Vous êtes sur la page 1sur 14

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA

An.AR DENGAN TONSILITIS DI INSTALASI RAWAT


DARURAT ANAK DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
MALALAYANG MANADO

Disusun oleh :
Kelompok 2

1. Andhi Nugroho 9. Ni Wayan Irjayanti


2. Juliya Balango 10. Frezty Tiow
3. Stella Supit 11. Harbi Timpal
4. Meyilan Nupu 12. Putri Umar
5. Gledys Saada 13. Nanda Mursalina
6. I Wayan Kertawiyasa 14. Santia Untilinga
7. Veronica Manginsoa 15. Lucky Joshua
8. Pricillia Wulandari

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III MANADO


TA. 2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kelompok panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Seminar PKK dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
Anak dengan Tonsilitis”.
Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Tonsilitis” ini
dibuat untuk melengkapi seminar PKK pada kegiatan belajar mengajar Tk. III
Semester VI.
Untuk itu kelompok menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Heyni F. Kereh, S.Kep., Ns., M.M selaku Clinical Teacher kelompok II
2. Teman-teman kelompok yang sudah membantu dalam menyelesaikan tugas
kelompok.

Kelompok menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak guna kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kelompok berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah pengetahuan di bidang kesehatan.

Manado, Mei 2018


Penulis

Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah
massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat
dengan kriptus didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat
lonjong melekat pada kanan dan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil
yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang
membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Tonsil terletak dalam
sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi
hipoblas di tempat ini.
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang
disebabkan oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke
dalam tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/
penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel
darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk
membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bila tonsil
sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka
akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam
tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis
kronis. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mempelajari
patofisiologi, manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan asuhan
keperawatan yang komprehensif pada klien tonsilitis beserta keluarganya.
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan tonsilitis
secara komprehensif di ruang instalasi rawat darurat anak RSUP
Prof. Dr. R. D Kandou Manado
2) Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian secara menyeluruh pada
klien tonsilitis
b. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan
pada klien tonsilitis
c. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk
mengatasi masalah keperawatan yang timbul pada klien
tonsilitis
d. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan pada klien dengan tonsilitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI TONSILITIS
Tonsillitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau biasa disebut
amandel) yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50%
kasus tonsilitis adalah karena infeksi. Tonsilitis akut sering dialami oleh
anak dengan insidensi tertinggi pada usia 5-6 tahun, dan juga pada orang
dewasa di atas usia 50 tahun.
Radang tonsil pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya
sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga
disebut sebagai tonsilofaringitis( Ngastiyah,1997 )
Seseorang terpredisposisi menderita tonsillitis jika memiliki
resistensi yang rendah, memiliki tonsil dengan kondisi tidak
menguntungkan akibat tonsilitis berulang sebelumnya, sebagai bagian dari
radang tenggorok (faringitis) secara umum, atau sekunder terhadap infeksi
virus (biasanya adenovirus yang menyebabkan tonsil menjadi mudah
diinvasi bakteri.

B. KLASIFIKASI
Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006)
1. Tonsillitis akut
Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians,
dan streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.
2. Tonsilitis falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi
bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus.
Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan
sisa-sisa makanan yang tersangkut.
3. Tonsilitis Lakunaris
Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk)
permukaan tonsil.
4. Tonsilitis Membranosa (Septis sore Throat)
Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut
menyerupai membrane. Membran ini biasanya mudah diangkat atau
dibuang dan berwarna putih kekuning-kuningan.
5. Tonsilitis Kronik
Tonsillitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok,
makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan
hygiene mulut yang buruk.

C. ETIOLOGI TONSILITIS
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut
dibawah ini yaitu :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes
4. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah
(droplet infections)

D. MANIFESTASI KLINIS TONSILITIS


Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :
1. Nyeri tenggorok
2. Nyeri telan
3. Sulit menelan
4. Demam
5. Mual
6. Anoreksia
7. Kelenjar limfa leher membengkak
8. Faring hiperemis
9. Edema faring
10. Pembesaran tonsil
11. Tonsil hyperemia
12. Mulut berbau
13. Otalgia (sakit di telinga)
14. Malaise
Manifestasi klinik yang mungkin timbul pada tonsilitis sangat
bervariasi untuk tiap penderita, diantaranya rasa mengganjal atau
kering di tenggorokan, nyeri tenggorok (sore throat) rasa haus,
malaise, demam, menggigil, nyeri menelan (odinofagia), gangguan
menelan (disfagia), nyeri yang menyebar ke telinga, pembengkakan
kelenjar getah bening regional, perubahan suara, nyeri kepala, ataupun
nyeri pada bagian punggung dan lengan.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG TONSILITIS


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa
tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

F. KOMPLIKASI TONSILITIS
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul akibat tonsillitis akut atau
berulang, di antaranya:
1. Abses peritonsilar (quinsy) :Biasanya timbul pada pasien dengan
tonsillitis berulang atau kronis yang tidak mendapat terapi yang adekuat.
2. Abses parafaringeal : Timbul jika infeksi atau pus (cairan abses)
mengalir dari tonsil atau abses peritonsilar melalui otot konstriktor
superior, sehingga formasi abses terbentuk di antara otot ini dan fascia
servikalis profunda. Komplikasi ini berbahaya karena terdapat pada area di
mana pembuluh darah besar berada dan menimbulkan komplikasi serius.
3. Abses retrofaringeal : Keadaan ini biasanya disertai sesak nafas
(dyspnea), ganggaun menelan, dan benjolan pada dinding posterior
tenggorok, dan bisa menjadi sangat berbahaya bila abses menyebar ke
bawah ke arah mediastinum dan paru-paru.
4.Tonsilolith : Tonsilolith adalah kalkulus di tonsil akibat deposisi
kalsium, magnesium karbonat, fosfat, dan debris pada kripta tonsil
membentuk benjolan keras. Biasanya menyebabkan ketidaknyamanan, bau
mulut, dan ulserasi (ulkus bernanah).
5.Kista tonsil : Umumnya muncul sebagai pembengkakan pada tonsil
berwarna putih atau kekuningan sebagai akibat terperangkapnya debris
pada kripta tonsil oleh jaringan fibrosa.
6.Komplikasi sistemik : Kebanyakan komplikasi sistemik terjadi akibat
infeksi Streptokokus beta hemolitikus grup A. Di antaranya: radang ginjal
akut (acute glomerulonephritis), demam rematik, dan bakterial
endokarditis yang dapat menimbulkan lesi pada katup jantung

G. PENATALAKSANAAN TONSILITIS
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :
1. Penatalaksanaan medis
a. Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin,
amoksisilin, eritromisin dll
b. Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol,
ibuprofen.
c. Analgesik untuk meredakan nyeri
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Kompres dengan air hangat
b. Istirahat yang cukup
c. Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
d. Kumur dengan air hangat
e. Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien
Meskipun kebanyakan kasus tonsilitis dapat sembuh
dengan penanganan konvensional, seperti istirahat (bedrest),
asupan makanan yang baik, penurun panas (antipiretik), di mana
tanpa pemberian antibiotik, tonsilitis biasanya berlangsung selama
kurang lebih 1 minggu. Adapun pemberian antibiotik dalam kasus
seperti ini, umumnya ditujukan untuk mengurangi episode penyakit
dan lamanya gejala yang diderita seperti nyeri tenggorok, demam,
nyeri kepala, ataupun pembengkakan kelenjar getah bening.
Antibiotika sendiri menjadi indikasi jika pada pemeriksaan kultur
dan resistensi ditemukan bakteri Streptokokus beta hemolitikus
grup A, dengan tujuan mengeradikasi kuman dan mencegah
komplikasi lebih lanjut.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. FOKUS PENGKAJIAN ASKEP TONSILITIS

1. Keluhan utama : Sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll


2. Riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden,
perkembangan, efek terapi dll
3. Riwayat kesehatan lalu
a. Riwayat kelahiran
b. Riwayat imunisasi
c. Penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis
media )
d. Riwayat hospitalisasi
4. Pengkajian umum
a. Usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda – tanda vital dll
5. Pernafasan
a. Kesulitan bernafas, batuk
b. Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
1. T0 : bila sudah dioperasi
2. T1 : ukuran yang normal ada
3. T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
4. T3 : pembesaran mencapai garis tengah
5. T4 : pembesaran melewati garis tengah
6. Nutrisi
a. Sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak
makan dan minum, turgor kurang
7. Aktifitas / istirahat
a. Anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise
8. Keamanan / kenyamanan
a. Kecemasan anak terhadap hospitalisasi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN TONSILITIS
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Tonsilitis akut adalah :

1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil


1. Intervensi Keperawatan :
1. Pantau suhu tubuh anak ( derajat dan pola ), perhatikan
menggigil atau tidak
2. Pantau suhu lingkungan
3. Batasi penggunaan linen, pakaian yang dikenakan klien
4. Berikan kompres hangat
5. Berikan cairan yang banyak ( 1500 – 2000 cc/hari )
6. Kolaborasi pemberian antipiretik
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
1. Intervensi Keperawatan:
1. Pantau nyeri klien(skala, intensitas, kedalaman, frekuensi)
2. Kaji Tanda-tanda Vital
3. Berikan posisi yang nyaman
4. Berikan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang melalui
hidung dan mengeluarkannya pelan – pelan melalui mulut
5. Berikan tehnik distraksi untuk mengalihkan perhatian anak
6. Kolaborasi pemberian analgetik
3. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan adanya anoreksia
1. Intervensi Keperawatan :
1. Kaji conjungtiva, sclera, turgor kulit
2. Timbang BB tiap hari
3. Berikan makanan dalam keadaan hangat
4. Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi seringsajikan
makanan dalam bentuk yang menarik
5. Tingkatkan kenyamanan lingkungan saat makan
6. Kolaborasi pemberian vitamin penambah nafsu makan
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
1. Intervensi Keperawatan :
1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
2. Observasi adanya kelelahan dalam melakukan aktifitas
3. Monitor Tanda-tanda Vital sebelum, selama dan sesudah
melakukan aktifitas
4. Berikan lingkungan yang tenang
5. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi klien
5. Gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya
obstruksi pada tuba eustakii
1. Intervensi Keperawatan:
1. Kaji ulang gangguan pendengaran yang dialami klien
2. Lakukan irigasi telinga
3. Berbicaralah dengan jelas dan pelan
4. Gunakan papan tulis / kertas untuk berkomunikasi jika
terdapat kesulitan dalam berkomunikasi
5. Kolaborasi pemeriksaan audiometri
6. Kolaborasi pemberian tetes telinga
DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I
Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999
2. Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan :
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;
2001
3. R. Sjamsuhidajat &Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi.
Jakarta : EGC ; 1997
4. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed.
8. Jakarta : EGC; 2001
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan tugas akhir ini , penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
Selama pengkajian hingga proses keperawatan pada pasien Tonsilitis ini
penulis dapat memahami dan menerapkan pendekatan proses asuhan
keperawatan. Disamping itu penulis dapat menyusun dan implementasi
pada pasien Tonsilitis, serta dapat membuat diagnose
keperawatan berdasarkan analisa data dan tinjauan teori. Dengan
berpedoman pada tinjauan teori, penulis dapat memahami dan mengetahui
keakuratan kebenaran sumber-sumber teori setelah dilakukannya
keperawatan pada khusus Tonsilitis. Jadi apapun yang bersifat
pengetahuan, sebisa mungkin mempelajari teori. Karena teori merupakan
hasil pengamatan dan penelitian oleh para ahli yang telah teruji
keakuratannya. Dengan begitu, penulis masih harus banyak belajar
sehingga mampu sistem pendokumentasian keperawatan yang benar dan
nyata pada pasien Tonsilitis.

Vous aimerez peut-être aussi