Vous êtes sur la page 1sur 7

Nefrotic Syndrom

Definisi

Nephrotic Syndrome merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya


injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik :
proteinuria, hypoproteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema. Sindrom
nefrotik paling banyak terjadi pada anak umur 3-4 tahun dengan perbandingan pasien
wanita dan pria 1:2 (Sudoyo, 2009).

Etiologi (Sudoyo, 2009).

Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap
sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen – antibodi.

Patofisiologi (Suriadi, 2010)

 Terjadi proteinuria akibat peningkatan permiabilitas membran glomerulus.


Sebagian besar protein dalam urin adalah albumin sehingga jika laju sintesis
hepar dilampui, meski telah berusaha ditingkatkan, terjadi hipoalbuminemia.
Hal ini menyebabkan retensi garam dan air.
 Menurunnya tekanan osmotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan
yang berpindah dari sistem vaskuler kedalam ruang cairan ekstra seluler.
Penurunan sirkulasi volume darah mengaktifkan sistem imun angiotensin,
menyebabkan retensi natrium dan edema lebih lanjut.
 Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan
peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).
 Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan
karena hypoalbuminemia, hyperlipidemia atau defisiensi seng.
 Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap penyakit renal intrinsik atau
sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini
dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada
orang dewasa termasuk lansia.
Klasifikasi (Suriadi, 2010)

1. Sindrom nefrotik bawaan


Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal.
Resisten terhadap semua pengobatan.
2. Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh : Malaria kuartana atau parasit lainnya, Penyakit
kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid, dan
Glumerulonefritis akut atau kronik.
3. Sindrom nefrotik idiopatik
Tidak diketahui sebabnya atau disebut sindroma nefrotik primer.

Manifestasi klinis (Sudoyo, 2009)

Gejala utama yang ditemukan adalah :

• Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-anak.

• Hipoalbuminemia < 30 g/l.

– Edema generalisata. Edema terutama jelas pada kaki, namun dapat


ditemukan edema muka, ascxites dan efusi pleura.

– Anorexia

– Fatique

– Nyeri abdomen

– Berat badan meningkat

– Hiperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia.

– Hiperkoagualabilitas, yang akan meningkatkan resiko trombosis vena


dan arteri.
Komplikasi (Suriadi, 2010)

1. Infeksi (akibat defisiensi respon imun)

2. Tromboembolisme (terutama vena renal)

3. Emboli pulmo

4. Peningkatan terjadinya aterosklerosis

5. Hypovolemia

6. Hilangnya protein dalam urin

7. Dehidrasi

Pemeriksaan penunjang (Suriadi, 2010)

1. Adanya tanda klinis pada anak

2. Riwayat infeksi saluran nafas atas

3. Analisa urin : meningkatnya protein dalam urin

4. Menurunnya serum protein

5. Biopsi ginjal

Penatalaksanaan (Suriadi, 2010)

• Diit tinggi protein, diit rendah natrium jika edema berat

• Pembatasan sodium jika anak hipertensi

• Antibiotik untuk mencegah infeksi

• Terapi diuretik sesuai program

• Terapi albumin jika intake anak dan output urin kurang

• Terapi prednison dgn dosis 2 mg/kg/hari sesuai program


Discharge planning (Suriadi, 2010)

Berikan pada anak dan orang tua instruksi lisan dan tulisan yang sesuai dengan
perkembangan mengenai penatalaksanaan di rumah tentang hal-halberikut ini:

1. Proses penyakit
2. Pengobatan
3. Perawatan kulit dan pemberian nutrisi
4. Pencegahan infeksi dan penatalaksanaan nyeri
5. Pembatasan aktivitas
6. Diet rendah garam
7. Control hipertensi untuk mencegah kerusakan ginjal terutama pada penderita
diabetes
WOC
Konsep Dasar Keperawatan

Pengkajian

– Pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya edema.


– Dapatkan riwayat kesehatan dgn cermat, terutama yang berhubungan dengan
penambahan BB saat ini, disfungsi ginjal.
– Observasi adanya manifetasi sinrom nefrotik.

Diagnosa keperawatan (Nanda, 2015)

1. Kelebihan volume cairan (total tubuh) berhubungan dengan akumulasi cairan


dalam jaringan.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun,
kelebihan beban cairan cairan, kelebihan cairan.
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan
pertahanan tubuh.

Intervensi

 Dx 1 : Kelebihan volume cairan (total tubuh) berhubungan dengan akumulasi


cairan dalam jaringan.
Tujuan:
Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti akumulasi cairan (pasien
mendapatkan volume cairan yang tepat).
Intervensi :
– Kaji masukan yang relatif terhadap keluaran secara akurat.
– Timbang BB setiap hari (atau lebih sering jika diindikasikan).
– Kaji perubahan edema : ukur lingkar abdomen pada umbilicus serta pantau
edema sekitar mata.
– Atur masukan cairan dengan cermat.
– 5. Pantau infus intra vena.
 Dx 2 : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun,
kelebihan beban cairan cairan, kelebihan cairan.
Tujuan : Tidak menunjukkan adanya bukti infeksi.
Intervensi
– Lindungi anak dari kontak individu terinfeksi.
– Gunakan teknik mencuci tangan yang baik.
– Jaga agar anak tetap hangat dan kering.
– Pantau suhu..
– Ajari orang tua tentang tanda dan gejala infeksi.
 Dx 3 : Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema,
penurunan pertahanan tubuh.
Tujuan : Kulit anak tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas :
kemerahan atau iritasi.
Intervensi :
– Berikan perawatan kulit.
– Hindari pakaian ketat.
– Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali sehari.
– Gunakan penghilang tekanan (matras).
– Pertahankan kesejajaran tubuh dengan baik.

Evaluasi

1. Pasien mendapatkan volume cairan yang tepat.


2. Pasien tidak menunjukkan adanya infeksi.
3. Pasien tidak mengalami kerusakan integritas.

Vous aimerez peut-être aussi