Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Tugas
Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu:
Nur Laila Yuliani, S.E., M.Sc.
Disusun Oleh:
Fifi Andiyani (15.0102.0208)
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan.
Di Pemerintah Kota Surabaya entitas pelaporan dalam hal ini adalah Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan yang mempunyai kewajiban menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD. Sedangkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah
entitas akuntansi yang berkewajiban menyusun laporan keuangan atas
pertangungjawaban pelaksanaan APBD di SKPD selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis kas maka
LRA disusun berdasarkan basis kas berarti pendapatan dan penerimaan
pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah atau entitas pelaporan,
serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari
kas daerah.
2. Prinsip Nilai Perolehan (Historycal Cost Principle)
Penggunaan nilai perolehan lebih dapat diandalkan daripada nilai yang lain,
karena nilai perolehan lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak
terdapat nilai historis dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.
3. Prinsip Realisasi (Realization Principle)
III. OPINI AUDIT BPK ATAS LKPD KOTA SURABAYA TAHUN 2016
Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan nomor 063/LHP/XVIII.SBY/06/2017
tanggal 29 Mei 2017, BPK telah melakukan pemeriksaan terhadap Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kota Surabaya Tahun Anggaran 2016. Dari hasil
pemeriksaan tersebut, BPK memberikan opini WAJAR TANPA
PENGECUALIAN (WTP).
Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana mengatakan, penghargaan yang
diraih Kota Surabaya ini dilandasi oleh kerja keras dan konsistensi dari seluruh
elemen atau stakeholder pemkot dalam meningkatkan serta mempertahankan kinerja
pengelolaan keuangan daerah yang setiap tahunnya diperiksa oleh BPK.
“Ini adalah penghargaan kali ke-7 yang diterima Surabaya dari BPK sejak 2011,”
kata Wisnu seusai acara di Gedung Negara Grahadi, Rabu (1/11).
Disampaikan Wisnu, di bawah kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini, Pemkot Surabaya selalu mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) yang mana opini tersebut merupakan penilaian tertinggi dari BPK untuk
melihat bagaimana laporan keuangan dari masing-masing pemda.
”Selain itu, pemkot juga diminta untuk mampu meningkatkan pelayanan publik
kepada masyarakat Surabaya. Hal ini perlu dilakukan supaya warga Surabaya
merasa terayomi atas kinerja pemkot,” terangnya.