Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut laporan Federasi Palang Merah Internasional (IFRC) (12/12/2007),
sebagian besar bencana alam yang terjadi di dunia sepanjang 2007 merupakan
dampak dari pemanasan global. Setiap tahun, jumlah bencana alam naik hampir 20
persen dari tahun sebelumnya. Hingga 10 Oktober 2007, Federasi telah mencatat ada
410 bencana dan 56 persen dari jumlah itu disebabkan oleh perubahan cuaca atau
iklim. Pada 2006, IFRC mencatat 427 bencana alam. Angka tersebut meningkat
sebesar 70 persen dalam dua tahun sejak 2004. Selama 10 tahun terakhir, jumlah
bencana alam meningkat 40 persen dari dekade sebelumnya. Sedangkan angka
kematian yang disebabkan oleh bencana alam meningkat dua kali lipat menjadi 1,2 juta
orang dari 600.000 pada dekade sebelumnya. Jumlah korban bencana alam juga
meningkat setiap tahun. Tahun 2007, 270 juta orang menjadi korban bencana alam
sedangkan tahun sebelumnya 230 orang (Suara Pembaruan, 2007).
Hingga pertengahan tahun 2013, BNPB mencatat terjadi bencana sebanyak 632
kejadian. Dalam 6 bulan tersebut, bencana di dominasi oleh banjir, tanah longsor, dan
puting beliung, sedangakan jumlah bencana lainnya tidak sampai 10 % dari total
seluruh kejadian. Selama 3 bulan pertama, puting beliung selalu menjadi bencana yang
paling sering terjadi, sedangkan pada 3 bulan berikutnya digantikan oleh banjir. Korban
meninggal dan hilang mencapai 380 jiwa sedangkan korban yang menderita dan
mengungsi lebih dari 570 ribu jiwa, kerusakan bangunan akibat bencana mencapai
lebih dari 33 ribu unit. (BNPB, 2013).
Alam Indonesia memang mengalami pengrusakan, ditambah dengan dampak
posisi negara kita yang rentan dengan perubahan iklim dunia, maka jadilah bencana
terjadi di mana-mana di wilayah Indonesia sepanjang tahun. Namun, upaya adaptasi,
mitigasi, dan kesiapsiagaan bancana minim kita rasakan. Seperti kejadian gempa
Kebumen (25/01/14), masyarakat masih saja kalut dan keluar rumah atau tempat umum
berdesak-desakan.
Dilihat dari dana upaya adaptasi, mitigasi, dan kesiapsiagaan bencana pun kurang.
Anggaran penanggulangan bencana setiap tahunnya berkisar 1 triliun rupiah. Coba
bandingkan dengan taksiran kerugian beberapa bencana nasional: Tsunami Aceh 39
Triliun, gempa Yogyakarta dan Jawa Tengah 27 Triliun, banjir Jakarta 4,8 Triliun,
gempa Padang 21,6 Triliun, dan Erupsi Merapi 3,65 Triliun. Kita bandingkan lagi
dengan biaya tanggap darurat bencana yang terjadi bulan ini: Manado 5 Milyar,
Sinabung untuk pemulihan pertanian sebesar 63,5 Milyar, DKI Jakarta untuk
penanganan banjir 3,5 Triliun, dan bencana banjir Pantura 800 Juta rupiah (sumber
kompas, 25/01/14).
Badan penanggulangan bencana daerah kota Samarinda, mencatat sebanyak 157
rumah warga di kota itu terendam banjir di duga akibat luapan kolam penampungan air
2 perusahaan tambang batu bara. Rumah- rumah tersebut berada di kawasan Pelita
tujuh kecamatan Samarinda Ilir, kota Samarinda. Selain mengenangi rumah warga,
banjir tersebut juga menyebabkan kerusakan sejumlah harta benda milik warga
khususnya barang elektronik. (ANTARA Kaltim, 2014).
Oleh karena itu di perlukan penanggulangan yang tepat untuk mencagah bencana
alam, misalnya dengan membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat
aliran air, sehingga menyebabkan terjadinya banjir, Tidak menebangi pohon-pohon di
hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan
lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan
akan menggerus tanah. Hal ini juga dapat menyebabkan tanah longsor, membuat
waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di musim kemarau. Selain itu
waduk dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan, reboisasi atau penghijauan
kembali daerah-daerah yang sudah gundul agar tanah lebih mudah menyerap air pada
musim penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan air pada musim kemarau,
sosialisasi potensi gempa di wilayah yang rawan gempa, mengembangkan bangunan
yang relatif tahan gempa, dengan memperkuat atau memperdalam fondasi bangunan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan makalah ini, mahasiswa-mahasiswi keperawatan dapat
memahami konsep, dan pelaksanaan asuhan kegawatdaruran dan terampil dalam
penegakan diagnose, sehingga bisa melakukan tindakan keperawatan yang akurat.
2. Tujuan Khusus.
Setelah menyelesaikan makalah ini, mahasiswa-mahasiswi diharapkan dapat :
a) Menyebutkan pengertian Bencana Alam
b) Mengindentifikasi klasifikasi Bencana Alam
c) Menjelaskan kategori bencana dan korban bencana alam
d) Mengetahui fase-fase dari bencana
e) Menjelaskan dampak bencana alam
f) Menjelaskan prinsip-prinsip dalam penatalaksanaan bencana alam
g) Mengetahui pencegahan terjadinya bencana alam
h) Mengetahui komponen yang disiapkan dalam menghadapi bencana
i) Mengetahui pembagian daerah kejadian bencana alam
j) Mengetahui sistem komando pada musibah massal
k) Mengetahui triase lapangan bencana alam
l) Mengetahui langkah-langkah dalam penanggulangan bencana
m) Megetahui peranan perawat
n) Mengetahui kemampuan yang diharapkan
o) Melakukan pengkajian bencana alam
p) Membuat rencana asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah klien dengan
bencana alam yang meliputi tujuan keperawatan prinsip intervensi dan rasional.
q) Melaksanakan tindakan keperawan sesuai dengan intervensi dan keadaan klien.
r) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan
tujuan keperawatan.
s) Melakukan dokumentasi keperawatan dengan benar.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai suatu wacana ilmiah dan wawasan dalam pengembangan ilmu keperawatan
yang menjelaskan tentang askep kegawatdaruratan kepada korban bencana alam.
2. Manfaat Praktik
Makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam peningkatan pengembangan ilmu
pegetahuan dan teknologi keperawatan dalam pemberian askep kegawatdaruratan
kepada korban bencana alam.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
1. Bencana adalah kejadian yang mendadak atau tidak diperkirakan yang mengakibatkan
rumah sakit dan/atau sarana masyarakat lainnya mengalami kerusakan dan fungsinya
terganggau. Bencan dapat disebabkan oleh kebakaran, cuaca atau iklim, misalnya:
gempa bumi, angin rebut, dan ternado, ledakan, aktifitas teroris, radiasi atau tumpahan
zat kimia. Bencana dapat terjadi karena kesalahan manusia yang mencakup
kecelakaan lallul intas,kecelakaan pesawat udara, bangunan runtuh, atau kejadian
serupa lainnya.
2.Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi Bencana adalah
peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian
kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari
pihak luar.
3. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
4. Bencana ( disaster ) menurut WHO adalah setiap kejadian yang menyebabkan
kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat
kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari
luar masyarakat atau wilayah yang terkena.
B. Klasifikasi
Usep Solehudin (2005) mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu:
1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan,
gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah dan lainnya.
2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan
manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara,
sabotase, ledakan, gangguan listrik, gangguan komunikasi, gangguan transportasi dan
lainnya.
T3. Minimal: cidera ringan ditangani oleh Hijau/non urgensi: prioritas 3: cidera ringan
staf dengan pekatihan minimal. yang dapat diatasi oleh petugas dengan
pelatihan minimal dan dapat menunggu
sampai korban cidera lainnya selesai
ditangani.
c) Breathing
(1) Bila penderita dapat bernapas spontan, hitung kecepatan pernapasan.
(2) Bila lebih dari 30 Kali permenit: Merah.
(3) Bila kurang dari 30 kali permenit, pergi ke tahap berikutnya.
d) Circulation
(1) Periksa dengan cepat adanya pengisihan kembali kapiler (capiilary refill).
(2) Bila lebih dari 2 detik : Merah.
(3) Bila kurang dari 2 detik : pergi ketahap berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abisujak, B. (1990). Bencana Atom Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Widya Medika.
Kissanti, A. (2012). Panduan Lengkap Pertolongan Pertama Pada Darurat Klinis. Yogyakarta:
Araska
Skeet, M. (1988). Emergency Procedures And First Aid For Nurses. Blackwell Scientific
Publication.