Vous êtes sur la page 1sur 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Post partum merupakan masa lahirnya plasenta dan selaput janin dan kembalinya
organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita yang hamil akan mengalami
perubahan dalam tubuhnya yaitu otot uterus yang di sebuthipertropi dan hiperplasia.
ketika hamil uterus seorang perempuan menjadi berkembang atau membesar hingga
mampu menampung pertumbuhan dan perkembangan janin sampai cukup bulan dengan
berat lebih dari 2500 gram.
Adapun berat rahim yang semula 30-50 gram menjadi satu kilogram(verrelans
2003)setelah persalinan kondisi tubuh ibu secara anatomi juga akan mengalami
perubahan yaitu rahim kembali pada ukuran semula. proses ini biasa di sebut dengan
involusi uterus berlangsung secara bertahap sampai 40 hari. ketika involusi berlangsung
pada tempat implantasi plasenta ditemukan banyak pembuluh darah yang terbuka setelah
plasenta dilahirkan sehingga resiko perdarahan post partum sangat besar ,hal ini terjadi
jika otot-otot pada uterus tidak berkontraksi dengan baik untuk menjepit pembuluh darah
yang terbuka (rustam 1998).
Masa postpartum masa kritis di mana masa postportum akan menimbulkan berbagai
komplikasi diantaranya yaitu perdarahan, infeksi puerperalis, endometritis, dan
trombosit, embol, postpartum depresi. Dimana perdarahan merupakan penyebab
terbanyak kematian wanita selama periode postpartum. sehingga untuk menanggani dan
mencegah maka di perlukan pemantauan khusus dalam memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif.

B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran umum secara teoritis konsep dasar pada ibu
postpartum
b. Tujuan khusus
Agar mahasiswa/mahasiswi dapat memahami dan mengerti tentang askep
postpartum

1
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM

A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian yang
benar dan terarah akan mempermudah dalam merencanakan tinfakan dan evaluasi dari
tidakan yang dilakasanakan. Pengkajian dilakukan secara sistematis, berisikan informasi
subjektif dan objektif dari klien yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik.
Pengkajian terhadap klien post Postum meliputi :
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, status
perkawinan medical record dan lain – lain. Terdapat juga identitas penanggung, misal
suami.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia,
riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah,
tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah
banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing,
gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi,
penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit
menular.
3. Riwayat obstetric
a. Riwayat menstruasi meliputi:
Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT
b. Riwayat perkawinan meliputi:
Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil
c. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
1) Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus,
retensi placenta

2
2) Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong,
tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati,
berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir
3) Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup
atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi

d. Riwayat Kehamilan sekarang


1) Hamil muda, keluhan selama hamil muda
2) Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan,
suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual,
keluhan lain
3) Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali,
perawatan serta pengobatannya yang didapat

4. Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini


Meliputi :
a. Lama persalina
b. GPA
c. Proses persalinan persalinan
d. Type persalinan : forcep, vacuum, banyak darah yang keluar selama
persalinan 400 cc, jumlah pembalut / duk yang digunakan setiap hari,
pemeriksaan lab. Yaitu : haemoglobin

5. Keadaan Bayi
Meliputi BB, PB, apakah ada kelainan atau tidak.

6. Riwayat Keluarga Berencana


Apakah klien melaksanakan KB
a. Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan.
b. Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi.
c. Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi.

3
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Frekuensi pemeriksaan post partum sesuai protap:
a) Satu jam pertama : tiap 15 menit
b) Dua jam selanjutnya : tiap 30 menit
c) 24 jam pertama: tiap 4 jam
d) Setelah 24 jam : tiap 8 jam
2) GCS dan Tingkat Kesadaran
3) Tanda-Tanda Vital
a) Suhu badan
Suhu pada hari pertama (24 jam pertama) setelah melahirkan meningkat
menjadi 380C sebagai akibat pemakaian tenaga saat melahirkan
dehidrasi maupun karena terjadinya perubahan hormonal, bila diatas
380C dan selama dua hari dalam sepuluh hari pertama post partum perlu
dipikirkan adanya infeksi saluran kemih,endometriosis dan sebagainya.
Pembengkakan buah dada pada hari ke 2 atau 3 setelah melahirkan dapat
menyebabkan kenaikan suhu atau tidak.
b) Nadi
Suhu pada hari pertama (24 jam pertama) setelah melahirkan meningkat
menjadi 380C sebagai akibat pemakaian tenaga saat melahirkan
dehidrasi maupun karena terjadinya perubahan hormonal, bila diatas
380C dan selama dua hari dalam sepuluh hari pertama post partum perlu
dipikirkan adanya infeksi saluran kemih,endometriosis dan sebagainya.
Pembengkakan buah dada pada hari ke 2 atau 3 setelah melahirkan dapat
menyebabkan kenaikan suhu atau tidak.
c) Tekanan darah
tekanan darah stabil, penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg terjadi
pada saat ibu berubah posisi, posisi duduk (ortostik hipertensi)
kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan tekanan darah rongga
panggul.
d) Pernafasan
Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga menjadi tidak
normal.

4
4) Berat Badan
Setelah melahirkan berat badan menurun 4-5 kg,tergantung berat janin post
partum pada periode early berat badan menurun 2,5kg dan akhir masa nifas
berat badan kembali normal.
5) Tinggi Badan

b. Pemeriksaan Head to toe


1) Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah.
2) Wajah
Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus
3) Leher
a) Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
b) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah kelejar tiroid
membesar, pembuluh limfe, pelebaran vena jugularis.
4) Thorak
a) Payudara
- Terdapat perubahan payudara, payudara membesar. Putting mudah
erektil.
- Produksi colostrum 48 jam.
- Memeriksa pada payudara jika terdapat massa, atau pembesaran
pembuluh limfe.
b) Jantung
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi
pada awal post partum terjadi bradikardi.
- Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu
c) Paru
Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan asam-
basa kembali setelah 3 minggu post partum.

5
5) Abdomen
a) Memeriksa bising usus pada empat kuadran.
b) Memeriksa fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi, tinggi
fundus.
c) Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat
hamil.Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.
d) Terdapat linea gravidarum, strie alba, albican
e) Memeriksa luka insisi SC jika memungkinkan : adanya balutan,
drainase, edema, perubahan warna – kemerahan, ekimosis

6) Genetalia
a) Uterus
Memeriksa apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi normal,
Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran dari Uterus.

b) Lochea
Memeriksa lochea : tipe, jumlah, bau, adanya bekuan.
Komposisi : Jaringan endometrial, darah, limfe.
Tahap :
- Rubra (merah) : 1-3 hari
- Serosa (pink kecoklatan)
- Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
- Lochea terus keluar sampai 3 minggu
- Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri.
- Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.

c) Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari,
struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar dan
tampak bercelah.

6
d) Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran
seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar,
produksi mukus normal dengan ovulasi.

e) Perinium dan Anus


Pemeriksaan perineum : Episiotomi, Laserasi, Hemorroid, REEDA (red,
edema, ecchymosis, discharge, loss of approximation)

f) Pemeriksaan adanya hemoroid.

7) Ekstremitas
a) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari, hangat,
adanya nyeri dan kemerahan.
b) Apakah ada varises.
c) Memeriksa refleks patella untuk mengetahui apakah terjadi hypo atau
hyper.
d) Memeriksa homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).

8) Diagnostik
Jumlah darah lengkap, urinalisis.

8. Istirahat / rasa nyaman


a. Lamanya
b. Sukar tidur, his pengiring, nyeri episiotomi, nyeri hemoroid, cemas.

9. Kemampuan perawatan diri-bayi


a. Tingkat energy
b. Kebiasaan

10. Pengetahuan
Lakukan tindakan perawataan bayi, perawatan payudara dan KB

7
11. Perubahan Psikologis
a. Peran Ibu meliputi
Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia ibu,
konflik peran.

b. Baby Blues
Merupakan gangguan perasaan yang menetap, biasanya pada hari III
dimungkinkan karena turunnya hormon estrogen dan pergeseran yang
mempengaruhi emosi ibu. Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon
depresi dan psikosis.

c. Respon terhadap kelahiran


d. Respon terhadap keluarga
e. Persepsi terhadap keluarga
f. Perubahan psikologis
g. Adaptasi Keluarga

12. Faktor-faktor Risiko


a. Duerdistensi uterus
b. Persalinan yang lama
c. Episiotomi/laserasi
d. Ruptur membran premature
e. Kala II persalinan
f. Plasenta tertahan
g. Breast feeding

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Doengoes, Marlinn E. 2001:
1. Nyeri berhubungan dengan episiotomi, nyeri setelah melahirkan
2. Gangguan proses laktasi berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu dan
pengalaman sebelumnya
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
4. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek-efek hormonal
5. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot

8
6. Resiko terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi regulator (misal :
hipotensi ortostatik, dan eklamsia)
7. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan berlebihan
8. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidaktepatan
penggantian cairan
9. Resiko tinggi terhadap koping individual tidak efektif berhubungan dengan ketidak
efektifan system pendukung
10. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan psikologis; nyeri /
ketidaknyamanan
11. Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan
perkembangan anggota keluarga

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan I : Nyeri berhubungan dengan ruptur, nyeri setelah
melahirkan.
Tujuannya : Nyeri hilang / minimal
Kriteria hasil : Skala nyeri hilang, vital sigh batas normal, ekspresi wajah tampak
rileks.

INTERVENSI RASIONAL
Berikan kantung es pada perineum memberi anastesia lokal, meningkatkan
vasokontriksi dan mengurangi vasodilatasi
Kaji rasa nyaman ( nyeri ) mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus dan
intervensi yang tepat
Observasi TTV untuk mengetahui keadaan umum pasien
untuk mengetahui keadaan umum pasien relaksasi dapat meminimalkan rasa nyeri
Atur posisi tidur klien sesuai dengan meningkatkan kenyamanan, meningkatkan rasa
derajat kenyamanan klien control, dan kembali memfokuskan pikiran.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain meminimalkan rasa nyeri
untuk pemberian analgesik.

9
2. Diagnosa Keperawatan II : Gangguan proses laktasi berhubungan dengan tingkat
pengetahuan ibu dan pengalaman sebelumnya.
Tujuan : ASI keluar lancer
Kriteria Hasil : ASI Keluar lancar , tidak ada bengkak

INTERVENSI RASIONAL
Kaji pengetahuan dan pengalaman klien membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat
tentang menyusui sebelumnya ini dan mengembangkan rencana keperawatan
Tentukan system pendukung yang tersedia mempunyai dukungan yang cukup
pada klien dan sikap pasangan/ keluarga meningkatkankesempatan untuk pengalaman
menyusui dengan berhasil
Demontrasikan dan tinjau ulang trhnik- posisi yang tepat biasanya mencegahluka putting,
tehnik menyusui , perhatikan posisi bayi tanpa memperhatikan lamanya menyusu.
selama menyusui dan lamanya menyusui.
Berikan informasi , verbal dan tertulis membantu menjamin suplai susu yang adekuat,
mengenai fisiologis dan kandungan memberi kenyamanan, dan membuat peran ibu
menyusui. menyusui
Anjurkan klien melihat putting setiap habis identifikasi dan intervensi dini dapat mencegah
menyusui. terjadinya lukaatau pecah putting, yang merusak
proses menyusui.
Anjurkan penggunaankompres es sebelum kompres es dapat membuat putting susu ereksi;
menyusui dan latihan puting dengan teknik Hoffman melepaskan perlengketan, yang
memutar diantara ibu jari dan jari tengah menyababkan inverse putting.
Kolaborasi, rujuk klien pada kelompok memberikan bantuan terus menerus untuk
pendukung, misalnya Posyandu. meningkatkan kesuksesan hasil

3. Diagnosa Keperawatan IV : Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek-efek


hormonal
Tujuan : Eliminasi urin normal
Kriteria Hasil : Berkemih tidak di bantu dalam 6-8 jam setelah melahirkan , pola
eliminasi urin sesuai kebiasaan klien , karakteristik urin normal.

INTERVENSI RASIONAL
Kaji masukkan cairan dan keluaran urin pada periode pascapartal awal, kira-kira 4 kg cairan

10
terakhir. hilang melalui haluaran urin dan kehilangan tidak
kasat mata
Palpasi kandung kemih , pantau tinggi aliran plasma ginjal, yang meningkatkan25%-50%
fundus dan lokasi jumlah aliran lochea. selama periode prenatal, tetap tinggi pada minggu
pertama pascapartum, mengakibatkan peningkatan
kandung kemih.
Perhatikan adanya laserasi / episiotomi trauma kandung kemih atau uretra, atau edema, dapat
mengganggu berkemih; anestesia dapat mengganggu
sensasi penuh pada kandumg kemih.
Anjurkan minum 6-8 gelas cairan perhari variasi intervensi keperawatan mengkin perlu untuk
merangsang atau memudahkan berkemih
Kaji tanda-tanda ISK ( rasa terbakar pada statis, hygiene buruk dan masuknya bakteri dapat
saat berkemih, peningkatan frekuensi, memberi kecendrungan klien terkena ISK.
urin kemih).
Kolaborasi : katerterisasi dengan mungkin perlu untuk mengurangi distensi kandung
menggunakan kateter lurus kemih kandung kemih, untuk memungkinkan
involusi uterus, dan mencegah atodi kandung
kemihkarena distensi berlebihan.
Kolaborasi : dapatkan specimen urin bila adanya bakteri atau kultur dan sensitivitas positif
klien mempunyai gejala ISK adalah diagnosis untuk ISK
Kolaborasi : pantau hasil test pada klien yang telah mengalami HKK, gangguan
laboratorium, seperti nitrogen urea darah ginjal atau vaskulerdapat menetap, atau mungkin
dan urin 24 jam. dapat munculuntuk pertama kalinya selama periode
pascapartum.

4. Diagnosa Keperawatan V : Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot.


Kriteri Hasil : pola eliminasi BAB sesuai kebiasaan klien, karakteristik feses normal,
melakukan kembali kebiasaan defekasi yang biasa optimal dalam 4 hari setelah
kelahiran

INTERVENSI RASIONAL
Auskultasi adanya bising usus, mengevaluasi fungsi usus. Adanya diaktasis rekti

11
perhatikan kebiasaan pengosongan berat (pemisahandari dua otot rektus sepanjang
abnormal atau diagnosis Resti. garis mediandari dinding abdomen) menurunkan
tonus otot abdomen yang diperlukan untuk supaya
menejan salama pengosongan.
Kaji terhadap adanya hemoroid dan menurunkan ukuran hemoroid, menghilangkan gatal
memberikan informasi untuk dan ketidak nyamanan, dan meningkatkan
memasukkan kembali hemoroid vasokonstriksi lokal.
kedalam kanal anorektal..
Berikan informasi diet yang tepat tentang makanan kasar (mis. Buah-buahan dan sayuran,
pentingnya makanan kasar, peningkatan khususnya dengan biji dan kulit ) dan peningkatan
cairan dan upaya untuk membuet pola cairan menghasilkan bulk dan merangsang eliminasi
pengosongan normal.
Anjurkan peningkatan tingkat aktivitas membantu meningkatkan peristaltic gastrointestinal.
dan ambulasi sesuai toleransi.
Kaji episiotomi, perhatikan adanya edema berlebihan atau trauma perinealdengan
laserasi dan derajat keterlibatan jaringan. laserasi derajat ketiga dan keempat dapat
mengakibatkan ketidaknyamanan dan mencegah
klien dari relaksasi perineum selama pengosongan
karena takut akan terjadi cedera selanjutnya.
Kolaborasi : berikan laksatif, pelunak mungkin perlu untuk meningkatkan untuk kembali ke
feses, supossitoria atau enema kebiasaan defekasi normal dan mencegah mengejan
atau stress perineal selama pengosongan.

5. Diagnosa keperawatan VI : . Resiko terhadap cidera berhubungan dengan biokimia,


fungsi regulator (missal : hipotensi ortostatik, dan eklamsia).
Tujuan : bebas dari komplikasi
Kriteria hasil : mendemonstrasikan prilaku untuk menurunkan faktor-faktor
risiko/melindungi diri.

INTERVENSI RASIONAL
Tinjau ulang hemonglobin ( Hb) darah anemia atau kehilangan darah
dan kehilangan darah pada waktu mempredisposisikan pada sinkope klien
melahirkan.catat tanda-tanda anemia karena tidakadekuatan pengiriman oksigen
(misalnya kelemahan, pusing, pucat). ke otak

12
Anjurkan ambulasi dan latihan dini meningkat sirkulasi dan aliran balik vena ke
kecuali pada klien yang mendapatkan ekstermitas bawah, menurunkan resiko
anestesia subaraknoid, yang mungkin pembentukan trombus yang dihubungkan
tetap berbaring selama 6-8 jam,tanpa dengan stasis. Miskipun posisi rekumben
penggunaan bantal atau meninggikan setelah anestesiasubaraknoid
kepala, protokol dari kembalinya kontroversial,ini dapat membantu mencegah
sensasi/kontrol otot. kebocoran CSS dan sakit kepala lanjut.
Bantu klien dengan ambulasi awal. hipotensi ortostatik mungkin terjadi pada
Berikan supervisi yang adekuat pada waktu berubah posisi dari terlentang
mandi shower atau rendam duduk. keberdiri awal ambulasi,atau munkin karena
Berikan bel pemanggil dalam jangkaun vasolilatasi yang disebsbkan oleh panas
klien. pada waktu mandi shower atau rendam
duduk.
Berikan klien duduk di lantai atau kursi menbatu mempertahankan atau
dengan kepala diantara kaki, atau meningkankan sirkulasi dan pengiriman
berbaring pada posisi datar bila oksigen ke otak.
merangsang pusing.
Catat efek-efek magnesium sulfat tidak adanya reflek patela dan frekuensi
(MgSO4), bila di berikan kaji respons pernapasan di bawah 12x/menit
patela, dan pantau status pernapasan. menandakan toksisitas dan perlunya
penurunan atau penghentian terapi obat.
Berikan kompres panas lokal; tingkan merangsang sirkulasi dan menurukan
tirah baring dengan meninggalkan penumpukan pada vena di ekstermitas
tungkai yang sakit. bawah, menurukan edema dan
meningkatkan penyembuhan.

6. Diagnosa keperawatan VII : Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan


berhubungan kehilangan cairan berlebihan.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan stabilisasi / perbaikan dalam
keseimbangancaiaran di buktikan oleh tanda vital stabil, pengisian kapiler cepat,
sendorium tepat, dan haluaran urin individual dan berat jenis adekuat.

13
INTERVENSI RASIONAL
Tinjau ulang catatan kehamilan dan membantu dalam membuat rencana
persalinan/kelahiran, perhatikan faktor- keperawatan yang tepat dan memberikan
faktor penyebab atau pemberat pada situasi kesempatan untuk memcegah atau membatasi
hemoragi (mis. laserasi,fragmen,flasenta terjadinya komplikasi.
tertahan, sepsis obrupsio plasentae emboli
cairan amniotik, atau retensi janin mati
selama lebih dari 5 minggu).
Kaji dan catat jumlah, tipe,dan sisi perkiraan kehilangan darah, arterial versus vena,
pendarahan ; timbang dan hitung pembalut; dan adanya bekuan- bekuan membantu
simpan bekuan dan jaringan untuk membuat diagnosa banding dan menentukan
dievaluasi oleh dokter. kebutuhan pengantiaan.( catatan: satu gram
peningkatan berat pembalut sama dengan kira-
kira 1 ml kehilangan darah).
Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitas derajat kontraktilitas uterus membantu dalam
uterus. Dengan perlahan masase penonjolan diagnosa banding. Peningkatan kontraktilitas
uterus dengan satu tangan sambil miometrium dapat menurunkan kehilangan
menepatkan tangan kedua tepat diatas darah. Penempatan satu tangan di atas simfisis
simpisis pubis. fubis mencegah kemungkinan inversi uterus
selama masase.

Pantau parameter hemodinamik seperti memberikan pengukuran lebih langsung dari


tekanan vena sentral atau tekanan baji alteri volume sirkulasi dan kebutuhan penggantian.
pulmonal , bila ada.
Pantau masukan dan haluran ; perhatikan bermanfaat dalam memperkirakan
berat jenis urin. luas/sinnifikansi kehilangan cairan. Volume
ferfusi /sirkulasi adekuat ditunjukan dengan
haluran 30-50ml/jam atau lebih besar.
Hindari pengulangan/gunakan kewaspadaan dapat meningakatkan hemoragi bila raserasi
bila melakukan pemeriksaan vagina dan servikal, vagina atau parinceal atau hematoma
/atau rektal. terjadi. (catatan : pemeriksaan cermat mungkin
diperlukan untuk memantau status hematoma).

7. Diagnosa keperawatan VIII : Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan


berhubungan dengan ketidaktepatan penggantian cairan.

14
Tujuan : tidak dapat diterapkan, adanya tanda/ gejala untuk menegakan diagnosa
aktual.
Kriteri hasil : menunjukan TD dan nadi dalam batas normal, bebas dari edema dan
gangguan penglihatan, dengan bunyi napas bersih.

INTERVENSI RASIONAL
Pantau TD dan nadi. Auskultasi bunyi kelebihan beben sirkulasi dimanifestasikan dengan
napas, perhatikan bentuk berdahak, bising peningkatan TD dan nadi , dan akumulasi cairan
atau ronki. Perhatikan adanya dispnea atau pada paru-paru. Peningkatan TD dapat juga
sridor. dihubungkan HKK dan retensi cairan berkenan
dengan infus oksitosin.

Pantau masukan cairan dan haluaran urin; menandakan kebutuhan cairan/ keadekuatan
ukur berat jenis. terapi.
Tes terhadap adanya proteinuria dengan proteinuria pascapartum 1+ adalah normal, karena
disptik setiap 4 jam. proses katalitik involusi uterus. Kadar 2+ atau
lebih besar mumgkin dihubungkan dengan spasme
glomerulos karena HKK.
Evaluasi keadaan neorologis klien. intoksisasi serebral adalah indikator awal dari
Perhatikan hiperreflek, peka ransangan atau kelebihan retensi cairan
perubahan keperibadian.
Biarkan klien memantau berat badan setiap klien harus kehilangan sampai 5kg pada
hari, khususnya bila toksemia pascapartum waktumelahirkan dapat dianggap karena bayi,
terjadi. produk konsepsi, urin, dan kehilangan tidak kasat
mata, dan 2 kg lebih pada periode pascapartum
melalui perpindahan cairan dan elektrolit.

8. Diagnosa keperawatan IX : Resiko tinggi terhadap koping individual tidak efektif


berhubungan dengan ketidak efektifan system pendukung.
Tujuan : tidak dapat diterap kan adanya tanda/gejala untuk menegakkan diagnosa
aktual.
Kriteria hasil : berpartisipasi dalam pemecahan masalah dan menggunakan sumber
yang tepat. Mendemonstrasi integrasi bayi dalam unit keluarga.

15
INTERVENSI RASIONAL
Evaluasi mekanisme koping keluarga membantu dalam mengidentipikasi kekutan dan
normal dan hubungan antara anggota kelemahan dan ketersedian sistem pendukung
keluarga.
Berikan lingkungan pendukung yang sterol ekternal dapat mempengaruhi pengabungan
tenang dan model peran untuk orang tua. intervensi terapetik orang tua. Kebutuhan
psikologis orang tua dapat dipenuhi melalui model
peran positif oleh pemberi perawatan kesehatan.
Berikan dukungan emosi dengan menbantu klien pasangan untuk
menyediakan waktu, privasi, dan mengindentifikasikan dan mengklirifikasikan
kesempatan untuk diskusi terbuka.berikan ketakutan dan masalah serta mengkoreksi
informasi dengan jujur ; pertahankan kesalahan konsep.
klien/pasangan mendapat informasi
mengenai kondisi bayi.
Tentukan masalah orang tua, emosi, dan pengalaman masa lalu dengan stres atau kritis
derajat ansietas. Kaji pengalaman masa mempengaruhi respon dan penatalaksanaan stres
lalu dengan steres dan meknisme koping sekarang, mengakibatkan baik prilaku fungsi
masa lalu serta sistem pendukung. maupun disfungsi.
Anjurkan untuk mengucapkan rasa takut, orang tua mungkin menolak untuk mengungkapkan
dan melalui diskusi kesempatan. masalah kepada staf. Rasa takut mungkin tidak
terungkap kecuali staf secara hati-hati menberikan
kesempatan untuk diskusi selma aktifitas
perawatan klien/bayi mereka

9. Diagnosa keperawatan X :Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon


hormonal dan psikologis; nyeri / ketidaknyamanan.
Tujuan : melaporkan kesulitan-kesulitan tidur.
Kriteria hasil : mengidentifikasi penilaian untuk mengakomodasi prubahan
yangdiperlukan dengan kebutuhan terhadap anggota keluarga baru. Melaporkan
peningkatan rasa sejahtera dan istirahat.

INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan persalinan atau kelahiran yang lama dan sulit;
untuk istirahat. Catat lama persalinan dan jkhususnya bila ini terjadi malam, meningkat tingkat
jenis kelahiran kelelahan.
Kaji faktor-faktor bila ada, yang menbantu meningkatkan istirahat, tidur, dan relaksasi

16
mempengarihi istirahat. dan menurunkan ransang.
Berikan informasi tentang kebutuhan rencana yang kreatif yang membolehkan untuk tidur
untuk tidur/ istirahat setelah kembali dengan bayi yang lebih awal serta tidur siang
kerumah. menbantu untuk memenuhi kebutuhan tubuh serta
mengatasi kebutuhan yang berlebihan.

Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dapat mempengaruhi penilaian psikologis,


kelelahan dan ansietas pada suplai ASI. suplai, ASI, dan penurunan refleks secara psikologi
Kaji lingkungan rumah, bantuan di multipara dengan anak di rumah memerlukan tidur
rumah, dan adanya sibling dan anggota lebih banyak dirumah sakit untuk mengatasi
keluarga lain. kekurangan tidur dan memenuhi kebutuhannya dan
kebutuhan keluarga.

10. Diagnosa keperawatan XI : Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan


transisi/peningkatan perkembangan anggota keluarga.
Kriteria hasil : menggendong bayi, bila kondisi ibu dan neonatus memungkinkan.
INTERVENSI RASIONAL
Berikan kesempatan untuk membantu memudahkan ijatan/ kedekatan di antara
ayah/pasangan untuk menyentuh dan ayah dan bayi. Menberi kesemoatan untuk ibu,
mengendong bayi dan bantu dalam memvalidasi realitas situasi dan bayi baru lahir pada
perawatan bayi sesui kemungkinan waktu di mana prosedur dan kebutuhan fisiknya
situasi. mungkin membatasi kemaampuan interaksinya.

Observasi dan cataa interaksi keluarga kontak mata dengan mata , penggunaan posisi wajah,
bayi perhatikan prilaku yang dianggap berbicara pada suatu nada tinggi, dan mendorong
menandakan ikatan dan kedekatan dalam bayi dengan dekat dihubungkan dengan kedekatan
budaya tertentu. pada budaya amerika.
Diskusi kebutuhan kemjuan dan sifat menbantu klien/pasangan memahami makna dan
interaksi yang lazim dari ikatan. pentingnya proses dan memberikan keyaki8nan
Perhatikan kenormalan dari variasi bahwa perbedaan diperkirakan.
respons dari satu waktu lainnya dan
diantara anak yang berbeda.
Perhatikan pengungkapan/prilaku yang kedatangan anggota keluarga baru, bahkan bila

17
menunjukan kekecewaan atau kurang diinginkan dan diantisipasi, menciptakan periode
minat/kedekatan. sementara dari disekulibrium,memerlukan penyantun
anak baru kedalam keluarga yang ada.
Berikan kesempatan pada orang tua konflik tidak teratasi selama proses
untuk mengungkapkan perasaan- pengenalan awal orang tua bayi dapat
perasaan yang negatif tentang diri mempunyai efek-efek negatif jangka
mereka dan bayi. panjang pada masa depan hubungan orang
tua anak.

18
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Post.partum.merupakan.luka.±.sebesar.telapak.tangan setelah persalinan, tempat
placenta merupakan tempay dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar
telapak tangan.Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-
4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Posporatum merupakan masa lahirnya plasenta dan selaput janin dan kembalinya
organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil .wanita yang hamil akan mengalami
perubahan dalam tubuhnya yaitu otot uterus yang di sebuthipertropi dan hiperplasia.

B. SARAN
Makalah kecil ini mencoba mengupas konsep medis dan konsep keperawatan tentang
asuhan postportum. Kelompok menyadari bahwa apa yang disajikan masih jauh dari
kesempurnaan, dan oleh karenanya kelompok sangat mengharapkan masukan dari rekan-
rekan mahasiswa/siswi dan terlebih kepada Bapak dosen pembimbing mata kuliah ini
sehingga apa yang dibahas diatas tidak hanya merupakan sesuatu yang sifatnya
kontekstual dan hanya merupakan sebuah konsep, melainkan dapat menjadi pijakan bagi
mahasiswa dalam konteks aplikatifnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Ida Gede Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana.Jakarta: EGC.
Bobak.,I.M.& Jensen,M.D. (1993). Maternity and Gynecologic Care: The Nurse and the
family, 5 th.ed.St.Louis, C.V. Mosby Company
Chamberlain, Geoffery, dkk. 1994. Obstetri dan Ginekologi Praktis.Jakarta: Widya
Medika.
Doengoes, E. Marilyn, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, 2001, EGC, Jakarta.
Entjang, Indian. 1981. Pendidikan Kependudukan dan Keluarga Berencana.Bandung:
Alumni.
Friedman, Emanuel A, dkk. 1998. Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan Obstetri
Edisi Kedua.Jakarta: Binarupa Aksara.
FKUI, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Cetakan 1,
2002, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
FKUI, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, 1999, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
Huliana ,mellyana,2003,perawatan ibu pasca melahirkan ,jakarta: puspa
swara.diktata,asuhan kebidanan 3
Manuaba .1998.ilmu kebidanan,penyakit kandung dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan . jakarta :EGC
Prawirihardjo, surwono. 2006. Pelayanan kehatan maternitas dan neonatal,jakarta: ybp-sp

20

Vous aimerez peut-être aussi