Vous êtes sur la page 1sur 4

ANALISIS COMMON SIZE by : Triwulaningsih2.blogspot.co.

id

Analisa Common Size


Definisi Analisa common-size

Analisis common-size adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat
perbandingan antara suatu elemen (laporan keuangan) tertentu sebagai komponen dari elemen
yang lain pada laporan keuangan yang sama.

 Merupakan Analisis Vertikal


 -Analisis ini dilakukan dengan cara merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan
laba rugi menjadi persentase berdasarkan angka tertentu.
 - Untuk angka-angka yang ada di neraca , common base (angka dasar) nya adalah total aktiva
 Dalam hal ini total aktiva di anggap memiliki angka dasar 100%
 Sedangkan untuk laporan laba rugi, maka penjualan di gunakan sebagai angka dasar yang
bernilai 100%
- Penyajian dlam bentuk common size akan mempermudah pembaca menganalisis laporan
keuangan dengan memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi dalam neraca dan
laporan laba rugi.

Tujuan analisis common-size adalah untuk memperoleh gambaran tentang:


1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva.
2. Struktur modal dan pendanaan.
3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.

•ANALISIS COMMON-SIZE
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi,
investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan
pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus sbb:
1. Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2. Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3. Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan

Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva
yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan
dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan
dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva
melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil
(under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil
kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu
kecil ataupun terlalu besar.

Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi
menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Study
tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan
perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya
untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga / diketahui berapa
besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.

Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per
komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke
tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak
menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau
dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan
secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.

Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-
laba, menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap
- tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu
Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya
dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok
dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.

Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen
atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau
menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak
hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing
komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau
ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap
jumlah hutang lancar dan sebagainya.

Tabel : Neraca PT. Ulung

Analisa perbandingan dengan Common Size

PT. Ulung
Neraca
Per 31 desember 2001, dengan perbandingan th 2000 ( ribuan rupiah )

Aktiva Common Size ( %)


Aktiva Lancar Des 2001 Des 2000 2001 2000
Kas ` 23.500 19.800 2 1,8
Surat – surat berharga 50.500 45.000 4,4 4
Piutang dagang 100.550 90.000 8,7 8
Persediaan ` 215.000 210.500 18,5 18,9
Biaya di bayar di muka 10.500 23.400 0,9 2,1
Total aktiva lancar 400.050 388.700 34,5 34,8
Aktiva Tetap
Tanah 205.500 210.000 17,7 18,8
Bangunan 159.500 146.800 13,8 13,2
Inventaris kantor 19.000 16.500 1,6 1,5
Mesin dan peralatan 490.000 454.500 42,3 40,7
Akumulasi penyusutan (115.000) (100.800) ( 9,9 ) (9)
Total aktiva tetap 759.000 727.000 65,5 65,2
Total aktiva 1.159.050 1.115.700 100 100
Hutang dan Modal sendiri
Hutang lancar
Hutang dagang 80.000 65.600 6,9 5,9
Hutang gaji 45.500 45.900 3,9 4,1
Hutang wesel 158.000 121.500 13,7 10,9
Hutang bank jk. Pendek 80.000 78.500 6,9 7
Total hutang lancar 363.500 311.500 31,4 27,9
Total hutang jangka panjang 215.670 221.000 18,6 19,8
Total hutang 579.170 532.500 50 47,7

Modal Sendiri
Modal saham 400.000 400.000 34,5 35,9
Laba di tahan 179.880 183.200 15,5 16,4
Total modal sendiri 579.880 583.200 50 52,3
Total hutang dan modal
sendiri 1.159.050 1.115.700 100 100

Tabel : Laporan Rugi / Laba PT. Ulung


Analisa perbandingan Common Size
PT. Ulung
Laporan Rugi / Laba
Tahun 2001, dengan perbandingan th 2000.( ribuan rupiah )

Common Size ( % )

Th 2001 th 2000 2001 2000


Penjualan barang 2.550.500 2.089.500 100 100
Harga pokok penjualan 1.800.000 1.670.000 70,6 80
Laba kotor 750.500 419.500 29,4 20
Biaya pemasaran 210.000 139.000 8,2 6,7
Biaya perjalanan dinas 50.500 40.000 2 1,9
Biaya bunga 60.500 55.500 2,4 2,6
Biaya operasi lainnya 80.500 75.500 3,2 3,6
Total biaya operasi 401.500 310.000 15,8 14,8
Laba operasi ( sebelum pajak ) 349.000 109.500 13,6 5,2
Pajak 104.700 32.850 4,1 1,6
Laba bersih 244.300 76.650 9,5 3,6
______________________________________________________________________

Analisa Common Size tahun 2000 ( Neraca PT. Ulung )

Dari total aktiva yang di miliki PT. Ulung, proporsi aktiva lancarnya 34,8 % dan aktiva
tetapnya 65,2 %. Dari aktiva lancar yang dimiliki, komponen persediaan merupakan yang
terbesar, yaitu : 18,9 %, terus berturut – turut piutang, investasi pada surat – surat berharga,
biaya yang dibayar di muka, dan terakhir komponen kas. Begitu juga dalam komponen aktiva
tetap, komponen mesin dan peralatan merupakan yang terbesar, yaitu ; 40,7 %, terus berturut
– turut komponen tanah, bangunan dan inventaris kantor. Pada struktur pembiayaan PT.
Ulung, terlihat bahwa 47,7 % perusahaan di biayai dengan hutang, dan 52,3 % di biayai
dengan modal sendiri. Dari komponen hutang, maka hutang jangka panjang merupakan
komponen terbesar, yaitu sebesar 19,8 %, diikuti oleh hutang wesel, hutang bank jangka
pendek, hutang dagang, dan terakhir hutang gaji. Dari struktur modal sendiri, komponen
modal dalam bentuk saham sebesar 35,9 %, dan sisanya dalam bentuk laba di tahan, yaitu
sebesar 16,4 %.

Analisa Common Size tahun 2001 ( Neraca PT. Ulung ).

Pada tahun 2001, dari total aktiva yang dimiliki PT. Ulung, proporsi aktiva lancarnya sebesar
34,5 %, dan aktiva tetap sebesar 65,5 %. Hal ini tidak terlampau berubah, bila di bandingkan
dengan komposisi pada tahun sebelumnya. Begitu juga pada pos aktiva lancar, komponen
persediaan tetap yang terbesar, yaitu : 18,5 %, dan secara berturut – turut komponen piutang,
investasi pada surat – surat berharga, kas, dan terakhir pada biaya di bayar di muka. Pada
komponen aktiva tetap, komponen mesin dan peralatan tetap yang terbesar, yaitu : 42,3 %,
dan diikuti berturut – turut komponen tanah, bangunan, dan inventaris kantor. Dari struktur
pembiayaan, PT. Ulung di belanjai dengan hutang sebesar 50 % dan 50 % dari modal sendiri.
Dari total hutang, tetap hutang jangka panjang yang terbesar, yaitu : 18,6 %, seterusnya
diikuti oleh hutang wesel, hutang bank jangka pendek sama dengan hutang dagang, dan
terakhir hutang gaji.

Pada struktur modal sendiri, komposisi antara modal saham dengan laba yang di tahan
hampir sama dengan tahun sebelumnya, yaitu : 34,5 % modal saham, dan 15,5 % dalam
bentuk laba yang di tahan.

Analisa Common Size tahun 2000 ( laporan rugi / laba PT. Ulung )
Pada komponen laporan rugi / laba, dari total penjualan PT. Ulung, 80 % merupakan
komponen harga pokok penjualan, dan 20 % merupakan laba kotor. Berturut turut, biaya
pemasaran 6,7 % dari penjualan , biaya perjalanan dinas 1,9 %, beban bunga 2,6 %, biaya
operasi lainnya 3,6 %, total biaya operasi 14,8 %, laba operasi sebelum pajak 5,2 %, pajak !,6
%, dan terakhir laba bersih 3,6 % dari penjualan yang diperoleh PT. Ulung.

Analisa Common Size tahun 2001 ( laporan rugi / laba PT. Ulung )

Pada tahun 2001, proporsi komponen – komponen yang ada pada laporan rugi / laba terhadap
penjualan mengalami perubahan yang cukup besar bila di bandingkan dengan tahun
sebelumnya, terutama pada komponen harga pokok penjualan, dari 80 % menjadi 70,6 %,
laba kotor dari 20 % menjadi 29,4 %.

Komponan biaya – biaya operasi tidak terlampau berubah bila di bandingkan dengan tahun
sebelumnya. Laba operasi juga kenaikannya cukup besar, yaitu ; dari 5,2 % menjadi 13,6 %,
pajak juga dari 1,6 % menjadi 4,1 % dan laba bersih dari 3,6 % menjadi 9,5 % dari total
penjualannya.
Kenaikan dari komponen – komponen laba kotor, laba operasi dan laba bersih yang cukup
besar, tidak lain disebabkan oleh kenaikan penjualan dan juga disebabkan oleh proporsi harga
pokok penjualan yang mengalami penurunan, yaitu dari 80 % menjadi 70,6 % dari penjualan.

referensi :
http://magussudrajat.blogspot.com/2010/04/analisis-trend-dan-analisis-common-size.html
http://paliandri.wordpress.com/2012/08/28/analisis-komparatif-common-size/

Vous aimerez peut-être aussi