Vous êtes sur la page 1sur 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Corporate Social Responsibility

2.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Sir. Adrian Cadbury dalam Hartman (2011:153) perusahaan

harus bertanggung jawab kepada masyarakat atas keputusan yang diambilnya,

namun masyarakat harus menerima tanggung jawabnya untuk menetapkan standar

terhadap keputusan yang dibuat itu. Istilah tanggung jawab sosial merujuk pada

perhatian yang tepat dan objektif bagi kesejahteraan masyarakat yang

mengendalikan perilaku individu dan perusahaan dari aktivitas yang dapat

merusak, dengan tidak mengharapkan keuntungan yang singkat, melainkan dapat

menghasilkan kontribusi positif terhadap kemajuan manusia dengan cara yang

bervariasi tergantung dari definisi kemajuan manusia itu (Hartman, 2011:153).

Pandangan Milton Friedman dalam Bertens (2000:292) tentang tanggung

jawab sosial perusahaan yang dimaksudkan disini adalah tentang tanggung jawab

moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral perusahaan tentu

bisa diarahkan kepada banyak hal, kepada dirinya sendiri, kepada para karyawan,

kepada perusahaan lain, dan seterusnya.

Secara umum, CSR mencakup berbagai tanggung jawab yang dimiliki

perusahaan kepada masyarakat dimana perusahaan itu beroperasi. European

Commision mendefinisikan CSR sebagai “suatu konsep di mana perusahaan

memutuskan dengan sukarela untuk berkontribusi demi masyarajat yang lebih

baik dan lingkungan yang lebih bersih.” Secara khusus, CSR menyarankan bahwa

Universitas Sumatera Utara


perusahaan megidentifisikasi kelompok pemegang kepentingan perusahaan dan

memasukkan kebutuhan dan nilai-nilai mereka ke dalam proses pengambilan

keputusan strategis dan operasional perusahaan (Hartman, 2011:154).

Para pendukung CSR memiliki beberapa dasar atas pendirian mereka

bahwa sebuah perusahaan seharusnya berada di atas atau melebihi maksimalisasi

keuntungan atau paling tidak aktivitas CSR berkontribusi pada tujuan tersebut.

Argumen atas CSR didasarkan baik pada prinsip ekonomi yang tujuannya secara

sederhana hanya untuk membantu dalam mendiskusikan wilayah perbedaan.

Pertama, beberapa perusahaan terlibat dalam upaya tanggung jawab sosial

perusahaan semata-mata bagi kepentingan umum dan tidak mengharapkan balasan

yang komersil atas kontribusinya. Kedua, beberapa pendukung pandangan

tanggung jawab sosial perusahaan berargumen bahwa perusahaan memetik

keuntungan dari kegiatan melayani sebagai anggota komunitas dan karena itu

memiliki kewajiban yang bersifat timbal balik kepada komunitas tersebut. Ketiga,

model kepentingan pribadi yang tercerahkan dari Corporate Social Responsibility

menyatakan bahwa memasukkan tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam

budaya perusahaan dapat menghasilkan keunggulan pasar yang kompetitif bagi

perusahaan yang bersangkutan yang dapat berkontribusi bagi merek perusahaan

pada saat ini dan di masa depan (Hartman, 2011:156).

Corporate Social Responsibility dihitung berdasarkan jumlah pendapatan

bersih perusahaan dan dibagi dengan 91 indikator berdasarkan GRI-G4. GRI-G4

menyediakan rerangka kerja yang relevan secara global untuk mendukung

pendekatan yang terstandardisasi dalam pelaporan, yang mendorong tingkat

Universitas Sumatera Utara


transparansi dan konsistensi yang diperlukan untuk membuat informasi yang

disampaikan menjadi berguna dan dapat dipercaya oleh pasar dan masyarakat.

Fitur yang ada di GRI-G4 menjadikan pedoman ini lebih mudah digunakan, baik

bagi pelapor yang berpengalaman dan bagi mereka yang baru dalam pelaporan

keberlanjutan dari sektor apapun dan didukung oleh bahan-bahan dan layanan

GRI lainnya. (Sumber : www.globalreporting.org).

GRI-G4 juga menyediakan panduan mengenai bagaimana menyajikan

pengungkapan keberlanjutan dalam format yang berbeda: baik itu laporan

keberlanjutan mandiri, laporan terpadu, laporan tahunan, laporan yang membahas

norma-norma internasional tertentu, atau pelaporan online. Jenis pendekatan

pengukuran GRI-G4 melalui isi laporan tahunan dengan aspek-aspek penilaian

tanggungjawab sosial yang dikeluarkan oleh GRI (Global Reporting Initiative)

yang diperoleh dari website www.globalreporting.org. Standar GRI dipilih karena

lebih memfokuskan pada standar pengungkapan berbagai kinerja ekonomi, sosial,

dan lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, dan

pemanfaatan sustainability reporting. Dalam standar GRI-G4 (2013) indikator

kinerja dibagi menjadi 3 komponen utama, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial

mencakup praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia,

masyarakat, tanggung jawab atas produk dengan total kinerja indikator mencapai

91 indikator. (Sumber : www.globalreporting.org). Penjelasannya dapat dilihat

dalam tabel berikut :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1
91 Indikator Berdasarkan GRI-G4
KATEGORI EKONOMI
-Kinerja Ekonomi EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan
didistribusikan
EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya
kepada kegiatan organisasi karena perubahan iklim
EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program
imbalan pasti
EC4 Bantuan financial yang diterima dari pemerintah
-Keberadaan Pasar EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry
level)menurut gender dibandingkan dengan upah
minimum regional di lokasi-lokasi operasional yang
signifikan
EC6 Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan
dari masyarakat local di lokasi operasi yang
signifikan
-Dampak Ekonomi Tidak EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi
Langsung infrastruktur dan jasa yang diberikan
EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan,
termasuk besarnya dampak
-Praktek Pengadaan EC9 Perbandingan dari pembelian pemasok lokal di
operasional yang signifikan
KATEGORI LINGKUNGAN
-Bahan EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat atau
volume
EN2 Persentase bahan yang digunakan yang merupakan
bahan input daur ulang
-Energi EN3 Konsumsi energi dalam organisasi
EN4 Konsumsi energi diluar organisasi
EN5 Intensitas Energi
EN6 Pengurangan konsumsi energi
-Air EN7 Konsumsi energi diluar organisasi
EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber
EN9 Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi
oleh pengambilan air
EN10 Persentase dan total volume air yang didaur
ulang dan digunakan kembali
-Keanekaragaman Hayati EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki,
disewa, dikelola didalam, atau yang berdekatan
dengan, kawasan lindung dan kawasan dengan
nilai keanekaragaman hayati tinggi diluar
kawasan lindung
EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk,
dan jasa terhadap keanekaragaman hayati di
kawasan lindung dan kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi diluar kawasan
lindung

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Tabel 2.1
91 Indikator Berdasarkan GRI-G4
EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan
EN14 Jumlah total spesies dalam iucn red list dan
spesies dalam daftar spesies yang dilindungi
nasional dengan habitat di tempat yang
dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat
risiko kepunahan
-Emisi EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung (Cakupan 1)
EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung
(Cakupan 2)
EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung
lainnya (Cakupan 3)
EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)
EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)
EN21 NOX, SOX, dan emisi udara signifikan lainnya
-Efluen dan Limbah EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan
tujuan
EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode
pembuangan
EN24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan
EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut
ketentuan konvensi Basel2 Lampiran I, II, III, dan
VIII yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah,
dan persentase limbah yang diangkut untuk
pengiriman internasional
EN26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai
keanekaragaman hayati dari badan air dan habitat
terkait yang secara signifikan terkena dampak dari
pembuangan dan air limpasan dari organisasi
-Produk dan Jasa EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak
lingungan produk dan jasa
EN28 Persentase produk yang terjual dan kemasannya
yang direklamasi menurut kategori
-Kepatuhan EN29 Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total
sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap
undang-undang dan peraturan lingkungan
-Transportasi EN30 Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan
produk dan barang lain serta bahan untuk
operasional organisasi, dan pengangkutan tenaga
kerja
-Lain-lain EN31 Total pengeluaran dan investasi perlindungan
lingkungan berdasarkan jenis

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Tabel 2.1
91 Indikator Berdasarkan GRI-G4
-Asesmen Pemasok Atas EN32 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
Lingkungan kriteria lingkungan
EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan
potensial dalam rantai pasokan dan tindakan yang
diambil
-Mekanisme Pengaduan EN34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan
Masalah Lingkungan yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan resmi
KATEGORI SOSIAL
SUB-KATEGORI: PRAKTEK KETENAGAKERJAAN DAN KENYAMANAN
BEKERJA
-Kepegawaian LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru
dan turnover karyawan menurut kelompok umur,
gender, dan wilayah
LA2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan
purnawaktu yang tidak diberikan bagi karyawan
sementara atau paruh waktu, berdasarkan lokasi
operasi yang signifikan
LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah
cuti melahirkan, menurut gender
-Hubungan Industrial LA4 Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai
perubahan operasional, termasuk apakah hal
tersebut tercantum dalam perjanjian bersama
-Kesehatan dan LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam
Keselamatan Kerja VV komite bersama formal manajemen-pekerja yang
membantu mengawasi dan memberikan saran
program kesehatan dan keselamatan kerja
LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari
hilang, dan kemangkiran, serta jumlah total
kematian akibat kerja, menurut daerah dan gender
LA7 Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi
terkena penyakit yang terkait dengan pekerjaan
mereka
LA8 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup
dalam perjanjian formal dengan serikat pekerja
-Pelatihan dan Pendidikan LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan
menurut gender, dan menurut kategori karyawan
LA10 Program untuk manajemen keterampilan dan
pembelajaran seumur hidup yang mendukung
keberkelanjutan kerja karyawan dan membantu
mereka mengelola purna bakti
LA11 Persentase karyawan yang menerima reviuw kinerja
dan pengembangan karier secara reguler, menurut
gender dan kategori karyawan

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Tabel 2.1
91 Indikator Berdasarkan GRI-G4
-Keberagaman dan LA12 Komposisi badan tata kelola dan pembagian
Kesetaraan Peluang karyawan per kategori karyawan menurut gender,
kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas,
dan indikator keberagaman lainnya
-Kesetaraan Remunerasi LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan
Perempuan dan Laki-laki terhadap laki-laki menurut kategori karyawan,
berdasarkanlokasi operasional yang signifikan
-Asesmen Pemasok LA14 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
Terkait Praktik kriteria praktik ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan LA15 Dampak negatif aktual dan potensial yang
signifikan terhadap praktik ketenagakerjaandalam
rantai pasokan dan tindakan yang diambil
SUB-KATEGORI: HAK ASASI MANUSIA
-Investasi HR1 Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak
investasi yang signifikan yang menyertakan klausul
terkait hak asasi manusia atau penapisan
berdasarkan hak asasi manusia
HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang
kebijakan atau prosedur hak asasi manusia terkait
dengan Aspek hak asasi manusia yang relevan
dengan operasi, termasuk persentase karyawan
yang dilatih
-Non-Diskriminasi HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan
korektif yang diambil
-Kebebasan Berserikat dan HR4 Operasi pemasok teridentifikasi yang mungkin
Perjanjian Kerja Bersama melanggar atau berisiko tinggi melanggar hak
untuk melaksanakan kebebasan berserikat dan
perjanjian kerja bersama, dan tindakan yang
diambil untuk mendukung hak-hak tersebut
-Pekerja Anak HR5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko
tinggi melakukan eksploitasi pekerja anak dan
tindakan yang diambil untuk berkontribusi dalam
penghapusan pekerja anak yang efektif
-Pekerja Paksa Atau HR6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko
Wajib Kerja tinggi melakukan pekerja paksa atau wajib kerja
dan tindakan untuk berkontribusi dalam
penghapusan segala bentuk pekerja paksa atau
wajib kerja
-Praktik Pengamanan HR7 Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam
kebijakan atau prosedur hak asasi manusia di
organisasi yang relevan dengan operasi
-Hak Adat HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan
hak-hak masyarakat adat dan tindakan yang diambil
-Asesmen HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang telah
melakukan reviu atau asesmen dampak hak asasi
manusia

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Tabel 2.1
91 Indikator Berdasarkan GRI-G4
-Asesmen Pemasok Atas HR10 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
Hak Asasi Manusia kriteria hak asasi manusia
HR11 Dampak negatif aktual dan potensial yang
signifikan terhadap hak asasi manusia dalam rantai
pasokan dan tindakan yang diambil
-Mekanisme Pengaduan HR12 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak
Masalah Hak Asasi asasi manusia yang diajukan, ditangani, dan
Manusia diselesaikan melalui mekanisme pengaduan formal
SUB-KATEGORI: MASYARAKAT
-Masyarakat Lokal SO1 Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat
lokal, asesmen dampak, dan program
pengembangan yang diterapkan
SO2 Operasi dengan dampak negatif aktual dan
potensial yang signifikan terhadap masyarakat lokal
-Anti-Korupsi SO3 Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai
terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko
signifikan yang teridentifikasi
SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan
prosedur anti-korupsi
SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang
diambil
-Kebijakan Publik SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan
penerima/penerima manfaat
-Anti Persaingan SO7 Jumlah total tindakan hukum terkait Anti
Persaingan, anti-trust, serta praktik monopoli dan
hasilnya
-Kepatuhan SO8 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah
total sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan
terhadap undang-undang dan peraturan
-Asesmen Pemasok Atas S09 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
Dampak Terhadap kriteria untuk dampak terhadap masyarakat
Masyarakat
SO10 Dampak negatif aktual dan potensial yang
signifikan terhadap masyarakat dalam rantai
pasokan dan tindakan yang diambil
-Mekanisme Pengaduan SO11 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap
Dampak Terhadap masyarakat yang diajukan, ditangani, dan
Masyakat diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi
SUB-KATEGORI: TANGGUNGJAWAB ATAS PRODUK
-Kesehatan Keselamatan PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan
Pelanggan dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan
yang dinilai untuk peningkatan
PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda sukarela terkait dampak
kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa
sepanjang daur hidup, menurut jenis hasil

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Tabel 2.1
91 Indikator Berdasarkan GRI-G4
-Pelabelan Produk dan PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang
Jasa diharuskan oleh prosedur organisasi terkait
dengan informasi dan pelabelan produk dan
jasa, serta persentase kategori produk dan jasa
yang signifikan harus mengikuti persyaratan
informasi sejenis
PR4 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda sukarela terkait dengan
informasi dan pelabelan produk dan jasa,
menurut jenis hasil
PR5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan
pelanggan
-Komunikasi Pemasaran PR6 Penjualan produk yang dilarang atau
disengketakan
PR7 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan koda sukarela tentang komunikasi
pemasaran, termasuk iklan, promosi, dan
sponsor, menurut jenis hasil
-Privasi Pelanggan PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait
dengan pelanggaran privasi pelanggan dan
hilangnya data pelanggan
-Kepatuhan PR9 Nilai moneter denda yang signifikan atas
ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan
peraturan terkait penyediaan dan penggunaan
produk dan jasa
Sumber: www.globalreporting.org. (Data Diolah)

GRI-G4 dirancang agar dapat diterapkan secara universal untuk semua

organisasi, besar dan kecil, di seluruh dunia. Pengukuran dilakukan berdasarkan

indeks pengungkapan masing-masing perusahaan yang dihitung melalui

pembagian antara jumlah pendapatan bersih perusahaan dengan jumlah item yang

diharapkan diungkapkan perusahaan, yang dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

CSRDIj : Corporate Social Responsibility Indeks Perusahaan

Universitas Sumatera Utara


nj : Jumlah kriteria pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) untuk perusahaan j, nj ≤ 91

Xij : 1 = Jika kriteria diungkapkan; 0 = Jika kriteria tidak diungkapkan

Ide yang muncul dari pengintegrasian informasi terkait keberlanjutan

strategis dengan informasi keuangan material lainnya adalah pengembangan yang

positif dan signifikan. Keberlanjutan kini dan seterusnya akan berkembang

menjadi pusat bagi perubahan yang akan dilalui oleh perusahaan, pasar, dan

masyarakat. Oleh karena itu, informasi keberlanjutan yang relevan bagi prospek

nilai perusahaan harus menjadi inti dari laporan terintegrasi (Sumber :

www.globalreporting.org).

2.2 Debt to Equity Ratio

Leverage adalah penggunaan sumber dana (sources of funds) oleh

perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan

keuntungan potensial perusahaan dan pemegang saham. Sartono (2010)

menyatakan bahwa leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk

mebiayai investasinya. Rasio leverage yang di gunakan dalam penelitian ini

adalah debt to equity ratio. Debt equity ratio menunjukkan proporsi penggunaan

utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki dan besarnya

proporsi utang dibanding ekuitas dapat meningkatkan risiko terkait kesulitan

keuangan. Secara sistematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut:

DER =

Universitas Sumatera Utara


2.3 Kinerja Keuangan Perusahaan

2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

Manajemen keuangan mempunyai peran yang penting dalam pengelolaan

keuangan perusahaan, sehingga manajemen keuangan dituntut untuk menjalankan

fungsinya secara efektif. Pihak manajemen perusahaan dalam melaksanakan

usahanya memerlukan suatu alat pengukur kinerja keuangan untuk mengevaluasi

perusahaannya. Menurut Munawir (2002:50), kinerja keuangan adalah

“Kemampuan dari suatu perusahaan dalam menggunakan modal yang dimiliki

secara efektif dan efisien guna mendapatkan hasil yang maksimal”. Pengukuran

kinerja keuangan perusahaan timbul sebagai akibat dari proses pengambilan

keputusan manajemen. Hal ini merupakan pekerjaan yang lebih kompleks karena

akan menyangkut efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari

perusahaan.

Dalam melakukan pengukuran kinerja keuangan, setiap perusahaan

memiliki ukuran yang bervariasi sehingga antara perusahaan yang satu dan

perusahaan yang lainnya berbeda. Ukuran yang sering digunakan dalam

mengukur kinerja perusahaan adalah dengan menggunakan analisis rasio

keuangan. Menurut Munawir (2007:64), rasio keuangan adalah “suatu hubungan

atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan

dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat menjelaskan atau

memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau

posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut

dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standart”.

Universitas Sumatera Utara


1. ROA (Return nn Asset)

Return on Asset digunakan digunakan untuk meegtahui tingkat

profitabilitas perusahaan. Selain merupakan sebagai tolak ukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan, rasio Return

on Asset juga menunjukkan tingkat efisiensi investasi yang nampak pada

perputaran aktiva. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA = x 100%

2. ROE (Return on Equity)

Penelitian ini menggunakan rasio tingkat pengembalian modal usaha

sendiri (ekuitas) yang merupakan rasio keuntungan bersih sesudah pajak

terhadap modal sendiri, yang mengukur tingkat hasil pengembalian dari modal

pemegang saham (modal sendiri) yang diinvestasikan ke dalam perusahaan.

Secara sistematis ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE =

3. NPM (Net Profit Margin)

Net Profit Margin sendiri didapat dari laba dibagi dengan nilai penjualan

selama satu tahun. Net Profit Margin merupakan nilai sisa dari dana operasional

yang digunakan oleh perusahaan. Semakin tinggi profit margin suatu perusahaan

maka akan semakin tinggi pula ROE perusahaan. Net Profit Margin juga

Universitas Sumatera Utara


merupakan suatu gambaran kompetisi yang terjadi di perusahaan. Secara

sistematis NPM dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPM =

Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja

keuangan perusahaan merupakan faktor terpenting untuk menilai keseluruhan

kinerja perusahaan itu sendiri dan hasil keputusan yang dibuat secara terus-

menerus oleh pihak manajemen perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu

secara efektif dan efisien. Mulai dari penilaian aset, utang, likuidasi, dan lain

sebagainya (Munawir, 2002:50).

2.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja

Adapun manfaat dari penilaian kinerja menurut Wirnani dan Sugiyarso

(2005:111) adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu

periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan

kegiatan perusahaan.

2) Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara menyeluruh,

maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi

suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa

yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara


4) Memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan

organisasi pada umunya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

2.2.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Adapun tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2002:31)

adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk

memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.

2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka

panjang.

3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu

4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan

untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban

bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok

hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden

Universitas Sumatera Utara


secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan

atau krisis keuangan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan

dituntut untuk selalu melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja

keuangan perusahaan yang kurang sehat. Apabila kinerja keuangan perusahaan

baik maka nilai usaha juga akan tinggi sehingga target dapat dicapai sesuai

dengan tujuan tertentu secara efektif dan efisien (Munawir, 2002:50).

2.4 Laporan Keuangan

Untuk membahas manajemen keuangan tidak bisa terlepas dari laporan

keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan

keuangan perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu perlu pembahasan

singkat mengenai laporan keuangan. Kasmir (2008:7) berpendapat bahwa

“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Menurut Munawir

(2002:50), dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan

keuangan adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan

(progress report). Selain itu, dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari data-

data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah

dicatat (recoerded fact), prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan didalam

akuntansi (accounting convention and postulale), serta pendapat pribadi (personal

judgement).

Universitas Sumatera Utara


”Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja

keuangan perusahaan merupakan faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja

perusahaan itu sendiri. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan

keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi

berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang bersangkutan, dan

merupakan suatu produk akhir dari proses kegiatan-kegiatan akuntansi dalam

suatu usaha serta dapat dijadikan sebagai bahan penguji dalam pengerjaan

menganalisis pembukuan dan menilai posisi keuangan suatu perusahaan pada

periode tertentu, karena berisi semua informasi tentang keadaan keuangan serta

hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan melalui Annual Report” (Kasmir,

2008:7). Annual report digunakan sebagai salah satu media untuk

mengungkapkan penerapan tanggung jawab sosial perusahaan. Annual report

merupakan sarana komunikasi perusahaan dengan pihak eksternal.

2.5 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik ini adalah

sebagai berikut :

Chandrayanthi dan Saputra (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja

Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek

Indonesia)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social

Responsibility berpengaruh positif terhadap ROA dan ROE perusahaan

pertambangan yang menjadi sampel penelitian di Bursa Efek Indonesia tahun

2010-2011. Hal berarti dengan mengungkapkan CSR kinerja perusahaan yang

Universitas Sumatera Utara


diukur dengan ROA dan ROE akan meningkat. Sedangkan terhadap NPM hasil

penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh

negatif terhadap NPM perusahaan pertambangan yang menjadi sampel penelitian

di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011. Ini berarti dengan mengungkapkan

CSR kinerja perusahaan yang diukur dengan NPM akan mengalami penurunan.

Ekadjaja dan Bunadi (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan (Terhadap

Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public dan Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2008-2011)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate

Social Responsibilty Index (CSRI) mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap ROA dan ROE perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian

di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011.

Yaparto, et.al (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2010-2011”.

Hasil penelitiannya adalah penelitian ini mencoba untuk menguji pengaruh

signifikan antara Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan yang

diproksikan melalui rasio keuangan ROA, ROE, dan EPS. Berdasarkan hasil

penelitian, analisa serta pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan dari hasil

penelitian dari hasil uji t menunjukkan bahwa CSR tidak memberikan pengaruh

signifikan terhadap semua rasio keuangan yang digunakan.

Lindrawati, et.al (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang

Universitas Sumatera Utara


Terdaftar Sebagai 100 Best Corporate Citizens Oleh KLD Research And

Analytics, serta Business Ethics Magazine 2000-2006”. Berdasarkan analisis dan

pembahasan ditemukan bukti empiris bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROE, namun CSR berpengaruh secara signifikan terhadap ROI. Ini

menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR tetap dapat menampilkan

kinerja keuangannya (ROI) dengan baik, meskipun dilihat dari ROE tidak

signifikan. Hal ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan bagi investor

untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki komitmen CSR

dan mengurangi anggapan bahwa penerapan CSR yang berbiaya besar justru

mengurangi return yang diharapkan investor.

Almar, et.al (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas

Perusahaan Periode 2008 – 2010”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan

yang diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) dan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keduanya.

Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Penelitian
. Penelitian Penelitian Analisis
1 Candrayanthi Pengaruh Variabel Dependen: Regresi Hasil penelitian menunjukkan
dan Saputra Pengungkapan ROA, ROE, dan Linear bahwa Corporate Social
(2013) Corporate Social NPM. Sederhana Responsibility berpengaruh
Responsibility positif terhadap ROA dan
Terhadap Kinerja Variabel ROE perusahaan
Perusahaan (Studi Independen: pertambangan yang menjadi
Empiris Pada Corporate Social sampel penelitian di Bursa
Perusahaan Reponsibility. Efek Indonesia tahun 2010-
Pertambangan Di 2011.
Bursa Efek
Indonesia).

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Analisis
2 Ekadjaja dan Pengaruh Variabel Dependen: Regresi Hasil penelitian menunjukkan
Bunadi Corporate Social ROA dan ROE Linear bahwa Corporate Social
(2012) Responsibility Sederhana Responsibilty Index (CSRI)
Terhadap Kinerja Variabel mempunyai pengaruh positif
Perusahaan Independen: dan signifikan terhadap ROA
Manufaktur Yang Corporate Social dan ROE perusahaan
Go Public Responsibility manufaktur.
3 Yaparto, et.al Pengaruh Variabel Dependen: Regresi Hasil uji t menunjukkan
(2013) Corporate Social ROA, ROE, dan Linear bahwa CSR tidak
Responsibility EPS Berganda memberikan pengaruh
Terhadap Kinerja signifikan terhadap semua
Keuangan Pada Variabel rasio keuangan yang
Sektor Independen: digunakan.
Manufaktur Yang Corporate Sosial
Terdaftar Di Responsibility
Bursa Efek
Indonesia Pada
Periode 2010-
2011.
4 Lindrawati, et.al Pengaruh Variabel Dependen: Regresi Berdasarkan analisis dan
( 2008) Corporate Social ROE dan ROI Linear pembahasan ditemukan bukti
Responsibility Sederhana empiris bahwa CSR
Terhadap Kinerja Variabel berpengaruh secara signifikan
Keuangan independen: terhadap ROI.
Perusahaan Yang Corporate Social
Terdaftar Sebagai Responsibility
100 Best
Corporate
Citizens
5 Almar, et.al Pengaruh Variabel Dependen: Regresi Berdasarkan hasil penelitian
(2012) Pengungkapan ROA dan ROE Linear dapat disimpulkan bahwa
Corporate Social Berganda pengungkapan CSR
Responsibility Variabel berpengaruh positif terhadap
(CSR) Terhadap Independen: profitabilitas perusahaan yang
Profitabilitas Corporate Social diukur dengan ROA dan
Perusahaan Responsibility NPM dan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
keduanya.
(Sumber: Data Diolah)

Penelitian terdahulu itu dilakukan untuk membuktikan kebenaran teori-

teori tersebut apakah masih layak atau tidak. Kemudian perbedaannya terletak

pada objek yang diteliti dan waktu penelitian. Adapun kerangka konseptual dari

uraian-uraian tersebut adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


2.6 Kerangka Konseptual

Aktivitas CSR dan DER semata-mata bertujuan untuk mempengaruhi

reputasi perusahaan yang baik sesuai dengan etika di perusahaan mengenai tingkat

ROA, ROE, dan NPM (Hartman, 2011:169). David Vogel seorang professor ilmu

politik di Berkeley mengatakan bahwa suatu perusahaan akan dikatakan buruk

jika perusahaan tidak memenuhi janji-janji CSR-nya terutama menyangkut tingkat

ROA, ROE, dan NPM secara keseluruhan bagi perusahaan (Hartman, 2011:169).

Selain itu tingkat hutang perusahaan yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi

kinerja keuangan perusahaan dalam hal pengembalian kewajiban perusahaan

tersebut.

Terlebih lagi, sebuah studi penting yang dilakukan oleh Profesor Stephen

Erfle dan Michael Frantantuono menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang

memiliki tanggungjawab yang tinggi dalam hal sosial (seperti kegiatan amal,

program bakti sosial, pemeliharaan lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan,

dan advokasi kelompok minoritas) juga memiliki kinerja keuangan yang lebih

besar dan lebih baik terhadap tingkat ROA, ROE, dan NPM (Hartman, 2011:170).

Pada akhirnya, kita menganalisis dan mengevaluasi pernyataan bahwa etika yang

baik berarti bisnis juga ikut baik, yang mendasari hal seperti ini didapat dari CSR

(Corporate Social Responsibility) dan DER (Debt to Equity Ratio) yang berjalan

secara baik (Hartman, 2011:171).

Universitas Sumatera Utara


Sehingga dapat dikembangkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Corporate
Social ROA
Responsibility

ROE

Debt to Equity
Ratio NPM

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H1: Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio berpengaruh

terhadap Return on Asset pada Perusahaan Pertambangan Batubara di Bursa Efek

Indonesia.

H2: Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio berpengaruh

terhadap Return on Equity pada Perusahaan Pertambangan Batubara di Bursa Efek

Indonesia..

H3: Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio berpengaruh

terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Pertambangan Batubara di Bursa

Efek Indonesia..

Universitas Sumatera Utara

Vous aimerez peut-être aussi