dan kemudian gagal dalam wawancara KPR bank, maka
penjualan menjadi batal.

Developer tidak mendapatkan sisa pembayaran dari bank, dan


kemudian juga tidak akan mengembalikan uang muka yang sudah
dibayar kepada para pembeli. Siapa yang akan
bertanggungjawab? Sudah menjadi praktek lazim bahwa saat
menjual developer akan mengatakan kepada calon pembeli bahwa
KPR adalah tanggung jawab pembeli, pihak pengembang hanya
membantu secara administrasi. Para calon pembeli yang sebentar
lagi mungkin akan kehilangan pekerjaan, mendapat pukulan
tambahan karena uang muka mereka pun tidak bisa kembali.

Developer yang gagal menjual pun mungkin akan gagal bayar


kepada suplier bahan bangunan mereka. Ditambah efek berantai
penjualan properti seperti penjualan elektronik, furniture, dan
bahan kebutuhan rumah tangga lainnya, semuanya macet karena
gagalnya pembelian rumah oleh para pegawai pabrik tersebut.
Ekonomi lokal pun melesu dengan cepat. Mendadak segala
sesuatu sulit dijual.

Rumah, mobil, perhiasan mulai diobral. Barang-barang mahal


yang dibeli beberapa tahun terakhir mulai dijual untuk membayar
hutang ataupun sekedar untuk bertahan hidup. Permintaan kredit
akan menurun drastis, optimisme akan masa depan pun akan
berkurang. Ini benar-benar lingkaran setan, begitu dimulai akan
terus berputar dengan hasil akhir yang terus memburuk.

.... Siapa yang harus disalahkan? Ingat, semuanya karena bunga


pinjaman...

"Pengadaan uang adalah urusan negara, bukan urusan bankir


swasta. Menyerahkan hak pengadaan uang ke tangan swasta
adalah kutukan terburuk manusia, dan kutukan ini takkan
berakhir sebelum hak pengadaan uang dikembalikan kepada
pemerintah."
DI P OSK AN OL E H P U STAK A P OHON B OD HI J AM 4: 11 P M TI DAK ADA
K OM E N TAR: L I N K K E P OSTI N G I N I

JUMAT, 07 NOVEMBER 2008

Sejarah Pedagang Uang (Money Changer) :


BANK
Bab 2 dari buku : Masa Lalu Uang & Masa Depan Dunia

Terjemahan dari artikel : Andrew Hitchcock ,


www.iamthewitness.com

Vous aimerez peut-être aussi