Vous êtes sur la page 1sur 11

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KONSEP DAN PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Kelompok 4 :

Nurul Faika Hamja (1610321140)

Silviani (1610321141)

Nada Ahlil Badriyah WF (1610321142)

UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

PRODI AKUNTANSI S1

2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Dan Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik

B. Siklus Akuntansi Keuangan Sektor Publik

C. Teknik Pelaporan Keuangan Sektor Publik

D. Tujuan Laporan Keuangan

E. Jenis Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi sektor publik memiliki peran penting untuk menyiapkan laporan


keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi
dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan,
pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan
keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Informasi keuangan bukan
merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi keuangan berfungsi
memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi
akuntansi merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara
efektif, bukan tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Karena kebutuhan informasi di
sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi
keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter
seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan.

Untuk itulah kelompok kami yang mana mendapatkan kesempatan untuk


menyajikan pembahasan mengenai pelaporan keuangan sektor publik berusaha
untuk menyampaikan Pelaporan Keuangan Sektor Publik secara singkat, padat dan
jelas.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Dan Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik


1. Teori Pelaporan dalam Sektor Publik

Ada 2 jenis pelaporan yang dikenal dalam Sektor Publik, yaitu Pelaporan Kinerja
dan Pelaporan.

 Pelaporan Kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikandan


melaporkan kinerja keseluruhan aktivitas serta sumber daya yang harus
dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini juga merupakan wujud dari proses
akuntanbilitas. Entitas yang berkewajiban (sebaiknya) untuk membuat laporan ini
antara lain adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintahan,
unit pelaksana teknis, LSM, partai politik (ParPol), Yayasan dan organisasi
kemasyarakatan lainnya.
 Pelaporan Keuangan merupakan refleksi dari posisi keuangan serta transaksi yang
telah dilakukan suatu organisasisektor public dalam kurun waktu tertentu.

2. Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik


a. Dasar kas (cash base)

Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar.
Akun keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan tidak bisa
dihasilkan apabila tidak ada data tentang aktiva dan kewajiban. Data yang ada hanyalah
perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima, sehingga tidak ada pos
piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga tidak ada utang. Penyesuaian
saham tidak dilakukan, karena akun tidak memerhatikan pencatatan, dimana yang
diperhatikan hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk pembelian (sehingga tidak ada
gambaran tentang penutupan saham/closing stock figure.

b. Dasar akrual (accrual base)

Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 adalah


sebagai berikut:

 Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukkan bukan
sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama
lain, dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba
dan rugi selama periode bersangkutan.
 Penerapan dasar akrual akan sangat memengaruhi sistem akuntansi yang digunakan
seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan. Penerapan
dasar akrual lebih mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor
dan debitor. Pengetahuan yang lengkap tentang “siapa yang meminjami uang dan
berapa banyak”, serta pada saat yang sama, “siapa yang dipinjami dan berapa
banyak”. Oleh karena itu, organisasi sektor publik akan membuat catatan yang sangat
teliti dari para debitor dan kreditor. Jadi, sistem akuntansi yang dibangun dapat dipilah
mana yang berorientasi utang dan mana yang berorientasi piutang.
c. Accounting Fund (Akuntansi Dana)

Akuntansi dana merupakan salah satu alternative system akuntansi di sektor


public yang dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Di sector
swasta, akuntansi dana tidak begitu popular karena kecilnya dana kas yang disimpan.
Namun, bagi sector public dana kas sector publik cukup penting dan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan.besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran
organisasi sector public, sehingga sistem akuntansi lebih memprioritaskan pengelolaan
dana.

B. Siklus Akuntansi Keuangan Sektor Publik


1. Transaksi

Merupakansuatu kegiatan yang dapat mengubah posisi keuangan suatu entitas dan
pencatatannya memerlukan data, bukti atau dokumen pendukung dalam kegiata operasi
suatu entitas (jual-beli).

Jenis Transaksi menurut jenisnya terbagi menjadi :

a. Transaksi Kas : Transaksi yang mengakibatkan pertambahan atau


pengurangan kas. Contohnya Penerimaan Piutang, Pembayaran Belanja Gaji, dll.
b. Non-kas : Transaksi yang mengakibatkan perubahan pada aset, utang,
pendapatan, belanja tapi tidak mempengaruhi kas. Contohnya penerimaan aktiva
tetap dari Donatur, Pembebasan Utang.

2. Analisis Bukti Transaksi

Dalam setiap transaksi selalu disertai dengan bukti pendukung yang berisi
informasi tentang kegiatan transaksi tersebut. Dari bukti transaksi ini, nantinya akan
dianalisis kemudian digunakan untuk dasar pencatatan.

3. Mencatat Data Transaksi

Pencatatan data transaksi dilakukan oleh bendahara dalam jurnal


4. Mengelompokkan dan Mengikhtisarkan Data yang dicatat (Posting)

Sama hal-nya dengan posting pada perusahaan swasta, posting dalam hal ini juga
mengelompokkan berdasarkan daftar nama akun yang ada pada buku besar.

5. Penerbitan Laporan dan Catatannya

Selama satu periode akuntansi, transaksi dicatat dan dikelompokkan dalam buku
besar yang kemudian sesuai dengan catatan tersebut, dibuat laporan keuangan yang
nantinya disampaikan pada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan Sektor
Publik yang telah disusun tersebut kemudian dianalisi untuk menilai kebenaran dan
reliabilitasnya.

C. Teknik Pelaporan Keuangan Sektor Publik


1. Tahap pencatatan dan penggolongan

Yaitu kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti transaksi dan
bukti pencatatan yang dicatat dalam buku jurnal. Jurnal adalah media pencatatan transaksi
secara urut waktu (kronologis). Manfaat jurnal adalah menggambarkan pos-pos yang
terpengaruh oleh transaksi, dapat memberikan gambaran secara kronologis, jurnal dapat
dibagi menjadi berberapa jurnal khusus yang memungkinkan pengerjaan oleh beberapa
orang dalam waktu yang bersamaan, apabila terjadi kesalahan maka akan lebih mudah
menemukannya dalam jurnal daripada mencari pada buku besar.

2. Tahap pengikhtisaran

Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam jurnal, diringkas dan
dibukukan dalam rekening-rekening buku besar dalam jangka waktu tertentu. Buku besar
dibagi menjadi buku besar umum dan buku besar pembantu. Adapun fungsi dari buku
besar umum adalah mengumpulkan data transaksi kemudian mengklasifikasikannya
untuk divalidasi, mencatat penyesuaian terhadap akun untuk mempersiapkan laporan
keuangan.

3. Tahap pelaporan

Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan
dalam bentuk laporan keuangan. Penyederhanaan penyusunan laporan keuangan
biasanya dilakukan melalui neraca lajur atau kertas kerja.
Sistem pencatatan dalam akuntansi terbagi menjadi dua yaitu

a) Single book keeping entry adalah sistem pencatatan yang hanya melibatkan satu
buku besar untuk pencatatan seluruh transaksi yang terjadi.
b) Double book keeping entry adalah sistem pencatat transaksi pada lebih dari satu
akun buku besar. Pemilihan sistem pencatatan ini tergantung pada karakteristik
entitas, pada entitas yang tidak begitu kompleks tidak terlalu memerlukan double
book keeping entry.

D. Tujuan Laporan Keuangan Sektor Publik


1. Tujuan Umum Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik

Bagi organisasi Sektor Publik seperti halnya pemerintahan, tujuan umum laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan
keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban
(accontability) dan pengelolaan (stewardship).

Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja


manajerial dan organisasional.
2. Tujuan Khusus Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik
Tujuan khusus dari pelaporan keuangan untuk organisasi Sektor Publik adalah
menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukkan
akuntanbilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan dengan cara :
 Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan
sumber daya keuangan.
 Menyediakan informasi mengenai bagaimana enntitas mendanai aktivitasnya
dan memenuhi kasnya.
 Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.
 Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan
perubahan yang terjadi.
 Menyediakan informasi secara kesuluruhan yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
E. Jenis Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik

Penyajian Laporan Keuangan Terdiri dari :

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Atau biasa dikenal juga dengan Neraca, adalah laporan keuangan yang
menyajikan posisi aktiva, utang, dan modal pemilik selama suatu periode tertentu. Secara
minimumnya, laporan keuangan harus memasukkan akun-akun yang menyajikan jumlah
berikut :

a) Properti, Pabrik, dan Peralatan


b) Aktiva tidak berwujud
c) Aktiva Keuangan [selain pada point (d), (f), dan (h)
d) Investasi yang diperlakuakan dengan metode ekuitas

e) Persediaan
f) Pemulihan transaksi non-pertukaran, termasuk pajak dan transfer
g) Piutang dari transaksi Pertukaran
h) Kas dan setara kas
i) Utang pajak dan transfer
j) Utang karena transaksi pertukaran

k) Cadangan (provision)
l) Kewajiban tidak lancer
m) Partisipasi minoritas
n) Aktiva atau ekuitas neto

2. Laporan Kinerja keuangan (Lapoan Surplus-Defisit)

Atau disebut juga Laporan Pendapatan dan Biaya, Laporan Surplus-Rugi, Laporan
Operasi atau yang lebih biasa digunakan, Laporan laba-Rugi, adalah laporan keuangan
yang menyajikan pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu. Laporan ini harus
mencakup minimum :

a) Pendapatan dari aktivitas operasi


b) Surplus atau defisit dari aktivitas Operasi
c) Biaya Keuangan (Biaya pinjaman)
d) Surplus atau defisit neto saham dari asosiasi dan joint venture yang menggunakan
metode ekuitas
e) Surplus atau defisit dari aktivitas biasa
f) Pos-pos luar biasa
g) Saham partisipasi minoritas dari surplus atau defisit neto
h) Surplus atau defisit neto untuk periode

3. Laporan Perubahan Aktiva atau Ekuitas Neto

Menggambarkan kenaikan ataupun penurunan kekayaan berdasarkan prinsip


pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan pada laporan keuangan.
Perubahan aktiva atau ekuitas neto secara keseluruhan menyajikan total surplus/defisit
neto selama periode tertentu. Pendapatan dan juga biaya lainnya diakui secara langsung
sebagai perubahan aktiva’ekuitas netodari tiap kontribusi dan distribusi kepada pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

Laporan ini mencakup :

a) Kontribusi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik
b) Saldo akumulasi surplus dan defisit pada awal periode, pada tanggal pelaporan,
dan pergerakan selama periode
c) Pengungkapan komponen asset/ekuitas neto secara terpisah dan rekonsiliasi antara
nilai tercatat setiap komponen asset/ekuitas neto pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan setiap perubahan.

4. Laporan Arus Kas

Menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu


periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan
operasi, kegiatan pembiayaan, dan kegiatan investigasi. Informasi arus kas sangat
bermanfaatbagi pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar estimasi
kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas, serta kebutuhan entitas untuk
menggunakan arus kas tersebut.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan Sektor Publik

Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan bagian penting dan tak
terpisahkan dari setiap laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan
akun-akun laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. CALK
bertujuan menginformasikan pengungkapan yang diperlukan atas laporan keuangan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akuntansi Sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan


keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dilihat dari sisi
internal organisasi laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan
evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan
keuangan merupakan alat pertanggungjawaban terhadap publik dan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan. Akuntansi sektor publik bertujuan untuk memberi informasi yang
bertujuan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik, dan sebagai bukti
pertanggungjawaban dan pengelolaan, serta untuk memberi informasi yang digunakan
untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. Laporan keuangan
pemerintahan dan laporan keuangan komersial memiliki perbedaan. Pernedaan tersebut
meliputi jenis laporan yang dihasilkan, elemen laporan keuangan, tujuan laporan
keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ksap.org/

www.kumpulanilmu.blogspot.com

www.mustikaaksara.blogspot.com

www.digitalnotes.blogspot.com

Vous aimerez peut-être aussi