Vous êtes sur la page 1sur 9

Penyebab ASI Tidak Keluar & Solusinya

Setiap Ibu pasti ingin memberi yang terbaik untuk sang buah hati. ASI atau Air Susu Ibu
merupakan makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir hingga usia 6 bulan.

Namun tak jarang, Ibu menyusui yang tidak kunjung keluar ASI. Atau keluar tapi hanya sedikit
dan tidak lancar.

Akibatnya, muncul suasana dilematis. Jika tidak segera memberikan ASI kepada si bayi, kuatir si
bayi kenapa-kenapa. Sedangkan mau memberikan ASI tapi ASI-nya belum keluar.

Biasanya dalam kondisi seperti ini seorang Ibu baru akan mendapatkan tekanan dari suami
maupun orang tua dan mertua, untuk segera memberikan susu formula / sufor kepada bayi.
Suasana yang sungguh tidak nyaman.

Menghadapi suasana seperti itu, tidak jarang Ibu baru mengalami lelah fisik dan juga stress.
Padahal dengan kondisi demikian maka ASI justru makin tertahan tidak cepat keluar.

Inilah 6 Penyebab ASI Tidak Keluar

1. Kurangnya Stimulasi Menyusui

Produksi ASI dipengaruhi dengan semakin seringnya bayi menyusui. Ketika bayi menyusu
tubuh akan mengeluarkan hormon oksitosin yang berfungsi penting dalam pengeluaran ASI.

Ketika bayi menyusu akan ada pula respon ke otak ibu untuk mengeluarkan ASI lebih banyak.
Jadi semakin jarang menyusu dan semakin cepat waktu menyusu berpengaruh dengan jumlah
ASI.

Sebaiknya susui bayi minimal 20 menit tiap payudaranya. Jika sudah selesai satu payudara
dapat berganti ke payudara satunya. Posisi menyusu yang baik juga harus diperhatikan.

2. Kelelahan, Stres & Penyakit Ibu

Kurangnya istirahat merupakan penyebab tersering produksi ASI berkurang. Stres piskologis
juga mempengaruhi kuantitas ASI.

Bagi ibu yang bekerja, Anda tetap dapat memompa atau memerah susu Anda sehingga
produksi ASI tidak berkurang. Infeksi ataupun penyakit yang dialami ibu dapat menurunkan
jumlah ASI.

Penyakit-penyakit seperti gangguan fungsi tiroid dan anemia merupakan sebagian penyakit
yang dapat menyebabkan produksi ASI sedikit.
3. Kafein, Rokok & Alkohol

Konsumsi kafein dalam jumlah besar dapat membuat tubuh dehidrasi. Hal ini dapat
menyebabkan berkurangnya produksi ASI.

Terlalu banyak kafein juga mempengaruhi bayi karena beberapa kafein dapat dikeluarkan lewat
ASI sehingga menyebabkan bayi mengalami gangguan tidur dan rewel.

Merokok dapat menggangu pelepasan hormon oksitosin yang berfungsi untuk menstimulasi
keluarnya ASI dari payudara ibu.

Alkohol dapat mengganggu proses keluarnya ASI dari payudara, selain itu dapat pula merubah
rasa ASI, dan yang terburuk adalah dapat mengganggu perkembangan bayi.

4. Obat-obatan & Pil KB

Beberapa jenis obat-obatan seperti golongan antihistamin, dekongestan (pelega nafas) dan
diuretik dapat mempengaruhi jumlah produksi ASI.

Pil KB

Pil KB yang mengandung estrogen dapat menurunkan jumlah ASI yang diproduksi. Sebaiknya
jika ingin menggunakan pil KB saat menyusui gunakan yang hanya mengandung progesteron
saja atau konsultasikan dengan dokter yang menangani Anda.

Sebenarnya pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan juga merupakan KB alami termudah.

5. Diet & Hamil Saat Menyusui

Diet yang tidak sehat sehingga menyebabkan dehidrasi dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas ASI. Pastikan untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisi saat menyusui dan konsumsi
air putih 8 gelas sehari.

Dilain sisi, kondisi kehamilan juga mempengaruhi produktivitas ASI yang ada. Jika Anda hamil
saat menyusui, hormon kehamilan dapat menyebabkan berkurangnya jumlah ASI.

6. Riwayat Operasi Payudara

Riwayat operasi payudara dapat mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi terutama bila
saluran ASI nya pun ikut rusak.

Kunci Sukses Menyusui: Solusi Supaya ASI Lancar & Tambah Banyak

Ini dia kunci sukses menyusui yang harus diketahui semua orang yang ingin sukses menyusui.
Selain si Ibu yang menyusui, suami, orang tua, mertua dan orang-orang di sekitar bayi juga
harus mengetahui kunci sukses menyusui ini
#1. Keinginan yang kuat untuk memberikan nutrisi terbaik bagi si baby

Untuk dapat menyusui bayinya, seorang Ibu harus punya keinginan yang kuat dari dalam
dirinya untuk memberikan yang terbaik kepada si bayi, yaitu ASI. Motivasi yang kuat ini akan
menggerakkan semua sumber daya fisik dan emosi si Ibu untuk segera menghasilkan ASI.

Dengan memiliki keinginan yang kuat dan kasih sayang yang tulus dan tinggi, maka produksi
ASI bisa terpacu. Ada istilah LDR atau Let Down Reflex, yaitu aliran ASI yang deras ketika
diminum si baby maupun dipompa. LDR bisa didapatkan dengan memandangi si bayi dan ada
perasaan sayaaaang sama si baby

Jika ASI belum keluar pada hari pertama si bayi lahir, bukan berarti dia tidak akan keluar
seterusnya. Banyak Ibu yang baru keluar ASI pada hari kedua atau ketiga setelah si bayi lahir.
Maka selain keinginan yang kuat, si Ibu juga harus berusaha dengan mengonsumsi makanan
yang bergizi tinggi yang akan menjadi bahan baku produksi ASI, khususnya sayur dan buah.

#2. Dukungan Ayah & Keluarga

Tidak akan ada artinya motivasi yang kuat dari dalam diri si Ibu untuk memberikan yang
terbaik untuk buah hati, jika Ayah si bayi beserta seluruh keluarga (orang tua / mertua,
saudara) tidak memberikan dukungan.

Jangan mendesak Ibu untuk segera mengeluarkan ASI. Desakan itu justru akan membuat ASI
tidak kunjung keluar alias mampet. Yang perlu dilakukan adalah ciptakan suasana yang
nyaman di dalam keluarga sehingga si Ibu merasa rileks dan nyaman. Dengan demikian ASI-
nya akan lekas terproduksi dengan lancar.

Jangan pula mendesak si Ibu untuk segera memberi bayinya susu formula. Makanan terbaik
bayi adalah ASI yang diproduksi Ibunya sendiri. Bukan susu sapi yang sudah diekstrak menjadi
susu formula itu.

Untuk memenuhi kebutuhan si Ibu dalam memproduksi ASI, siapkanlah makanan bergizi
tinggi. Bantulah Ibu bayi dalam menyiapkan segala keperluan sehingga si Ibu bisa fokus
merawat bayinya.

#3. Suasana hati yang nyaman dan gembira

Nah ini tidak boleh dilupakan. Suasana hati yang nyaman dan gembira sangat mempengaruhi
produksi ASI. Sebaliknya, hati yang stress (misalnya baru beradaptasi dengan si bayi ketika
baru pertama punya anak, tuntutan yang tinggi untuk segera dapat menyusui, atau stress
karena pekerjaan) dapat menghambat produksi ASI.

Sebisa mungkin minimalisir perasaan stess, lakukan hal-hal yang bisa menyenangkan perasaan
bunda seperti memasak, makan diluar, jalan-jalan atau sesekali belanja barang yang anda
inginkan.
Kadang masalah dikantor juga bisa jadi penyebab, selesaikan semua masalah pekerjaan bunda
dan biarkan ketika dirumah suasana hati jadi lebih tenang. karena sebagian besar asi yang
tidak keluar atau tidak lancar selalu menimpa ibu yang bekerja.

#4. Nutrisi untuk Memperlancar ASI

Nah, bagaimana jika ternyata setelah melahirkan, ASI tidak bisa lancar? Sedangkan segala
macam usaha sudah dilakukan. Dan si bayi sudah mulai kenal dengan susu formula?

Memang banyak Ibu yang tidak kunjung lancar ASI-nya. Dengan terpaksa, susu formula-pun
diberikan daripada si bayi tidak kemasukan makanan apapun.

Ada kalanya ketika kita sudah makan banyak dan bergizi serta bervariasi, namun produksi ASI
tidak kunjung meningkat. Bagaimana ini? Maka tidak ada salahnya didukung dengan nutrisi
untuk memperlancar ASI. Nutrisi yang dimaksud di sini adalah nutrisi tambahan selain
makanan yang rutin kita makan pagi siang dan malam.
Mengapa ASI Tidak Keluar Setelah
Melahirkan ?
 viaLinkedln(Membuka
Klik untuk berbagi di Google+(Membuka
Line didijendela
new(Membukadi jendelayang
jendela yangbaru)
yang baru)
baru)

Setelah melahirkan, tugas ibu selanjutnya adalah menyusui bayinya. Namun, terkadang
masalah muncul saat menyusui. Beberapa ibu mengeluhkan air susunya tidak keluar sehingga
belum dapat menyusui bayinya beberapa hari setelah kelahiran. Ini merupakan hal yang
normal terjadi. Air susu ibu (ASI) biasanya baru keluar dua sampai tiga hari setelah melahirkan
pada beberapa ibu.

Namun, yang menjadi masalah adalah jika ASI ibu tidak keluar sampai hari keempat atau ASI
ibu keluar tetapi sangat sedikit sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan bayinya, dan
akhirnya ASI juga tidak keluar. ASI yang lancar juga dipengaruhi oleh isapan bayi. Semakin
sering bayi mengisap payudara ibu untuk mendapatkan ASI, semakin lancar juga ASI yang
keluar. Namun, jika ASI yang keluar sedikit sejak awal sehingga akhirnya ibu jarang
memberikan ASI-nya pada bayi, lama-kelamaan produksi ASI pun berhenti dan ASI tidak
keluar.

Mengapa ASI tidak keluar meski sudah


melahirkan?
ASI mungkin bisa saja tidak keluar yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor
kelahiran, faktor saat menyusui, faktor ibu, dan lainnya. Berikut ini merupakan penyebab-
penyebab ASI tidak keluar.

Faktor kelahiran

Faktor kelahiran bisa menjadi alasan mengapa ASI tidak kunjung keluar. Faktor kelahiran ini,
seperti:

 Ibu stres atau mengalami persalinan traumatik karena proses persalinan yang sangat lama
atau dilakukan dengan operasi caesar sehingga mempengaruhi hormon stres yang
berdampak pada tertundanya pengeluaran ASI.
 Penggunaan cairan intravena atau cairan infus yang banyak selama proses persalinan dapat
menyebabkan payudara bengkak dan ketersediaan ASI tertunda sampai payudara kembali
normal.
 Kehilangan banyak darah, yaitu lebih dari 500 ml. Biasanya terjadi karena ibu mengalami
perdarahan setelah melahirkan. Hal ini bisa mengganggu kerja kelenjar hipofisis di otak yang
mengontrol hormon laktasi.
 Plasenta yang tertahan atau apapun yang mempengaruhi fungsi plasenta dapat menunda ASI
keluar.
 Obat penghilang rasa sakit yang diberikan saat proses persalinan juga dapat menunda ASI
keluar.

Faktor kesehatan ibu

Ibu yang mengalami masalah kesehatan dapat mempengaruhi hormon yang berhubungan
dengan produksi ASI. Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi hormon dan produksi ASI
adalah:

 Diabetes saat kehamilan atau diabetes gestasional. Diabetes dibagi dua jenis, yaitu diabetes
yang disebabkan oleh tubuh yang tidak cukup memproduksi insulin (diabetes mellitus tipe 1)
atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik (diabetes mellitus tipe 2). Insulin
turut mempengaruhi produksi ASI dan fluktuasi besar dari insulin dapat berdampak pada
cadangan ASI. Namun, tidak semua ibu dengan diabetes memiliki masalah ini. mengontrol
kadar gula darah dan kadar insulin dapat membantu menjaga produksi ASI tetap stabil.

 Gestational ovarian theca lutein cysts. Kista ini berkembang saat kehamilan dan menyebabkan
kadar hormon testosteron meningkat sehingga menekan produksi ASI setelah melahirkan.
Penelitian menunjukkan bahwa kadar hormon testosteron menurun setelah tiga sampai empat
minggu sejak kista diatasi dan pada akhirnya proses menyusui dapat berjalan normal.

 Kelebihan berat badan atau obesitas. Ibu yang sudah memiliki kelebihan berat badan sebelum
hamil berisiko untuk mengalami tertundanya pengeluaran ASI dan ASI keluar hanya sedikit. Ini
berhubungan dengan produksi prolaktin yang rendah. Jika yang menyebabkan obesitas ini
adalah gangguan metabolisme, seperti sindrom ovarium polikistik atau hipertiroidisme, ini juga
merupakan faktor yang mempengaruhi cadangan ASI.

 Pengobatan yang dilakukan ibu. Beberapa obat dapat menyebabkan produksi ASI sedikit,
seperti kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal mengandung hormon estrogen yang
dapat mempengaruhi produksi ASI.

Faktor payudara ibu

Masalah pada payudara ibu dapat membuat produksi ASI sedikit dan ASI telat keluar.
Beberapa masalah payudara ibu yang mempengaruhi produksi ASI adalah:

 Kelahiran prematur. Kelahiran prematur mungkin menyebabkan terhentinya pertumbuhan


jaringan payudara yang memproduksi ASI pada akhir kehamilan sehingga mengakibatkan
jaringan yang memproduksi ASI hanya sedikit saat kelahiran. Tetapi hal ini bisa diatasi dengan
manajemen menyusui yang baik sehingga pertumbuhan jaringan payudara dapat berlanjut
setelah melahirkan.

 Payudara belum berkembang sempurna. Ini bisa disebabkan karena hipoplasia atau jaringan
kelenjar susu yang tidak cukup.

 Operasi atau cedera pada payudara, yang menjadikan jaringan payudara hilang atau rusak
atau rusaknya saraf yang berhubungan dengan pengeluaran ASI.

 Bentuk puting payudara yang tidak biasa, seperti puting payudara datar atau masuk ke dalam .

Faktor manajemen menyusui

Pemisahan ibu dan bayi setelah kelahiran dan awal menyusui yang buruk dapat
mempengaruhi keluarnya ASI. Hal ini karena semakin cepat payudara ibu dikosongkan atau
semakin cepat bayi menyusui pada jam-jam atau hari pertama setelah kelahiran berhubungan
dengan cadangan ASI yang lebih tinggi. Jika menyusui atau memompa ASI pada awal-awal
setelah kelahiran jarang dilakukan oleh ibu, produksi ASI akan sedikit bahkan bisa berhenti.
Perlu diingat, semakin sering ASI dikeluarkan, maka semakin lancar juga produksi ASI.
Apa yang harus saya lakukan jika ASI belum
keluar pada hari keempat?
Tertundanya pengeluaran ASI dapat mengakibatkan bayi kehilangan berat badannya dan ini
dapat membuat terhambatnya perkembangan fisik dan mental bayi. Oleh karena itu, Anda
harus berusaha “memancing” ASI keluar. Bisa dengan cara kontak kulit dengan bayi, memijat
payudara atau memompa ASI keluar dengan tangan setiap jam. Sebaiknya selalu memantau
berat badan bayi, jika berat badan bayi turun lebih dari 7% dari berat lahir karena bayi tidak
cukup ASI, mungkin suplementasi susu diperlukan, bisa dari donor ASI atau susu formula.

ASI Tidak Keluar, Tidak Perlu Cemas


Jangan khawatir jika ASI tidak keluar segera setelah Ibu melahirkan. Payudara akan
mulai terasa kencang beberapa hari setelah melahirkan. Ini merupakan tanda jika air
susu ibu (ASI) sudah diproduksi.

Tubuh ibu akan memproduksi ASI secara otomatis sebagai respons terhadap hormon dalam
aliran darah. Selama masa kehamilan, kadar hormon proklatin akan memberitahu tubuh untuk
meningkatkan produksi ASI. Namun, hormon dari plasenta (terutama progesteron) akan
berusaha menghentikan tubuh merespons atau menanggapi hormon prolaktin. Hal tersebutlah
yang membuat pasokan ASI tidak akan keluar sampai bayi selesai dilahirkan dan hormon
plasenta meninggalkan tubuh ibu.

Selama beberapa hari pertama setelah melahirkan, tubuh ibu akan menghasilkan kolostrum,
yaitu ASI pertama yang dihasilkan oleh payudara selama kehamilan. Kolostrum sangat baik
untuk buah hati karena mengandung zat kekebalan tubuh sebagai pelindung tubuh bayi
terhadap alam luar yang penuh dengan bakteri dan virus, yang tidak tersedia dalam susu
formula. Kolostrum ini juga memiliki efek laksatif, atau sebagai pelancar, yang membantu
usus bayi membuang kotoran pertamanya (mekonium) sejak ia dilahirkan.

Warna dan tekstur kolostrum ini bisa berbeda-beda pada setiap ibu yang baru melahirkan. Ada
yang kental dan berwarna kekuningan, ada pula yang encer dan berwarna kepucatan.
Kolostrum tidak keluar dengan deras agar si kecil bisa belajar untuk menyusui dengan baik
dan benar.

Nah, tiga sampai empat hari setelah kolostrum keluar, barulah payudara ibu akan mulai terasa
lebih kencang. Ini merupakan pertanda bahwa kolostrum sudah berubah menjadi ASI dan
pasokan ASI sudah mulai meningkat. ASI yang keluar pun terdiri dari dua bagian,
yaitu foremilk yang encer, berair, dan bisa berwarna biru pucat; dan hindmilk yang sedikit lebih
kental, lebih creamy, dan mengandung lebih banyak lemak.
Pada ibu yang baru pertama kali melahirkan, ASI kemungkinan baru akan keluar sekitar tiga
hingga empat hari usai persalinan. Namun, jika ibu sudah pernah melahirkan sebelumnya, ASI
bisa keluar lebih awal.
Salah satu cara mengatasi ASI tidak keluar dan agar ASI bisa keluar dengan lancar, ada
beberapa cara yang bisa ibu praktikkan:

 Menyusui segera setelah Si Kecil dilahirkan (inisiasi menyusu dini).

 Selama beberapa minggu pertama, susui Si Kecil setiap 2-3 jam sekali. Semakin sering sesi
menyusui dilakukan, maka akan merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI.

 Pastikan mulut Si Kecil melekat dengan benar ke payudara.

 Pastikan agar Si Kecil tidak hanya menyusu dari salah satu payudara saja.

 Hindari merokok dan minuman ber

 Jangan gunakan empeng setidaknya sampai 3-4 minggu setelah dilahirkan.

 Istirahat yang cukup dan jangan stres.

 Minum air yang banyak agar tidak dehidrasi hingga membuat produksi ASI menurun.

 Konsumsi makanan yang bergizi

 Pijatlah payudara ibu dengan lembut dengan gerakan maju dari dari dada ke arah puting. Hal
ini dapat membantu meningkatkan jumlah dan lemak ASI.

8 Cara Menstimulasi Keluarnya ASI


Setelah ibu hamil melahirkan, Air Susu Ibu (ASI) biasanya langsung bisa
dikeluarkan sehingga ibu bisa langsung melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

"ASI diproduksi selama kehamilan. Maka salah jika ada anggapan bahwa setelah
melahirkan ASI belum bisa keluar karena belum bisa memroduksi ASI,"

banyak ibu muda yang beranggapan bahwa ASI bisa langsung keluar seperti air
mengalir secara tiba-tiba. Padahal mekanismenya bukanlah seperti itu. ASI akan
keluar ketika puting payudara mendapatkan rangsangan dari mulut bayi.
Rangsangan ini akan membuat hormon oksitosin meningkat dan payudara
mengeluarkan ASI.

Namun, dalam kasus-kasus tertentu seperti bayi prematur, ibu tak langsung bisa
melakukan IMD. Akibatnya, ASI tidak bisa keluar karena hormon oksitosinnya tak
terangsang. "Jika menghadapi masalah seperti ini, Anda bisa melakukan
rangsangan lain untuk menstimulasi peningkatan hormon oksitosin ini," jelasnya.

1. Menenangkan diri
Ketika belum bisa mengeluarkan ASI-nya, biasanya ibu-ibu yang baru melahirkan
akan langsung panik. Jika ini terjadi pada Anda, cobalah untuk menenangkan diri.
Duduklah dengan tenang sendirian. Namun jika lebih tenang ditemani seseorang,
pilihlah orang yang bisa mendukung dan menenangkan Anda. Ketenangan akan
membantu Anda menstimulasi otak dan memerintahkan pengeluaran oksitosin yang
merangsang keluarnya ASI.

2. Kontak kulit dengan bayi


Ketika bayi lahir prematur, mungkin Anda tak bisa langsung menyusui si kecil. Agar
ASI bisa keluar, paling tidak lakukan kontak kulit dengan si kecil.

3. Melihat foto bayi


Jika tidak memungkinkan untuk melakukan kontak kulit dengan si kecil, ada cara
lain untuk menstimulasi keluarnya ASI. "Anda bisa melihat foto si kecil,
mendengarkan rekaman suara tangisannya, atau mencium bau tubuh dari bajunya,"
tambah Inna.

4. Hypnobreastfeeding
Untuk meningkatkan produksi ASI, ibu bisa menerapkan hypnobreastfeeding sendiri
di rumah. Teknik ini dilakukan dengan memasukkan kalimat motivasi ke dalam
pikiran bawah sadar ibu. Anda bisa membayangkan ASI sedang mengalir deras
seperti air mancur dan si kecil minum ASI Anda sampai kenyang. Bayangan ini
akan masuk ke dalam pikiran bawah sadar Anda sehingga bisa memotivasi Anda
memroduksi ASI. Anda juga bisa menerapkan teknik pernafasan untuk membuatnya
jadi rileks. Jika teknik ini berhasil, payudara akan mengencang karena peningkatan
jumlah produksi ASI.

5. Minuman hangat
Minuman hangat seperti susu, teh, atau kopi akan membantu Anda untuk
menenangkan diri. Kondisi tubuh yang tenang akan membantu mekanisme tubuh
kembali normal dan meningkatkan ASI. "Yang paling penting adalah menghindari
stres. Stres akan semakin menghambat produksi ASI Anda," tambahnya.

6. Menghangatkan payudara
Biasanya ketika ASI sulit diperah, payudara akan membengkak. Untuk
meredakannya Anda bisa menghangatkan payudara dengan mengompresnya atau
mandi air hangat. Cara ini juga bisa membantu menstimulasi keluarnya ASI.

7. Merangsang puting susu


Selain rangsangan dari mulut bayi, rangsangan juga bisa dilakukan dengan cara
menarik lembut atau memutar perlahan puting susu. Anda juga bisa memijatnya
perlahan atau sekadar mengusapnya.

8. Pijat
Khusus yang satu ini, Anda butuh bantuan orang lain, misalnya suami atau keluarga
lainnya. Anda bisa meminta mereka untuk memijat leher dan punggung Anda.
"Ketika dipijat, posisikan diri Anda dalam posisi setengah menunduk. Akan lebih
baik jika Anda melepaskan baju Anda, sehingga payudara akan jatuh ke bawah.
Mulailah memijat dari bagian leher ke punggung dengan menggunakan ibu jari,"
katanya.

Vous aimerez peut-être aussi