Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
osteoartritis
DEFINISI
Osteoartritis dinamakan sebagai penyakit sendi degeneratif atau arthritis hipertropi. Ini adalah penyakit
tulang tulang yang berkembang lambat dan sangat berhubungan dengan orang lain.
Secara klinis, oteoartitis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan ketegangan gerak-
gerak pada sendi dan massa. Sering kali juga berhubungan dengan trauma atau mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas dan stres oleh beban tubuh, dan penyakit-penyakit sendi lainnya.
Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia
lanjut. Jarang dijumpai dalam usia 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada harga diatas 60 tahun.
ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit osteoartritis ini tidak dapat diakses dengan pasti. tetapi ada beberapa faktor risiko
yaitu:
Dari faktor-faktor risiko Artritis Osteo, faktor ketuaan adalah faktor yang terkontrol dan beratnya Osteo
Artritis semakin meningkat dengan bertambahnya usia lebih dari 40 tahun.
* Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena Osteo Artritis lutut dan Osteo Artritis dan lebih sering terjadi Osteo Artritis
paha, wajah dan leher di bawah 45 tahun prevalensi Osteo Artritis kurang lebih sama pada laki-laki dan
wanita. Pada 50 tahun (setelah menopause) frekuensi Osteo Artritis lebih banyak terjadi pada wanita.
* Suku bangsa
Osteo Artritis paha lebih jarang di antara orang-orang kulit hitam dan asia dari luar asia. Hal ini mungkin
dilakukan dengan cara-cara dan frekuensi dari kelainan konginetal dan pertumbuhan.
* Genetik
Faktor-faktor herediter atau genetik juga terjadi pada timbulnya Osteo Artritis, contohnya pada wanita
dengan Osteo Artritis pada sendi-sendi antara falang distal (nodus + lebarden) ada 2 kali lebih sering
Osteo Artritis pada sendi-sendi dan anak-anak perempuan memiliki kecenderungan 3 kali lebih sering.
Berat badan yang berlebih yang berarti kegemukan juga berhubungan dengan munculnya rsiko untuk
timbulnya Osteo Artritis baik pada wanita maupun pada pria. Faktor-faktor metabolik dan hormon antara
Osteo Artritis dan kegemukan juga didukung oleh Osteo Artritis dengan penyakit lain dari koroner,
diabetes mellitus dan hipertensi.
Bekerja berat dan yang ringan dengan hanya menggunakan satu atau beberapa jenis, juga dapat
meningkatkan dan juga, dan juga meningkatkan risiko yang lebih tinggi.
* Pertumbuhan Kelang
Kelainan konginetal dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit perthes dan dislokasi konginetal paha)
telah muncul dengan timbulnya Osteo Artritis Paha pada Muda.
* Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang juga dapat meningkatkan risiko timbulnya Osteo Artritis. Hal ini mungkin
muncul karena mungkin yang lebih kuat (keras) tidak membantu mengurangi beban yang dicapai oleh
tulang rawan yang membentuk tulang rawan menjadi lebih mudah
MANIFESTASI KLINISf
Ø Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan umpan utama, biasanya dengan gerakan dan akan sedikit berkurang dengan
istirahat.
Ganguan ini biasanya menjadi lebih berat dengan pelan-pelan seiring dengan bertambahnya nyeri.
Ø Kaku pagi
Pada beberapa pasien biasa atau cacat bisa timbul setelah imobilisasi. Seperti duduk dikursi atau
mobil dalam waktu yang cukup lama bahkan setelah tidur.
Ø Krepitasi
Pasien mungkin saja memilih salah satu sendinya (disalah satu sisi atau tangan) secara pelan-pelan
membesar.
Ø Perubahan berjalan
Tekanan ini juga merupakan gejala yang menyusahkan pasien, hampir semua pasien Osteo Artritis,
kaki, tumit, lutut, atau panggul berkembang menjadi panjang.
Anatomi Sendi
Sendi secara bebas sebagai pertemuan antara dua tulang atau lebih. Berikan berbagai segmen pada
rangka manusia dan memberikan informasi. Pergerakan antara segmen-segmen dan gerakan-gerakan
pada lingkungan akan memberikan ganguan pergerakan.
Sebuah. Sindesmosis
Sendesmosis adalah keadaan sendi di mana alat-alat ini hanya ditutup oleh jaringan fibrosa.
b. Sinkondrosis
Sinkondrosis adalah kondisi dimana kedua tulang dipasang oleh tulang rawan lempeng epifisis yang
merupakan obat-obatan yang berfungsi saat yang tepat antara epifisis dan metafisis dan memberikan
manfaat pertumbuhan memanjang pada tulang.
c. Sinartosis
adalah sebuah keadaan yang berhubungan dengan oblitrasi dan terjadi penyambungan antara keduanya
d. Simfisis
Simfisis adalah keadaan yang sama dengan jenis persendian yang kedua permukaannya slide oleh tulang
rawan
1) Sendi putar, bongkol yang tepat masuk ke dalam mangkok sendi yang dapat memberikan seluruh arah,
misalnya, panggul dan sendi peluru yang ada di bahu.
2) Sendi engsel. Satu konteks bundar Diakses oleh yang lain dari rupa Gerakan hanya satu bidang dan
dua arah yaitu sendi siku dan sendi lutut.
3) Sendi kordiloid. Seperti sendi engsel tetapi dapat bergerak dalam 2 bidang dan empat arah laterl,
kedepan dan kebelakang. Fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi misalnya wajar tangan.
4) Sendi berporos atau sendi putar pergerakan sendi putar Seperti gerakan kepala dimana atik bentuk
cicin memutar sidekitar prosesus odontoid lain lain jari-jari ulna pronasi dan sipinasi
5) Sendi plana atau sendi timbal balik, misalnya sendi rahang dan tulang metacarpalia pertama
(Memungkinkan tangan) yang dapat memberikan banyak kebebasan untuk bergerak, ibu jari dapat
berhadapan dengan jari lainnya.
PATOFISIOLOGI
4. terbentuknya osteofit
5. Dilengkapi fibrosis
Perubahan dari faktor yang menyebabkan tekanan dari tulang untuk tekanan dan fungsi yang lain yang
merupakan efek dari fungsi. Penurunan kekuatan dari tulang rawan dengan tidak ada yang tidak sesuai
dari kolagen. Pada tingkat teratas dari tempat degradasi kolagen, memberikan manfaat yang berlebihan
pada serabut saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan mekanik. Kondrosit sendiri akan mengalami
kerusakan. Selanjutnya akan diadakan penamaan molekuler dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh
kelainan fungsi matriks rawan sendi. Melalui mikroskop terlihat melalui tulang rawan lagi fibrilasi dan
berlapis-lapis. Dengan Hilangnya tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi.
Pada bagian tepi akan muncul respons terhadap tulang yang rusak dengan pembentukan osteofit.
Pembentukan tulang baru (osteofit) untuk pekerjaan memperbaiki dan membuat kembali persendian.
Dengan menambah luas permukaan, osteofit diharapkan dapat memperbaiki tulang awal sendi pada
osteoartritis. Lesi akan meluas dari garis tepi sendi.
dengan Adanya pengikisan yang progresif menyebabkan tulang dibawahnya juga ikut terlibat.
Hilangnya tulang-tulang tersebut merupakan usaha untuk melindungi permukaan yang tidak kena.
Namun hasil yang dibutuhkan Yang terjadi melebihi kekuatan biomekanik tulang. Maka tulang
subkondral akan merespon dengan meningkatkan selektivitas dan invasi vaskular, akibatnya tulang
menjadi tebal dan padat (eburnasi). Pada akhirnya tulang rawan sendi menjadi aus, rusak dan
menyebabkan gejala-gejala osteoartritis seperti nyeri sendi, kaku dan deformitas. Dengan Memprhatikan
proses dan proses yang terjadi, maka osteoartritis dapat dianggap sebagai kemajuan yang progresif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
· Darah tepi
- Hemoglobin
- Leukosit
- LED
· Pemeriksaan Radiografi
Sebuah. Radiografi
1) Penyempitan celah sendi yang sering kali asimetris (lebih berat pada bagian yang hukum beban)
3) Kista tulang
Pemeriksaan ini mungkin juga diperlukan pada pasien dengan Osteo Artritis tulang belakang untuk
menentukan sebab-sebab gejala dan keluhan-jarum kompresi radikular atau medulla spinalis.
Sebuah. Medikomentosa
Tidak ada pengobatan medikomentosa spesifik, hanya saja simtomatik, obat anti inflamasi non steroid
(OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak dapat menghambat proses
patologis.
1) Analgesik yang dapat digunakan adalah asetaminopen dengan dosis 2,6 - 4,9 / hari atau profoksifen
kkl. Asam salisilat juga cukup efektif namun efeknya sangat besar.
2) Jika tidak ada atau salahkan tanda-tanda peradangan maka OAINS seperti fenoprofin, piroksikani,
ibuproken, dan lain dapat digunakan untuk osteoartritis Biasanya 1 / 2-1 / 3 dosis lengkap untuk
b. Perundungan Sendi
Osteo Artritis mungkin timbul atau diperkuat mungkin karena kondisi tubuh yang kurang baik. Kontra
postur yang buruk dan penyangga (korset) untuk lordosis lumbak yang berlebihan mungkin membantu.
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi dan perlu diperhatikan.
c. Diet
Diet untuk mengubah berat badan pasien Osteo Artritis yang gemuk harus menjadi program utama
pengobatan.
d. Perangsang psikosial
e. Persoalan seksi
Ganguan seksi dapat dijumai pada pasien Osteo Artritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut,
perdebatan tentang hal ini pasien enggan mengutarakannya.
f. Fisiotherapi
Fisioterapi dilakukan pada penatalaksanaan Osteo Artritis yang mencakup penggunaan panas dan dingin
dan program pelatihan yang tepat untuk digunakan pada latihan untuk mengurangi rasa sakit / nyeri dan
kekakuan.
Latihan isometrik lebih baik dari isotonic Sebab dapat mengurangi tegangan pada sendi.
g. Operasi
Operasi perlu disesuaikan untuk dilakukan pada pasien Osteo Artritis dengan kerusakan sendi-sendi yang
nyata dengan kompleksitas dan kelemahan
- Osteotomi: untuk mengoreksi ketidaklulusan atau ketidaksuaian
PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Sebuah. Anamnesa
- Riwayat keperawatan: kesehatan saat ini, masa lalu, riwayat kesehatan keluarga
b. Pemeriksaan fisik
Periksa sendi yang terkena gangguan, tekanan tekan, krepitasi, kisaran kecepatan dan gangguan
fungsional. Temukan tetangga simetris.
- Aktivitas / istirahat
hari setelah periode tidak aktif) riwayat partisipasi / okupasi. olah raga yang menggunakan sendi
tertentu.
Ketidakmampuan untuk membebaskan pada aktivitas okupasi / sekresi pada tingkat yang diinginkan.
Gangang tidur, perlambatan tidru sebab nyeri, sebab nyeri, tidak merasa istirahat dengan baik.
- Sirkulasi:
Tanda: adanya edema, penurunan nadi pada sensi yang sakit, tungkai / jari-jari
- Higiene
- Neorusensori
- Nyeri / kenyamanan
- Keamanan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. PERENCANAAN
Tidak
Hari
/ tgl
selai
DX. keperawatan
NOC
TUJUAN
NIC
INTERVENSI
NOC:
Indikator :
Keterangan:
2. Jarang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilkukan
210208 Kegelisahan
210214 Respirasi
Keterangan:
1. Berat
2. Agak berat
3. Sedang
4. Sedikit
5. Tidak ada
NIC:
Ø Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
Ø Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
cemas
NOC
v Anxiety control (1402)
Indikator :
140201 Memonitor
prospek
Keterangan:
2. Jarang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
v Mengatasi (1302)
Indikator:
Keterangan:
1. Tidak pernah dilakukan
2. Jarang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
Indikator:
Keterangan:
2. Jarang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
NIC
4.
Indikator :
Keterangan:
1. Tidak tahu
2. Terbatas
3. Cukup
4. Banyak
5. Luas
Indikator:
Keterangan:
1. Tidak tahu
2. Terbatas
3. Cukup
4. Banyak
5. Luas
* Pengajaran: proses penyakit (5602)
o Gambarkan tanda dan gejala yang muncul pada penyakit, dengan cara yang benar
o Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi denngan cara yang tepat
o Disk yang lebih besar yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan yang akan dilakukan dan atau
proses pengontrolan penyakit
Tak peduli seberapa jauh kita akan mencari. Kita pasti akan menemukannya.. keep smile
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di
mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang
penyusun sendi. Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi
tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.
Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif, osteoartrosis,
atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan
menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari
segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka
panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih
dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu
dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan
nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.
Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi
tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi
kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia. Pada sendi, suatu jaringan tulang
rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi.
Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak
sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis
satu sama lain.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Definisi Osteoastritis
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat
inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer, C Suzanne, 2002 hal .1087). Osteoartritis merupakan golongan
rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan
meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai
pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi
(Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan kelainan sendi non
inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan
gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-
tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi
perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan,
jaringan sub kondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian. (R. Boedhi Darmojo & Martono
Hadi ,1999).
Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi
yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa factor resiko
yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar yang mananggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan
hambatan gerak.
B. Etiologi Osteoastritis
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah
kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis
paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang
lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita
dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui dua mekanisme
yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
4. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan, sebaliknya nyeri atau
cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat
menambah kegemukan.
5. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang menimbulkan kerusakan
pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
6. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan pada pria yang
kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya
yang terkena.
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran
enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel radang.
8. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan membal dan
menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.
9. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan pada seluruh
jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada
diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
C. Patofisiologi Osteoartritis
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan progresif lambat,
yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi
disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh
proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga
diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya
polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan
tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan,
seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh
adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya
sendi tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa
tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi
lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga
menyebabkan fraktur pada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya
mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi
penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau
nodulus. ( Soeparman ,1995).
PATHWAYS
Reaksi peradangan
akut
tubuh
artikularis
mobilitas fisik
D. Manifestasi Osteoartritis
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan
sesuatu kegiatan fisik.
Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan menimbulkan
pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu
istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi
telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat
timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi
biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
E. Penatalaksanaan Osteoartritis
1. Tindakan preventif
b. Pencegahan cedera
3. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat ortotik untuk
menyangga sendi yang mengalami inflamasi.
5. Pembedahan; artroplasti
6. Operasi, perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata
dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi,
7. Fisioterapi, berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas
dan dingin dan program latihan ynag tepat.
8. Dukungan psikososial, diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan
ketidakmampuannya yang ditimbulkannya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress dengan sendi,
kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan pada sendi dan
otot.
2. Kardiovaskur
Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik kemudian kemerahan
pada jari sebelum warna kembali normal.
3. Integritas ego
4. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan adekuat : mual,
anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
5. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri,
ketergantungan pada orang lain.
6. Neurosensory
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada sendi ), rasa
nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari ).
8. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan dalam menangani
tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan menetap, kekeringan pada mata, dan membrane
mukosa.
9. Interaksi social
B. Diagnosa
C. Intrvensi
Intervensi
Pasien akan :
* Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan
* Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan
istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
* Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi
yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak
* Anjurkan pasien untuk mandi air hangat . Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi
yang sakit beberapa kali sehari.
Kolaborasi
ü Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
Intervensi
Pasien akan :
* berikan terapi latihan fisik : ambulasi, keseimbangan, mobilitas sendi, pengendalian otot
Intervensi
Pasien akan :
Intervensi
Pasien akan :
* Berikan bimbingan dan pengalaman belajar tentang kesehatan individu yang kondusif.
Intervensi
Pasien akan :
* Dorong pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stresor atau ancaman yang menghambat peran
hidup.
* Diskusikan dengan pasien tentang faktor resiko potensial dan memprioritaskan strategi menurunkan
resiko.
Kolaborasi
6. Difisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif dan kurang familiar dengan sumber-
sumber informasi
Pasien akan :
* Edukasi kesehatan : berikan bimbingan dan pengalaman belajar tentang perilaku kesehatan yang
kondusif
* Penyuluhan prosedur terapi : berikan pemahaman kepada pasien secara mental tentang prosedur dan
penanganan
DAFTAR PUSTAKA
* Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono,
dkk., Jakarta, EGC.
* Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC, Jakarta, EGC
* Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.
* Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
* Prince, Sylvia Anderson, 2000., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC,
Jakarta.
Berbagi
Posting Komentar
Beranda
Foto saya