Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Setelah
Sepusat 1000 gr 12,5 cm Lembek
plasenta lahir
Pertengahan
Dapat dilalui 2 jari
1 minggu pusat 500 gr 7,5 cm
symphisis
Dapat dimasuki satu
2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm
jari
Sebesar hamil
6 minggu 50 gr 2,5 cm
2 minggu
i. g
8 minggu normal
r
2) Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir,
diduga terjadi sebagai respons terhadap penurunan volume intrauterine yang
sangat besar. Hemostasis pascapartum dicapai terutama akibat kompresi
pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan
pembentukan bekuan. Hormone oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah, dan
membantu hemostatis. Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas
kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin (Pitosin) secara
intravena atau intramuscular diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang
merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di payudara
segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan
oksitosin (Bobak, 2005).
3) Tempat Plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, konstriksi vascular dan
thrombosis menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan
bernodul tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke atas menyebabkan
pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah pembentukan jaringan parut yang
menjadi karakteristik penyembuhan luka. Proses penyembuhan yang unik ini
memampukan endometrium menjalankan siklusnya seperti biasa dan
memungkinkan implantasi dan plasentasi untuk kehamilan di masa yang akan
datang. Regenerasi endometrium selesai pada akhir minggu ketiga masa
pascapartum, kecuali pada bekas tempat plasenta. Regenerasi pada tempat ini
biasanya tidak selesai sampai enam minggu setelah melahirkan.
4) After pains
Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap
kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dialami multipara dan bisa
menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri
setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu
teregang (misalnya, pada bayi besar, kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan
biasanya meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi uterus
(Bobak, 2005).
Disebabkan kontraksi rahim biasanya berlangsung 3 – 4 hari pasca persalinan.
Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu
diberikan analgesic (Cunningham, 430).
5) Lochia
Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa
nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah menstruasi.
Lochia ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk. Pengeluaran
lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu lokia rubra berwarna
merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa
mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari pertama sampai hari ketiga.
a. Lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik
caseosa, lanugo, mekonium. Selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3–7 pasca persalinan.
c. Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 2–4 pasca
persalinan.
d. Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah, berbau busuk.
f. Lacheostatis
Lochea tidak lancar keluarnya. (Bobak, 2005).
6) Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Delapan belas jam
pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan
kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap
edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
Ektoserviks (bagian serviks yang menonjol ke vagina) terlihat memar dan ada
sedikit laserasi kecil-kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara
serviks, yang berdilatasi 10 cm sewaktu melahirkan, menutup secara bertahap.
Dua jari mungkin masih dapat dimasukkan ke dalam muara serviks pada hari ke-4
sampai ke-6 pascapartum, tetapi hanya tungkai kuret terkecil yang dapat
dimasukkan pada akhir minggu ke-2. Muara serviks eksterna tidak akan
berbentuk lingkaran seperti sebelum melahirkan, tetapi terlihat memanjang seperti
suatu celah, seirng disebut seperti mulut ikan. Laktasi menunda produksi estrogen
ynag mempengaruhi mucus dan mukosa (Bobak, 2005).
9) Abdomen
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya
akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang meregang
pada waktu partus setelah bayi lahir berangsur angsur mengecil dan pulih
kembali. Tidak jarang uterus jatuh ke belakang menjadi retrofleksi karena
ligamentum rotundum jadi kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan
latihan-latihan pasca persalinan (Rustam M, 1998: 130).
10) Sistem Kardiovasculer
Selama kehamilan secara normal, volume darah untuk mengakomodasi
penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah
uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan
volume plasma menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terajdi
pada 24-48 jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami sering
kencing. Penurunan progesterone membantu mengurangi retensi cairan
sehubungan dengan penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan (V
Ruth B, 1996:230).
b. Nadi :
- 60 – 80 x/mnt
- Segera setelah partus bradikardi
c. Tekanan darah :
TD meningkat karena upaya keletihan dan persalinan, hal ini akan
normal kembali dalam waktu 1 jam
B. Perubahan Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva-Rubin terbagi menjadi dalam 3
tahap yaitu:
a) Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan
sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantis,
masing-masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang
baru.
c) Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi (Persis Mary H, 1995). Sedangkan stres emosional
pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan
mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu.
Manifestasi ini disebut dengan postpartum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5
postpartum.
Sedangkan menurut Bobak (2005), ada tiga fase penyesuaian ibu terhadap
perannya sebagai orang tua yaitu :
a) Fase Dependen
Selama satu atau dua hari pertama setelah melahirkan, ketergantungan ibu
menonjol. Pada waktu ini ibu mengharapkan segala kebutuhannya dapat
dipenuhi orang lain. Rubin (1961) menetapkan periode ini sebagai fase
menerima (taking-in phase), suatu waktu dimana ibu memerlukan
perlindungan dan perawatan (Bobak, 2005).
b) Fase Dependen-Mandiri
Apabila ibu telah menerima asuhan yang cukup selama beberapa jam atau
beberapa hari pertama setelah persalinan, maka pada hari kedua atau ketiga
keinginan untuk mandiri timbul dengan sendirinya. Secara bergantian muncul
kebutuhan untuk mendapat perawatan dan penerimaan dari orang lain dan
keinginan untuk bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri. Keadaan ini
disebut juga fase taking-hold yang berlangsung kira-kira sepuluh hari (Bobak,
2005).
c) Fase Interdependen
Pada fase ini perilaku interdependen muncul, ibu dan para anggota
keluarga saling berinteraksi. Hubungan antar pasangan kembali menunjukkan
karakteristik awal. Fase yang disebut juga letting-go ini merupakan fase yang
penuh stres bagi orangtua. Suami dan Istri harus menyesuaikan efek dan
perannya masing-masing dalam hal mengasuh anak, mengatur rumah dan
membina karier (Bobak, 2005).
3. PEMERIKSAAN FISIK
a) Melakukan pemeriksaan : Kepala, mata, hidung, leher, JVP, Pembesaran tyroid
b) Melakukan pemeriksaan dada dan payudara :
1) Paru (Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
2) Jantung (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
3) Inspeksi payudara untuk melihat adanya kemerahan, ketidaksimetrisan, terutama
pembengkakan payudara
4) Palpasi payudara untuk mengetahui apakah ada teraba panas dan adanya benjolan
akibat bendungan asi
5) Inspeksi dan palpasi areola dan nipple
b. Melakukan pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi abdomen : adanya luka sc, appendiktomi, striae gravidarum, posisi uterus
(tengah/kesamping)
2) Kontraksi uterus : Lihat dan raba (Keras /lunak)
3) Ukur diastasis rectus abdominalis : ukuran normal 1-2 jari
4) Involusio uteri : mengetahui tinggi fundus uteri
Tingkatan Involusio Uteri
Waktu sejak Posisi fundus Uteri Berat Uterus
Melahirkan
1 – 2 jam Pertengahan pusat sympisis 1000
12 jam 1 cm dibawah pusat
3 hari 3 cm dibawah pusat, terus menurun 1
cm/hari
9 hari Tidak teraba dibawah sympisis
5-6 minggu Sedikit lebih besar dari nulipara