Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pira Prahmawati
Email : piramkes@yahoo.com
ABSTRACT : Awareness and community care to run the treatment of hypertension is still
low, so the level of compliance of patients with hypertension in Indonesia for life style
modification, treatment and control is quite low (<50%). This leads to hypertension disease
control is ineffective and difficult to reduce mortality and morbidity from hypertension. The
research aims to identify factors associated with complience of hypertension elderly
patientson goverenceof hypertension in Pringsewu Public Health Centre year 2015. The
methods of research is used observational analytic with design crossectional study. Results
Based on the analysis chi-square test, there was any correlation of family support (Pvalue
=0.002 < α = 0,05) and support of health workers (Pvalue =0.009 < α = 0,05) with
complience of hypertension elderly patients on goverenceof hypertension. Based on
multivariate analysis known variable most dominant deals to support the family. Conclusion
There was significant relationship between family support and support of health workers with
complience of hypertension elderly patients on goverenceof hypertension. Suggestions this
research is recommended that activate and integrate the activities of the Elderly Family
Development (BKL) with activity posbindu program, especially counseling BKL program.
Keywords : complience on goverenceof hypertension, hypertension
PENDAHULUAN menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas.
Prevalensi penyakit hipertensi pada Data WHO tahun 2010
kelompok lansia sangat tinggi. Semakin menyebutkan dari setengah penderita
meningkat umur seseorang semakin rentan hipertensi yang diketahui hanya
pula orang tersebut untuk mengalami seperempatnya (25%) yang mendapat
hipertensi. Berdasarkan data Riskesdas pengobatan, sementara hipertensi yang
tahun 2013 bahwa pada umur 55-64 tahun diobati dengan baik hanya 12,5%. Tingkat
prevalensi hipertensi sebesar 45,9%, pada kepatuhan penderita hipertensi di
umur 65-74 tahun sebesar 57,6% dan pada Indonesia untuk berobat dan kontrol cukup
umur ≥ 75 tahun sebesar 63,8%. Prevalensi rendah yaitu tidak sampai 50 persen.
hipertensi di tingkat nasional sebesar Semakin lama seseorang menderita
25,8% sementara di tingkat Provinsi hipertensi maka tingkat kepatuhannya
Lampung sebesar 24,7%. semakin rendah. Hal ini sejalan dengan
Bahaya hipertensi yang tidak hasil penelitian Nifsiani (2014) yang mana
dikendalikan sangat serius, yaitu akan responden yang kurang patuh dalam diit
menyebabkan komplikasi / kerusakan hipertensi sebanyak 50 orang (70,4%)
sejumlah organ penting, seperti jantung, sedangkan responden yang patuh hanya 21
otak, ginjal dan retina mata, kecacatan orang (29,6%).
bahkan kematian. Berdasarkan beberapa Kepatuhan sangat terkait dengan
penelitian dilaporkan bahwa penyakit pandangan pasien/masyarakat terhadap
hipertensi yang tidak terkontrol dapat mutu layanan kesehatan. Masyarakat yang
menyebabkan peluang 7 kali lebih besar memandang bahwa layanan kesehatan
terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan
congestive heart failure, dan 3 kali lebih yang dirasakannya dan diselenggarakan
besar terkena serangan jantung. dengan cara yang sopan dan santun, tepat
Upaya pencegahan dan waktu, tanggap dan mampu
penanggulangan penyakit hipertensi telah menyembuhkan keluhannya serta
dilakukan melalui Kementrian Kesehatan mencegah berkembangnya atau meluasnya
Republik Indonesia (Kemenkes RI), penyakit akan merasa puas terhadap
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit layanan kesehatan dan pasien yang merasa
dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dan puas akan mematuhi pengobatan dan mau
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak datang berobat kembali. Hal ini sesuai
Menular (PTM) meliputi upaya non dengan teori pengukuran mutu pelayanan
farmakologis dan farmakologis. Selain menurut Donabedian (1980) yang
modifikasi gaya hidup dan pengobatan menjelaskan bahwa kepatuhan pasien
hipertensi yang teratur, penatalaksanaan sebagai outcome dari pelayanan kesehatan
penyakit hipertensi harus dilanjutkan yang bermutu sangat tergantung kepada
dengan upaya kontrol teratur atau kualitas input dan proses yang dijalankan.
melakukan tindak lanjut (follow Up) dan
deteksi dini komplikasi hipertensi. Namun masalah ketidakpatuhan
Sehingga pada akhirnya tujuan dari dalam menjalankan tatalaksana hipertensi
pengendalian penyakit hipertensi dapat masih besar dikarenakan kesadaran dan
kepedulian masyarakat untuk menjalankan
tatalaksana hipertensi masih rendah, baik terkontrol melakukan kontrol rutin 1 bulan
dalam menjalankan terapi farmakologis, sekali.
non farmakologis maupun kontrol rutin
setiap bulannya, sehingga Hal ini dapat METODE
menyebabkan upaya pengendalian Penelitian ini adalah penelitian
penyakit hipertensi tidak efektif dan sulit yang bersifat observasional analitik dengan
menurunkan angka mortalitas dan desain penelitian cross sectional.
morbiditas akibat penyakit hipertensi. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas
Berdasarkan hasil penelitian Pringsewu, Lampung pada Bulan
sebelumnya diketahui faktor yang paling Desember 2016. Populasi pada penelitian
dominan mempengaruhi kepatuhan ini adalah semua lansia yang berumur 60
terhadap tatalaksana hipertensi antara lain tahun ke atas yang menderita hipertensi,
pengetahuan (Suhadi, 2011), motivasi bertempat tinggal di wilayah Puskesmas
(Runtukahu, 2014) dan menurut Suhadi Pringsewu, yaitu sebanyak 768 orang.
(2011) dan Nisfiani (2014) diketahui ada Teknik sampling yang digunakan dalam
hubungan yang bermakna antara dukungan penelitian ini menggunakan teknik random
keluarga dengan kepatuhan dalam sampling/pengambilan sampel acak
perawatan hipertensi. Peran keluarga saat sederhana dengan proporsional, dengan
ini sangat penting karena dengan jumlah sampel 94 responden. Kriteria
dukungan yang diberikan menunjukkan inklusi dalam penelitian adalah Lansia
perhatian dan kepedulian keluarga yang berumur lebih dari 60 tahun yang
sehingga lansia/pasien hipertensi akan sedang mengalami hipertensi dan
memiliki kepercayaan diri dan termotivasi melakukan perawatan hipertensi ke
untuk menghadapi atau mengelola posbindu PTM yang berada di wilayah
penyakitnya dengan baik dan benar kerja Puskesmas Pringsewu minimal
(Friedman, 2010 dalam Lubis, 2012). pernah 1 kali dan tercatat datanya pada
buku laporan kegiatan posbindu PTM.
Berdasarkan pengamatan peneliti, Penelitian ini menggunakan instrumen
kelompok lansia penderita hipertensi di berupa lembar kuesioner, kepada
wilayah Puskesmas Pringsewu melakukan responden yang terdiri dari kuisioner
pengobatan dan kontrol hipertensi ke pengetahuan, kuisioner sikap, kuisioner
puskesmas atau pos pembinaan terpadu motivasi, kuisioner persepsi, kuisioner
penyakit tidak menular (Posbindu PTM) regimen pengobatan, kuisioner dukungan
yang berjumlah 6 posbindu. Berdasarkan keluarga, kuisioner dukungan tenaga
laporan kegiatan posbindu PTM tersebut kesehatan dan kuisioner kepatuhan
diketahui tingkat kepatuhan datang berobat terhadap tatalaksana hipertensi dengan
dan kontrol hipertensi pada kelompok menggunakan skala Guttman dan Likert.
lansia hanya 8,88% dibandingkan dengan Prosedur pengumpulan data dalam
lansia yang tidak patuh yaitu sebesar penelitian ini terdiri dari : Tahap persiapan
91,1%. Ketentuan patuh dalam mengontrol meliputi : 1) Sebelum instrumen
tekanan darah ditetapkan berdasarkan penelitian digandakan, peneliti
pedoman Kemenkes RI tahun 2013 yang menambahkan kalimat pertanyaan di
menyatakan bahwa penderita hipertensi dalam kotak khusus di bagian atas sebagai
kata kunci pada saat bertanya yang dapat yang bertujuan untuk mendapatkan
membantu peneliti dan numerator dalam gambaran karakteristik dari variabel
melakukan wawancara kepada lansia 2) independen : pengetahuan, sikap, motivasi,
peneliti memberikan pelatihan kepada persepsi, regimen pengobatan, dukungan
numerator tentang cara pengambilan keluarga, dukungan tenaga kesehatan dan
sampel secara random sampling dengan variabel dependen, yaitu kepatuhan.
proporsional dan pelatihan teknik Disajikan dalam bentuk tabel distribusi
wawancara kepada lansia 3) peneliti frekuensi dengan ukuran angka mutlak dan
membagi tugas kepada numerator untuk proporsi tiap kategori dari masing-masing
mengambil data berdasarkan jadwal variabel. Analisis bivariat dilakukan untuk
posbindu di masing-masing desa yang mengetahui apakah ada hubungan antara
sudah diberikan selama 1 bulan variabel independen : pengetahuan, sikap,
Tahap pelaksanaan meliputi : 1) motivasi, persepsi, regimen pengobatan,
mengidentifikasi lansia yang menderita dukungan keluarga dan dukungan tenaga
hipertensi berdasarkan pencatatan kegiatan kesehatan dangan variabel dependen, yaitu
posbindu sebelumnya (peneliti membuat kepatuhan lansia penderita hipertensi
sample frame) 2) menghitung proporsi terhadap tatalaksana hipertensi. Uji yang
lansia penderita hipertensi yang akan akan digunakan adalah uji kai kuadrat
dijadikan sampel penelitian 3) melakukan (Chi-Square) karena jenis data dalam
random / acak sederhana (undian) variabel independen kategorik dan variabel
berdasarkan proporsi masing-masing desa dependen kategorik (Hastono, 2007)
4) sebelum mengisi kuesioner, dilakukan dengan tingkat kemaknaan 95% (α 0,05).
pengukuran tekanan darah terlebih dahulu
oleh petugas puskesmas 5) jika saat itu HASIL DAN PEMBAHASAN
teridentifikasi mengalami hipertensi
langsung diminta kesediaan sebagai Analisa Univariat
responden oleh peneliti/numerator, namun
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
jika pada saat itu tidak mengalami
menurut Pengetahuan
hipertensi maka nama lansia tersebut
Pengetahuan Jumlah Persentase
dimasukkan kembali ke dalam daftar
(%)
peserta random/undian dan tidak diminta Pengetahuan Baik 41 43,6%
kesediaannya sebagai responden 6)
Pengetahuan 53 56,4%
menjelaskan petunjuk pengisian kuesioner
Kurang
7) melakukan wawancara kepada lansia Total 94 100%
penderita hipertensi, karena keterbatasan
lansia untuk membaca dan menuliskan Sumber : Data Primer 2015
jawaban sendiri pada kuesioner maka
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
peneliti/numerator membacakan dan
jumlah responden yang memiliki
menuliskan jawaban yang diberikan oleh
pengetahuan kurang tentang tatalaksana
lansia. Data dimasukan dalam program
hipertensi lebih banyak yaitu 53 orang
excel dan pengolahan data dilakukan
(56,4%).
melalui analisis statistik dengan
menggunakan komputer. Analisis data
dalam penelitian ini yaitu analisis univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden penyakit hipertensi, ancaman/bahaya
menurut Sikap penyakit hipertensi dan manfaat minus
rintangan dalam menjalankan tatalaksana
Sikap Jumlah Persentase hipertensi, yaitu sebanyak 58 orang
(%) (61,7%).
Sikap Baik 39 41,5%
Sugiyono, 2010
Statistika untuk Penelitian, CV.
Alfabeta, Bandung
Suhadi, 2011
Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Lansia
Dalam Perawatan Hipertensi Di
Wilayah Puskesmas Srondol Kota
Semarang, Tesis Program Studi
Magister Ilmu Keperawatan
Peminatan Keperawatan