Vous êtes sur la page 1sur 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN

LANSIA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP TATALAKSANA HIPERTENSI


DI PUSKESMAS PRINGSEWU TAHUN 2015

Pira Prahmawati
Email : piramkes@yahoo.com

* Pascasarjana Kesehatan Masyarakat, STIKes Mitra Lampung

ABSTRAK : Kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk menjalankan tatalaksana


hipertensi masih rendah, sehingga tingkat kepatuhan penderita hipertensi di Indonesia untuk
modifikasi gaya hidup, berobat dan kontrol cukup rendah (< 50%). Hal ini menyebabkan
pengendalian penyakit hipertensi tidak efektif dan sulit menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas akibat penyakit hipertensi. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan lansia penderita hipertensi terhadap tatalaksana hipertensi di
Puskesmas Pringsewu tahun 2015. Metode Penelitian ini bersifat observasional analitik
dengan desain crossectional study, jumlah sampel 94. Hasil uji statistik chi-square (x2)
tentang dukungan keluarga (Pvalue =0,002 < α = 0,05) dan dukungan tenaga kesehatan
(Pvalue =0,009 < α = 0,05) dengan kepatuhan lansia penderita hipertensi terhadap tatalaksana
hipertensi. Berdasarkan analisa multivariat diketahui variabel yang paling dominan
berhubungan adalah dukungan keluarga. Kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna
antara dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan dengan kepatuhan lansia penderita
hipertensi terhadap tatalaksana hipertensi. Saran agar mengaktifkan dan mengintegrasikan
kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) dengan kegiatan Posbindu khususnya kegiatan
penyuluhan BKL.
Kata Kunci : Kepatuhan terhadap tatalaksana hipertensi, hipertensi

ABSTRACT : Awareness and community care to run the treatment of hypertension is still
low, so the level of compliance of patients with hypertension in Indonesia for life style
modification, treatment and control is quite low (<50%). This leads to hypertension disease
control is ineffective and difficult to reduce mortality and morbidity from hypertension. The
research aims to identify factors associated with complience of hypertension elderly
patientson goverenceof hypertension in Pringsewu Public Health Centre year 2015. The
methods of research is used observational analytic with design crossectional study. Results
Based on the analysis chi-square test, there was any correlation of family support (Pvalue
=0.002 < α = 0,05) and support of health workers (Pvalue =0.009 < α = 0,05) with
complience of hypertension elderly patients on goverenceof hypertension. Based on
multivariate analysis known variable most dominant deals to support the family. Conclusion
There was significant relationship between family support and support of health workers with
complience of hypertension elderly patients on goverenceof hypertension. Suggestions this
research is recommended that activate and integrate the activities of the Elderly Family
Development (BKL) with activity posbindu program, especially counseling BKL program.
Keywords : complience on goverenceof hypertension, hypertension
PENDAHULUAN menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas.
Prevalensi penyakit hipertensi pada Data WHO tahun 2010
kelompok lansia sangat tinggi. Semakin menyebutkan dari setengah penderita
meningkat umur seseorang semakin rentan hipertensi yang diketahui hanya
pula orang tersebut untuk mengalami seperempatnya (25%) yang mendapat
hipertensi. Berdasarkan data Riskesdas pengobatan, sementara hipertensi yang
tahun 2013 bahwa pada umur 55-64 tahun diobati dengan baik hanya 12,5%. Tingkat
prevalensi hipertensi sebesar 45,9%, pada kepatuhan penderita hipertensi di
umur 65-74 tahun sebesar 57,6% dan pada Indonesia untuk berobat dan kontrol cukup
umur ≥ 75 tahun sebesar 63,8%. Prevalensi rendah yaitu tidak sampai 50 persen.
hipertensi di tingkat nasional sebesar Semakin lama seseorang menderita
25,8% sementara di tingkat Provinsi hipertensi maka tingkat kepatuhannya
Lampung sebesar 24,7%. semakin rendah. Hal ini sejalan dengan
Bahaya hipertensi yang tidak hasil penelitian Nifsiani (2014) yang mana
dikendalikan sangat serius, yaitu akan responden yang kurang patuh dalam diit
menyebabkan komplikasi / kerusakan hipertensi sebanyak 50 orang (70,4%)
sejumlah organ penting, seperti jantung, sedangkan responden yang patuh hanya 21
otak, ginjal dan retina mata, kecacatan orang (29,6%).
bahkan kematian. Berdasarkan beberapa Kepatuhan sangat terkait dengan
penelitian dilaporkan bahwa penyakit pandangan pasien/masyarakat terhadap
hipertensi yang tidak terkontrol dapat mutu layanan kesehatan. Masyarakat yang
menyebabkan peluang 7 kali lebih besar memandang bahwa layanan kesehatan
terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan
congestive heart failure, dan 3 kali lebih yang dirasakannya dan diselenggarakan
besar terkena serangan jantung. dengan cara yang sopan dan santun, tepat
Upaya pencegahan dan waktu, tanggap dan mampu
penanggulangan penyakit hipertensi telah menyembuhkan keluhannya serta
dilakukan melalui Kementrian Kesehatan mencegah berkembangnya atau meluasnya
Republik Indonesia (Kemenkes RI), penyakit akan merasa puas terhadap
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit layanan kesehatan dan pasien yang merasa
dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dan puas akan mematuhi pengobatan dan mau
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak datang berobat kembali. Hal ini sesuai
Menular (PTM) meliputi upaya non dengan teori pengukuran mutu pelayanan
farmakologis dan farmakologis. Selain menurut Donabedian (1980) yang
modifikasi gaya hidup dan pengobatan menjelaskan bahwa kepatuhan pasien
hipertensi yang teratur, penatalaksanaan sebagai outcome dari pelayanan kesehatan
penyakit hipertensi harus dilanjutkan yang bermutu sangat tergantung kepada
dengan upaya kontrol teratur atau kualitas input dan proses yang dijalankan.
melakukan tindak lanjut (follow Up) dan
deteksi dini komplikasi hipertensi. Namun masalah ketidakpatuhan
Sehingga pada akhirnya tujuan dari dalam menjalankan tatalaksana hipertensi
pengendalian penyakit hipertensi dapat masih besar dikarenakan kesadaran dan
kepedulian masyarakat untuk menjalankan
tatalaksana hipertensi masih rendah, baik terkontrol melakukan kontrol rutin 1 bulan
dalam menjalankan terapi farmakologis, sekali.
non farmakologis maupun kontrol rutin
setiap bulannya, sehingga Hal ini dapat METODE
menyebabkan upaya pengendalian Penelitian ini adalah penelitian
penyakit hipertensi tidak efektif dan sulit yang bersifat observasional analitik dengan
menurunkan angka mortalitas dan desain penelitian cross sectional.
morbiditas akibat penyakit hipertensi. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas
Berdasarkan hasil penelitian Pringsewu, Lampung pada Bulan
sebelumnya diketahui faktor yang paling Desember 2016. Populasi pada penelitian
dominan mempengaruhi kepatuhan ini adalah semua lansia yang berumur 60
terhadap tatalaksana hipertensi antara lain tahun ke atas yang menderita hipertensi,
pengetahuan (Suhadi, 2011), motivasi bertempat tinggal di wilayah Puskesmas
(Runtukahu, 2014) dan menurut Suhadi Pringsewu, yaitu sebanyak 768 orang.
(2011) dan Nisfiani (2014) diketahui ada Teknik sampling yang digunakan dalam
hubungan yang bermakna antara dukungan penelitian ini menggunakan teknik random
keluarga dengan kepatuhan dalam sampling/pengambilan sampel acak
perawatan hipertensi. Peran keluarga saat sederhana dengan proporsional, dengan
ini sangat penting karena dengan jumlah sampel 94 responden. Kriteria
dukungan yang diberikan menunjukkan inklusi dalam penelitian adalah Lansia
perhatian dan kepedulian keluarga yang berumur lebih dari 60 tahun yang
sehingga lansia/pasien hipertensi akan sedang mengalami hipertensi dan
memiliki kepercayaan diri dan termotivasi melakukan perawatan hipertensi ke
untuk menghadapi atau mengelola posbindu PTM yang berada di wilayah
penyakitnya dengan baik dan benar kerja Puskesmas Pringsewu minimal
(Friedman, 2010 dalam Lubis, 2012). pernah 1 kali dan tercatat datanya pada
buku laporan kegiatan posbindu PTM.
Berdasarkan pengamatan peneliti, Penelitian ini menggunakan instrumen
kelompok lansia penderita hipertensi di berupa lembar kuesioner, kepada
wilayah Puskesmas Pringsewu melakukan responden yang terdiri dari kuisioner
pengobatan dan kontrol hipertensi ke pengetahuan, kuisioner sikap, kuisioner
puskesmas atau pos pembinaan terpadu motivasi, kuisioner persepsi, kuisioner
penyakit tidak menular (Posbindu PTM) regimen pengobatan, kuisioner dukungan
yang berjumlah 6 posbindu. Berdasarkan keluarga, kuisioner dukungan tenaga
laporan kegiatan posbindu PTM tersebut kesehatan dan kuisioner kepatuhan
diketahui tingkat kepatuhan datang berobat terhadap tatalaksana hipertensi dengan
dan kontrol hipertensi pada kelompok menggunakan skala Guttman dan Likert.
lansia hanya 8,88% dibandingkan dengan Prosedur pengumpulan data dalam
lansia yang tidak patuh yaitu sebesar penelitian ini terdiri dari : Tahap persiapan
91,1%. Ketentuan patuh dalam mengontrol meliputi : 1) Sebelum instrumen
tekanan darah ditetapkan berdasarkan penelitian digandakan, peneliti
pedoman Kemenkes RI tahun 2013 yang menambahkan kalimat pertanyaan di
menyatakan bahwa penderita hipertensi dalam kotak khusus di bagian atas sebagai
kata kunci pada saat bertanya yang dapat yang bertujuan untuk mendapatkan
membantu peneliti dan numerator dalam gambaran karakteristik dari variabel
melakukan wawancara kepada lansia 2) independen : pengetahuan, sikap, motivasi,
peneliti memberikan pelatihan kepada persepsi, regimen pengobatan, dukungan
numerator tentang cara pengambilan keluarga, dukungan tenaga kesehatan dan
sampel secara random sampling dengan variabel dependen, yaitu kepatuhan.
proporsional dan pelatihan teknik Disajikan dalam bentuk tabel distribusi
wawancara kepada lansia 3) peneliti frekuensi dengan ukuran angka mutlak dan
membagi tugas kepada numerator untuk proporsi tiap kategori dari masing-masing
mengambil data berdasarkan jadwal variabel. Analisis bivariat dilakukan untuk
posbindu di masing-masing desa yang mengetahui apakah ada hubungan antara
sudah diberikan selama 1 bulan variabel independen : pengetahuan, sikap,
Tahap pelaksanaan meliputi : 1) motivasi, persepsi, regimen pengobatan,
mengidentifikasi lansia yang menderita dukungan keluarga dan dukungan tenaga
hipertensi berdasarkan pencatatan kegiatan kesehatan dangan variabel dependen, yaitu
posbindu sebelumnya (peneliti membuat kepatuhan lansia penderita hipertensi
sample frame) 2) menghitung proporsi terhadap tatalaksana hipertensi. Uji yang
lansia penderita hipertensi yang akan akan digunakan adalah uji kai kuadrat
dijadikan sampel penelitian 3) melakukan (Chi-Square) karena jenis data dalam
random / acak sederhana (undian) variabel independen kategorik dan variabel
berdasarkan proporsi masing-masing desa dependen kategorik (Hastono, 2007)
4) sebelum mengisi kuesioner, dilakukan dengan tingkat kemaknaan 95% (α 0,05).
pengukuran tekanan darah terlebih dahulu
oleh petugas puskesmas 5) jika saat itu HASIL DAN PEMBAHASAN
teridentifikasi mengalami hipertensi
langsung diminta kesediaan sebagai Analisa Univariat
responden oleh peneliti/numerator, namun
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
jika pada saat itu tidak mengalami
menurut Pengetahuan
hipertensi maka nama lansia tersebut
Pengetahuan Jumlah Persentase
dimasukkan kembali ke dalam daftar
(%)
peserta random/undian dan tidak diminta Pengetahuan Baik 41 43,6%
kesediaannya sebagai responden 6)
Pengetahuan 53 56,4%
menjelaskan petunjuk pengisian kuesioner
Kurang
7) melakukan wawancara kepada lansia Total 94 100%
penderita hipertensi, karena keterbatasan
lansia untuk membaca dan menuliskan Sumber : Data Primer 2015
jawaban sendiri pada kuesioner maka
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
peneliti/numerator membacakan dan
jumlah responden yang memiliki
menuliskan jawaban yang diberikan oleh
pengetahuan kurang tentang tatalaksana
lansia. Data dimasukan dalam program
hipertensi lebih banyak yaitu 53 orang
excel dan pengolahan data dilakukan
(56,4%).
melalui analisis statistik dengan
menggunakan komputer. Analisis data
dalam penelitian ini yaitu analisis univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden penyakit hipertensi, ancaman/bahaya
menurut Sikap penyakit hipertensi dan manfaat minus
rintangan dalam menjalankan tatalaksana
Sikap Jumlah Persentase hipertensi, yaitu sebanyak 58 orang
(%) (61,7%).
Sikap Baik 39 41,5%

Sikap Kurang 55 58,5% Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden


menurut Regimen Pengobatan
Total 94 100%

Sumber : Data Primer 2015


Regimen Jumlah Persentase
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa Pengobatan (%)
jumlah responden yang memiliki sikap Regimen 58 61,7%
kurang baik di dalam menjalankan Pengobatan Mudah
tatalaksana hipertensi lebih banyak, yaitu Regimen 36 38,3%
55 orang (58,5%). Pengobatan Sulit
Total 94 100%

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Sumber : Data Primer 2015


menurut Motivasi Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
sebagian besar dari responden menyatakan
Motivasi Jumlah Persentase
(%) regimen pengobatan hipertensi yang
Motivasi Baik 59 62,8% dijalaninya mudah, yaitu sebanyak 58
Motivasi 35 37,2% orang (61,7%)
Kurang
Total 94 100% Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden
Sumber : Data Primer 2015 menurut Dukungan Keluarga
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
sebagian besar dari responden memiliki Dukungan Jumlah Persentase
Keluarga (%)
motivasi yang baik dalam menjalankan
Dukungan Keluarga 46 48,9%
tatalaksana hipertensi, yaitu sebanyak 59 Baik
orang (62,8%). Dukungan Keluarga 48 51,1%
Kurang
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Total 94 100%
menurut Persepsi
Sumber : Data Primer 2015
Persepsi Jumlah Persentase
(%)
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa
Persepsi Baik 58 61,7% jumlah responden dengan dukungan
keluarga baik lebih sedikit, yaitu 46 orang
Persepsi Kurang 36 38,3%
(48,9%).
Total 94 100%

Sumber : Data Primer 2015


Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa
sebagian besar dari responden memiliki
persepsi yang baik terhadap kerentanan
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden
menurut Dukungan Tenaga Kesehatan Pengetahuan Kepatuhan Jml P Value OR
(95%
Dukungan Nakes Jumlah Persentase Patuh Tidak CI)
(%) Patuh
Dukungan Nakes 53 56,4% Pengetahuan 53,7% 46,3% 100%
Baik Baik 0,252 1,764
Dukungan Nakes 41 43,6% Pengetahuan 39,6% 60,4% 100% 0,774 –
Kurang Kurang 4,024
Total 94 100% Jumlah 45,7% 54,3% 100%

Sumber : Data Primer 2015


Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa
Berdasarkan tabel 9 diketahui nilai Pvalue
sebagian besar dari responden menyatakan
= 0,252 > α = 0,05 yang berarti Ho gagal
dukungan tenaga kesehatan sudah baik,
ditolak sehingga disimpulkan tidak ada
yaitu sebanyak 53 orang (56,4%)
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan kepatuhan lansia
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kepatuhan
penderita hipertensi terhadap tatalaksana
Lansia Penderita Hipertensi
hipertensi di Puskesmas Pringsewu Tahun
2015. Berbeda dengan teori sebelumnya
Kepatuhan Jumlah Persentase
(%)
bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi
kepatuhan. Hal ini dapat terjadi
Patuh 43 45,7%
kemungkinan disebabkan oleh beberapa
Tidak Patuh 51 54,3% kesalahan atau bias penelitian seperti bias
Total 94 100% seleksi dan bias informasi. Perbedaan ini
Sumber : Data Primer 2015 mungkin juga disebabkan instrumen
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa penelitian yang kurang reliabel. Walaupun
jumlah responden yang tidak patuh dalam hasil penelitian ini tidak ada hubungan
menjalankan tatalaksana hipertensi lebih antara pengetahuan dengan kepatuhan
banyak, yaitu 51 orang (54,3%). lansia penderita hipertensi terhadap
tatalaksana hipertensi, lansia penderita
hipertensi dengan pengetahuan kurang
Analisa Bivariat harus lebih diperhatikan oleh petugas
Tabel 9. Hubungan Pengetahuan dengan kesehatan dengan memberikan
Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi penyuluhan/edukasi kesehatan pada setiap
terhadap Tatalaksana Hipertensi Di kegiatan. Pada era Jaminan Kesehatan
Puskesmas Pringsewu Tahun 2015 Nasional (JKN) ini merupakan pelayanan
promotif dan preventif yang sangat penting
dan diharapkan dapat dilakukan secara
menyeluruh di setiap desa dan dapat
dilakukan setiap kegiatan posbindu atau
kegiatan lainnya di Puskesmas Pringsewu.
Tabel 10. Hubungan Sikap dengan Tabel 11. Hubungan Motivasi dengan
Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi
terhadap Tatalaksana Hipertensi Di terhadap Tatalaksana HipertensiDi
Puskesmas Pringsewu Tahun 2015 Puskesmas Pringsewu Tahun 2015

Motivasi Kepatuhan Jml P OR


Sikap Kepatuhan Jml P OR Value (95% CI)
Value (95%
Patuh Tidak
Patuh Tidak CI)
Patuh
Patuh
Motivasi 40,7% 59,3% 100%
Sikap Baik 43,6% 56,4% 100% 0,862 Baik 0,286 0,577
Sikap 47,3% 52,7% 100% 0,886 0,378 Motivasi 54,3% 45,7% 100% 0,248 –
Kurang – Kurang 1,343
Jumlah 45,7% 54,3% 100% 1,967 Jumlah 45,7% 54,3% 100%
Sumber : Data Primer 2015
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 10 diketahui nilai
Berdasarkan tabel 11 diketahui nilai
Pvalue = 0,886 > α = 0,05 yang berarti Ho
Pvalue = 0,286 > α = 0,05 yang berarti Ho
gagal ditolak sehingga disimpulkan tidak
gagal ditolak sehingga disimpulkan tidak
ada hubungan yang signifikan antara sikap
ada hubungan yang signifikan antara
dengan kepatuhan lansia penderita
motivasi dengan kepatuhan lansia
hipertensi terhadap tatalaksana hipertensi
penderita hipertensi terhadap tatalaksana
di Puskesmas Pringsewu Tahun 2015.
hipertensi di Puskesmas Pringsewu Tahun
Walaupun hasil penelitian ini tidak ada
2015. Hasil penelitian ini berbeda dengan
hubungan antara sikap dengan kepatuhan
penelitian-penelitian sebelumnya seperti
lansia penderita hipertensi terhadap
penelitian Ekarini (2011) yang menyatakan
tatalaksana hipertensi, lansia penderita
bahwa ada hubungan antara motivasi
hipertensi dengan sikap kurang baik harus
dengan tingkat kepatuhan klien hipertensi
lebih diperhatikan oleh petugas kesehatan
dalam menjalani pengobatan di Puskesmas
dengan memberikan informasi, arahan
Gondangrejo Karanganyar. Walaupun
/instruksi yang tepat dan konsultasi
hasil penelitian ini tidak ada hubungan
kesehatan pada setiap kegiatan sehingga
antara motivasi dengan kepatuhan lansia
dapat terbentuk sikap yang positif. Pada
penderita hipertensi terhadap tatalaksana
era JKN upaya untuk membangun sikap
hipertensi, lansia penderita hipertensi
yang positif pada lansia penderita
dengan motivasi kurang baik harus lebih
hipertensi dengan sikap kurang baik dapat
diperhatikan oleh petugas kesehatan
melibatkan peranan dokter keluarga yaitu
dengan cara memberikan dukungan baik
dokter umum yang menyelenggarakan
dari keluarga maupun dari petugas
pelayanan primer yang komprehensif,
kesehatan. Dukungan keluarga seperti
mengutamakan pencegahan, koordinatif,
mengingatkan, membantu perawatan,
mempertimbangkan keluarga, komunitas
menyiapkan menu makanan dan
dan lingkungannya seperti pelayanan
mengantar berobat atau kontrol ke
konseling dan konsultasi, serta pembinaan
puskesmas, sedangkan dukungan
keluarga.
petugas/kader posbindu seperti sikap yang
ramah, cepat dan tanggap.
Tabel 12. Hubungan Persepsi dengan Tabel 13. Hubungan Regimen Pengobatan
Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi dengan Kepatuhan Lansia Penderita
terhadap Tatalaksana Hipertensi Di Hipertensi terhadap Tatalaksana Hipertensi
Puskesmas Pringsewu Tahun 2015 Di Puskesmas Pringsewu Tahun 2015

Persepsi Kepatuhan Jml P OR Regimen Kepatuhan Jml P OR


Value (95% Pengobatan Value (95%
CI) CI)
Patuh Tidak
Patuh Tidak
Patuh
Patuh
Persepsi 51,7% 48,3% 100%
Regimen 48,3% 51,7% 100%
Baik 0,206 1,896
Pengobatan 0,680 1,307
Persepsi 36,1% 63,9% 100% 0,808 –
Mudah 0,565 –
Kurang 4,449
Regimen 41,7% 58,3% 100% 3,024
Jumlah 45,7% 54,3% 100%
Pengobatan
Sumber : Data Primer 2015 Sulit
Berdasarkan tabel 12 diketahui nilai Jumlah 45,7% 54,3% 100%
Pvalue = 0,206 > α = 0,05 yang berarti Ho Sumber : Data Primer 2015
gagal ditolak sehingga disimpulkan tidak Berdasarkan tabel 13 diketahui nilai
ada hubungan yang signifikan antara Pvalue = 0,680 > α = 0,05 yang berarti Ho
persepsi dengan kepatuhan lansia penderita gagal ditolak sehingga disimpulkan tidak
hipertensi terhadap tatalaksana hipertensi ada hubungan yang signifikan antara
di Puskesmas Pringsewu Tahun 2015. regimen pengobatan dengan kepatuhan
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil lansia penderita hipertensi terhadap
penelitian Aisyah (2001) yang menyatakan tatalaksana hipertensi di Puskesmas
bahwa ada hubungan yang bermakna Pringsewu Tahun 2015. Hasil penelitian
antara persepsi manfaat minus rintangan ini berbeda dengan penelitian yang
dengan kepatuhan berobat. Berbeda pula dilakukan oleh Amartiwi, 2012 yaitu
dengan teori sebelumnya bahwa persepsi menyatakan ada pengaruh yang signifikan
dapat mempengaruhi kepatuhan. Hasil antara jumlah obat yang digunakan pasien
penelitian ini dapat dipengaruhi oleh bias dan lama pengobatan terhadap kepatuhan,
penelitian, yaitu bias seleksi dan bias karena Pvalue = 0,000 (Pvalue< 0,05).
informasi. Walaupun hasil penelitian ini Namun hasil penelitian ini sama dengan
tidak ada hubungan antara persepsi dengan penelitian yang dilakukan oleh Amartiwi
kepatuhan lansia penderita hipertensi (2012) yang membuktikan tidak ada
terhadap tatalaksana hipertensi, lansia pengaruh yang signifikan antara variabel
penderita hipertensi dengan persepsi ada tidaknya keluhan setelah
kurang baik harus lebih diperhatikan oleh menggunakan obat terhadap kepatuhan,
petugas kesehatan dengan cara dimana Pvalue = 0,511 (Pvalue> 0,05).
memberikan promosi kesehatan berupa
informasi yang tepat.
Tabel 14. Hubungan Dukungan Keluarga pengobatan pada pasien hipertensi di
dengan Kepatuhan Lansia Penderita Puskesmas Indrapura Kabupaten Batubara
Hipertensi terhadap Tatalaksana Hipertensi dengan menunjukkan bahwa nilai Pvalue =
Di Puskesmas Pringsewu Tahun 2015 0.012 (Pvalue <0,05)
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
peneliti berpendapat bahwa sangat
Duk Klg Kepatuhan Jml P OR diperlukan upaya-upaya yang dapat
Value (95%
meningkatkan dukungan keluarga kepada
CI)
Patuh Tidak lansia penderita hipertensi yang sedang
Patuh menjalankan perawatan hipertensi. Oleh
Dukungan 63% 37% 100% karena itu peran para anggota keluarga
Keluarga 0,002 4,143 yang berada dalam satu atap (satu rumah)
Baik 1,747 –
dengan lansia perlu mendapatkan
Dukungan 29,2% 70,8% 100% 9,826
Keluarga pengetahuan dan keterampilan dalam
Kurang menjaga para lansia yang ada disekitar
Jumlah 45,7% 54,3% 100% mereka. Hal ini sejalan dengan Program
Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Sumber : Data Primer 2015 Nasional (BKKBN) dengan membentuk
Berdasarkan tabel 4 diketahui nilai Pvalue kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia
= 0,002 < α = 0,05 yang berarti Ho ditolak (BKL) di tengah-tengah masyarakat, yaitu
sehingga disimpulkan ada hubungan yang wadah kegiatan bagi keluarga yang
signifikan antara dukungan keluarga memiliki lanjut usia yang berusaha
dengan kepatuhan lansia penderita meningkatkan kegiatan dan keterampilan
hipertensi terhadap tatalaksana hipertensi keluarga dalam memberikan pelayanan,
di Puskesmas Pringsewu Tahun 2015. Dari perawatan dan pengakuan yang layak
hasil analisis juga diperoleh nilai OR = sebagai orang tua bagi lanjut usia tidak
4,143, artinya lansiapenderita hipertensi potensial dan meningkatkan kesejahteraan
dengan dukungan keluarga baik keluarga lanjut usia melalui kegiatan
mempunyai peluang untuk patuh terhadap pemberdayaan, pembinaan, serta
tatalaksana hipertensi sebesar 4,143 kali pengembangan potensi bagi lanjut usia.
dibandingkan dengan lansia penderita Pelaksanaan BKL di lapangan seharusnya
hipertensi yang dukungan keluarganya berintegrasi dengan Posbindu yang ada di
kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan kelurahan maupun desa, namun
dengan pendapat Friedman (1998) dalam berdasarkan pengamatan peneliti dan
Lubis (2012), yang menyatakan bahwa wawancara kepada penanggung jawab
keluarga memiliki pengaruh yang begitu posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas
kuat terhadap perkembangan seorang Pringsewu ternyata kegiatan BKL sudah
individu yang dapat menentukan berhasil ada namun belum terintegrasi dengan
tidaknya kehidupan individu tersebut. Selain kegiatan posbindu. Mengingat posbindu
itu dibuktikan oleh penelitian lain yaitu hasil merupakan kegiatan yang digerakkan oleh
penelitian Lubis (2012), menunjukkan masyarakat sebaiknya kedepan kegiatan
bahwa ada pengaruh dukungan keluarga posbindu PTM diintegrasikan dengan
terhadap kepatuhan menjalankan kegiatan BKL. Sehingga kegiatan seperti
penyuluhan BKL dapat diberikan pada pendapat Smet (1994) dalam Notoatmojo
kegiatan posbindu. (2012), yang menjelaskan bahwa
dukungan profesional kesehatan sangat
Tabel 15. Hubungan Dukungan Tenaga diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan,
Kesehatan dengan Kepatuhan Lansia contoh dukungan tersebut adalah dengan
Penderita Hipertensi terhadap Tatalaksana adanya teknik komunikasi, dimana
Hipertensi Di Puskesmas Pringsewu komunikasi yang baik, yang diberikan oleh
Tahun 2015 profesional kesehatan baik
dokter/perawat/bidan dapat menanamkan
Dukungan Kepatuhan Jml P OR ketaatan bagi pasien.
Tenaga Value (95%
Kesehatan CI)
Patuh Tidak
Patuh
Dukungan 58,5% 41,5% 100% KESIMPULAN
Nakes Baik 0,009 3,405
1,431 – Tidak ada hubungan signifikan secara
Dukungan 29,3% 0,7% 100%
Nakes Kurang
8,101 statistik antara pengetahuan (Pvalue =
0,252), sikap (Pvalue = 0,886), motivasi
Jumlah 45,7% 54,3% 100%
(Pvalue = 0,286), persepsi (Pvalue =
0,206) dan regimen pengobatan (Pvalue =
Sumber : Data Primer 2015 0,680) dengan kepatuhan lansia penderita
hipertensi terhadap tatalaksana hipertensi
Berdasarkan tabel 15 diketahui di Puskesmas Pringsewu tahun 2015.
nilai Pvalue = 0,009 < α = 0,05 yang Sedangkan antara variabel dukungan
berarti Ho ditolak sehingga disimpulkan keluarga (Pvalue = 0,002) dan dukungan
ada hubungan yang signifikan antara tenaga kesehatan (Pvalue = 0,009)
dukungan tenaga kesehatan dengan menunjukkan ada hubungan yang
kepatuhan lansia penderita hipertensi signifikan dengan kepatuhan lansia
terhadap tatalaksana hipertensi di penderita hipertensi terhadap tatalaksana
Puskesmas Pringsewu Tahun 2015. Dari hipertensi di Puskesmas Pringsewu tahun
hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 2015.
3,405, artinya lansia penderita hipertensi
dengan dukungan tenaga kesehatan yang
baikmempunyai peluang untuk patuh SARAN
terhadap tatalaksana hipertensi sebesar
3,405 kali dibandingkan dengan lansia Mengingat variabel yang paling dominan
penderita hipertensi dengan dukungan berhubungan dengan kepatuhan lansia
tenaga kesehatan yang kurang baik. Hasil penderita hipertensi di Puskesmas
penelitian ini sama dengan hasil penelitian Pringsewu tahun 2015 adalah dukungan
yang dilakukan oleh Annisa (2013) yang keluarga maka menjadi sangat penting
menyatakan ada hubungan antara bagi Puskesmas Pringsewu untuk
dukungan petugas kesehatan dengan mengupayakan hal-hal yang dapat
kepatuhan berobat hipertensi dengan nilai meningkatkan dukungan keluarga ini
Pvalue = 0,039 (Pvalue< 0,05). Selain itu diantaranya dengan cara mengaktifkan dan
hasil penelitian ini pun sejalan dengan mengintegrasikan program dari Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Dengan Kepatuhan Berobat Pasien
Nasional (BKKBN) yang disebut Bina TB Paru Di Puskesmas Kecamatan
Keluarga Lansia (BKL) khususnya Jatinegara, Jakarta Timur Tahun
2001, Fakultas Kesehatan
kegiatan penyuluhan BKL dengan program
Masyarakat Universitas Indonesia,
kegiatan yang telah berjalan dan berbasis Jakarta
masyarakat yaitu kegiatan posbindu PTM.
Amartiwi, Hesty Anindiya, 2009
Evaluasi Tingkat Kepatuhan
Pengguna Obat Pada Pasien
UCAPAN TERIMA KASIH Hipertensi Di Instalansi Rawat
Jalan RSUD “X”. Naskah
DR. Drs. Andi Surya, MM, selaku Ketua Publikasi Fakultas Farmasi,
Yayasan Mitra Lampung, dr. Zamashsjari Universitas Muhammadiyah
Sahli, MKM, AAK selaku Ketua STIKes Semarang
Mitra Lampung, DR. P.A. Kodrat
Pramudho, SKM, MKes, selaku Direktur Annisa, Fitria Nur, 2014
Faktor yang Berhubungan dengan
Program Pascasarjana Kesehatan
Kepatuhan Berobat Hipertensi
Masyarakat STIKes Mitra Lampung pada Lansia Di Puskesmas
sekaligus selaku Anggota Tim Penguji, Pattingalloang Kota Makassar.
DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, MKes, BagianEpidemiologi Fakultas
selaku Ketua Tim Penguji, Kesehatan Masyarakat Universitas
AbikusnoDjamaluddin, SKM, MKes, Hasanuddin,Makasar
selaku Anggota Tim Penguji, dr. Endang
Basuki, Endang S, 2009
Budiarti, MKes, selaku Anggota Tim Konseling Medik : Kunci Menuju
Penguji , Purhadi, S.Sos, MKes, selaku Kepatuhan Pasien. Departemen
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ilmu Kedokteran Komunitas,
Pringsewu, dr. Herman Syahrial, selaku Fakultas Kedokteran Universitas
Kepala UPT. Puskesmas Pringsewu dan Indonesia, Jakarta
seluruh responden serta seluruh
Black,Joyce M & Hawks,Jane Hokanson,
enumerator yang telah bersedia ikut
2014
berpartisipasi sehingga penelitian ini dapat Keperawatan Medikal Bedah :
terselesaikan. Manajemen Klinis untuk Hasil
yang Diharapkan, Edisi 8, Buku 2,
Elsevier, Singapura
DAFTAR PUSTAKA Ekarini, Dyah, 2011
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Agrina, dkk, 2011 Dengan Tingkat Kepatuhan Klien
Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi Dalam MenJalani
Hipertensi Dalam Pemenuhan Diit Pengobatan Di Puskesmas
Hipertensi. Naskah Publikasi Gondangrejo Karanganyar,
Dosen Program Studi Ilmu Publikasi Penelitian Dosen
Keperawatan, Universitas Riau Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Aisyah, 2001
Hubungan Antara Persepsi,
Pengetahuan TB Paru dan PMO
Garnadi,Yudi, 2012 Kesehatan, Ed. 1, Graha Ilmu,
Hidup Nyaman dengan Hipertensi, Yogyakarta
Cet. 1, PT AgroMedia Pustaka,
Jakarta Kementerian Kesehatan RI, 2013
Pedoman Teknis Penemuan Dan
Gama, I Ketut, dkk, 2014 Tatalaksana
Faktor Penyebab Ketidakpatuhan Hipertensi,Kementerian Kesehatan
Kontrol Penderita Hipertensi, Republik Indonesia Direktorat
Jurusan Keperawatan Politeknik Pengendalian Penyakit Tidak
Kesehatan Denpasar, Bali Menular Subdit Pengendalian
Penyakit Jantung DanPembuluh
Darah, Edisi Revisi 2013, Jakarta
Gascon JJ, dkk, 2001
Why Hypertensive Patients Do Not Kementerian Kesehatan RI, 2013
Comply With The Treatment, Result Pedoman Umum Penyelenggaraan
From A Qualitative Study, at Two Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Primary Health Care Centres of Tidak Menular (Posbindu PTM),
The Spanish National Health Kementerian Kesehatan RI,
Service Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit Dan Penyehatan
Green,Lawrence W, et al, 1980 Lingkungan, Direktorat
Perencanaan Pendidikan Pengendalian Penyakit Tidak
Kesehatan : Sebuah Pendekatan Menular, Jakarta
Diagnostik, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia- Kementerian Kesehatan RI, 2013
Departemen Pendidikan dan Petunjuk Teknis Pos Pembinaan
Kebudayaan RI, Jakarta Terpadu Penyakit TidakMenular
(Posbindu PTM), Kementerian
Hastono,Sutanto Priyo & Sabri,Luknis, Kesehatan RI, Direktorat Jenderal
2007 Pengendalian Penyakit Dan
Statistik Kesehatan, Ed.1, PT Raja Penyehatan Lingkungan, Direktorat
Grafindo Persada, Jakarta Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, Jakarta
Hastono, Sutanto Priyo & Sabri,Luknis,
2007 Klein, et al (2006)
Analisis Data Kesehatan, Ed.1, PT Medication Adherence Many
Raja Grafindo Persada, Jakarta Conditions, a Common
Problem.Http://www.proquest.umi.
Haynes, R. Brian, 1982 com/pqdweb, diakses tanggal 30
Management of Patient Sepetember 2015
Compliance in the Treatment of
Hypertension Report of the NHLBI Kowalski,Robert E, 2010
Working Group. The National Terapi Hipertensi : Program 8
Heart, Lung, and Blood Institute, Minggu Menurunkan Tekanan
United States Department of Health Darah Tinggi dan Mengurangi
and Human Services. Diakses Risiko Serangan Jantung dan
Tanggal 20 Agustus 2015 Stroke Secara Alami, Cet.1, Qanita,
Bandung
Kasjono,Heru Subaris & Yasril, 2009
Teknik Sampling untuk Penelitian
Kuswardhani,RA Tuty, 2006
Penatalaksanaan Hipertensi pada Novian, Arista, 2013
Lanjut Usia. Bagian Penyakit Kepatuhan Diit Pasien Hipertensi,
Dalam FK Unud, RSUP Sanglah Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Denpasar, Devisi Geriatri Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Negri
Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu, Semarang
2015
Laporan Bulanan Data Kesakitan Nugroho, Wahjudi, 2014
ICD X (LB1), Dinas Keperawatan Gerontik &
KesehatanKabupaten Pringsewu, Geriatrik, Ed.3, EGC, Jakarta
Lampung
Pohan, Imbalo S, 2007
Lemeshow,Stanley, et al, 1997 Jaminan Mutu Layanan Kesehatan
Besar Sampel dalam Penelitian : Dasar-Dasar Pengertian dan
Kesehatan, Gadjah Mada Penerapan, EGC, Jakarta
University Press. Yogyakarta
Rilantono,Lily I, 2013
Lubis, Miranti, 2012 Penyakit Kardiovaskular (PKV): 5
Pengaruh Dukungan Keluarga Rahasia, Cet.2, Badan Penerbit
Terhadap Kepatuhan Menjalani FKUI, Jakarta
Pengobatan Pada Pasien
Hipertensi Di Puskesmas Riskesdas, 2013
Indrapura Kabupaten Batubara. Riset Kesehatan Dasar 2013,
Skripsi Fakultas Keperawatan Badan Penelitian dan
Universitas Sumatera Utara Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan Republik
Marlina, Dewi, 2010 Indonesia, Jakarta
Analisis Kepatuhan Petugas
Terhadap Prosedur Mutu Rosanti, Endang, 2011
Laboratorium Sesuai ISO 17025 : Faktor-Faktor Yang Berhubungan
2005 Di Balai Teknik Kesehatan Dengan Kepatuhan Penderita
Lingkungan Palembang Tahun Tuberkulosis Paru BTA Positif
2010. Tesis Program Studi Yang Menjalani Pengobatan Fase
Pascasarjana Ilmu Kesehatan Lanjutan Di Kecamatan Panjang
Masyarakat, Universitas Indonesia, Dan Kecamatan Teluk Betung
Depok Selatan Bandar Lampung Tahun
2011, Tesis Program Studi
Nisfiani, Arasti Dita, 2014 Pascasarjana Kesehatan
Hubungan Dukungan Keluarga Masyarakat, STIKes Mitra
dengan Kepatuhan Diit Hipertensi Lampung
Pada Lanjut Usia Di Desa Begajah
Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Runtukahu, Rifinda Finny, 2014
Sukoharjo, Skripsi Fakultas Ilmu Analisis Faktor-Faktor yang
Keperawatan, Universitas Berhubungan dengan Kepatuhan
Muhammadiyah Surakarta. Melaksanakan Diet pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kerja
Notoatmodjo,Soekidjo, 2012 Puskesmas Wolaang Kecamatan
Promosi Kesehatan dan Perilaku Langowan Timur. Ejournal
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Keperawatan (e-kp), Volume 3 Komunitas, Universitas Indonesia,
Nomor : 2, Mei 2015 Depok

Saefudin, dkk, 2011 Suparyanto. 2010


Kepatuhan Pengguna Obat Pada Konsep Kepatuhan. http://dr-
Pasien Hipertensi Di Puskesmas. suparyanto.blogspot.com/2010/07/
Jurnal Farmasi Program Studi konsep kepatuhan.html, diakses
Farmasi, FMIPA, Universitas Islam tanggal 30 September 2015.
Indonesia
Tawi, Mirzal Syah, 2008
Safaat, Hadi, 2006 Menjaga Mutu (Quality
Kepatuhan Bidan Terhadap Assurance),
Standar Pelayanan Imunisasi https://syehaceh.wordpress.com/
Hepatitis B1 Pada Bayi 0 – 7 Hari 2008/05/15/menjaga-mutu-quality-
Dalam Upaya Peningkatan Mutu assurance, diakses tanggal 30
Layanan Kesehatan Di Kabupaten November 2015.
Pandeglang Tahun 2005, Tesis
Program Studi Pascasarjana Ilmu Wardoyo, 2010
Kesehatan Masyarakat Universitas Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Indonesia, Jakarta Dengan Kepatuhan Petugas
Terhadap Tata Laksana ISPA
Dalam Rangka Penemuan Kasus
Smeltzer, C. Suzanne & Bare, Brenda G, Pneumonia Di Kabupaten
2002 Lampung Selatan Tahun 2010,
Buku Ajar Keperawatan Medikal Tesis Program Studi Pascasarjana
Bedah Brunner & Suddarth, Ed. 8, Kesehatan Masyarakat, STIKes
Vol. 2, EGC, Jakarta Mitra Lampung

Stanley, Mickey & Beare, P. Gauntlett,


2007
Buku Ajar Keperawatan Gerontik,
Ed.2, EGC, Jakarta

Sudoyo, Aru W, et al, 2006


Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam.Jilid 1, Edisi IV, FKUI,
Jakarta

Sugiyono, 2010
Statistika untuk Penelitian, CV.
Alfabeta, Bandung

Suhadi, 2011
Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Lansia
Dalam Perawatan Hipertensi Di
Wilayah Puskesmas Srondol Kota
Semarang, Tesis Program Studi
Magister Ilmu Keperawatan
Peminatan Keperawatan

Vous aimerez peut-être aussi