Vous êtes sur la page 1sur 6

Volume 13, Nomor 1, Hal.

33-38 ISSN 0852-8349


Januari –Juni 2011

EKSPLORASI CENDAWAN ENDOFIT DARI BEBERAPA VARIETAS


KEDELAI SEBAGAI AGENS PEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN

Weni Wilia, Yulia Alia dan Trias Novita


Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361

Abstrak
Cendawan endofit berhasil diisolasi dari tanaman kedelai yang ditanam di kebun percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cendawan
endofit dari tanaman kedelai dan menyeleksi isolat yang berpotensi sebagai agens pemacu
pertumbuhan tanaman. Kandidat cendawan endofit yang berhasil diisolasi adalah sebanyak 8
isolat. Uji patogenesitas mendapatkan dari kedelapan kandidat cendawan endofit ada tiga yang
tidak menghambat perkecambahan tanaman kedelai, sedangkan kelima isolat lainnya
menyebabkan benih kedelai tidak berkecambah normal. ketiga isolat yang berpotensi sebagai
agens pemacu pertumbuhan adalah isolat Kt2, Kt4 dan Kt6.

Kata kunci : cendawan, kedelai, pemacu pertumbuhan

PENDAHULUAN tahun sebelumnya yaitu 1.382 ton ha-1 (1999),


1.017 ton ha-1 (2000), dan 0.826 ton ha-1
Tanaman Kedelai [Glycine max (L.) Merr.] (2001) (BPS, 2004). Rata-rata tingkat
merupakan salah satu komoditas yang sangat produktivitas kedelai Indonesia dalam 13
strategis dan memegang peranan penting bagi tahun terakhir (1990-2002) adalah 1.172 ton
kehidupan masyarakat Indonesia baik sebagai ha-1. Tingkat produktivitas ini masih
bahan pangan maupun pakan. Permintaan dibawah Amerika Serikat (2.463 ton ha-1),
kedelai terus mengalami peningkatan seiring Brazil (2.372 ton ha-1), bahkan masih di
dengan berkembangnya industri makanan dan bawah rata-rata Asia (1.467 ton ha-1) (FAO,
pakan ternak serta membaiknya tingkat 2004).
pendidikan mengakibatkan meningkatnya Salah satu kendala utama dalam usaha
kesadaran masyarakat akan kesehatan dan meningkatkan produksi kedelai adalah
mutu pangan. Hal ini akhirnya akan serangan hama dan penyakit tanaman.
meningkatkan konsumsi terhadap bahan Beberapa penyakit yang menyerang tanaman
pangan berkualitas, termasuk kedelai kedelai yaitu penyakit yang disebabkan oleh
(Sudaryanto, 1996). virus, penyakit karat, rebah kecambah
Total permintaan kedelai di Indonesia penyakit hawar daun bakteri (Semangun
mencapai 2.959 juta ton pada tahun 2000. 2000).
Total permintaan ini diperkirakan akan Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah
meningkat menjadi 4.9 juta ton pada tahun perkembangan penyakit, pengendalian
2010 (SI-LMUK, 2004). Peningkatan umumnya dilakukan dengan penggunaan
permintaan ini tidak dapat diimbangi oleh fungisida, namun teknik ini belum
produksi dalam negeri. Selama periode 1990- mendapatkan hasil yang memuaskan.
1998 rata-rata produksi kedelai cenderung Pengendalian menggunakan fungisida sintetik
menurun sebesar 1.11 % per tahun relatif lebih mahal dan berpeluang menganggu
(Solahudin, 1999). Produksi kedelai tahun lingkungan. Pengendalian lainnya yaitu
2002 sebesar 0.718 ton ha-1 juga mengalami perlakuan panas terhadap benih, penggunaan
penurunan jika dibandingkan dengan tahun- varietas resisten dan pengendalian hayati.

33
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

teknik pengendalian hayati akhir-akhir ini Mekanisme yang dimiliki oleh cendawan
berkembang pesat karena memiliki kelebihan endofit sebagai induksi resistensi dapat
dibanding yang lainnya yaitu berbasis sumber memacu pertumbuhan tanaman kedelai
daya hayati nasional dan ramah lingkungan. sehingga tahan terhadap penyakit tanaman
Pengendalian hayati saat ini banyak dan produksi tanaman meningkat, karena
dikembangkan, salah satunya penggunaan target cendawan endofit untuk mengendalikan
cendawan endofit. cendawan endofit adalah penyakit dengan meningkatkan pertumbuhan
cendawan yang hidup dalam jaringan tanaman tanaman menyebabkan tanaman menjadi lebih
tanpa menunjukkan gejala (Durham 2004). sehat dan dapat menolak serangan patogen.
Potensi cendawan endofit cukup besar untuk Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
dikembangkan sebagai agens pengendali Mendapatkan cendawan endofit dari beberapa
hayati, karena cendawan ini hidup dalam varietas tanaman kedelai; 2. Menyeleksi
jaringan tanaman sehingga berperan langsung cendawan endofit yang berpotensi sebagai
dalam menghambat perkembangan patogen agens pamacu pertumbuhan tanaman kedelai.
dalam tanaman (Niere 2002), dan
meningkatkan pertumbuhan tanaman. METODE PENELITIAN
Cendawan endofit yang telah diisolasi dan
berperan sebagai agens pengendali hayati Tempat dan Waktu
adalah cendawan Coniothyrium minitans yang Penelitian telah dilaksanakan di Kebun
mampu menekan perkecambahan patogen Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Sclerotinia sclerotiorum (Huang 2001). Selain Jambi dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan
itu, Barnet et al. (2003) menemukan bahwa C. Fakultas Pertanian Universitas Jambi pada
minitans mampu bertahan dalam tanah yang bulan Juli-November 2010.
sudah disterilisasi bertingkat. Kemampuan
Pelaksanaan Penelitian
bertahan ini merupakan aspek yang baik untuk Eksplorasi Cendawan Endofit
mengendalikan patogen tular tanah Sclerotinia Isolasi cendawan endofit dilakukan pada
sclerotiorum dan sebagai agens pengendali bagian tanaman . Metode isolasi cendawan
hayati patogen lainnya. endofit mengikuti metode Rodriques (1994)
Cendawan endofit melindungi tanaman yang dimodifikasi. Sterilisasi bagian tanaman
dari serangan patogen melalui mekanisme dilakukan secara bertahap dengan merendam
kompetisi, induksi resistensi, antagonisme, selama 60 detik dalam etanol 70%, NaOCl
dan mikoparasit (CABI 2004). Cendawan ini 3% selama 60 detik, dan etanol 70% selama
juga dapat menginduksi respon metabolisme 30 detik. Kemudian dibilas sebanyak empat
inang, sehingga menjadi resisten terhadap kali dengan aquades steril dikeringkan di atas
patogen tanaman sehingga produksi kertas saring steril. Bagian tanaman dipotong
meningkat (Redline & Carris 1996). Yedidia kecil untuk ditumbuhkan dalam media PDA.
et al. (1996; 2000) mengatakan bahwa Hasil isolasi cendawan endofit tidak dapat
interaksi antara cendawan endofit dan akar digunakan jika pada media uji kesterilan
kemungkinan mampu menginduksi ketahanan masih tumbuh cendawan.
tanaman terhadap patogen yang berada pada Cendawan yang tumbuh dari dalam
bagian atas tanaman. Cendawan ini mampu jaringan tanaman dan telah melalui uji
mempengaruhi fisiologis tanaman seperti kesterilan dimurnikan dalam media PDA dan
dibuat koleksi biakan. Isolat-isolat tersebut
tahan terhadap stress air (kekeringan),
diidentifikasi berdasarkan warna koloni dan
beberapa dari cendawan ini menghasilkan dan
morfologi secara mikroskopik dan
obat anti tumor (Azevedo et al. 2000).
dibandingkan dengan bantuan kunci Domsch
Cendawan endofit dalam jaringan tanaman & Gams (1980), dan Barnet & Hunter (1998).
menyebabkan terinduksinya metabolit Seleksi Cendawan Endofit pada Benih Kedelai
sekunder yang mampu menghambat Benih kedelai disterilisasi permukaan
cendawan lain (Rayner 1991). selanjutnya dikecambahkan pada biakan

34
Weni Wilia, Yulia Alia dan Trias Novita : Eksplorasi cendawan endofit dari beberapa varietas
kedelai sebagai agens pemacu pertumbuhan tanaman

murni isolat cendawan endofit yang dari tanaman kedelai, isolat tersebut
pertumbuhannya telah memenuhi cawan petri dimurnikan dan ditanam pada media PDA
(kira-kira berumur 14 hari). Jika benih yang (Tabel 1).
ditanam tidak mampu berkecambah berarti Delapan cendawan endofit yang berhasil
cendawan tersebut bersifat patogen dan tidak diisolasi kemudian diberi kode untuk
dapat digunakan sebagai agens antagonis. membedakan antara cendawan endofit
Benih yang berkecambah dipindahkan ke tersebut. Identifikasi belum dapat dilakukan
dalam polybag yang berisi tanah steril karena keterbatasan alat, bahan dan waktu.
selanjutnya diamati gejala penyakit yang Menurut Carrol (1988), cendawan endofit
muncul akibat inokulasi cendawan endofit. yang diisolasi dari tanaman cukup sulit untuk
Uji Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Kedelai diidentifikasi dan kebanyakan cendawan
bibit yang lulus uji patogenisitas dipelihara endofit yang diisolasi merupakan cendawan
selama 30 hari dan diamati pertumbuhannya hifa steril.
meliputi;
a. tinggi tanaman Pengujian patogenesitas
b. Jumlah daun
c. panjang akar Dari kedelapan isolat cendawan tersebut
Percobaan menggunakan Rancangan Acak kemudian di seleksi untuk mendapatkan isolat
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 yang berpotensi sebagai agens pemacu
ulangan. Perlakuan terdiri dari 3 isolat pertumbuhan tanaman (Tabel 1). Seleksi
cendawan endofit dan 1 tanpa perlakuan. Data dilakukan dengan menumbuhkan isolat
yang diperoleh akan dianalisa secara statistika
cendawan endofit kemudian benih kedelai
dengan analisa ragam dan dilanjutkan dengan
uji lanjutan Duncan’s New Multiple Range ditanam pada biakan murni isolat cendawan
Test (DNMRT) pada taraf nyata 5%. yang diisolasi tersebut. Isolat yang bukan
merupakan cendawan endofit akan
Reisolasi cendawan endofit
Bagian tanaman direisolasi kembali untuk memperlihatkan benih yang tidak mampu
mengetahui kolonisasi dan penyebaran berkecambah, membusuk bahkan mengering
cendawan endofit dalam jaringan tanaman. (Gambar 1). Ketidakmampuan benih untuk
Metode reisolasi mengikuti Rodriques (1994) berkecambah diduga karena cendawan yang
yang dimodifikasi. Pengamatan dilakukan diisolasi merupakan patogen sehingga
dengan menghitung persentase bagian
tanaman yang terinfeksi. menghambat perkecambahan benih dan isolat
ini di eliminasi untuk uji selanjutnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan benih yang mampu berkecambah
Eksplorasi Cendawan Endofit dan berkecambah normal isolat cendawan
Delapan isolat cendawan berhasil diisolasi tersebut disimpulkan merupakan cendawan

Tabel 1. Isolat cendawan diisolasi dari tanaman kedelai


No Ciri cendawan Kode Uji patogenesitas
1. Berwarna putih coklat Kt1 +
2 Berwarna putih keabu-abuan Kt2 -
3 Berwarna hitam Kt3 +
4 Berwarna merah muda Kt4 -
5 Berwarna putih kehitaman Kt5 +
6 Berwarna coklat Kt6 -
7 Berwarna putih Kt7 +
8 Berwarna coklat muda Kt8 +
keterangan : + adalah kode pengujian patogenesitas yang menunjukkan benih tanaman kedelai tidak dapat
tumbuh normal, - adalah kode pengujian patogenesitas dimana benih berkecambah normal
pada biakan murni isolat yang didapatkan

35
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

hidupnya di dalam jaringan tanaman sehat,


berasosiasi dengan tanaman sehat dan tidak
memperlihatkan gejala(Sinclair & Cerkauskas
1996). Ketidakmampuan cendawan endofit
menyebabkan gejala penyakit, diduga karena
cendawan endofit tidak mempunyai atau
kehilangan gen untuk patogenisitas (Shaner et
al. 1992). Selanjutnya Bills (1996) juga
mengemukakan bahwa sebagian besar endofit
adalah patogen dalam fase laten.

Pengujian peningkatan pertumbuhan kacang


kedelai
Pengujian ini telah dilakukan namun
reisolasi atau pemurnian biakan cendawan
Gambar 1. Benih yang tidak mampu endofit untuk pengujian selalu terjadi
berkecambah normal pada kontaminasi sehingga waktu penulisan
biakan isolat hasil isolasi. laporan penelitian pengujian ini masih
berlangsung (Gambar 3). Pengujian
cendawan endofit serta dapat digunakan untuk cendawan endofit sebagai agens pemacu
uji selanjutnya (Gambar 2). pertumbuhan tanaman kedelai diamati melalui
adanya pengaruh inokulasi cendawan endofit
terhadap pertumbuhan tanaman kedelai.
pengamatan meliputi pertambahan tinggi ,
jumlah daun, dan panjang akar tanaman
kedelai.

Gambar 2. Benih yang berkecambah


normal pada isolat cendawan
isolasi

Hasil uji patogenesitas menunjukkan


infeksi cendawan endofit tidak menghambat
perkecambahan benih kedelai. Tanaman tidak Gambar 3. Kontaminasi yang terjadi
memperlihatkan gejala rebah kecambah, dan berkali-kali selama isolasi
busuk pangkal batang. Hal ini disebabkan
oleh cendawan endofit bukan merupakan Reisolasi cendawan endofit
patogen dan kehidupannya bergantung pada Pengujian ini telah dilakukan namun
inang sehingga tanaman yang diinfeksinya reisolasi atau pemurnian biakan cendawan
tidak sakit. Cendawan endofit menginfeksi endofit untuk pengujian selalu terjadi
dan menyelesaikan hampir semua siklus kontaminasi sehingga waktu penulisan

36
Weni Wilia, Yulia Alia dan Trias Novita : Eksplorasi cendawan endofit dari beberapa varietas
kedelai sebagai agens pemacu pertumbuhan tanaman

laporan penelitian pengujian ini masih microorganism: a review on insect


berlangsung. Pengujian ini dilakukan untuk control and recent advances on
melihat kemampuan kolonisasi cendawan tropical plants. Elect. Journal. Biotech.
endofit pada tanaman kedelai dengan 3:1-4
mengisolasi jaringan tanaman. BPS. 2004. Production of Secondary Food
Crop in Indonesia. www.bps.go.id
KESIMPULAN DAN SARAN (diakses 10 Februari 2004)
Barnet HL., Hunter BB. 1998. Illustrated
Kesimpulan Genera of Imperfect Fungi 4ed. The
Berdasarkan hasil penelitian yang telah American Phytopathological society
dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai St. Paul Minnesota. APS press.
berikut: [CABI] Commonweal Agricultural Bureaux
1. Diperoleh delapan kandidat cendawan International. 2004. Crop Protection
endofit yang berhasil diisolasi dari Compendium
tanaman kedelai yang ditanam di kebun Clay. K. 2004. Fungi and the food of the gods.
percobaan Fakultas Pertanian Universitas Nature 427: 401-402.
Jambi. Isolat-isolat tersebut adalah Kt1, www.biology.duke.edu/news/pdfs/arn
Kt2, Kt3, Kt4, Kt5, Kt6, Kt7 dan Kt8 oldNandV.pdf. [24 Januari 2008]
2. Pengujian patogenesitas terhadap delapan Clay K. 1988. Fungal endophytes og grasses:
kandidat cendawan endofit terdapat tiga a defensive mutualism between plants
cendawan endofit yang tidak menghambat and fungi. Ecology 69: 10-16
perkecambahan kacang kedelai. Isolat Domsch KH., Gams W., Anderson TH. 1980.
tersebut adalah KT2, Kt4 dan Kt 6. Compendium of Soil Fungi Vol 1.
Sedangkan lima kandidat merupakan Academic Press. London
patogen karena benih tidak normal Doss, RP. Dan Welty. RE. 1995. A PCR-
perkecambahannya. Isolat tersebut adalah based Prosedure for Detection of
Kt1, Kt3, Kt5, Kt7 dan Kt8 Acremonium coenophilum in Tall
Fescue. Phytopathology 85: 913-914
Saran Durham, NC. 2004. Armies of fighting fungi
Berdasarkan penelitian yang telah protect chocolate trees.
dilakukan sebaiknya dilakukan identifikasi www.rpi.edu/ajayan/locker/publication
cendawan endofit yang diperoleh untuk s/natureajayanjan202004.pdf-
mempermudah mengetahui mekanisme yang [2Februari 2008]
dihasilkannya sebagai agens pemacu Fageria, N.K., V.C. Baligar, and C.A. Jones.
pertumbuhan tanaman kacang kedelai. 1991. Growth and Mineral Nutrition of
Field Crops. Marcel Dekker Inc. New
UCAPAN TERIMA KASIH York.
FAO. 2004. Statistical Database. www.fao.org
Terima kasih diucapkan kepada (diakses 3 Februari 2004).
Universitas Jambi yang telah membiayai Hidajat, O.O. 1991. Morfologi tanaman
penelitian kelompok ini melalui Eks Proyek kedelai h. 73-86. Dalam S.
Anggaran Rutin Kode Kegiatan Somaatmadja, M. Ismunaji, Sumarno,
0003.00036.521119 dalam DIPA Universitas M. Syam, S.O. Manurung dan
Jambi Tahun Anggaran 2010 Sesuai dengan Yuswadi (ed.) Kedelai. Pusat
Surat Perjanjian Pelaksanaan Kelompok Penelitian dan Pengembangan
Nomor :10/H21/PL/2010 Tanggal 5 Mei 2010 Pertanian. Bogor.
. Huang JS. 2001. Plant pathogenesis and
DAFTAR PUSTAKA resistance: Biochemistry and
physiology of plant-microbe
Azevedo JL, Maccheroni JR, Pereira JO, interactions. Kluwer Academic
Araujo WL. 2000. Endophytic Publishers. The Netherlands.

37
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

Istikorini Y. 2008. Potensi cendawan endofit SI-LMUK (Sistem Informasi-Lending Model


untuk mengendalikan penyakit Usaha Kecil) Bank Indonesia. Macro
antraknosa pada cabai. [disertasi]. Marketing–Potential Market of
Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Tempe and Tofu in the Working Area
Pertanian Bogor. of Kopti-Marketing and Pricing.
Lersten, N.R., and J.B. Carlson. 1987. www.bi.go.id (diakses 10 Februari
Vegetative morphology In Soybean : 2004).
Improvement, Production, and Uses. Solahudin, S. 1999. Kebijaksanaan
2nd ed. Agronomy Monograph No. 16. Pemerintah dalam Pencapaian
ASA-CSSA-SSSA. Madison. USA. Swasembada Kedelai. Makalah
Niere B. 2002. Banana Endophyte: Potential Seminar Nasional kedelai II. Lembaga
for Pest Biocontrol. IITA- Penelitian-SRDC. Unsoed.
ESARC.Kampala, Uganda. PurwokertoSemangun H. 2000.
Petrini O. 1996. Ecological and physiological Penyakit-penyakit Tanaman
aspects of host-specificity in Hortukultura di Indonesia.
endophytic fungi. Di dalam: Redlin Yogyakarta: Gajah Mada University
SC, Carris LM eds. Endophytic Fungi Press
in Grasses and Woody Plants: Strobel GA, Hess WM, Ford E, Sidhu RS,
Systematics, Ecology, and Evolution. Yang X. 1996. Taxol from fungal
Minnesota: APS Press. Hal:87-99 endophytes and the issue of
Rayner ADM, 1991. The challenge of the biodiversity. J. Aquat Plant Manag.
individualistic mycelium. Mycologia 40:76-78
83: 48-71 Tjitrosomo, G. 1993. Taksonomi Tumbuhan
Redline, SC. Carris,LM. 1996. Endophytic (Spermatophyta). Gadjah Mada
Fungi in Grasses and Woody Plants University Press. Yogyakarta
Systematic, Ecology and Evolution. Vasudevan P, Reddy MS, Kavitha S,
Minnesota: American Velusamy P, Paulraj RSD. 2002. Role
Phytopathological Society (APS) of biological preparations in
Press. enhancement of rice seedling growth
Rodrigues KF. 1994. The foliar fungal and grain yield. Curr. Sci. 83: 1140-
endophtes of the Amozonian palm. 1143
Euterpe oleracea. Mycologia 86: 376- Yedidia I, Benhamou N, Chet I. 1999.
385 Induction of defense responses in
Sellose MA, Baudoin E, Vandenkoornhuyse cucumber plants (Cucumis sativus L.)
P. 2004. Symbiotic microorganisms, a by the biocontrol agent Trichoderma
key for ecological success and harzianum. Appl. Environ. Microbial.
protection of plant. Biols. 327: 634- 65:1061-1070
648 Yedidia I, Benhamou N, Kapulnik Y, Chet I.
Semangun H. 2000. Penyakit-penyakit 2000. Induction and accumulation of
Tanaman Hortukultura di Indonesia. PR protein activity during early stages
Yogyakarta: Gajah Mada University of root colonization by the
Press mycoparasite Trichoderma harzianum
Sudaryanto, T. 1996. Konsumsi kedelai dalam strain T-203. Plant Physiol. Biochem.
Ekonomi Kedelai. IPB Press. Bogor 38: 863-873

38

Vous aimerez peut-être aussi