Vous êtes sur la page 1sur 2

Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein yang bersifat racun biasanya diekskresikan rata – rata 30

gram sehari dalam urine. Ureum merupakan suatu zat hasil metabolisme nitrogen pada manusia yang
disintesis dari ammonia, karbondioksida dan nitrogen amida aspartate. Ditemukannya ureum dalam
tubuh manusia merupakan suatu keadaan yang normal, biasanya ureum dapat ditemukan dalam darah
dan urine. Bila ginjal rusak atau kurang baik fungsinya maka kadar ureum akan meningkat dan meracuni
sel-sel tubuh. Keadaan tersebut disebut dengan uremia. Pemeriksaan kadar ureum dalam darah saat ini
menjadi acuan untuk mengetahui adanya penyakit disfungsi ginjal (Mummarridhun, 2010). Pada
praktikum ini dilakukan pemeriksaan kadar ureum dalam sampel serum pasien. Prinsip dari pemeriksaan
ureum adalah dimana sampel serum yang mengandung urea akan dihidrolisa dengan adanya urase
menjadi ammonia dan CO2. Amonia yang dihasilkan dengan 2-oxoglutarate dan NADH dan GLDH akan
membentuk glutamat dan NAD. Hasil reaksi yang terbentuk kemudian dibaca absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm sehingga didapatkan nilai absorbansi
yang kemudian dikalkulasikan secara otomatis oleh alat dalam bentuk angka konsentrasi ureum dalam
sampel. Menurut insert kit pemeriksaan urea dengan merck ERBA, untuk mengukur kadar ureum dapat
dipergunakan sampel serum atau plasma heparin dan EDTA. Namun hasil pemeriksaan kadar ureum
dengan menggunakan plasma akan memberikan hasil yang sedikit berbeda. Pemeriksaan kadar ureum
dengan menggunakan plasma akan memberikan hasil 3% hingga 5% lebih rendah dibandingkan dengan
menggunakan serum (Mummarridhun, 2010). Syarat dari sampel untuk pemeriksaan ureum adalah
sampel tidak boleh hemolisis karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Penggunaan sampel yang
lisis akan mempengaruhi absorbansi dari spektrofotometer atau fotometer yang digunakan. Kadar urea
dalam sampel serum dapat tetap stabil selama 7 hari

apabila disimpan pada suhu 2 – 8oC. Tetapi sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
sampel yang masih segar. Kadar BUN diukur dengan metode kinetik, enzimatik menggunakan fotometer
atau analyzer kimiawi. Pengukuran berdasarkan atas reaksi enzimatik dengan bantuan enzim urease.
Fotometer yang digunakan adalah merck Erba Mannheim. Prinsip dari fotometer yaitu jika suatu molekul
dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada frekuensi yang sesuai sehingga energi molekul tersebut
ditingkatkan ke level yang lebih tinggi, maka terjadi peristiwa penyerapan (absorpsi) energi oleh molekul.
Reagen yang digunakan adalah reagen dengan merck Erba. Reagen ini terdiri dari 2 buah reagen yaitu
reagen 1 yang mengandung tris buffer (ph 8), urease, GLDH, dan 2-oxoglutarate. Sedangkan reagen 2
mengandung NADH. Kedua reagen ini harus disimpan pada suhu 2-8oC agar kondisinya stabil dan dapat
bertahan hingga batas kadaluarsanya. Sebelum digunakan kedua reagen ini harus dikondisikan pada
suhu ruang terlebih dahulu yaitu (15 – 30OC), setelah itu dilakukan pembuatan monoreagen dengan cara
mencampurkan kedua reagen tersebut. Perbandingan pembuatan monoreagen adalah 4R1 : 1R2,
dimana monoreagen ini akan tetap stabil selama 30 hari apabila disimpan pada suhu 2-8oC dan
penyimpanannya harus terhindar dari kontaminasi dan sinar matahari langsung. Sampel yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu sampel serum wanita dewasa atas nama Mega yang berasal dari RSUP
Sanglah Denpasar. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mempersiapkan alat dan bahan terlebih
dahulu dan mengkondisikan reagen pada suhu ruang agar reaksi dapat berlangsung secara optimal.
Setelah itu disiapkan 2 buah tabung yang bersih dan kering dimana tabung 1 untuk standard an tabung 2
untuk sampel. Penggunaan tabung yang tidak bersih dan kering akan mempengaruhi nilai absorbansi
sehingga hasil yang didapatkan tidak akan sesuai dengan kadar sebenarnya. Setelah itu dipipet 500
mikron reagen ke dalam tabung 1 dan 2, kemudian tabung 1 ditambahkan dengan 5 mikron standard.
Campuran keduanya dihomogenkan agar tercampur dengan baik dan langsung dibaca dengan
menggunakan fotometer. Tujuan dari pengukuran standar adalah untuk mengetahui keadaan alat
fotometer dan reagen yang digunakan, dimana hasil yang ditunjukkan oleh alat harus sama dengan
konsentrasi dari standar yang telah diketahui tersebut. Standar yang digunakan harus diperhatikan
tanggal kadaluarsanya dan disimpan pada suhu 2 – 80C untuk menghindari terjadinya kerusakan pada
standar. Setelah hasil standar keluar, pemeriksaan dilanjutkan pada sampel. Pemeriksaan sampel mirip
dengan pemeriksaan standar dimana tabung 2 yang telah berisi reagen ditambahkan dengan 5 mikron
sampel dan dihomogenkan. Saat proses homogenisasi

hindari terbentuknya gelembung, karena apabila gelembung masuk ke dalam alat fotometer dan dibaca
oleh alat maka gelembung akan pacah dan memancarkan cahanya dengan banyak warna sehingga
cahaya yang ditangkap dan diteruskan tidak sesuai dengan keadaan sampel. Panjang gelombang yang
digunakan adalah 340 nm, karena pada panjang gelombang tersebut menunjukkan nilai absorpsi
maksimum pengukuran ureum. Berdasarkan hasil praktikum pemeriksaan kadar ureum pada sampel,
didapatkan hasil kadar ureum sebesar 15,38 mg/dL dengan absorbansi -0,0435 pada sampel atas nama
Mega. Jika dibandingkan dengan nilai normal, hasil kadar ureum pada sampel pasien adalah normal. Hal
tersebut dapat menggambarkan bahwa keadaab dan fungsi ginjal pasien masih bekerja dengan baik.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium , antara lain : 1. Status dehidrasi dari
penderita harus diketahui. Pemberian cairan yang berlebihan dapat menyebabkan kadar BUN rendah
palsu dan sebaliknya, dehidrasi dapat memberikan temuan kadar tinggi palsu. 2. Diet rendah protein dan
tinggi karbohidrat dapat menurunkan kadar ureum. Sebaliknya, diet tinggi protein dapat meningkatkan
kadar ureum, kecuali bila penderita banyak minum. 3. Pengaruh obat seperti antibiotic, diuretic,
antihipertensif sehingga dapat meningkatkan kadar BUN. (Riswanto, 2013) X. SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA Bashar,Yazhid. 2013. Makalah Ureum. [online]. Tersedia :


https://yazhid28bashar.blogspot.co.id/2013/11/makalah-ureum.html. [diakses : 09 Oktober 2016, 14.03
wita]. Insert Kit. _. Urea. Germany : Erba Diagnostics Mannheim Juwita, Sesmiaty. 2016. Laporan
Pemeriksaan Ureum. [online]. Tersedia : http://juwitasesmiatyaddres.blogspot.co.id/2016/03/laporan-
analis-ku.html [diakses pada 9 Oktober 2016, 17.09 wita] Lailani Nuur Shabrina. 2014. Tes Fungsi Ginjal.
[online]. Tersedia : https://lailanihikari.wordpress.com/2014/05/09/tes-fungsi-ginjal/ . [diakses pada 9
Oktober 2016, 16.43 wita] Mumarridhun, Al. 2010. Ureum dan Kreatinin. [online]. Tersedia :
https://ekkyfajarfranasaputra.wordpress.com/2010/01/21/ureum-urea-dankreatinin/. [diakses : 12 Oktober
2016, 17.00 wita] Riswanto. 2013. Ureum Darah Serum. [online]. Tersedi

Vous aimerez peut-être aussi