Vous êtes sur la page 1sur 12

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Piutang adalah klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa
yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam siklus
kegiatan perusahaan. Ada dua jenis piutang yang disajikan dalam neraca,
yaitu piutang usaha dan piutang nonusaha. Ada beberapa prinsip akuntansi
berterima umum yang harus diketahui sebelum melakukan uji substantive
terhadap piutang. Tujuan pengujian substantive terhadap piutang usaha
setidaknya ada 6 (enam), salah satunya adalah untuk memperoleh
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
piutang usaha.
Adapun menurut rerangka tujuan pengujian substantive terhadap
piutang usaha menggambarkan tujuan utamanya adalah untuk
membuktikan bahwa saldo akun piutang usaha dan akun penilaiannya
yang dicantumkan dalam neraca mencerminkan saldo akun piutang usaha
dan saldo akun cadangan kerugian piutang usaha yang sesungguhnya pada
tanggal neraca tersebut.
Semakin banyak perusahaan yang ada di muka bumi lebih
khususnya diIndonesia. Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan
perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Mulai dari aktivitas membeli
aset yang dibutuhkan perusahaan, membayar berbagai beban yang
diperlukan dalam rangka memperoleh suatu manfaat, hingga aktivitas
menghasilkan dan menjual produk perusahaan kepada konsumen. Karena
setiap perusahaan harus menghasilkan dan memiliki produk tertentu agar
dapat bertahan, maka setiap produk yang dihasilkan harus dijual kepada
masyarakat.
Dalam upaya menjual produk yang dimilikinya, setiap perusahaan
menggunakan berbagai cara di mana salah satunnya adalah dengan
memberikan kemudahan cara pembayaran. Penjualan produk yang
dilakukan secara kredit, dimana pihak pembeli tidak perlu membayar

1
semua tagihan pada saat terjadinya transaksi, adalah salah satu bentuk
kemudahan cara pembayaran. Perusahaan yang melakukan penjualan
secara kredit akan menghasilkan piutang usaha pada buku besatnya. Itu
berarti perusahaan memiliki klaim atau tagihan kepada pelanggannya atas
sejumlah uang akibat transaksi penjualan kredit yang telah terjadi
Transaksi dari aktivitas yang dilakukan perusahaan bukanlah hanya
menjual produk untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Dalam
proses menghasilkan produk terdapat banyak aktivitas lain yang dijalankan
perusahaan, seperti membeli barang dagang, membeli bahan baku,
membayar beban angkut barang, membayar pajak, dan sebagainya. Dalam
setiap jenis aktivitas tersebut tidak selalu semua transaksi selalu semua
transaksi selesai saat itu juga.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian piutang ?
b. Apa Jenis-jenis piutang ?
c. Apa Tujuan Audit Piutang ?
d. Bagaimana cara auditor melakukan proses audit atas piutang ?

C. TUJUAN
a. untuk mengetahui apa pengertian piutang
b. untuk mengetahui apa-apa saja jenis piutang
c. untuk mengetahui tujuan audit
d. menjelaskan cara auditor melakukan proses audit atas piutang

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. AUDIT SALDO PIUTANG
1. Pengertian Piutang
Pada umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang
atau jasa secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang.Piutang
lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal
perusahaan. Contoh dari piutang ini adalah ketika perusahaan memberikan
pinjaman uang kepada perusahaan lain dan menerima wesel, melakukan suatu jasa
atau transaksi lain yang menciptakan suatu hubungan dimana satu pihak berutang
kepada yang lain seperti pinjaman kepada pimpinan atau karyawan.
Piutang merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam modal
kerja suatu perusahaan. Sebagian piutang dapat dimasukkan dalam modal kerja
yaitu bagian piutang yang terdiri dari dana yang diinvestasikan dalam produk
yang terjual dan sebagian lain yang termasuk modal kerja potensial yaitu bagian
yang merupakan keuntungan. Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu
berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja yaitu Kas -
persediaan - piutang - kas. Dalam keadaan normal dan dimana penjualan pada
umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang
lebih tinggi dari pada persediaan, karena perputaran dari piutang ke kas
membutuhkan satu langkah, yang penting kebijaksanaan kredit yang efektif dan
prosedur penagihan yang baik untuk menjamin penagihan piutang yang tepat pada
waktunya dan mengurangi kerugian akibat piutang tak tertagih.
2. Jenis-jenis Piutang
a. Piurang dagang
Piutang dagang terjadi akibat kegiatan normal suatu perusahaan melalui
penjualan secara kredit, misalnya notes receivable;
b. Piutang non dagang
Merupkan piutang lainnya yang berasal dari bukan kegiatan utama
perusahaan, misalnya penjualan surat berharga.

3
3. Tujuan Audit Piutang
a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang
baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas
b. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) daripada
piutang.
c. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
d. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang
timbul karena pendiskontoan wesel tagih.
e. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

B. CARA AUDITOR MELAKUKAN PROSES AUDIT ATAS PIUTANG


Langkah-langkah yang harus dilakukan auditor selama melakukan proses
audit atas piutang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Identifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha
Pemahaman mengenai industri dan lingkungan eksternal klien serta
mengevaluasi tujuan manajemen digunakan untuk mengidentifikasi risiko bisnis
klien yang signifikan, yang dapat mempengaruhi laporan keuangan termasuk
piutang usaha.Maka oleh karena itu auditor harus melaksanakan prosedur analitis
untuk menunjukkan kenaikan risiko salah saji piutang usaha.
Ketika mengevaluasi risiko inheren dan bukti yang direncanakan dalam
piutang usaha, auditor mengembangkan risiko yang mempengaruhi piutang
usaha.Contoh : auditor dapat meningkatkan risiko inheren untuk nilai realisasi
bersih piutang usaha.
2. Menetapkan salah saji yang dapat di teloransi dan menetapkan resiko
bawaan
Auditor harus memutuskan perimbangan pendahuluan mengenai
materialitas laporan keuangan secara keseluruhan dan kemudian mengalokasikan
jumlah pertimbangan pendahuluan ke setiap akun neraca yang signifikan,

4
termasuk piutang usaha. Secara khusus piutang usaha merupakan salah satu akun
yang paling material, bahkan untuk saldo piutang yang paling kecil sekalipun,
transaksi dalam silkus penjualan dan penagihan yang mempengaruhi saldo
piutang usaha hampir pasti sangat signifikan.
Auditor harus mengidentifikasi secara formal risiko kecurangan tertentu
menyangkut pengakuan pendapatan. Hal ini akan mempengaruhi penilaian risiko
inheren oleh auditor untuk tujuan-tujuan berikut: keberadaan atau eksistensi, pisah
batas penjualan, serta pisah batas retur dan pengurangan penjualan. Jadi sudah
biasa bagi klien untuk menyalahsajikan pisah batas baik karena kesalahan maupun
karena kecurangan. Juga sudah biasa bagi klien untuk menyalahsajikan secara
tidak sengaja atau secara sengaja penyisihan piutang tak tertagih (nilai realisasi)
karena sulit menentukan saldo yang benar
3. Merencanakan audit
Perencanaan audit atas piutang penting dibuat untuk memastikan bahwa
audit dilaksanakan dengan cara yang efektif dan efisien.
4. Menguji sistem pengendalian internal perusahaan
Pengujian atas sistem pengendalian internal penting dilakukan untuk
menentukan jumlah sampel yang akan diambil. Jika sistem pengendalian internal
perusahaan sudah baik, maka sedikit saja sampel yang diambil.Jika pengendalian
internal perusahaan kurang baik maka semakin banyak sampel dokumen yang
diambil.
5. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis
Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tiga tahap audit:
perencanaan, ketika melaksanakan pengujian yang terinci, dan sebagai bagian dari
penyelesaian audit. Sebagian besar prosedur analitis yang dilaksanakan selama
tahap pengujian dilakukan setelah tanggal neraca tetapi sebelum pengujian atas
rincian saldo.Auditor melaksanakan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan
penagihan secara keseluruhan, bukan hanya piutang usaha.Hal ini dikarenakan
hubungan yang erat antara akun-akun laporan laba rugi dan neraca. Jika auditor
mengidentifikasi salah saji yang mungkin terjadi dalam retur dan pengurangan

5
penjualan dengan menggunakan prosedur analitis, piutang usaha mungkin akan
mengoffset salah saji itu.
Jika prosedur analitis dalam siklus penjualan dan penagihan
mengungkapkan fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melontarkan pertanyaan
tambahan kepada manajemen.Respon manajemen harus dievaluasi secara kritis.
Berikut disajikan prosedur analitis substantif untuk piutang usaha dan akun-akun
yang terkait dengan piutang usaha

No Prosedur Analitis Substantif Kemungkinan Salah Saji


. Pendapatan Terdeteksi
1. Perbandingan persentase laba kotor
berdasarkan lini produk ke tahun-tahun
sebelumnya atau ke data indutri
2. Perbandingan pendapatan yang
dilaporkan dengan yang dianggarkan
3. Analisis rasio penjualan pada bulan atau
minggu terakhir terhadap jumlah
penjualan pada satu kuartal atau tahun
4. Perbandingan pendapatan yang dicatat
harian untuk periode sesaat sebelum dan Pendapatan yang tidak dicatat
sesudah akhir periode audit untuk (kurang saji)
melihat fluktuasi yang tidak biasa seperti Pendapatan fiktif (lebih saji)
peningkatan sebelum atau penurunan Perubahan kebijakan harga
sesudah akhir periode Masalah penentuan harga
5. Perbandingan rincian barang
yang produk
dikirimkan dengan catatan pendapatan
dan produksi dan pertimbangan apakah
pendapatan adalah wajar dibandingkan
dengan tingkat produksi dan harga
penjualan rata-rata
6. Perbandingan jumlah minggu persediaan
berada dalam saluran distribusi dengan
periode sebelumnya untuk melihat

6
peningkatan yang tidak biasa yang dapat
mengindikasikan adanya channel stuffing
7. Perbandingan rasio dan tren penjualan
dalam saluran distribusi dengan tren
industri dan pesaing, jika ada

No Prosedur Analitis Substantif Piutang Kemungkinan Salah Saji


. Terdeteksi
1. Perbandingan perputaran piutang usaha
dan hari beredar dalam piutang usaha ke
tahun-tahun sebelumnya dan/atau ke data
industry
2. Perbandingan kategori umur pada neraca
saldo umur piutang usaha ke tahun-tahun
Kurang atau lebih salah saji
sebelumnya
penyisihan piutang tak tertagih
3. Perbandingan persentase beban piutang
dan beban piutang tak tertagih
tak tertagih terhadap penjualan ke tahun-
tahun sebelumnya dan/atau ke data
industry
4. Perbandingan persentase penyisihan
piutang tak tertagih terhadap piutang
usaha atau penjualan kredit ke tahun-
tahun sebelumnya dan/atau ke data
industry
5. Pemeriksaan akun pelanggan yang besar
secara individual dan membandingkan ke
tahun sebelumnya.
No Prosedur Analitis Substantif Retur Kemungkinan Salah Saji
. &Komisi Terdeteksi
1. Perbandingan persentase retur penjualan
terhadap pendapatan ke tahun tahun
sebelumnya atau ke data industry Kurang atau lebih saji retur
2. Perbandingan persentase potongan
penjualan
penjualan terhadap pendapatan ke tahun-

7
tahun sebelumnya dan/atau data industri
3. Estimasi beban komisi penjualan dengan
mengalikan pendapatan bersih dengan
tingkat komisi rata-rata
dan Kurang atau lebih saji potongan
membandingkannya ke beban komisi penjualan
penjualan yang dicatat Kurang atau lebih saji beban
komisi penjualan yang akrual
6. Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo Piutang
Usaha
Pengujian terinci atas transaksi adalah adalah pengujian yang dilakukan
untuk menguji salah saji moneter pada transaksi individual yang diproses melalui
seluruh aplikasi akuntansi. Seringkali auditor melakukan pengujian substantif
dalam waktu yang sama dengan pengujian pengendalian. Berikut ringkasan asersi
dan pengujian atas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan piutang usaha,
penyisihan atas piutang tak tertagih dan beban piutang tak tertagih

No Asersi atas Pengujian Terinci atas Saldo Akun


. kelompok transaksi
1. Keberadaan Konfirmasi atas piutang usaha yang dipilih.
Lakukan prosedur alternatif atas perbedaan
konfirmasi piutang usaha dan konfirmasi yang tidak
dijawab.
2. Hak dan Kewajiban Review konfirmasi bank untuk mengetahui piutang
yang digadaikan
Tanya jawab dengan manajemen, review perjanjian
kredit, dan review risalah rapat dewan komisaris
untuk mengetahui indikasi bahwa piutang usaha
telah dijual
3. Kelengkapan Dapatkan neraca saldo umur piutang usaha dan
cocokkan jumlahnya dengan akun pengendali buku
besar
Review hasil pengujian untuk menentukan resiko

8
pengendalian untuk asersi kelengkapan, telusuri
dokumen pengiriman ke jurnal penjualan dan buku
besar pembantu piutang jika pengujian tersebut
tidak dilakukan pada pengujian pengendalian
4. Penilaian dan Periksa hasil konfirmasi atas piutang usaha yang
Alokasi dipilih
Periksa kecukupan penyisihan piutang tak tertagih

No Asersi atas Pengujian Terinci atas Pengungkapan


. kelompok
transaksi
1. Keterjadian Serta Tetapkan apakah piutang telah dijaminkan, dialihkan,
Hak dan Kewajiban atau didiskontokan. Tentukan apakah hal-hal tersebut
memerlukan pengungkapan
2. Kelengkapan Lengkapi daftar cek pelaporan keuangan untuk
memastikan bahwa seluruh pengungkapan laporan
keuangan sehubungan dengan piutang usaha dan
akun-akun yang berhubungan dengan piutang usaha
yang telah diungkapan
3. klasifikasi dan Review neraca saldo umur untuk kredit yang
Kemampuan untuk material, piutang usaha jangka panjang, dan piutang
dapat dipahami selain usaha. Tentukan apakah hal-hal tersebut
memerlukan pengungkapan terpisah pada neraca
Baca catatan kaki untuk memastikan bahwa
pengungkapan yang diperlukan dapat dipahami
4. Akurasi dan Baca catatan kaki dan informasi lain untuk
Penilaian memastikan bahwa informasi adalah akurat dan
disajikan secara wajar pada jumlah yang tepat

7. Menyelesaikan audit
Setelah auditor menyelesaikan audit proses bisnis dan akun-akun laporan
keuangan terkait, bukti-bukti di ikhtisarkan dan di evaluasi. Di samping itu,
sebelum memilih laporan audit yang tepat, auditor harus mempertimbangkan

9
sejumlah isu-isu tambahan yang dapat mempengaruhi laporan keuangan seperti
kewajiban kontijensi, komitmen, peristiwa kemudian, proses evaluasi akhir yang
berkaitan dengan bukti, komunikasi dengan komite audit dan manajemen, dan
penemuan kemudian fakta yang ada pada tangal laporan auditor.
8. Mengevaluasi hasil dan menerbitkan laporan audit
Setelah seluruh proses sebelumnya selesai, maka auditor mengevaluasi
hasil audit dan menerbitkan laporan audit dengan memberikan opini sesuai
dengan hasil audit yang telah dilakukan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang
atau jasa secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang.Piutang
lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal
perusahaan.Audit atas piutang penting dilakukan karena salah saji piutang usaha
memiliki materiliatas yang besar terhadap salah saji laporan keuangan.
Tujuan dilakukannya audit atas piutang
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control)
yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas;

10
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan)
daripada piutang;
3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan
cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak
tertagih);
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability)
yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih;
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

B. SARAN
Setelah melakukan audit atas piutang perusahaan, auditor memberikan
saran demi agar manajemen melakukan perbaikan-perbaikan dalam pengelolaan
piutang misanya dengan menyempurnakan aplikas pengelolaan piutang
terkomputrisasi. Hal ini dimaksudkan agar dimasa yang akan datang tidak ada lagi
salah saji piutang yang dapat berakibat pada tidak sempurnanya opini auditor dan
pengaruh terhadap keberlangsungan (going concern) perusahaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

A.A., Arens, Elder, dan Beasley, Auditing dan Jasa Assurance Jilid 2 Edisi kedua
belas, Erlangga, Jakarta, 2008

Prawitt, Messier, Glover, Auditing and Assurance Services a systematic approach


Jilid 2 edisi keempat, Salemba Empat, Jakarta 2009

www.google.com, menyelesaikan pengujian dalam siklus piutang, tahun 2013

11
12

Vous aimerez peut-être aussi