Vous êtes sur la page 1sur 16

LAPORAN SURVEI LAPANGAN

EVALUASI INFRASTRUKTUR PASCA BENCANA


“Survei evaluasi kebencanaan di Hunian Tetap
dan Bangunan Dusun Batur lama Pasca Erupsi
Gunung Merapi ”
Dosen Pengampu : Sri Aminatun, S.T, M.T.

Kelas C
Kelompok 5

Dikerjakan oleh:

15 511 235 Muh.Fahmi Imanullah


15 511 252 Bagas Novika A
15 511 261 Bagas Respati
15 511 262 Armando Yoga D
15 511 269 Rafi Fadhil N

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “makalah
Evaluasi terhadap kualits pembangunan rumah tahan gempa dan erupsi di daerah
Dusun Batur Kabupaten Sleman ”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangu. Terimakasih.

Yogyakarta , Mei 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1.Latar Belakang....................................................................................................1.
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3.Tujuan .................................................................................................................3
1.4.Batasan Masalah..................................................................................................3
1.1.Manfaat ...............................................................................................................3
BAB II STUDI PUSTAKA...........................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................10
3.1.Hasil...................................................................................................................10
3.2.Pembahasan........................................................................................................10
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................12
4.1Kesimpulan..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
LAMPIRAN................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Letak geografis Indonesia terletak pada 7°33’-8°15’ LS dan 110°5’-
110°50’ BT. Provinsi ini seluas 3.185,81 km2 atau 0,17% dari luas wilayah
Indonesia. Secara geologis Yogyakarta terletak pada cekungan yang sudah
terisi oleh material vulkanik gunung api. Disebelah utara dibatasi oleh
Gunung Merapi yang kadang kala menunjukkan aktivitas sebagai akibat dari
munculnya magma melalui lubang kepundan, sedangkan dibagian Selatan
dibatasi dengan aktivitas zona subduksi yang hingga saat ini juga
menunjukkan aktivitasnya ditandai dengan gempa-gempa mikro di sekitar
zona tersebut.
Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana, bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan
oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam,
bencana nonalam, dan bencana sosial.
Proses mitigasi adalah beberapa tindakan yang seharusnya diambil
sebelum terjadinya suatu bencana yang mana hal itu terkait dengan tindakan
secara strukttural dan non sturltural serta dalam rangka pengurangan resiko
bencana yang terintegrasi dengan menggunakan sistem pengembangan yang
berkelanjutan/sustainable development. Tujuan dari mitigasi bencana
gempabumi ini adalah untuk mengembangkan strategi mitigasi yang dapat
mengurangi hilangnya kehidupan manusia dan alam sekitarnya serta harta
benda, penderitaan manusia, kerusakan ekonomi dan biaya yang diperlukan

1
untuk menangani korban bencana yang dihasilkan oleh bahaya gempabumi.
Mengingat secara geologis di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dibatasi
oleh dua potensi besar bencana yakni Gunung Merapi di sebelah Utara dan
Zona Subduksi di sebelah selatan maka tindakan mitigasi yang terintegrasi
perlu dilakukan. Selain itu, pemahaman akan karakteristik sumber bencana
juga sangat penting dilakukan dalam rangka untuk mengestimasi potensi
bencana yang mungkin ditimbulkan serta untuk mengurangi dampak bencana
terhadap kehidupan disekitarnya dan fasilitas publik yang ada disekitar lokasi
tersebut.
Merapi merupakan gunung aktif yang berada di kabupaten Sleman
Yogyakarta. Merapi merupakan salah satu gunung aktif yang ada di Indonesia
yang mengalami erupsi terakhir pada tahun 2010. Berbagai kerusakan yang
terjadi pasca erupsi tersebut seperti halnya bangunan yang runtuh, jalan yang
rusak, serta kerusakan infrastruktur lainnya, dapat dijadikan sarana
pembelajaran guna mempelajari dampak-dampak akibat bencana tersebut,
penanggulangannya, serta rekonstruksi terkait penanggulangan tersebut.
Melalui kegiatan Asessment ini penulis mampu mengidentifikasi dampak
situasi akibat terjadinya Erupsi Gunung Merapi ,mengumpulkan informasi dasar serta
upaya untuk mengobservasi situasi pada saat terjadinya Erupsi tersebut.Pada
Asessment ini penulis melalakukan kegiatan Survey di Huntap Batur dan di Dusun
Batur.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana keadaan Masyarakat Huntap Batur sebelum erupsi Gunung
Merapi ?
2. Bagaimana proses Mitigasi yang dilakukan pada masyarakat Huntap Batur
pasca erupsi Gunung Merapi ?
3. Bagaimana Kondisi Bangunan rumah Dusun Batur pasca erupsi Gunung
Merapi ?

2
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui keadaan Masyarakat Huntap Batur sebelum erupsi Gunung merapi.
2. Mengetahui proses Mitigasi yang dilakukan pada masyarakat Huntap Batur
pasca erupsi Gunung Merapi.
3. Mengetahui keadaan dan kondisi bangunan rumah pasca terjadinya erupsi
Gunung Merapi

1.4 BATASAN PERMASALAH


1. Keadaan sebelum dan sesudah erupsi gunung merapi pada bangunan
masyarakat Huntap Batur Cangkringan Kabupaten Sleman.

1.5 MANFAAT.
1. Mengetahui mengenai dampak yang ditimbulkan oleh erupsi gunung Merapi.
2. Mengetahui proses mitigasi yang dilakukan pada masyarakat yang terkena
erupsi gunung Merapi.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

a. Erupsi Gunung Berapi


Erupsi gunung berapi terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-
letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa
abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang
lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi
bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan
kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI)
a. Gas vulkanik
b. Lava dan aliran pasir serta batu panas
c. Lahar
d. Tanah longsor
e. Gempa bumi
f. Abu letusan
g. Awan panas (Piroklastik)
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan
gunung berapi yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO),
Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S),sulfurdioksida(SO2) dan
nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia. antara lain :
a. Lava
Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke
permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh
dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada sedangkan lava
kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.

b. Lahar
Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang
tingla di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng

4
gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung
sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar
letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus,
sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan,
sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan
air hujan di sekitar puncaknya.
c. Awan panas
Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan
awan panas jatuhan.Awan panas aliran adalah awan dari material letusan
besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan
disekitar sungai dari lembah.Awan panas hembusan adalah awan dari
material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan
mencapai 90 km/jam.Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan
panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang
besar.Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang
halus akan jatuh mencapai puluhan,ratusan bahkan ribuan km dari puncak
karena pengaruh hembusan angin.Awan panas bisa mengakibatkan luka
bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki
dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.
d. Abu letusan gunung berapi
Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus.Karena
hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer
jauhnya. Dampak abu letusan Permasalahan pernafasan, kesulitan
penglihatan, pencemaran sumber air bersih, menyebabkan badai listrik,
mengganggu kerja mesin dan kendaraan bermotor, merusak atap, merusak
ladang, merusak infrastruktur.

Pada saat erupsi ada bebrapa tindakan yang harus dilakukan, tindakan tersebut
merupan tindakan mitigasi yang dialkukan guna mengurangi kerugian yang
ditimbulkan. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan sebagai bentuk mitigasi adalah
sebagai berikut :
a. Persiapan menghadapi Letusan gunung Berapi

5
1) Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk
mengungsi
2) Membuat perencanaan penanganan bencana
3) Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan
4) Mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan)

b. Jika terjadi Letusan gunung Berapi


1) Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah
aliran lahar
2) Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas
3) Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
4) Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya
5) Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya
6) Jangan memakai lensa kontak
7) Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung
8) Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.

c. Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi


1) Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2) Bersihkan atap dari timbunan abu, karena beratnya bisa merusak ataun
meruntuhkan atap bangunan
3) Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin motor, rem, persneling hingga pengapian.

d. Beberapa tanda-tanda sebelum meletus


1) Suhu di sekitar gunung
naik. Hal ini menunjukkan terjadi kenaikan aktifitas Merapi.
2) Mata air menjadi kering.
3) Sering mengeluarkan
suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
4) Tumbuhan di sekitar
gunung layu.

6
2. Jenis-jenis Gunung Berapi
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang kitaran
hayatnya. Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif,
menjadi pendam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati.
Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi pendam selama tempoh 610
tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk
menentukan keadaan sebenar sesuatu gunung berapi itu, samada sesebuah
gunung berapi itu berada dalam tempoh pendam atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam
kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau
lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan
melalui pelbagai cara seperti berikut :
a. Aliran lava.
b. Letusan gunung berapi.
c. Aliran lumpur.
d. Abu.
e. Kebakaran hutan.
f. Gas beracun.
g. Gelombang tsunami.
h. Gempa bumi.
3. Dampak Meletusnya Gunung Merapi
a. Dampak Negative Akibat Gunung Merapi
1) Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur
Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2),
serta debu dalam bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau
Particulate Matter).
2) Kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta
makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.
3) Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merapi yang
kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya.
4) Timbulnya penyakit pada korban seperti ISPA 64 desa di Sleman dan
puluhan desa di Magelang serta Klaten porak poranda. Bahkan, desa
tersebut dinyatakan tertutup karena berada di zona yang tidak aman.

7
Sebagian desa sudah tertutup debu vulkanik dengan ketebalan hingga satu
meter.
5) Hujan debu dari Merapi juga meluas dan membatasi jarak pandang. Lalu
lintas, baik darat maupun udara, mulai terganggu. Bahkan, penerbangan
dari dan ke Yogyakarta ditutup sementara waktu.
6) Terjadinya kebakaran hutan karena terkena laharnya.
7) Banyak dalam sektor pertanian terganggu akibat bencana ini yang
menyebabkan pendapatan bisnis para petani menurun drastis.
8) Di sektor perikanan terjadi kerugian sekitar 1.272 ton.
9) Di sektor pariwisata, kunjungan wisatawan berkurang sehingga
menyebabkan tingkat hunian hotel yang tadinya 70 persen turun menjadi
30 persen.

b.Dampak Positive Akibat Gunung Merapi


Selain itu, gunung meletus juga menyebabkan dampak positif. Meskipun
untuk letusan Merapi ini dampak tersebut belum terlihat secara signifikan
tapi ada hal yang dapat dijadikan dampak positive dalam bencana ini yaitu :
1) Penambang pasir mendapat pekerjaan baru yaitu bekerja untuk mendapat
pasir di pinggiran aliran lahar dingin.
2) Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan tanah,
namun dampak ini hanya dirasakan oleh penduduk sekitar gunung.
3) Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan
sebagai bahan material yang berfungsi untuk bahan bangunan, dan lain-
lain.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Survey dilakukan terhadap warga Huntap Batur. Survey dengan
mewancari warga. Warga yang kami wawancari 5 orang yaitu Warga Huntap
Batur tersebut. Salah satu hasil dari wawancara kami bisa dilihat pada tabel
3.1.
Tabel 3.1.Data Bangunan
No Uraian Keterangan
Nama Pemilik
1 Sumarni
Bangunan
2 Lokasi Bangunan Huntap Batur
Data Konstruksi :
a. Luas 36 m2
3 b. Jumlah Dana
Rp. 30.000.000,00
Bantuan
c. Tahun Dibangun 2012
Karakteristik
Bangunan
4
a. Tipe Rumah Tinggal
b. Luas 36 m2
5 Asal Dusun Batur

Kondisi rumah saat


6. Tertutup material vulkanik
bencana

3.2. Pembahasan
Hunian tetap merupakan hasil perencanaan pemerintah bagi para korban erupi
gunung merapi yang kehilangan tempat tinggal. Pembangunan hunian tetap ini
merupakan suatu program rekontruksi yang dilakukan pemerintah dalam menangani
penanggulangan bencana. Dimana rekontruksi merupakan pembangunan kembali
semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan

9
ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pascabencana.Pendanaan dalam pembuatan Huntap ini
berasal dari Bank Dunia. Setiap kepala keluarga mendapat bantuan sebesar 30 juta.
Dimana pencairan dana ini dilakukan secara bertahap dan melalui kelompok
masyarakat yang telah dibentuk sebelumnya. Dalam Proses Pembangunan Dalam
penerimaan dana dan pembangunan Huntap dilakukan pengawasan yang ketat.
Pembangunan Rumah Dilakukan dengan kerjasama sebuah LSM yang bernama
rekompak. Rumah yang dibangun berupa rumah dengan tipe 36. Untuk Fasilitas
umum sendiri , Hunian tetap Batur memiliki fasilitas umum diantaranya dibangunnya
gedung serbaguna , masjid. Dibangunnya fasilitas Umum ini dilakukan agar bisa
membantu kegiatan para masyarakat.
Dalam awal pembangunan setiap rumah hanya dibangun dengan 1 ruang
keluarga, 1 kamar, 1 dapur dan 1 kamar mandi. Untuk pengembangan yang lain
dilakukan oleh setiap pemilik rumah.
Masyarakat Huntap Batur merupakan masyarakat yang di relokasi akibat erupsi
gunung merapi. Dulunya masyarakat merupakan penghuni Dusun Batur. Namun
akibat dengan erupsi merapi semua kampung tertutup oleh material dan tidak ada
yang tersisa. Bekas rumah yang tertutup material ini sekarang ditanami pohon yang
memiliki nilai ekonomi oleh pemilik tanah dan ditanami tanaman untuk makan sapi.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Bencana erupsi gunung merapi menyebabkan dampak pada beberapa aspek
contohnya adalah aspek sosial dan ekonomi bagi masyarakat yang berada di kaki
gunung merapi. Terakhir kali gunung merapai meletus pada tahun 2010. Pada saat int
merapi meletus menyebabkan banyak rumah hancur salah satunya rumah-rumah
masyarakat Dusun Batur yang semuanya tertutup oleh material erupsi gunung merapi.
Kondisi rumah di Dusun Batur lama banyak yang mengalami kehancuran namun juga
ada yang beberapa yang masih tersisa meskipun dalam cakupan kecil. Sehingga
masyarakat Batur lama di relokasi ke daerah yang lebih aman dan disana mereka
menetap dengan dibangunnya Hunian tetap. Letak hunian tetap ini berada di Batur
Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
Dalam Proses pembangunannya pencairan dana dilakukan secara bertahap dan
dialkukan pengawasan secara ketat yang bekerja sama dengan LSM salah satunya
Rekompak. Dalam menunjang kegiatan masyarakat Sendiri untuk kawasan Huntap
Batur dibangun bebrapa fasilitas umum seperti gedung serbaguna, masjid.

11
DAFTAR PUSTAKA

Imam,Setiawan dkk. 2017. Laporan survey lapangan. Yogyakarta : Teknik sipil UII

https://idtesis.com/pengertian-dan-tujuan-penyelenggaraan-penanggulangan-bencana/

https://id.scribd.com/doc/146250813/Makalah-Sistem-Penanggulangan-Bencana

http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-mitigasi-tahap-penanganan.html

12
LAMPIRAN

13

Vous aimerez peut-être aussi