Vous êtes sur la page 1sur 31

asuhan keperawatan OSTEOARTRITIS pada lansia

osteoartritis

DEFINISI

Osteoartritis dinamakan sebagai penyakit sendi degeneratif atau arthritis hipertropi. Ini adalah penyakit
tulang tulang yang berkembang lambat dan sangat berhubungan dengan orang lain.

Secara klinis, oteoartitis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan ketegangan gerak-
gerak pada sendi dan massa. Sering kali juga berhubungan dengan trauma atau mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas dan stres oleh beban tubuh, dan penyakit-penyakit sendi lainnya.

Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia

lanjut. Jarang dijumpai dalam usia 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada harga diatas 60 tahun.

ETIOLOGI

Etiologi dari penyakit osteoartritis ini tidak dapat diakses dengan pasti. tetapi ada beberapa faktor risiko
yaitu:

* Umur atau waktu

Dari faktor-faktor risiko Artritis Osteo, faktor ketuaan adalah faktor yang terkontrol dan beratnya Osteo
Artritis semakin meningkat dengan bertambahnya usia lebih dari 40 tahun.

* Jenis kelamin

Wanita lebih sering terkena Osteo Artritis lutut dan Osteo Artritis dan lebih sering terjadi Osteo Artritis
paha, wajah dan leher di bawah 45 tahun prevalensi Osteo Artritis kurang lebih sama pada laki-laki dan
wanita. Pada 50 tahun (setelah menopause) frekuensi Osteo Artritis lebih banyak terjadi pada wanita.

* Suku bangsa

Osteo Artritis paha lebih jarang di antara orang-orang kulit hitam dan asia dari luar asia. Hal ini mungkin
dilakukan dengan cara-cara dan frekuensi dari kelainan konginetal dan pertumbuhan.

* Genetik
Faktor-faktor herediter atau genetik juga terjadi pada timbulnya Osteo Artritis, contohnya pada wanita
dengan Osteo Artritis pada sendi-sendi antara falang distal (nodus + lebarden) ada 2 kali lebih sering
Osteo Artritis pada sendi-sendi dan anak-anak perempuan memiliki kecenderungan 3 kali lebih sering.

* Kegemukan dan penyakit metabolik

Berat badan yang berlebih yang berarti kegemukan juga berhubungan dengan munculnya rsiko untuk
timbulnya Osteo Artritis baik pada wanita maupun pada pria. Faktor-faktor metabolik dan hormon antara
Osteo Artritis dan kegemukan juga didukung oleh Osteo Artritis dengan penyakit lain dari koroner,
diabetes mellitus dan hipertensi.

* Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga

Bekerja berat dan yang ringan dengan hanya menggunakan satu atau beberapa jenis, juga dapat
meningkatkan dan juga, dan juga meningkatkan risiko yang lebih tinggi.

* Pertumbuhan Kelang

Kelainan konginetal dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit perthes dan dislokasi konginetal paha)
telah muncul dengan timbulnya Osteo Artritis Paha pada Muda.

* Kepadatan tulang

Tingginya kepadatan tulang juga dapat meningkatkan risiko timbulnya Osteo Artritis. Hal ini mungkin
muncul karena mungkin yang lebih kuat (keras) tidak membantu mengurangi beban yang dicapai oleh
tulang rawan yang membentuk tulang rawan menjadi lebih mudah

MANIFESTASI KLINISf

Ø Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan umpan utama, biasanya dengan gerakan dan akan sedikit berkurang dengan
istirahat.

Ø Hambatan gerak sendi

Ganguan ini biasanya menjadi lebih berat dengan pelan-pelan seiring dengan bertambahnya nyeri.

Ø Kaku pagi
Pada beberapa pasien biasa atau cacat bisa timbul setelah imobilisasi. Seperti duduk dikursi atau
mobil dalam waktu yang cukup lama bahkan setelah tidur.

Ø Krepitasi

Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.

Ø Pembesaran sendi (deformitas)

Pasien mungkin saja memilih salah satu sendinya (disalah satu sisi atau tangan) secara pelan-pelan
membesar.

Ø Perubahan berjalan

Tekanan ini juga merupakan gejala yang menyusahkan pasien, hampir semua pasien Osteo Artritis,
kaki, tumit, lutut, atau panggul berkembang menjadi panjang.

Anatomi Sendi

Sendi secara bebas sebagai pertemuan antara dua tulang atau lebih. Berikan berbagai segmen pada
rangka manusia dan memberikan informasi. Pergerakan antara segmen-segmen dan gerakan-gerakan
pada lingkungan akan memberikan ganguan pergerakan.

Klasifikasi dan jenis kelainan pada sendi

Sebuah. Sindesmosis

Sendesmosis adalah keadaan sendi di mana alat-alat ini hanya ditutup oleh jaringan fibrosa.

b. Sinkondrosis

Sinkondrosis adalah kondisi dimana kedua tulang dipasang oleh tulang rawan lempeng epifisis yang
merupakan obat-obatan yang berfungsi saat yang tepat antara epifisis dan metafisis dan memberikan
manfaat pertumbuhan memanjang pada tulang.

c. Sinartosis

adalah sebuah keadaan yang berhubungan dengan oblitrasi dan terjadi penyambungan antara keduanya

d. Simfisis

Simfisis adalah keadaan yang sama dengan jenis persendian yang kedua permukaannya slide oleh tulang
rawan

1) Sendi putar, bongkol yang tepat masuk ke dalam mangkok sendi yang dapat memberikan seluruh arah,
misalnya, panggul dan sendi peluru yang ada di bahu.
2) Sendi engsel. Satu konteks bundar Diakses oleh yang lain dari rupa Gerakan hanya satu bidang dan
dua arah yaitu sendi siku dan sendi lutut.

3) Sendi kordiloid. Seperti sendi engsel tetapi dapat bergerak dalam 2 bidang dan empat arah laterl,
kedepan dan kebelakang. Fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi misalnya wajar tangan.

4) Sendi berporos atau sendi putar pergerakan sendi putar Seperti gerakan kepala dimana atik bentuk
cicin memutar sidekitar prosesus odontoid lain lain jari-jari ulna pronasi dan sipinasi

5) Sendi plana atau sendi timbal balik, misalnya sendi rahang dan tulang metacarpalia pertama
(Memungkinkan tangan) yang dapat memberikan banyak kebebasan untuk bergerak, ibu jari dapat
berhadapan dengan jari lainnya.

PATOFISIOLOGI

Pada osteoartritis, terjadilah penyakit tulang. Perubahan-perubahan tersebut adalah pembentukan


enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi, proteoglikan dan kolagen. Hal ini
menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, sifat-sifat kolagen dan menurunkannya kadar udara tulang
rawan sendi. (7) Pada proses degenerasi dari kartilago artikular produk subtansi atau zat yang dapat
memicu reaksi inflamasi yang mempengaruhi makrofag untuk menghasilkan IL-1 yang akan
meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks ekstraseluler. Gambaran utama yang ada pada
osteoarthritis adalah:

1. Destruksi kartilago yang progresif

2. terbentuknya subartikular kista

3. Sklerosis yang perlu tulang

4. terbentuknya osteofit

5. Dilengkapi fibrosis

Perubahan dari faktor yang menyebabkan tekanan dari tulang untuk tekanan dan fungsi yang lain yang
merupakan efek dari fungsi. Penurunan kekuatan dari tulang rawan dengan tidak ada yang tidak sesuai
dari kolagen. Pada tingkat teratas dari tempat degradasi kolagen, memberikan manfaat yang berlebihan
pada serabut saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan mekanik. Kondrosit sendiri akan mengalami
kerusakan. Selanjutnya akan diadakan penamaan molekuler dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh
kelainan fungsi matriks rawan sendi. Melalui mikroskop terlihat melalui tulang rawan lagi fibrilasi dan
berlapis-lapis. Dengan Hilangnya tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi.

Pada bagian tepi akan muncul respons terhadap tulang yang rusak dengan pembentukan osteofit.
Pembentukan tulang baru (osteofit) untuk pekerjaan memperbaiki dan membuat kembali persendian.
Dengan menambah luas permukaan, osteofit diharapkan dapat memperbaiki tulang awal sendi pada
osteoartritis. Lesi akan meluas dari garis tepi sendi.

dengan Adanya pengikisan yang progresif menyebabkan tulang dibawahnya juga ikut terlibat.
Hilangnya tulang-tulang tersebut merupakan usaha untuk melindungi permukaan yang tidak kena.
Namun hasil yang dibutuhkan Yang terjadi melebihi kekuatan biomekanik tulang. Maka tulang
subkondral akan merespon dengan meningkatkan selektivitas dan invasi vaskular, akibatnya tulang
menjadi tebal dan padat (eburnasi). Pada akhirnya tulang rawan sendi menjadi aus, rusak dan
menyebabkan gejala-gejala osteoartritis seperti nyeri sendi, kaku dan deformitas. Dengan Memprhatikan
proses dan proses yang terjadi, maka osteoartritis dapat dianggap sebagai kemajuan yang progresif.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sebuah. Laboratorium pemeriksaan

· Darah tepi

- Hemoglobin

- Leukosit

- LED

· Pemeriksaan Radiografi

Sebuah. Radiografi

Gambaran radigrafi sendi yang menyokong diagnosis Osteo Artritis adalah:

1) Penyempitan celah sendi yang sering kali asimetris (lebih berat pada bagian yang hukum beban)

2) Peningkatan densitas (skletosis) tulang sub kondral

3) Kista tulang

4) Osteofit pada pinggir sendi

5) Perubahan struktur anatomi sendi

b. MRI dan Mielografi

Pemeriksaan ini mungkin juga diperlukan pada pasien dengan Osteo Artritis tulang belakang untuk
menentukan sebab-sebab gejala dan keluhan-jarum kompresi radikular atau medulla spinalis.

c. Artroskopi dan artrografi


PENATALAKSANAAN

Sebuah. Medikomentosa

Tidak ada pengobatan medikomentosa spesifik, hanya saja simtomatik, obat anti inflamasi non steroid
(OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak dapat menghambat proses
patologis.

1) Analgesik yang dapat digunakan adalah asetaminopen dengan dosis 2,6 - 4,9 / hari atau profoksifen
kkl. Asam salisilat juga cukup efektif namun efeknya sangat besar.

2) Jika tidak ada atau salahkan tanda-tanda peradangan maka OAINS seperti fenoprofin, piroksikani,
ibuproken, dan lain dapat digunakan untuk osteoartritis Biasanya 1 / 2-1 / 3 dosis lengkap untuk

b. Perundungan Sendi

Osteo Artritis mungkin timbul atau diperkuat mungkin karena kondisi tubuh yang kurang baik. Kontra
postur yang buruk dan penyangga (korset) untuk lordosis lumbak yang berlebihan mungkin membantu.

Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi dan perlu diperhatikan.

c. Diet

Diet untuk mengubah berat badan pasien Osteo Artritis yang gemuk harus menjadi program utama
pengobatan.

d. Perangsang psikosial

e. Persoalan seksi

Ganguan seksi dapat dijumai pada pasien Osteo Artritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut,
perdebatan tentang hal ini pasien enggan mengutarakannya.

f. Fisiotherapi

Fisioterapi dilakukan pada penatalaksanaan Osteo Artritis yang mencakup penggunaan panas dan dingin
dan program pelatihan yang tepat untuk digunakan pada latihan untuk mengurangi rasa sakit / nyeri dan
kekakuan.

Latihan isometrik lebih baik dari isotonic Sebab dapat mengurangi tegangan pada sendi.

g. Operasi

Operasi perlu disesuaikan untuk dilakukan pada pasien Osteo Artritis dengan kerusakan sendi-sendi yang
nyata dengan kompleksitas dan kelemahan
- Osteotomi: untuk mengoreksi ketidaklulusan atau ketidaksuaian

- Debridemen sendi: menghilangkan fragmen tulang rawan sendi

PROSES KEPERAWATAN

Sebuah Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Sebuah. Anamnesa

- Data biografi: nama, umur, jenis kelamin, alamat dan lain-lain

- Riwayat keperawatan: kesehatan saat ini, masa lalu, riwayat kesehatan keluarga

- Pola kebiasaan saat ini dan sebelumnya

b. Pemeriksaan fisik

Adakah tanda-tanda penyakit sistemik (misalnya demam, penurunan berat badan)?

Periksa sendi yang terkena gangguan, tekanan tekan, krepitasi, kisaran kecepatan dan gangguan
fungsional. Temukan tetangga simetris.

Periksa secara khusus tangan, lutut, panggul dan tulang belakang.

- Aktivitas / istirahat

Gejala: Kesulitan ambulasi, kekauan sendi / unit pada pagi

hari setelah periode tidak aktif) riwayat partisipasi / okupasi. olah raga yang menggunakan sendi
tertentu.

Ketidakmampuan untuk membebaskan pada aktivitas okupasi / sekresi pada tingkat yang diinginkan.

Gangang tidur, perlambatan tidru sebab nyeri, sebab nyeri, tidak merasa istirahat dengan baik.

- Sirkulasi:

Tanda: adanya edema, penurunan nadi pada sensi yang sakit, tungkai / jari-jari

- Higiene

Gejala: Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari


Gunakan peralatan khusus

- Neorusensori

Tanda: Ganguan rentang gerak pada sensi yang sakit

- Nyeri / kenyamanan

Gejala: nyeri (tumpul, sakit, menetap) pada sendi yang sakit

memburuk dengan gerakan.

- Keamanan

Gejala: Cedera traumatik / fraktur pada sendi yang sakit tumor

tulang, deformitas konginetal.

Riwayat inflamasi arthritis tidak menghilangkan AR atau OA

Nekrosis aseptik pada kepala sendi.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a) Nyeri akut b / d spasme otot, prosedur pembedahan, lansia, ansietas.

b) Cemas b / d tindakan operatif

c) Kerusakan mobilitas fisik b / d gangguan muscolosceletal dan terapi bedah

d) Pengetahuan yang kurang b / d kurangnya informasi

3. PERENCANAAN

Tidak

Hari

/ tgl

selai

DX. keperawatan
NOC

TUJUAN

NIC

INTERVENSI

Nyeri akut b / d spasme otot, prosedur pemedahan, lansia dan ansietas

NOC:

v Kontrol Nyeri (1605)

Indikator :

160501 faktor-faktor penyebab

160502 Nyeri onset Mengenal

160508 pertolongan non analgetik

160505 Menggunakan analgetik

160507 Melaporkan gejala ke tim kesehatan

160511 Nyeri terkontrol

Keterangan:

1. Tidak pernah dilakukan

2. Jarang dilakukan

3. Kadang - kadang dilakukan

4. Sering dilakukan

5. Selalu dilkukan

v hapus Tingkat Nyeri / Tingkat Nyeri (2102)


Indikator:

210201 Melaporkan nyeri

210203 Frekuensi nyeri

210204 Lamanya episode nyeri

210206 Ekspresi (wajah) nyeri

210207 Posisi melindungi tubuh

210208 Kegelisahan

210210 Tingkat respirasi perubahan

210212. Perubahan darah

210213 Mengubah ukuran murid

210214 Respirasi

210215 Kehilangan nafsu makan

Keterangan:

1. Berat

2. Agak berat

3. Sedang

4. Sedikit

5. Tidak ada

NIC:

* Pain Managemen (1400)

Ø Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
Ø Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan

Ø Kurangi faktor presipitasi nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal)

Ø Ajarkan tentang teknik non farmakologi

Ø Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi

cemas

NOC
v Anxiety control (1402)

Indikator :

140201 Memonitor

140205 perencanaan strategi koping untuk kondisi stres

140206 Menggunakan strategi koping yang efektif

140207 Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi

prospek

140217 Kontrol respon cemas

Keterangan:

1. Tidak pernah dilakukan

2. Jarang dilakukan

3. Kadang - kadang dilakukan

4. Sering dilakukan

5. Selalu dilakukan

v Mengatasi (1302)

Indikator:

130201 Identifikasi perilaku koping efektif

130202 Identifikasi perilaku koping tidak efektif

130207 Modifikasi gaya hidup sebagai kebutuhan

130209 dengan menggunakan social yang tersedia

130211 Identifikasi berbagai macam strategi koping

Keterangan:
1. Tidak pernah dilakukan

2. Jarang dilakukan

3. Kadang - kadang dilakukan

4. Sering dilakukan

5. Selalu dilakukan

Kontrol impuls (1405)

Indikator:

140501 Mengidentifikasi perilaku yang berbahaya

140505 Mengenali faktor risiko di lingkungan

140506 Menghindari faktor risiko tinggi dan lingkungan

140509 Mengidentifikasi system social

140511 lisan / mempertahankan kontrak untuk mengontrol perilaku

Keterangan:

1. Tidak pernah dilakukan

2. Jarang dilakukan

3. Kadang - kadang dilakukan

4. Sering dilakukan

5. Selalu dilakukan

NIC

* Anxiety Reduction / penurunan kecemasan (5820)

o Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur


o Memberikan informasi faktual melalui diagnosis, prognosis tindakan

o Identifikasi tingkat kecemasan

o Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

o Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

4.

Kurang mengetahui b / d kurangnya informasi

* Pengetahuan: proses penyakit (1803)

Indikator :

180301 Mengetahui dengan benar tentang nama penyakit

180302 Menjelaskan proses penyakit

180304 Menjelaskan faktor risiko

180305 Menjelaskan tanda dan gejala

180309 Menjelaskan perpecahan yang terjadi


180310 Menjelaskan tanda dan gejala dari komplikasi

Keterangan:

1. Tidak tahu

2. Terbatas

3. Cukup

4. Banyak

5. Luas

* Pengetahuan: perilaku kesehatan (1805)

Indikator:

180501 Menjelaskan penerapan nutrisi kesehatan

180502 Menjelaskan manfaat dari aktifitas dan latihan

180503 Menjelaskan teknik manajemen stres efektif

180505 Menjelaskan metode dari Rencana keluarga

180507 Menjelaskan efek dari penggunaan bahan cair bagi kesehatan

180511 Menjelaskan efek dari penggunaan kafein

180515 Menjelaskan promosi dan frekuensi pelayanan kesehatan

Keterangan:

1. Tidak tahu

2. Terbatas

3. Cukup

4. Banyak

5. Luas
* Pengajaran: proses penyakit (5602)

o Berikan informasi tentang tingkat pengetahuan tentang proses yang spesifik

o Gambarkan tanda dan gejala yang muncul pada penyakit, dengan cara yang benar

o Identifikasi kebutuhan penyebab, dengan cara yang tepat

o Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi denngan cara yang tepat

o Disk yang lebih besar yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan yang akan dilakukan dan atau
proses pengontrolan penyakit

Eka Awliant Puspita " STIKES MANDALA WALUYA KENDARI "

Tak peduli seberapa jauh kita akan mencari. Kita pasti akan menemukannya.. keep smile

Kamis, 05 Juni 2014

ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOARTRITIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di
mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang
penyusun sendi. Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi
tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.

Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif, osteoartrosis,
atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan
menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari
segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka
panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih
dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu
dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan
nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.

Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi
tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi
kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia. Pada sendi, suatu jaringan tulang
rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi.
Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak
sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis
satu sama lain.

B. Rumusan masalah

1. Apa Definisi dari Osteoartritis?

2. Apa saja Etiologi dari Osteoartritis?

3. Bagaiaman Patofisiologi Osteoartritis?

4. Apa saja Manifestasi klinis Osteoartritis?

5. Bagaiaman Penatalaksanaan dari Osteartritis?

6. Bagaimana Asuhan Keperawatan gangguan muskuloskletal dengan Osteoartritis?

C. Tujuan

1. Mengetahui Definisi dari Osteoartritis.

2. Mengetahui Etiologi dari Osteoartritis.

3. Mengetahui Patofiologi dari Osteoartritis.


4. Mengetahui Manifestasi dari Osteoartritis.

5. Mengetahui Penatalaksanaan dari Osteoartritis.

6. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Osteoartritis.

BAB II

KONSEP MEDIS

A. Definisi Osteoastritis

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat
inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer, C Suzanne, 2002 hal .1087). Osteoartritis merupakan golongan
rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan
meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai
pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi
(Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan kelainan sendi non
inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan
gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-
tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi
perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan,
jaringan sub kondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian. (R. Boedhi Darmojo & Martono
Hadi ,1999).

Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi
yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa factor resiko
yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar yang mananggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan
hambatan gerak.

B. Etiologi Osteoastritis

1. Umur

Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah
kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.

2. Jenis Kelamin.

Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis
paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang
lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita
dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.

3. Pengausan (wear and tear)

Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui dua mekanisme
yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.

4. Kegemukan

Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan, sebaliknya nyeri atau
cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat
menambah kegemukan.

5. Trauma

Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang menimbulkan kerusakan
pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.

6. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan pada pria yang
kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya
yang terkena.

7. Akibat penyakit radang sendi lain

Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran
enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel radang.

8. Joint Mallignment

Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan membal dan
menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.

9. Penyakit endokrin

Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan pada seluruh
jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada
diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun.

10. Deposit pada rawan sendi

Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat mengendapkan


hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium urat/pirofosfat dalam rawan
sendi.

C. Patofisiologi Osteoartritis

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan progresif lambat,
yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi
disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh
proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga
diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya
polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan
tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan,
seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.

Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh
adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya
sendi tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa
tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi
lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga
menyebabkan fraktur pada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya
mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi
penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau
nodulus. ( Soeparman ,1995).

PATHWAYS

Reaksi antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus

Reaksi peradangan

Kurangnya informasi Sinovial menebal Nyeri

akut

tentang proses penyakit

Difisiensi pengetahuan Devormitas sendi Gangguan citra

tubuh

Infiltrasi kedalam os subcondria

Kerusakan kartilago dan tulang Hambatan nutrisi pada kartilago

artikularis

Tendon dan ligamen melemah Kartilago nekrosis

Hilangnya kekuatan Mudah luksasi Adhesi pada permukaan sendi

otot & subluksasi Ankilosis fibroa ankilosis tulang


Resiko cedra Kekakuan sendi Terbatasnya gerakan sendi

Hambatan Difisit perawatan diri

mobilitas fisik

D. Manifestasi Osteoartritis

1. Rasa nyeri pada sendi

Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan
sesuatu kegiatan fisik.

2. Kekakuan dan keterbatasan gerak

Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.

3. Peradangan

Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan menimbulkan
pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.

4. Mekanik

Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu
istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi
telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat
timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.

5. Pembengkakan Sendi

Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi
biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

6. Deformitas

Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.

7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

E. Penatalaksanaan Osteoartritis

1. Tindakan preventif

a. Penurunan berat badan

b. Pencegahan cedera

c. Screening sendi paha

d. Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja

2. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul

3. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat ortotik untuk
menyangga sendi yang mengalami inflamasi.

4. Irigasi tidal (pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,

5. Pembedahan; artroplasti

6. Operasi, perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata
dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi,

7. Fisioterapi, berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas
dan dingin dan program latihan ynag tepat.

8. Dukungan psikososial, diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan
ketidakmampuannya yang ditimbulkannya.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas/istirahat

Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress dengan sendi,
kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris.

Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan pada sendi dan
otot.

2. Kardiovaskur

Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik kemudian kemerahan
pada jari sebelum warna kembali normal.

3. Integritas ego

Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor


hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri
missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh.

4. Makanan / cairan

Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan adekuat : mual,
anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.

Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.

5. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri,
ketergantungan pada orang lain.

6. Neurosensory

Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.

Tanda : pembengkakan sendi simetri.

7. Nyeri/kenyamanan

Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada sendi ), rasa
nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari ).

8. Keamanan

Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan dalam menangani
tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan menetap, kekeringan pada mata, dan membrane
mukosa.

9. Interaksi social

Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran, isolasi.

B. Diagnosa

1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan musculoskletal.

3. Difisit perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan sendi

4. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang.

5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik.

6. Difisiensi pengetahuan berhubungan dengan kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan


sehubungan dengan kurangnya informasi.

C. Intrvensi

1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi


Tujuan & Kriteria Hasil

Intervensi

Pasien akan :

ü Menunjukkan tingkat kenyamanan.

ü Dapat mengendalikan nyeri

ü Dapat melaporkan karakteristik nyeri.

* Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10).

* Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan

* Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan
istirahat di tempat tidur sesuai indikasi

* Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi
yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak

* Anjurkan pasien untuk mandi air hangat . Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi
yang sakit beberapa kali sehari.

* Berikan masase yang lembut

Kolaborasi

ü Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan musculoskletal.

Tujuan & Kriteria Hasil

Intervensi

Pasien akan :

ü Melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dengan alat bantu


ü Memperlihatkan mobilitas

* berikan terapi latihan fisik : ambulasi, keseimbangan, mobilitas sendi, pengendalian otot

* Bantu dan dorong perawatan diri

3. Difisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan moskuluskeletal

Tujuan & kriteria hasil

Intervensi

Pasien akan :

ü Menunjukkan perawaan diri dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

* Bantu perawatan diri pasien : mandi/higiene

* Bantu pemenuhan eliminasi pasien

4. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang

Tujuan & kriteria hasil

Intervensi

Pasien akan :

ü Pasien dan keluarga dapat mempersiapkan lingkungan yang aman.

ü Pasien dan keluarga dapat menghindari cidera fisik.

ü Dapat memodofikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko

* Menejemen lingkungan: pantau lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan.

* Berikan bimbingan dan pengalaman belajar tentang kesehatan individu yang kondusif.

* Identifikasi faktor resiko potensial terjadinya cidera.


5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik.

Tujuan & kriteria hasil

Intervensi

Pasien akan :

ü Menunjukkan adaptasi dengan ketunadayaan fisik, penyesuaian psikososial.

ü Menunjukkan citra tubuh positif dan harga diri positif.

ü Menunjukkan kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh.

ü Menunjukkan keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami gangguan

* Diskusikan persepsi pasien tentang keadaan tubuh pasien

* Dorong pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stresor atau ancaman yang menghambat peran
hidup.

* Diskusikan dengan pasien tentang faktor resiko potensial dan memprioritaskan strategi menurunkan
resiko.

* Dorong pasien terhadap peningkatkan penilaian personal terhadap harga diri.

Kolaborasi

* Rujuk pada konseling psikiatri

* Berikan obat-obatan sesuai petunjuk

6. Difisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif dan kurang familiar dengan sumber-
sumber informasi

Tujuan & kriteria hasil


intervensi

Pasien akan :

ü Memperlihatkan pengetahuan tentang penyakitnya

ü Dapat mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan tentang program terapi

* Edukasi kesehatan : berikan bimbingan dan pengalaman belajar tentang perilaku kesehatan yang
kondusif

* Penyuluhan prosedur terapi : berikan pemahaman kepada pasien secara mental tentang prosedur dan
penanganan

DAFTAR PUSTAKA

* Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono,
dkk., Jakarta, EGC.

* Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC, Jakarta, EGC
* Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.

* Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.

* Prince, Sylvia Anderson, 2000., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC,
Jakarta.

eka dwi Puspita di 18.31

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

All about AwLiant

Foto saya

eka dwi Puspita

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Vous aimerez peut-être aussi